NovelToon NovelToon
LOVE IS BEAUTIFUL PAIN

LOVE IS BEAUTIFUL PAIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Playboy / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Angst
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Withlove9897_1

Tidak semua cinta terasa indah, ada kalanya cinta terasa begitu menyakitkan, apalagi jika kau mencintai sahabatmu sendiri tanpa adanya sebuah kepastian, tentang perasaan sepihak yang dirasakan Melody pada sahabatnya Kaal, akan kah kisah cinta keduanya berlabuh ataukah berakhir rapuh

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Withlove9897_1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 05

...***...

Waktu menunjukan pukul empat pagi.

Kaal menghitung dalam hati, sudah empat pagi dan Melody Senja belum juga mengucapkan sepatah katapun kepadanya. Mereka hanya bertukar tatapan pendek di antara kunyahan pelan yang canggung.

Atau justru menusuk.

Kaal tidak dapat memastikan persis.

Namun kebiasaan Melody yang mengunyah dengan teratur mulut tertutup, gigi bergemeletuk hampir tidak terdengar, kini lenyap.

Sahabatnya itu makan dengan terburu-buru, menancapkan lauk pada garpu kemudian menelannya tergesa.

Hanya ada satu penjelasan yang dapat Kaal simpulkan; Melody mendengarnya—cerita mengenai ia yang berhubungan badan dengan sahabatnya sekaligus rekan kantornya, Mona, Melody Senja pasti telah mendengarnya.

Pada pagi kelima, Kaal mengira ia akan dihadapkan kepada situasi yang sama.

Akan tetapi ketika ia melangkah keluar ruang tidur, ia disambut dengan kehampaan. Meja makan yang biasa tersaji dua porsi sarapan kosong, tidak ada pula aktivitas terdeteksi yang tengah berlangsung di dapurnya.

Kaal Vairav yang diselimuti heran berdiri mematung, mencoba menerka dimana Melody berada. Ia baru saja ingin beranjak untuk memeriksa ruang tidur Melody ketika gerakannya mendadak terhenti.

Suara kunci membuka pintu utama.

Melody Senja yang berwajah lelah masuk dengan tangan memijat pelipis.

Pakaian yang di kenakan gadis itu masih sama dengan pakaian yang ia gunakan ketika berangkat kerja kemarin. Kemejanya lusuh, rambutnya yang berantakan menandakan bahwa ia memang belum pulang sejak semalam.

Pandangan mereka bersambut dan Melody segera menunduk menghindari tatapan pemuda dihadapannya itu

Gadis itu berderap melewati Kaal dengan langkah panjang, namun penglihatan Kaal tidak luput mendapati sesuatu yang menghiasi leher Melody.

Tanda merah yang mencolok.

Dengan sigap, Kaal menahan bahu Melody, membalik tubuh yang lebih kecil sehingga mereka berhadapan. Lalu dalam satu gerakan singkat, ibu jari dan telunjuk Kaal menyentak dagu Melody—memberikan akses untuk memeriksa apa yang menjadi kecurigaannya.

"Kau bersama seseorang semalam suntuk?" tanya Kaal tajam.

Melody menyeringai tipis dan ini adalah pertama kali Kaal melihat ekspresi itu bermukim di wajah gadis itu.

"Kenapa terkejut begitu Kaal, kau bukan satu-satunya yang bisa menjadi bajingan di sini...."

Oh. Kaal menggigit bibir bawah. Jadi begini rasanya tersinggung.

Menepis tangannya kasar, Melody berkelit lepas. Gadis itu melemparkan satu pandangan penuh kebencian sebelum berbalik badan untuk meninggalkannya.

Kaal yang masih belum puas menarik lengan Melody lagi, ia menyudutkan wanita itu di antara sofa dan kedua kakinya.

"Kau belum menjawab pertanyaanku Melody Senja!"

"Mengapa itu menjadi penting untukmu Kaal Vairav?"

"Karena aku butuh tau."

Melody mendorongnya sengit, sepenuhnya melepaskan diri dari kungkungan lengannya.

"Seingatku, kau tidak memegang peranan penting dalam persoalan asmaraku Kaal Vairav"

Darah di kepala Kaal naik hingga titik didih membahayakan. Ia mengeratkan kepalan tangan seraya menatap Melody yang menjauh.

"Melody Senja!" serunya keras.

"Jawab. Pertanyaanku."

Melody berkacak pinggang. Wanita itu menengadah sejenak sebelum tiba—tiba melemparkan benda terdekat yang ada di sekitarnya ke arah Kaal.

"Kau tidur dengan Mona sialan!" suara benda pecah terdengar, Kaal yang sempat menghindar dari vas pajangan kini tertegun menemukan Melody yang berlinang air mata.

