Menceritakan seorang laki-laki dingin yang jatuh cinta terhadap seorang wanita…….
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hotler Siagian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Alika mengangguk
"yuk, kita pulang" jawab Alika
Setibanya di rumah Bu Cit
Calvin menghentikan mobilnya,
Alika melihat di depan rumah Bu Cit sudah banyak sekali warga berkumpul, termasuk Dio
Calvin mengulurkan tangan, menggendong Alika turun dari pijakan mobil offroad yang cukup tinggi
"Alikaaaa... yaampun, Nak. Kamu baik-baik saja?" tanya Bu Cit yang berlari menuju kearah Alika
"Alllllll... lo gapapa? hah? ada yang luka?" panik Dio memutar-mutar tubuh sahabatnya
"Alika, tidak apa-apa Bu Cit, Dio, dan Bapak-Ibu semuanya untung Calvin datang tepat waktu untuk menolong saya" jawab Alika menenangkan mereka semua
"Apa mereka menyakiti kamu, Alika?" tanya Bu Cit yang masih saja khawatir
Alika tiba-tiba langsung mengingat saat menakutkan waktu preman-preman itu mengejar dan hampir memojokkan Alika
"Maaf, Bu Cit, Dio, Bapak-bapak dan Ibu-ibu semua. Saya rasa Alika perlu istirahat. Saya yakin dia kelelahan setelah kejadian ini" ujar Calvin menghentikan seluruh pertanyaan-pertanyaan yang tertuju pada Alika
(Terimakasih Calvin), batin Alika menatap kearah Calvin
Seakan mengerti maksud Alika, Calvin mengangguk dan menuntun Alika masuk ke dalam rumah Bu Cit,
"Kamu istirahat dulu sekarang, Alika. Besok saya jemput kamu" ujar Calvin sambil tetap menuntun Alika masuk ke dalam kamar.
"Iya, Calvin terimakasih ya" jawab Alika
"Tunggu, sebentar" ujar Calvin sambil beranjak pergi. Alika kira Calvin langsung beranjak pulang, tanpa berpamitan dengan dirinya.
Alika berusaha menaikkan kakinya yang terluka ke atas, dengan kesusahan. Karena rasa perih yang dirasakannya. "Awhsss" rintih Alika lirih.
Namun, Calvin langsung tiba-tiba datang kembali dengan membawa sebaskom air di tangannya. Lalu, Calvin berlutut dan membantu Alika menaikkan kakinya di lututnya.
"jangan banyak digerakkan dulu kakinya" ujar Calvin meletakkan kaki Alika dengan sangat hati-hati
"Aku kira tadi kamu sudah pulang" ujar Alika
"Belum" jawab Calvin singkat
Calvin berusaha melipat celana baby doll Alika keatas, namun berhenti.
"Permisi"
Alika mengangguk, dan membiarkan Calvin melipat celananya ke atas
Calvin mengompres kaki Alika dengan lembut. Membersihkan lumpur-lumpur yang ada di Kaki Alika saat ia terjatuh di hutan tadi dengan begitu hati-hati
Rahang Calvin mengeras mengingat kejadian itu. Dia bersumpah tidak akan membiarkan mereka semua preman itu lepas.
Setelah, Calvin membersihkan kaki Alika. Calvin meletakkan kaki Alika diatas kasur. Dan membantu Alika untuk berbaring.
Saat Calvin beranjak, Alika menahan tangan Calvin. "Kamu bisa temani sebentar, sampai aku tidur? " pinta Alika
"Aku masih takut" lanjut Alika. Calvin tersenyum, dan memegang tangan Alika. "Saya akan tunggu kamu sampai tertidur, jangan khawatir. Saya ada disini" ujar Calvin berusaha menenangkan Alika
Alika berusaha memejamkan matanya. Calvin mengusap telapak tangan Alika, agar Alika lekas tertidur
(Terimakasih, Vin) batin Alika yang tenang dengan perlakuan Calvin
***
Setelah menunggu Alika tertidur. Calvin kembali keluar menemui Bu Cit, Dio, dan warga-warga lain yang ada di depan dan menceritakan hal yang sebenarnya terjadi pada Alika.
