NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Ketiga Sang Jendral

Menjadi Istri Ketiga Sang Jendral

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mom Nafa

Nakki hanyalah gadis kecil yang lugu, kesehariannya hanya bermain, siapa sangka ia dinikahkan dengan Jendral karena janji kakeknya dan kakek Sang Jendral, sebelum meninggal menulis wasiat, agar Manik menikahi Nakki kelak di kemudian hari.
Jendral yang patuh pada kakek nya dan juga sangat sibuk dengan urusannya bersama raja, tidak punya banyak waktu untuk berfikir langsung menikahi Nakki tanpa melihat wajah gadis itu lebih dulu.
Sayangnya, Jendral meninggalkan istri mudanya untuk waktu yang lama, bersama istrinya yang dipenuhi rasa cemburu, hingga membawa kesulitan bagi Nakki yang tidak memahami apa kesalahannya.
Di dera banyak ujian bersama istri pertama dan kedua Jendral Manik, Nakki kabur dan pulang ke kebun peninggalan kakeknya, sebuah konspirasi jahat membuat Nakki terjatuh ke jurang, lalu muncul sinar terang dari langit menyambar tubuhnya, tubuhnya hanya luka ringan, bahkan memiliki kekuatan setelahnya membuat dirinya jenius dalam berbagai hal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Nafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Berkabung

Pertarungan yang tidak seimbang itu membuat kakek Boru kewalahan, bagaimana pun kakek Boru telah lama tidak ikut bertempur, kesehariannya diisi dengan mencangkul dan mengolah kebun.

Meskipun masih menyimpan sisa-sisa kekuatannya di masa lalu, namun tidak cukup mampu mengimbangi puluhan orang berbadan besar yang menyerang dirinya secara bersamaan dan bertubi-tubi.

Akhirnya kakek Boru pun tumbang dengan beberapa luka ditubuhnya, keadaan tersebut lalu dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk masuk menggeledah rumah kakek Boru.

Entah apa yang mereka cari, mereka memporak-porandakan seisi rumah kemudian meninggalkan kakek Boru yang tergeletak tidak berdaya.

Keesokan harinya, Nakki terbangun dari tidurnya dan terkejut karena tertidur di ruang bawa tanah rumahnya.

Gadis kecil itu duduk termangu sesaat karena bingung, seingatnya semalam ia tidur dikamarnya setelah kakek menceritakan beberapa kisah kepadanya.

Apakah kakek yang memindahkan dirinya? Bocah cantik itu dibuat bingung.

Untunglah ia tahu tempat tersebut dan juga tahu jalan keluarnya, meskipun pintu Besi itu berat untuk ia angkat dengan tangan kecilnya.

Nakki mengetahui ada jalan lain untuk keluar dari sana.

Segera saja ia bangkit dan berjalan melewati sebuah lorong sempit yang cukup panjang namun cukup terang karena beberapa penerangan di dindingnya, panjang lorong kira-kira lima puluh meter dan kemudian terdapat tangga kecil untuk naik.

Nakki memutar penghalang pintu yang terbuat dari kunci besi yang lunak untuk dibukanya dan pintu pun terbuka menampakkan rimbunan pohon rendah berupa tanaman bunga yang lebat.

Nakki keluar dari balik rimbunan tanaman yang masih tertutupi lagi dengan beberapa tanaman lebat sehingga sulit menemukan jika disana terdapat sebuah pintu rahasia.

Nakki muncul di tengah kebun kakeknya dengan pohon buah yang cukup tinggi dan berdaun lebat dan rimbun hingga suasana sedikit temaram, apalagi hari belum terlalu siang.

Nakki berjalan perlahan masih dengan diliputi kebingungan, namun semakin mendekat Nakki makin dibuat bingung dengan banyaknya daun-daun muda berjatuhan disekitar rumahnya, suasana nampak berantakan.

Lebih terkejut lagi saat hampir mencapai pintu rumahnya Nakki melihat dari jarak cukup dekat seseorang yang diyakininya adalah kakeknya terbaring di tanah dengan baju robek-robek.

"Kakek...." Nakki berlari menghampiri kakeknya dengan perasaan sangat terkejut.

"Kakek, kakek kenapa? kenapa kakek berdarah? kenapa tubuh kakek banyak luka-lukanya?" gadis itu menangis ketakutan melihat kondisi kakeknya yang terbaring dengan mata tertutup dipenuhi luka-luka dengan darah yang mulai mengering.

Diliputi ketakutan dan kecemasan luar biasa, Nakki mencoba berbicara dan membangunkan kakeknya.

"Kakek bangun kek, Nakki takut, ayo kek, bangun, Nakki sayang kakek. hik... hik... hik..". suara pilu bocah itu sangat memilukan.

"Nakki... Nak... ki... cu... cu... ku..." terdengar perlahan suara lemah memanggil Nakki.

Bocah itu mengangkat wajahnya dan seketika tersenyum gembira diantara cucuran airmatanya.

"Kakek, kakek sudah bangun? Nakki takut kakek, kenapa kakek bisa luka-luka? apa kakek diserang binatang buas? apa kakek dari hutan disana?" ditengah ketakutannya Nakki terus berbicara, tangannya terangkat menunjuk kearah hutan lebat yang letaknya sangat jauh namun masih nampak dari tempat mereka berada.

"Nak... ki... cu.. cu.. ku... Dengarkan kakek, kau harus pergi dari sini, bersembunyilah, kakek tidak mau kau terluka seperti kakek, mungkin mereka akan datang lagi, segeralah masuk kembali ke ruang bawah kita." Kakek Boru berbicara dengan sangat kepayahan.

