NovelToon NovelToon
Naik Ranjang Dengan Mantan

Naik Ranjang Dengan Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Ibu Pengganti / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Menikah dengan Musuhku / Menikah Karena Anak
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Imamah Nur

Takdir seakan mempermainkan kehidupan Lintang Arjuna, ia yang dulu harus merelakan Danu, sang kekasih untuk menikahi kakaknya, kini ia harus terlibat hubungan kembali dengan pria di masa lalunya.

Lintang terpaksa naik ranjang dengan mantan kekasihnya karena permintaan sang ibu demi bayi kembar yang dilahirkan Libra, sang kakak.

Bagaimana Lintang mampu bertahan dalam pernikahannya di tengah kebencian Danuar Anggara yang masih memuncak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imamah Nur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5. Dipaksa

Seharian aku hanya berdiam diri di dalam kamar. Lula dan Lilac dijaga oleh ibu. Biarkan saja, suasana hatiku sedang buruk dan aku tidak bisa fokus memperhatikan keduanya.

Siang hari ibu menemuiku di kamar dan dia kembali meminta maaf seperti saat sebelum dia memohon agar aku mau menikah dengan Mas Danu. Aku mengatakan aku tidak apa-apa walaupun sebenarnya hatiku tidak dalam keadaan baik-baik saja.

"Apa kamu tidak bahagia dengan pernikahan ini? Aku pikir jalan yang kami tempuh ini adalah cara menebus kesalahan kami padamu selain agar kedua bayi itu juga dirawat oleh kerabat sendiri," ujar ibu seraya bersimpuh di kakiku dengan tampang sedih.

Ibu paling tahu perasaanku pada Mas Danu dulu, tetapi ia tetap mendukung pernikahannya dengan Kak Libra. Oleh karena itu dia selalu merasa bersalah bahkan sebelum Kak Libra pergi dari dunia ini. Aku tahu ibu dilema, aku dan Kak Libra sama-sama putrinya dan sama-sama mencintai lelaki yang sama. Diakui atau tidak, pasti dia merasa sedih saat salah satu putrinya harus mengalah. Ah tidak, aku tidak mengalah tetapi aku kalah, itu adalah keputusan Mas Danu sendiri.

"Aku bahagia kok Bu, aku hanya belum terbiasa dengan suami apalagi langsung dapat dua putri. Aku butuh beradaptasi," ucapku beralasan seraya membungkuk dan membantu agar ibu berdiri. Tidak pantas seorang ibu sampai berlutut seperti itu apalagi pada anaknya sendiri.

"Pergilah Bu, Lintang ingin istirahat." Terpaksa aku mengusir ibu.

Ibu terdiam, aku menjatuhkan tubuh ke belakang lalu memejamkan mata, dengan begini air mata yang ingin keluar bisa aku tahan. Aku tidak ingin ibu melihatku menangis agar dia tidak semakin merasa bersalah. Walaupun kadang aku juga kesal pada ibu, namun melihat raut wajah sedihnya aku tidak tega. Bagaimanapun dia adalah wanita yang sudah melahirkanku, mempertaruhkan nyawanya demi orang seperti diriku ini.

Dalam terpejam telingaku menangkap langkah kaki menjauh kemudian pintu ditutup. Aku segera membuka mata dan air mata yang sedari tadi kutahan langsung lolos begitu saja. Aku membiarkan pipiku basah dan hawa dingin menyentuhnya.

Entah berapa lama aku menangis hingga akhirnya aku tertidur. Aku baru terbangun ketika ibu membangunkan untuk makan siang. Dengan langkah gontai aku turun ke lantai bawah mengikuti langkah ibu yang turun terlebih dulu. Tak peduli Mas Danu sudah duduk dan menatap mataku yang mungkin saja sembab, aku mengabaikannya.

Di meja makan hanya ada kami bertiga sebab ayah sudah pergi ke sawah untuk mengawasi para buruh tani yang menggarap sawah kami. Jadi aku makan tanpa memperdulikan siapapun. Ibu tidak menegur meskipun aku tidak melayani makan Mas Danu. Mungkin menahan diri karena tidak enak melihat kondisi hatiku seperti ini.

"Bu besok aku akan membawa kedua cucu ibu dan juga Lintang. Aku sudah harus kembali bekerja," ucap Mas Danu seraya menatap diriku. Aku melirik dengan ekor mata, tetapi aku tidak merespon.

"Ya, aku titip Lintang ya Nak Danu," ucap ibu. Sepertinya dia mengkhawatirkanku. Seharusnya ibu menitipkan kedua cucunya saja. Aku bisa menjaga diri.

