Ku Balas Perselingkuhan Suamiku

"Sica, sebenarnya Kakakmu meninggal karena diriku." Ucap Luhan dan membuat Jessica membulatkan matanya.

"APA?!" Jessica tidak bisa menahan keterkejutannya setelah mendengar apa yang Luhan katakan. Dia menatapnya penuh tanya, Jessica membutuhkan penjelasan dari pria itu.

Luhan menutup mata kirinya dan menghela napas. Sebenarnya tidak bisa dibilang itu salahnya, karena Luhan sepenuhnya tidak bersalah. Namun pengorbanan gadis itu membuat Luhan tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri selama berbulan-bulan.

Sebenarnya tidak ada yang spesial pada hubungan mereka berdua. Bahkan Luhan dan Jennifer tidak mengenal dengan baik. Alasan Luhan saat itu mengantarkannya pulang adalah atas permintaan saudara angkatnya. Jika bukan karena dia memohon, Luhan juga tidak mau mengantarkannya. Namun naas, karena gadis itu malah terbunuh demi melindunginya.

"Ayah dan ibu angkat kakakmu tidak senang melihatnya membawa pulang orang asing. Padahal aku datang hanya untuk mengantarkannya. Terjadi percekcokan diantara kami berempat, dia dilakukan semena-mena oleh keluarga angkatnya, mereka bersikap kasar dan kejam padanya. Dan sampai pada puncaknya, ketika bajingan itu hendak menghabis ku dengan sebuah tembakan, dia malah berlari dan menghalau peluru itu. Nyawanya tak tertolong dan dia meninggal di tempat." Ujar Luhan panjang lebar.

Luhan tidak ingin menyembunyikan tentang fakta itu dari Jessica, apalagi itu berhubungan dengan kematian kakaknya. Entah bagaimana Jessica akan menyikapinya nanti, dan Luhan tidak menyalahkannya jika dia akan membencinya.

"Itu semua salahku. Jika saja malam itu aku bersikeras menolak, pasti kakakmu masih ada sampai detik ini dan kalian bisa berkumpul setelah terpisah selama puluhan tahun." Ucap Luhan.

Jessica menggeleng. "Itu bukan salahmu Lu, mungkin itu memang yang terbaik untuknya daripada terus hidup namun tersiksa lahir dan batinnya. Adapun yang harus disalahkan, orang itu adalah keluarga Nam, karena yang menyebabkan kematian Jennifer." tukas Jessica.

Luhan mengangkat kepalanya dan menatap Jessica tak percaya. "Kau tidak menyalahkan ku?" ucap Luhan memastikan.

Jessica menggeleng. "Tentu saja tidak, karena aku tidak memiliki alasan untuk menyalahkan mu. Seperti yang sudah aku katakan, adapun yang harus disalahkan adalah keluarga Nam, merekalah yang harus membayar mahal apa yang telah diperbuat pada Jennifer selama ini. Darah dibalas darah, dan nyawa dibalas nyawa!!" ujar Jessica.

Wanita itu mengepalkan tangannya dengan kuat. Matanya berkilat tajam penuh amarah, dendam terlihat dari sepasang Hazel-nya yang jernih.

Luhan menyeringai. Kembali dia melumatt bibir Jessica. "Dan dengan senang hati aku akan menemanimu balas dendam, karena kita memiliki dendam pada orang yang sama. Doris Nam, adalah orang yang menghancurkan keluargaku. Seperti dirimu, aku memiliki dendam kesumat padanya. Bersama-sama kita hancurkan mereka." tukas Luhan.

Setiap kata yang keluar dari bibirnya terdengar berbahaya. Dan aura suram yang matanya pancarkan membuat Jessica sedikit merinding.

xxx

Ponsel Daniel berdering, menandakan ada panggilan masuk. Senyum di bibirnya mengembang seketika, setelah melihat siapa yang menghubunginya. Kebetulan Daniel memang sedang memikirkan orang yang menghubunginya, dan dia malah menghubunginya.

"Ada apa, Manda? Kenapa kau menghubungiku malam-malam begini, merindukanku eh?" suara lembut Daniel langsung menyapu indera pendengar Amanda. Bahkan senyum tersungging di bibirnya.

