Xiao Chen, pemuda malang yang hidup sebatang kara di pinggiran Kota Yan. Dia tidak tau asal usulnya, yang dia ketahui bahwa, dirinya hanya seorang anak malang yang diasuh oleh seorang kakek tua beberapa tahun lalu.
Kenyataan itulah yang membuat hidupnya cukup menderita. Takdirnya begitu pilu saat tinggal disana, bagaimana tidak? Jika tubuhnya saja, dijadikan sarana pelatihan oleh para pemuda Kota Yan.
Hingga pada suatu hari, Xiao Chen melihat rumahnya telah menjadi puing-puing reruntuhan. Tentu Xiao Chen dibuat marah karnanya, terlebih lagi, satu-satunya peninggalan orang tuanya telah direbut oleh anak penguasa Kota.
Xiao Chen, dibuat muak oleh takdir pilu itu. Ia pun pergi meninggalkan Kota Yan, dan berjanji akan membalas semua hinaan yang ia terima selama ini dalam waktu 3 tahun kedepan.
Akankah Xiao Chen berhasil membalas dendamnya dan merebut kembali peninggalan orang tuanya?
Simak terus perjalanan Xiao Chen disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chen Xuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 : Buah Apa Ini

Qin Yu tidak percaya dengan ucapan Xiao Chen. Beberapa gerakan kecil? memangnya gerakan apa yang dilatih oleh manusia biasa seperti Xiao Chen ke hutan monster ini.
Namun Qin Yu tidak ingin bertanya terlalu banyak, dia mengeluarkan sebuah buku dari cincin penyimpanannya. Dia membuka beberapa halaman buku itu lalu kembali menutupnya.
"Ini adalah buku yang berisi beberapa gerakan. Kau bisa mempelajarinya jika kau mau! " Ucap Qin Yu sambil menyodorkan buku itu kepada Xiao Chen.
Xiao Chen tentu saja langsung mengambilnya dengan senang hati. Tidak mungkin baginya berlatih hanya dengan menebaskan pedangnya saja.
Xiao Chen membuka setiap halaman buku itu. Wajahnya dipenuhi dengan kegembiraan yang tidak bisa dia gambarkan. Karena ini adalah pertama kalinya seseorang memberikannya sesuatu, apalagi sesuatu itu adalah buku latihan.
Tidak pernah terfikir sekalipun di otak Xiao Chen bahwa dia akan menerima bantuan dari seseorang. Bahkan bantuan itu berasal dari orang yang sama. Jika di Kota Yan, hal itu tidak mungkin pernah terjadi.
Xiao Chen menatap Qin Yu dalam dalam lalu berkata.
"A-aku benar-benar tidak tahu bagaimana harus berterima kasih, i-ini adalah pertama kalinya aku mendapatkan bantuan dari seseorang! " Ucap Xiao Chen berkata, tetes demi tetes air keluar dari kelopak mata Xiao Chen.
Melihat Xiao Chen mengeluarkan air mata, Qin Yu menjadi bingung. Bukankah itu hanya bantuan kecil? Apa perlu menangisi itu?
"Tidak perlu berterima kasih, ini hanya bantuan kecil. Buku itu juga sudah tidak berguna lagi bagiku, jadi lebih baik kuberikan padamu! " Ucap Qin Yu.
Qin Yu tidak menyangka bahwa buku yang dulunya tidak berguna baginya itu, ternyata ada gunanya bagi Xiao Chen.
Sebelumnya dia mendapatkan buku itu dari perpustakaan buku di sekte tempat dia belajar kultivasi. Dia mengambil buku itu karena ada beberapa gerakan yang menurutnya perlu dia pelajari.
Tapi ternyata, setelah gurunya melihat buku itu. Gurunya menyuruh untuk membuang buku itu karena itu tidak akan berguna untuk latihannya. Qin Yu tidak ingin membuangnya karena gerakan yang dia lihat dibuku itu sangat indah.
Jadi dia berlatih diam diam tanpa sepengetahuan gurunya. Setelah berhasil menguasai gerakan itu, entah kenapa? Qin Yu juga tidak ingin membuangnya.
"Dengan buku ini! aku pasti bisa balas dendam! " Gumam Xiao Chen dengan percaya diri. Tanpa dia sadari, Qin Yu ternyata mendengar apa yang dikatakan.
Balas dendam? Apa maksudnya? Qin Yu menjadi penasaran kenapa Xiao Chen ingin balas dendam. Hanya saja dia enggan untuk bertanya, karena mungkin saja itu adalah masalah pribadinya.
Xiao Chen kembali menatap Qin Yu dengan perasaan senang. Perasaannya terasa seperti bercampur aduk sekarang, entah itu perasaan senang atau sedih.
"Bagaimanapun juga, aku tetap berterima kasih kepadamu karena telah memberiku buku ini! "Ucap Xiao Chen sembari menundukan kepalanya dan mengepal kedua tangannya sebagai tanda penghormatan ala para pendekar.