"Pasti Bu. Lintang akan baik-baik saja kok bersamaku," ucapnya dengan begitu percaya diri. Aku tersenyum kecut. Baik-baik saja katanya? Itu hanya ada dalam mimpi selama sikapnya tidak mau berubah.

Namun, aku mencoba acuh lalu kembali melanjutkan makan meskipun terasa hambar di lidah. Setelah makan, seperti biasa aku kembali ke kamar. Aku mengurung diri sampai malam dan hanya keluar untuk makan malam.

***

Pagi-pagi sekali Mas Danu melangkah masuk ke dalam kamarku. Aku terbangun mendengar hentakan sepatu.

"Jam berapa ini? Mengapa belum bangun?" Ia duduk ditepi ranjang. Ketika aku membukanya mata, matanya yang tajam langsung menyambut dan seolah menembus retina mataku.

"Cepat mandi sana!"

"Biarkan saja, rumah-rumahku sendiri, kenapa orang lain yang sewot?" ucapku sambil mengucek mata lalu duduk dengan kasar. "Aku masih malas mandi."

"Kamu tidak berubah ya? Tetap keras kepala seperti dulu."

"Huft!" Aku menghela napas seraya merentangkan kedua lenganku yang kaku.

"Kamu ini seorang istri, punya tanggung jawab dalam keluarga. Kalau kerjaannya tidur terus, aku yakin kamu nggak bisa berkembang dan tidak bisa menjadi istri yang baik."

"Ya memang, cuma Kak Libra yang bisa menjadi istri yang baik. Kalau kamu nggak suka menikah denganku, ceraikan saja aku dan katakan pada ayah bahwa kamu tidak mencintaiku dan tidak suka dengan pernikahan ini." Aku melempar selimut lalu meninggalkannya masuk kamar mandi.

"Lima belas menit, aku tunggu di bawah!" Aku mendengar titahnya saat menutup kamar mandi.

"Siapa yang mau ikut denganmu? Aku berubah pikiran," gumamku seraya mengguyur tubuh dengan air. Aku berlama-lama di kamar mandi karena malas bertemu dengannya.

"Lintang lima belas menit sudah berlalu, apa kamu mau menghabiskan air satu sumur? Cepatlah aku harus bekerja hari ini!"

Astaga! Suara itu terdengar menjengkelkan sekali. Aku keluar dari kamar mandi dengan handuk kimono yang melekat di tubuh.

"Pergi sana, nggak usah menungguku!" usirku.

"Kamu ...."

Sebelum melanjutkan ucapannya aku sudah memotong perkataan Mas Danu. "Aku nggak jadi ikut," putusku.

"Apa?!" Dia nampak terkejut sedangkan aku berjalan santai ke arah lemari lalu membukanya untuk mencari baju ganti.

Namun, mata ini terbelalak melihat isi lemariku yang tinggal sedikit. "Kemana baju-bajuku?" tanyaku di dalam hati.

"Sudah kemasukkan koper dan sudah ada dalam mobil," jawabnya dengan tatapan datar. Mungkin dia cenayang yang bisa menebak isi pikiranku sehingga tahu apa yang menjadi pertanyaanku.

"Apa kamu memasukkan sendiri?" tanyaku dengan panik.

"Ya," jawabnya singkat.

"Gila," batinku, lalu aku terduduk lemas di atas kasur. Aku syok membayangkan dia menyentuh semua pakaian dalamku. Mas Danu benar-benar keterlaluan.

"Ada yang salah? Cepat ganti baju dan pergi dengan kami!"

"Nggak, aku nggak mau ikut," kekeuhku.

"Bagaimana kalau aku menjamin kalian tidak akan bertemu Lula dan Lilac lagi?" Dia mengancamku.

"Aku tidak peduli, toh dia bukan anakku dan ada ayahnya, di samping mereka," ucapku dengan cuek. Aku yakin Mas Danu hanya menakut-nakuti.

Dia menatapku sinis. "Yasudah," ucapnya lalu melenggang pergi.

Hatiku mendadak tidak enak. Bagaimana kalau apa yang dikatakan Mas Danu menjadi kenyataan? Bagaimana perasaan ibu jika tidak diperbolehkan melihat cucunya?" Aku berdiri dengan gelisah.

Namun, aku enggan ikut bersama Mas Danu. Jika di rumahku saja dia selalu menyakiti hatiku, bagaimana jika aku tinggal di rumahnya?" Aku mematung, bingung harus menentukan pilihan.