"Maka dari itu, persoalan ini akan saya bawa ke jalur hukum. Tapi, saya juga minta tolong kepada kalian semua untuk tidak membicarakan hal ini dengan Alika akhir-akhir ini. Dia telah mengalami waktu yang berat, saya tidak mau pikirannya terganggu hanya karena hal ini" ujar Calvin memperingatkan
Mereka semua akhirnya memahami dan menyetujui apa yang dikatakan Calvin. Selain itu, mereka juga akan berusaha memperkuat keamanan desa ini agar hal-hal seperti ini tidak pernah terjadi lagi kedepannya
"Tenang saja, Nak. Kami akan bergantian menjaga Alika disini" ujar salah satu warga yang diangguki oleh Calvin
"Terimakasih" jawab Calvin tetap dengan wajah datarnya
Tanpa disadari, di balik pintu Rumah Bu Cit. Alika masih bisa mendengar sayup-sayup percakapan Calvin dengan para warga desa,Bu Cit, dan Dio. Untuk pertama kalinya Alika mendengar Calvin berterimakasih pada orang lain.
"Terimakasih, karena kamu sudah benar-benar peduli dan mengerti keadaan aku, Vin"
Pagi hari, 06.30
"Gue gasabar pengen ke sekolahnya Bu Cit" gumam Alika melihat kearah luar jendela kamarnya
Alika beranjak pergi keluar
dan membuka gagang pintu kamarnya, untuk pergi mandi. Tapi sepertinya ada benda berat yang mengganjal pintunya
"Eh, kok macet sih? perasaan kemaren gapapa pintunya" heran Alika melihat pintunya dari atas-bawah
Alika berusaha kembali untuk membuka pintunya, dan ternyata
GUBRAKKK
"Dioooo!!! yaampun lo kenapa tidur di depan pintu kamar gue?!?" teriak Alika kaget saat melihat Dio terguling
"Dioo!! Dio!!! eh bangun, dooong. Hei, lo ngapain tidur disini!?!?" teriak Alika sambil menggoyang-goyangkan tubuh Dio
"Eh dah bangun lo, Al? Mau kemana sekarang kita hari ini?" tanya Dio
"Kita ke sekolah nya Bu Cit ya? " jawab Alika
"Bolehhh, kuyy brangkat" jawab Dio yang langsung gercep berdiri
(Lah, nih anak tumben. banget abis dibangunin langsung mau berdiri. Biasanya nunggu sejam bengong dulu ngumpulin nyawa), batin Alika heran
"ehh... ehh... ehh. Pertanyaan gue tadi belom lo jawab. Kenapa lo tidur di depan pintu gue semalem? " tanya Alika
"Oohh... gapapa gue cuman mau jagain lo, Al. Takut lo jalan ke mana-mana lagi hehehehe" jawab Dio nyengir
"yeee, ya ngga didepan pintu juga kale" ejek Alika
"Seharusnya lo itu bersyukur dikasi sahabat macem gue udah ganteng, baik hati, dan tidak sombong lagi. " jawab Dio tak mau kalah
Alika memanyunkan bibir mengejek celotehan Dio barusan
"Dah, Ah. Mau mandi duluan gue" ujar Alika berlenggang meninggalkan Dio menuju kamar mandi
30 menit
Alika dan Dio sudah bersiap untuk pergi ke sekolah Bu Cit. Tak lupa, mereka juga membawa 1 bag berisi beberapa makanan ringan dan gantungan kunci dari Surabaya untuk dibagikan kepada anak-anak nanti sebagai kenang-kenangan
Mereka berdua duduk di ruang tamu untuk sarapan telur dadar yang sudah dibuat Alika barusan
"Wuisshhh... akhirnya setelah sekian lama gue bisa ngerasain telur dadar daun bawang ajaib lo, Al" ujar Dio dengan mata berbinar menatap masakan Alika
Selain cantik dan cerdas, ada satu kelebihan yang dimiliki Alika. Wanita berusia 24 tahun itu ternyata juga bisa masak. Meskipun hanya sekedar telur dadar
Tapi, tidak dapat dipungkiri telur dadar buatan Alika rasanya sangat enak.
Tentu saja karena berkat ajaran resep andalan mama Alika yang diajarkan agar Alika bisa membuatnya sendiri saat bekerja jauh dari rumah
"MAKASIH. Udah ayok, cepet makan. Habis ini Calvin bakal jemput kita" ujar Alika
"Uhukkk... uhukkk" Kaget Dio terbatuk-batuk
"Lah, kenapa dia jadi yang jemput kita, Al?" tanya Dio
"Dia juga mau ikut ke sekolah Bu Cit" jawab Alika singkat
Ding Ding
Satu notifikasi pesan masuk ke handphone boba milik Alika
Alika meraih benda pipih tersebut
Calvin
Sdh didepan