NO.14 I'M LEGENDS

Pertandingan telah di mulai kembali setelah gol penyama kedudukan yang di cetak oleh penyerang Holstein Kiel - Voight.

Union Berlin U - 19 berhati hati setelah mental mereka sedikit terpengaruh karena gol barusan.

Apalagi Andre Hofschneider berteriak di pinggir lapangan untuk tetap fokus karena waktu pertandingan babak pertama akan segera berakhir.

Cobalah untuk tetap fokus dan tidak kembali kebobolan lagi.

Sayangnya pengingat Andre benar benar seperti doa.

Pada menit ke 44, bola yang di kuasai oleh Ofpermann gelandang bertahan Union Berlin itu di rebut oleh Moller.

Moller yang berhasil merebut bola juga kembali melakukan aksi individu nya dan melewati Meyer.

Saat Maloney akan menutupi ruang geraknya, Moller memberikan operan pantul pada Voight yang mendekat dan Moller sendiri setelah memberikan operan berlari ke sisi lain dari Maloney.

Bola di berikan kembali oleh Voight dan bolanya tepat memasuki kotak penalti.

Moller tidak melakukan apa apa lagi dan langsung melakukan tembakan menggunakan kaki kiri bagian dalamnya.

Bola melengkung dan di arahkan ke tiang sebelah kanan dari penjaga gawang Moser.

Moser kembali melompat ke arah yang sama lagi dan hanya menyentuh sedikit bola yang di tembakan oleh Moller.

Moller yang melihat bola berhasil bersarang di dalam gawang sangat bersemangat karena gol tercipta dengan sangat indah.

Bahkan Tobias yang jauh di depan juga terdiam.

Tobias melihat bagaiman bola melengkung dan berubah arah sebelum mendekati tiang.

"Ini gol indah." Ucap Tobias.

Schleemann gelandang bertahan Holstein Kiel yang menjaga dan dekat dengan Tobias mendengar ucapan Tobias.

"Moller melakukan pelatihan ini setiap harinya, inilah hasilnya dia berhasil."

Mendengar balasan tak terduga dari lawannya, Tobias menjatuhkan pandangannya pada Schleemann yang memiliki tubuh lebih tinggi darinya.

Schleemann mungkin saat ini memiliki tinggi sekitar 180 lebih.

Tobias mengangkat kepalanya sedikit dan bertanya :"Berapa tinggi badanmu..?" Tobias memundurkan kepalanya sedikit untuk melihat nama di punggungnya.

"Berapa tinggi badanmu, Schleemann?" Tanya Tobias.

"Aku sekarang 185, aku ingin tumbuh menjadi 189 atau 190." Ucapnya tenang tanpa ada diskriminasi pada Tobias yang merupakan orang Asia dan tubuhnya lebih pendek.

"Aku juga ingin sepertimu. Apakah ada tipnya?" Tobias bertanya dengan berbisik karena malu.

Keduanya terus mengobrol sampai bola di simpan di titik tengah oleh Inaler.

Tobias juga kembali ke wilayah nya untuk memulai kembali pertandingan.

Sayangnya tak lama setelah peluit di bunyikan untuk memulai pertandingan, para pemain hanya merasakan tidak lebih dari 1 menit dan peluit langsung di bunyikan kembali oleh wasit Jorrick tanda akhir pertandingan babak pertama.

Tobias dan para pemain berjalan menuju lorong untuk menuju ruang ganti.

Tobias melihat ke tribun untuk melihat apakah Emilia menepati janjinya atau tidak.

Sayangnya Tobias tidak menemukannya dan Tobias merasa sedikit kosong.

PUUKKK!~

Tobias merasa bahunya di tampar dan segera melirik ke arah belakang untuk melihat siapa yang menepuknya.

"Kapten!"

"Jangan teralihkan Tobias! Kami semua tahu bahwa kamu saat ini sedang dalam tahap tergila gilanya pada cinta dan nafsu, tapi ingat bahwa kita sekarang sedang berada di peringkat terbawah. Ini membuat kita tidak memiliki nilai. Untuk saat ini lebih baik kamu fokus pada karirmu saja dulu." Maloney berbisik di dekat telinga Tobias sambil keduanya berjalan.

Mendengar bisikan kaptennya, Tobias juga hanya bisa menunduk dan berjalan terus menuju ruang ganti.

'Apakah aku memang sedikit teralihkan belakangan ini?'