"Baiklah, kau bisa mempelajari itu sendirian. Aku pergi dulu! " Ucap Qin Yu, dia berbalik lalu berjalan pergi dari sana.
Xiao Chen hanya dia tak bersuara, dia memandangnya punggung Qin Yu dari belakang. Pikiran campur aduk, ada perasaan yang tidak bisa dia ungkakan saat itu juga.
Dia melihat pedang kayu miliknya, lalu di genggamnya dengan kuat. Dia kembali menatap punggung Qin Yu yang masih terlihat lalu berteriak dengan keras.
"Qin Yu, apakah kita bisa bertemu lagi!! " Xiao Chen berteriak dengan sangat keras, jantungnya berdebar kencang saat itu juga. Entah kenapa? Setelah dia mengatakan hal itu, hatinya terasa sedikit lega.
Qin Yu yang dari kejauhan itu tentu saja mendengar teriakan Xiao Chen, dia tersenyum manis lalu berbalik menatap Xiao Chen dari kejauhan sambil berteriak.
"Kau bisa mencariku di sekte Tianjin! " Setelah mengatakan hal itu, Qin Yu langsung berbalik. Wajahnya merah padam saat mengatakan hal itu. Jantungnya tak luput dari berdebar debar 'perasaan apa ini?' Seru batin Qin Yu.
Dia sekali lagi menoleh menatap Xiao Chen. Entah karena apa, dia merasa ada perasaan enggan untuk meninggalkan Xiao Chen. Hanya saja, dia tentu harus kembali ke Sektenya untuk melaporkan bahwa misinya telah selesai.
Qin Yu kembali berbalik lalu
Setelah Qin Yu menghilang dari pandangannya, Xiao Chen menatap buku yang diberikan oleh Qin Yu tadi. Dia duduk dibawah pohon untuk berteduh lalu mulai membaca dan membalik setiap halaman buku yang ada.
Setelah lebih dari satu jam membaca buku itu, Xiao Chen berdiri. Dia meletakkan pedangnya dipohon tempat dia duduk tadi.
Xiao Chen mulai memperagakan setiap gerakan yang ada dalam buku itu. Tak luput satupun dari ingatannya. Dia benar-benar punya ingatan yang sangat baik.
Hiakkk!!
Hiakkk!!
Gerakan Xiao Chen begitu terampil, setiap gerakannya sangat indah untuk dilihat.
Xiao Chen berhenti sebentar, dia mengambil pedangnya. Lalu dia kembali melakukan beberapa gerakan dasar menggunakan pedang.
Wusss!!
Tebasan demi tebasan dia lakukan dengan begitu terampil, setiap gerakannya tak pernah salah. Dia seperti sudah pernah berlatih gerakan itu sebelumnya.
Sore hari pun tiba, ternyata Xiao Chen sudah berlatih lebih dari 3 jam. Perut Xiao Chen kembali dilanda kelaparan, dia tadi hanya makan satu bakpao yang diberikan oleh Qin Yu. Satu bakpao saja tentu saja tak cukup baginya yang belum makan apa-apa dari kemarin.
"Jika saja ada binatang buas yang tidak memiliki Qi sepertiku, mungkin saja aku tidak kelaparan sekarang! "Ucap Xiao lirih.
Xiao Chen mulai berjalan masuk lebih dalam lagi kedalam hutan monster. Takut? Tentu saja dia takut. Xiao Chen tidak ingin mati sebelum dia balas dendam.
Xiao Chen terus berjalan hingga hari mulai gelap. Hingga akhirnya, dia melihat dari kejauhan sebuah pohon yang berbuah 'Sepertinya aku masih memiliki sedikit keberuntungan ' Seru batin Xiao Chen.
Dia berlari dengan cepat, hingga akhirnya dia sampai dipohon itu. Xiao Chen melihat dengan teliti buah itu dari bawah, dia tidak ingin mati keracunan hanya karena memakan buah saja.
Dalam gelapnya malam, pohon itu diterangi oleh cahaya bulan. Dengan banyaknya cabang dan dedaunan, pohon itu seperti pohon beringin.
Xiao Chen mengambil satu buah itu, dia kembali memeriksanya dengan teliti. Setelah memastikan bahwa buah itu aman untuk dimakan, Xiao Chen melahap habis buah itu.
Nyamm Nyamm Nyamm
"Buah apa ini? Rasanya benar-benar enak, bahkan bisa menyembuhkan luka! " Ucap Xiao Chen sedikit kaget. Dia tidak menyangka bahwa buah itu dapat menyembuhkan luka yang dia dapatkan dari Yan Cao kemarin.
Dia kembali mengambil beberapa buah itu hingga akhirnya dia merasa perutnya sudah tidak muat lagi untuk diisi.
✊🙂
😌
🗿🗿/Facepalm/