"Dari sekian banyak perempuan cantik yang bisa kau dapatkan dengan mudah diluar sana, kenapa harus Mona? Kenapa kau memilih tidur dengan sahabatku! Kenapa harus dia Kaal?!"

Itu di sana.

Melody yang berada di tepi kehancuran berdiri di sana. Menangis tanpa senyum yang biasa gadis itu paksakan, pundak bergetar seiring tiap napas yang menggembungkan paru-paru.

"Apakah aku pernah menyakitimu Kaal?"

Kaal menelan ludah samar.

"Sebab aku merasa, aku tidak pernah melakukan apapun kepadamu, lalu kenapa kau bertindak sejauh ini hanya untuk membuatku terluka Kaal"

Pelatuk fana tertarik, Kaal yang tadinya geming kali ini mendengus sarkastik. Ironi mengendap kental di ujung lidahnya saat ia menjawab,

"Ah, tentu saja Melody, Kau menyakitiku tanpa kau sadari"

Kaal mendekatkan jarak pada Melody yang seolah melihat sosok lain di hadapannya saat ini.

"Itu memang benar, kau tidak pernah melakukan apapun. Kau tidak pernah melarangku, kau tidak pernah membantah ucapanku karena bagiku kau seorang idiot, kau hanya tersenyum menerima semua perlakuanku padamu dan bertindak seperti gadis baik yang penurut, dan kau melakukan semua itu agar aku terkesan padamu?"

Melody mundur selangkah, Kaal melakukan hal serupa.

"Lalu kau menginginkan sebuah hubungan? Denganku?" Kaal tertawa mencebik.

"Bagaimana jika aku menyakitimu Melody? Bagaimana jika aku membuatmu terluka setelah kau memilihku menjadi seseorang yang seharusnya membahagiakanmu, hm?"

Menilik dari reaksi sahabatnya itu, Kaal tahu gadis itu tidak mengantisipasi bahwa ia akan benar-benar memberikan jawaban.

Sebab sebelumnya Kaal Vairav selalu lari. Sebab seharusnya Kaal Vairav selalu menghindari percakapan semacam ini.

Sebab Kaal Vairav tidak akan mengatakan sesuatu semacam....

"Biarkan aku memberitahumu. Hubungan semacam ini tidak akan pernah berhasil Melody"

Kalimat itu, bagi pandangan umum, adalah sebuah tamparan keras.

Namun tidak untuk Melody Senja.

Gadis itu justru melubangi akal sehat Kaal hanya dengan beberapa kata yang diucap tanpa keraguan.

"Cobalah denganku Kaal, lalu kau akan tahu berhasil atau tidaknya saat kau mencobanya."

...***...

Flashback

Sepasang tangan tiba-tiba menutup erat kedua mata Melody dari belakang. Ia tersenyum, sudah dapat menebak apa yang akan terjadi selanjutnya; satu kecupan di punggung, tawa terkikik, kemudian gigitan kecil pada tempat yang sama.

"Kebanyakan orang mengatakan "Hai" saat mereka menyapa seseorang, Kaal." dengus gadis itu sambil tertawa.

Tangan yang menutup penglihatannya beranjak turun, menampilkan Kaal Vairav yang tergelak senang di bawah terik matahari siang.

"Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang membosankan, dan aku bukan salah satu dari orang-orang itu."

"Oh ayolah Kaal, kau tidak berpikir kau menyengkan, kan? karena faktanya kau sama sekali tidak menyenangkan"

Kaal mengangkat setengah alis, seakan Melody baru saja mengungkapkan sesuatu yang sudah jelas jawabannya.

Menangkap itu, Melody menahan tarikan bibir—berpura-pura tidak menyetujui pernyataan lelaki di hadapannya.

Kaal lalu mendekat cepat sebelum menerjangnya hingga mereka jatuh ke tanah. "Kau yang membosankan, Melody Senja."

Jemari Kaal mencari pinggang Melody, menggelitik seraya menahan tubuh Melody yang mulai meronta. Untaian tawa lelaki itu terdengar bahagia, berkebalikan dengan Melody yang hampir menangis karena geli.

"Okay! Okay! Aku kalah, hentikan Kaal" Melody berteriak menerima kekalahannya.

"Kau menyenangkan Kaal, aku yang membosankan."

Merasa menang, Kaal menghentikan aksinya. Akan tetapi ia tidak menyingkirkan diri dari atas Melody, membuat dada mereka yang masih naik turun sesekali bersentuhan setelah terisi gelak.

"Sampai kapan kita akan terus bertingkah konyol semacam ini?" Melody bertanya, ia memperhatikan Kaal yang menumpukan kedua lengan di samping bahunya.

"Asal bersamamu," lelaki itu menyahut, wajah dengan mimik kekanakan terhapus seiring nada serius yang terlontar

"Selamanya pun aku mau Melody"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!