"Tidak kakek, Nakki tidak mau meninggalkan kakek disini, siapa orang jahat yang melukai kakek? karena itu kakek menyembunyikan Nakki di bawah? karena orang jahat itu datang tadi malam?" Nakki semakin mengeluarkan air matanya.

"Iya nak, me...reka bi... sa.. da.. tang.. la.. gi... pergi... lah..." suara Kakek Boru semakin terputus-putus.

"Tidak kakek." Nakki menggelengkan kepalanya keras-keras.

"Nakki tidak mau meninggalkan kakek disini, tapi kakek harus diobati, Nakki akan mencari obat di dalam, Nakki akan mencari daun-daun untuk mengobati luka kakek." Nakki bersikeras.

"@Nak.. ki... tung... gu nak, ja.. ga... di... ri... mu, baik-baik.... maaf... kan... kakek.... ti... dak... bi... sa... men... ja.. ga... mu....per...gi...lah...pa...da...jen...jen...dral....dia...a...kan...me...lin...du..ngimu," kakek Nakki meneteskan air mata, membuat Nakki semakin bersedih

"Tidak kakek, kakek akan sembuh, kakek tunggu disini, Nakki akan mencari obat." Nakki tampak berputus asa, ia harus mencari obat namun ia juga takut meninggalkan kakaknya sendiri, ia juga takut menarik tubuh kakeknya yang bisa menyebabkan kakeknya semakin kesakitan, tubuhnya masih terlalu kecil untuk mengangkat tubuh kakeknya yang tinggi besar itu.

"Su... dah... lah... nak, ka... kek... ti... dak sang... gup... ber... ta... han... cu... cu... ku... ka.. kek... sa... yang... pa... da... mu... ka... kek... doa... kan... kelak... kau... ber... ba... ha... gia... " Tiba-tiba kakek Boru menghembuskan nafas panjang kemudian terdiam dengan mata tertutup.

"Kakek... kakek.... " panggil Nakki ketakutan yang sangat, Nakki mengguncang tubuh kakeknya pelan.

"Kakek... hu... hu... hu... kakek, jangan tinggalkan Nakki kakek, Nakki takut...." Nakki memeluk tubuh kakeknya hingga pakaiannya ikut dipenuhi darah kakeknya.

Hingga matahari cukup tinggi, Nakki terus menangis memeluk tubuh kakeknya hingga bocah itu kelelahan menangis dan tertidur, dalam keadaan memeluk kakeknya.

Hari sudah sangat terang ketika beberapa orang kerabat yang masih cukup dekat dari kakek Boru melintas, mereka biasanya singgah untuk berbincang dengan kakek Boru sebelum melanjutkan perjalanan menuju ke kebun yang letaknya cukup jauh namun untuk mencapainya perlu melewati kebun Kakek Boru.

Mereka sangat terkejut bukan kepalang menemukan kakek Boru yang sudah terbujur kaku sembari di peluk erat oleh Nakki, cucunya.

Salah seorang lalu melarikan kudanya menuju ke perkampungan untuk mengabari warga lainnya, sementara yang lain mengangkat tubuh kakek Boru ke dalam untuk dibersihkan, sebelumnya mereka mengangkat tubuh Nakki yang terlelap.

Sungguh kasihan bocah itu, menangis begitu lama hingga kelelahan dan tertidur, mungkin sebentar lagi akan kembali terbangun dan menangisi kakeknya.

Warga yang berdatangan tidak bisa menahan tangis melihat peristiwa memilukan itu, mereka terus bertanya-tanya siapa yang telah melakukan itu?

Mereka sangat menyesali diri, karena kelelahan selepas melihat pertunjukan, mereka kembali ke rumah Masing-masing dan segera terlelap.

Sedikitpun mereka tidak merasakan apalagi mendengar adanya keributan, selain karena memang jarak rumah warga dengan kebun kakek Boru yang terbilang cukup jauh.

Selama ini pun, sudah bertahun-tahun kakek Boru hidup bertetangga dengan mereka kerabatnya, mereka tidak pernah lagi melihat kedatangan kaum perompak atau pemberontak maupun parampok.

Sejak Jendral Manik menjadi pimpinan tertinggi pasukan kerajaan, siapapun menaruh hormat dan segan serta takut dengan kekuatan Jendral yang memiliki pasukan yang besar dan ditakuti.

Mereka semakin yakin, Orang-orang jahat yang telah mencelakai kakek Boru adalah orang-orang dari masa lalu yang mungkin pernah menyimpan dendam dan baru menemukan kakek Boru.

Namun mereka tetap bertanya-tanya, mengapa bisa hal itu menimpa kakek Boru yang tidak pernah memiliki musuh pribadi, bukankah dahulu kakek Boru hanya melaksanakan tugas? beliau tidak pernah memiliki pertikaian pribadi.

Setelah menguburkan kakek Boru mereka harus menenangkan Nakki yang kembali merintih dan menagis pilu karena kepergian kakeknya.

Sabarlah nak, kami yang akan menjagamu kami semua adalah keluarga mu, kami akan menyayangimu seperti kakek Boru padamu. Ucap beberapa kerabatnya yang merasa prihatin melihat kondisi Nakki.

1
Mochika mochika
Luar biasa
Murni Dewita
👣
Lidoly Iloveyou
Lanjut
Fitriah
Tolong beri komentar yah? positif atau negatif, semuanya pasti membangun untuk lebih baik lagi menulis
Fitriah
Terimakasih banyak tak terhingga buat pembaca setia/Rose//Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!