NovelToon NovelToon
Rumah Tanpa Atap

Rumah Tanpa Atap

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Ibu Pengganti / Cinta Terlarang / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Putri asli/palsu
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Yiva Adilla

"Rumah Tanpa Atap" mengisahkan tentang kehidupan seorang remaja bernama Zilfi, yang tumbuh dalam keluarga yang terlihat sempurna dari luar, namun di dalamnya penuh ketidakharmonisan dan konflik yang membuatnya merasa seperti tidak memiliki tempat untuk berlindung. Setelah perceraian orang tuanya, Zilfi harus tinggal bersama ibunya, yang terjebak dalam rasa sakit emosional dan kesulitan finansial. Ayahnya yang Berselingkuh Dengan Tante nya hanya memperburuk luka batin Zilfi, membuatnya merasa tak pernah benar-benar memiliki "rumah" dalam arti sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yiva Adilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERTENTANGAN CINTA ORANG TUA

Setelah bertahun-tahun hidup dalam perselisihan,,,

Ayah Zilfi kini menjadi sosok yang lebih dekat dengannya. Meski mereka tak pernah benar-benar akrab, situasi perceraian membuat mereka harus saling bergantung. Sedangkan ibunya, Farah, memilih tinggal di rumah lama, tak jauh dari sekolah Zilfi. Ibunya terus menekankan pentingnya pendidikan dan berharap Zilfi tetap fokus sekolah seperti biasa, meski mereka kini hidup terpisah.

Namun, di balik perceraian itu, muncul konflik baru. Falah, sang ayah, merasa bahwa Zilfi perlu lebih banyak disiplin. Bukan hanya sekolah yang dibutuhkan anak perempuannya, tapi juga lingkungan yang mendukung pembentukan karakter. Dan Falah yakin, tempat terbaik untuk itu adalah sebuah asrama.

“Zilfi , kita harus bicara,” kata Falah suatu malam ketika Zilfi tengah mengerjakan tugas sekolah di ruang tamu.

Zilfi menoleh, merasa sedikit aneh mendengar nada serius di suara ayahnya.

“Ada apa, Yah?” tanyanya, sedikit bingung.

Zilfi duduk di hadapannya, menatap putrinya dengan ekspresi serius. “Kamu sudah tumbuh dewasa, dan Ayah ingin kamu mendapatkan yang terbaik. Itu sebabnya, Ayah berpikir untuk mengirimmu ke asrama.”

Zilfi terdiam. Pikirannya sejenak berhenti. Asrama? Di tengah semua kekacauan ini?

“Ayah… tapi aku kan masih sekolah di sini. Lagi pula, Ibu bilang aku harus tetap sekolah seperti biasa.”

Falah menghela napas panjang. “Ibu kamu tidak tahu apa yang terbaik untuk kamu sekarang. Dia hanya melihat dari sudut pandang sekolah. Tapi di asrama, kamu akan belajar mandiri, disiplin, dan berkembang lebih baik.”

“Tapi, Ibu pasti nggak akan setuju kalau aku ke asrama,” jawab Zilfi, merasa semakin bingung dengan situasi ini.

“Ayah tahu itu,” Falah berkata dengan tegas. “Itu sebabnya Ayah minta kamu jangan bilang ke Ibu soal ini. Ini keputusan kita berdua.”

Hati Zilfi mulai berdebar. Membayangkan harus menyembunyikan sesuatu dari ibunya terasa salah. Namun, di sisi lain, ayahnya terlihat begitu yakin bahwa ini adalah pilihan terbaik. Setelah perceraian orang tuanya, ia merasa tak punya banyak pilihan selain mengikuti.

“Apa aku nggak bisa bilang sama Ibu?” tanyanya pelan, berharap ada jalan keluar dari situasi rumit ini.

Falah menggeleng. “Ibu kamu pasti akan menolak. Kamu harus percaya sama Ayah. Ini demi kebaikan kamu.”

Hari-hari berlalu dengan cepat. Zilfi menjalani rutinitasnya di sekolah dengan perasaan tertekan. Setiap kali ia bertemu dengan ibunya, Farah selalu memastikan bahwa Zilfi baik-baik saja dan fokus pada sekolahnya. Tetapi di dalam hati, Zilfi menyimpan rahasia besar. Ia merasa terjebak di antara dua dunia: keinginan ayahnya dan harapan ibunya.

Suatu hari, ketika sedang makan siang bersama ibunya di sebuah kafe, Farah bertanya dengan lembut, “Bagaimana sekolahmu, Zilfi? Apakah kamu merasa baik-baik saja?”

Zilfi mencoba tersenyum, meskipun perasaannya bercampur aduk. “Baik kok, Bu. Aku… aku baik-baik saja.”

Zilfi menahan napas, hatinya berdebar kencang. Ia ingin sekali menceritakan semuanya—tentang asrama, tentang keputusan ayahnya, dan tentang bagaimana ia harus menyembunyikan ini dari ibunya. Namun, kata-kata itu tak pernah keluar. Rasa bersalah terus menghantui setiap kali ia bertemu dengan ibunya.

Sementara itu, di rumah, Falah dan Ibu tiri Zilfi yaitu Santi,, sudah mulai mempersiapkan segala sesuatu untuk keberangkatan Zilfi ke asrama. Ia telah mendaftarkan Zilfi ke sebuah sekolah asrama yang terletak di luar kota, jauh dari lingkungan biasa Zilfi. Setiap kali mereka membahasnya,Falah selalu menegaskan bahwa ini adalah langkah terbaik untuk masa depan Zilfi.

Namun, hati Zilfi semakin tertekan. Setiap malam, ia memikirkan bagaimana hidupnya akan berubah. Bagaimana ia akan meninggalkan sekolahnya, teman-temannya, dan ibunya—semua tanpa sepengetahuan ibunya.

1
Delita bae
hadir mangat ya 😁😇
Delita bae
hadir di.sini mangat ya up nya biar seru😁💪💪💪💪🙏
Delita bae: wih mksh .mangat ya😇😁🤭
Yiva Adilla: siap otw
total 4 replies
Emi Lia Wulandari
semangat berkarya thor🥰
Yiva Adilla: terima kasih 😍
total 1 replies
kanaikocho
Seru banget thor! Gk sabar mau baca kelanjutannya!
Yiva Adilla: Makasih kak,,, ☺️
next episode selanjutnya 🔥
total 1 replies
unapersonarandomxdd
Wow, ini cerita yang bikin dunia jadi lebih baik!
Yiva Adilla: Terimakasih kak,,, ☺️
jadi tambah semangat membuat episode episode selanjutnya🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!