"Ya, bagaimana kau bisa tahu jika aku merindukanmu? Daniel, ayo kita bertemu. Malam ini sangat dingin, dan aku membutuhkan selimut alami untuk menghangatkan ku. Daniel, kau tidak keberatan bukan?" suara manja Amanda membuat Daniel ingin cepat-cepat bertemu dengannya.

"Tentu saja. Kita bertemu di Green Hotel saja, aku akan memesan kamar untuk kita menginap malam ini." ucap Daniel bersemangat.

"Kau memang yang terbaik, Daniel. Aku sangat mencintaimu. Ya sudah, aku matikan dulu telfonnya." Kemudian Amanda mengakhiri panggilan itu begitu saja.

Daniel terlihat mengutak-atik ponselnya. Dia mencari kontak nama Jessica, Daniel berniat memberitahunya jika malam ini dia tidak pulang. Karena telfonnya tidak diangkat, maka Daniel mengirim pesan singkat padanya.

Pria itu bangkit dari kursinya dan melenggang keluar. Dia tidak mungkin membuat Amanda menunggunya terlalu lama. Dan malam ini, akan menjadi malam yang sangat panjang untuk mereka berdua.

xxx

Tubuh dua insan manusia itu saling menyatu untuk berbagi kehangatan. Udara malam ini memang lebih dingin dari malam-malam sebelumnya, membuat sebagian orang memilih untuk tetap di rumah dan tidak pergi ke mana pun.

Denting suara pada ponsel, mengalihkan perhatian mereka berdua. Wanita dalam balutan gaun hitam berbahan brokat itu terlihat bangkit dari berbaringnya, lalu ia meraih ponselnya yang tergeletak diatas meja.

"Pesan dari siapa?" tanya si pria penasaran.

"Suamiku, dia memberitahuku jika malam ini tidak pulang. Katanya lembur, alibinya benar-benar menggelikan. Aku berani bersumpah, bajingan itu bukan lembur di kantor, melainkan lembur di hotel. Jika dia bisa, lalu kenapa aku tidak." ucap wanita itu yang tak lain dan tak bukan adalah Jessica.

Wanita itu merubah posisinya, dan kemudian duduk diperut Luhan. Jika Daniel boleh berbuat yang tidak pantas, lalu kenapa dirinya tidak. Toh Luhan adalah orang yang mengambil keperrawanannya beberapa tahun yang lalu, jadi tidak masalah jika melakukannya sekali lagi dengannya.

"Lu, ada sesuatu yang ingin aku beritahukan padamu. Sebuah rahasia besar yang aku simpan selama bertahun-tahun, dan mungkin saja kebenaran ini akan sangat mengejutkanmu." Ucap Jessica yang terdengar begitu serius.

Luhan memicingkan mata kirinya dan menatap Jessica penasaran. "Memangnya kebenaran tentang apa?" tanya dia memastikan.

"Kebenaran jika aku pernah mengandung anakmu. Tapi sayangnya aku tidak bisa mempertahankan kehamilan itu, dia pergi setelah bertahan selama 3 bulan di perutku." Jawab Jessica dan membuat Luhan terkejut dibuatnya.

"Apa?!" dia berseru kencang setelah mendengar apa yang Jessica katakan. "Sica, kau bukan hanya mengatakan omong kosong saja kan?" tanya Luhan memastikan.

Jessica menggeleng. "Tentu saja bukan. Aku merahasiakan tentang kehamilanku dari semua orang, termasuk Kakek. Tapi sayangnya, Papa menyadarinya dan dialah orang yang telah membuat aku kehilangan dia. Aku yang bodoh, karena percaya begitu saja ketika dia memberiku segelas jus yang sudah di campur dengan obat penggugur. Jika saja aku lebih waspada dan berhati-hati, pasti anak itu masih ada sampai detik ini. Dan kehilangan hari itu, menjadi penyesalanku seumur hidup ini." Tutur Jessica panjang lebar.

Luhan menutup matanya. Semua sudah terjadi. Tidak ada yang perlu untuk disalahkan, baik itu Jessica ataupun ayahnya. Karena menyalahkan orang yang sudah mati, tidak ada gunanya. Anggap saja yang terjadi dimasa lalu adalah ujian dari Tuhan.

Pria itu menyeringai. Dia merubah posisi Jessica dengan Luhan yang berada diatas tubuhnya. "Kalau begitu kita kembalikan apa yang telah hilang. Jessica, kau adalah milikku. Dan selamanya kau hanya milikku,"

xxx

Bersambung