'Apakah belum waktunya seperti yang ibu katakan di awal awal sebelum aku menginjak usia 17?'

Tobias berjalan sambil menanyakan pertanyaan pertanyaan untuk dirinya sendiri.

Di ruang ganti, Andre menampar papan taktik.

"Kalian semua tidak mendengarkan ku dan kalian semua juga tidak fokus!"

"Kalian terbawa suasana oleh gol pertama kita yang membuat kita seperti ini. Tertinggal 1 gol di kandang sendiri."

"Hey! Ofpermann!"

"Percepat penyaluran bola, entah itu kembali ke belakang ketika tak ada ruang di depan atau paksakan ke sisi lain! Jangan sampai kamu membawa bola seperti itu apalagi di wilayah sendiri, konsekuensi nya sangat fatal."

"Kedua pemain sayap Schulz dan Werner bantu pertahanan dengan masuk ke jajaran pemain tengah, Ofpermann dan Inaler berusaha saja dan kesulitan. Biarkan di depan hanya tersisa Tobias dan Pratsler saja. Keduanya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan serangan balik."

Andre terus memarahi para pemain terlebih dulu untuk lebih sadar akan kesalahan kesalahan yang telah di lakukan para pemain di lapangan.

"Oke lihat kesini."

"Pemain bek sayap kanan Holstein Kiel - Wansiedler selalu maju karena kekuatan ofensif nya yaitu umpan silang terlalu di andalkan. Apakah kalian tidak sadar bahwa mereka lebih banyak menyerang di sisi kiri pertahanan kita?"

"Manfaatkan ini, biarkan Tobias atau Pratsler yang berlari untuk mengisi ruang di sisi kanan pertahanan lawan. Dan sisanya Werner hanya perlu menindaklanjuti dengan berlari lebih cepat."

"Zinkondo pemain gelandang bertahan lawan memiliki kelemahan yaitu reaksinya lambat."

"Schleemann memiliki kelemahan yaitu larinya lambat, ayo gunakan para pemain ini untuk kita manfaatkan."

Andre menunjuk pada titik titik biru yang menandakan ini adalah para pemain Holstein Kiel.

"Pratsler lebih banyak mundur sedikit, kamu memiliki kecepatan lebih cepat di bandingkan Tobias, jadi biarkan Tobias yang sedikit lebih ke depan dan manfaatkan kekuatan Tobias dalam menahan bola, kamu mencari ruang agar Tobias bisa memberikan operan pada mu."

Para pemain mendengarkan arahan arahan dari Andre dan mengangguk, Tobias juga sudah menampar dirinya saat akan masuk ke dalam ruang ganti agar dirinya fokus kembali pada sepak bola dan jangan dulu pikirkan cinta cintaan.

Tersisa 5 menit, para pemain di tinggalkan oleh Andre dan stafnya di ruang ganti.

Para pemain mengumpulkan energinya agar bisa bermain lebih baik di babak kedua.

Saat tersisa 1 atau 2 menit lagi, Maloney sebagai kapten tiba tiba berdiri dan menatap teman temannya dengan merendahkan.

"Kalian semua! Apakah kalian tidak malu bahwa kita berada di peringkat paling bawah?"

"Sadar! Kita belum pernah meraih kemenangan sama sekali. Hasil yang kita raih dalam 8 babak sebelumnya adalah 7 kekalahan dan 1 imbang, imbang pun kita melawan tim yang lemah." Maloney berteriak.

"Ayo teman teman, saling kuatkan rasa percaya kita satu sama lain dan bangun momentum baru untuk musim ini melalui pertandingan ini. Jadikan Holstein Kiel sebagai persembahan untuk kita memulai awal yang baik."

"Ayo! Balaskan 1 gol dulu lalu perbaiki koordinasi pertahanan kita, lalu kembali cetak gol dan buat tim kita unggul 1 gol dari lawan, kembali perkuat koordinasi pertahanan kita dan biarkan lawan kita merasakan apa rasanya menabrak tembok dimana mana. Amankan kemenangan dan jadikan ini kemenangan pertama kita."

Para pemain menatap kapten mereka yang berteriak dengan urat urat dan menepuk nepuk telapak tangannya menggunakan tangan lainnya.

Tobias dan para pemain berdiri dan berteriak.

"AYO! JADIKAN HOLSTEIN KIEL PERSEMBAHAN UNTUK KEMENANGAN PERTAMA TIM KITA!"