Di saat aku kebingungan, Mas Danu kembali dengan langkah cepat. "Tenyata kamu lebih suka dipaksa," ucapnya seraya meraih tubuhku dan menggendongnya.

"Mas Danu, lepaskan aku!" Aku memukul bahu Mas Danu dan memberontak dalam gendongan. Sayangnya, aku tidak bisa melawan tubuhnya yang kekar.

"Mas Danu!" sentakku dengan amarah tapi dia mengabaikan seruanku. Aku semakin emosi ketika ayah dan ibu hanya melihat kami tanpa berinisiatif menolongku.

"Lepas! Aku bisa jalan sendiri!" Aku terus memukul, tetapi bahunya yang kokoh tidak terguncang sedikitpun.

"Mas Danu!" Aku berteriak ketika melihat beberapa tetangga mendekat ke arahku. Tetap saja tidak ada respon. Mungkin dia menganggap suaraku seperti kicauan burung di pagi hari yang harus dinikmati.

"Kenapa tuh Mas Danu?" Orang-orang heran melihat kami.

"Nggak apa-apa Mbak, dia lagi manja aja," sahut Mas Danu, mataku langsung membelalak sempurna.

"Cie! Cie!" Orang-orang menyoraki kami. Mas Danu memasukkanku ke dalam mobil.

"Dasar sinting!" umpatku lalu bersandar pada kursi mobil.

1
Lya Harahap
menarik
Imamah Nur: Makasih banyak
total 1 replies
Rahma Inayah
lanjut thor moga bs up lg penasran
Imamah Nur: Sudah tapi masih direview
total 1 replies
Siti Koyah
kaya nya si libraa deh biang keladi nya
Siti Ariani
othor minta tolong up nya rada banyakan dong biar terobati rasa penasaranku, makin kesini makin ricuh aja hubungan mereka bingung mau ngomong apa 🤔
Rahma Inayah
jgn lama2 dong semoga segera terungkp keslah fahaman ni..daj pengen liat danu bucin sama lintang dan jg gmn nnt posesif nya pas tau klu nnt mp nya ternyata lintang mash virzin ...dan bkn yg danu kira selmaini klu lintang wanita murahan
Siti Ariani
ya Allah kesel banget sama tokoh utama cowoknya pengen ku ulek rasanya 😡
Imamah Nur: Ulek aja Kak, aku mendukungmu.🤣
total 1 replies
Siti Koyah
klo udh tau rasa lapis legit nya dia gk bkln bilang ini trik untuk menggoda pria lain..
Imamah Nur: Mungkin😁
total 1 replies
Rahma Inayah
terlaluan danu mengerjai lintang becanda boleh tp ni sungguh terlalu dmn lintas spot jantung dan bwk2 polisi buat cr kembar nyata nya mrk gk knp2 sehat walafiat
Imamah Nur: Memang menyebalkan dia.🙈
total 1 replies
Rahma Inayah
masa satpam gk tau ada org asing menyusup masuk rumh...apa mkn ada kerja sma org dlm yg menculik sang baby
Siti Koyah
semoga lekas sembuh kk
Imamah Nur: Aamiin, makasih
total 1 replies
Rahma Inayah
lnjut thor
Rahma Inayah
kpn akur nya sllu slah fahan
Rahma Inayah
makn penasran dgn ceritanya lnjutkn
Siti Koyah
masih teka teki tapi kasihan dengan lintang
Rahma Inayah
lintang pulg bkn di tny baik2 dr mb langs main tuduh yg menyakitkan sampai ke hati ..hrs nyq cek tu hp jgn cuma main salhim org ...pasti byk tlp masuk dr lintang ..suami egois .dia malh senang2 sm sekertaris nya entah apa yg dilakukan danu br pulg malm2 pdhl kaki nya sakit..lnjut mkn seru
Siti Ariani
libra mungkin maksudnya o
Imamah Nur: Maaf, typo.
total 1 replies
Siti Koyah
nyesek apalagi kalo d kasih dobel up tambah sedih
Rahma Inayah
duh...nyesek banget ...ya..lintang sdh senang serasa terbang yg tinggi sampai.ke langit ke 7 tiba2 jatuh..ke bawh yg paling dasr...apa gk sakit tu
Rahma Inayah
yg ada nnt bkn nyelametin lula malh lintang dan danu saling berpelukan 🤭🤭 lgian danu gk mkr klu drumh gk ada art
Siti Koyah
semangat KK up nya. apalagi d kasih dobel up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!