Menikahi Tuan Impoten

Mobil Jason mulai memasuki parkiran kantor. Para staf karyawan mulai berkumpul di depan untuk menyambut kunjungan pemilik perusahaan JK groups.

Banyak karyawan wanita yang sudah menanti kedatangannya. Mereka berharap jika Jason melirik mereka. Harry yang sedari tadi juga antusias pun sudah berada di depan bersama staf karyawan lainnya.

Namun, Ella yang masih menyelesaikan pekerjaannya, tidak ikut hadir dalam penyambutan kedatangan Jason. Lagipula dia ingin menghindar dari Jason.

Jason mulai memasuki gedung kantor itu dengan kacamata hitamnya. Para karyawan wanita langsung meleleh melihat ketampanan Jason, begitu juga dengan Harry.

'sayang sekali Ella tidak ikut menyambut Tuan Jason. Aku yakin dia pasti akan menyesal jika tahu Tuan Jason begitu tampan,' batin Harry.

Jason sedikit menyunggingkan senyumnya pada para karyawan yang menyambutnya di depan pintu masuk kantor itu.

"Berikan CV karyawan terbaik di kantor ini, aku membutuhkan beberapa karyawan terbaik untuk ku rekrut ke perusahaan pusat," ucap Jason pada ketua direksi di anak perusahaannya.

"Baik, Tuan."

Jason segera memasuki ruangan miliknya.

Sementara itu, manager di beberapa divisi mengumumkan bahwa pemimpin perusahaan akan akan memilih karyawan berpotensi untuk di rekrut ke perusahaan pusat.

Banyak yang berharap hal itu. Apalagi para karyawan wanita. Mereka ingin bisa melihat pemilik perusahaan setiap hari.

Ella masih sibuk menyelesaikan berkas di depannya. Hingga suara Harry yang begitu ramai membuatnya menutup telinganya.

"Ella...! Ini benar-benar gila. Kau tahu bagaimana tampannya Tuan Jason? Rasakan ini, di sini jantung ku tak berhenti berdetak." Harry menarik tangan Ella ke dadanya dengan sangat heboh.

"Jangan lebay deh. tentu saja jantungmu tak berhenti berdetak, Harry. Kau adalah makhluk hidup." Ella menarik tangannya dan menggelengkan kepalanya.

Harry mencebik menatap Ella yang kini kembali fokus pada pekerjaannya. "Lihat saja nanti, Kau pasti akan terpesona pada Tuan Jason. Aku bisa bertaruh dengan itu."

Ella terkekeh. "Tidak akan."

'dia itu pria yang sangat kasar dan galak, mana mungkin aku terpesona padanya.'

"Kau pasti tidak akan percaya, Tuan Jason akan merekrut beberapa karyawan untuk di tempatkan di kantor pusat. Aku berharap menjadi karyawan yang beruntung itu," ucap Harry dengan antusias.

"Ya, semoga kau yang terpilih."

Di ruangan Jason.

Jason membaca beberapa CV yang sudah berada di mejanya. Perhatiannya tertuju pada salah satu CV di antara CV lainnya. Sudut bibirnya tertarik ke atas.

"Menarik."

Jason sudah memutuskan untuk merekrut 3 karyawan untuk di pindahkan ke kantor pusat. Manager dari beberapa divisi langsung memanggil 3 karyawan terpilih itu.

"Ella, Harry. Kalian terpilih sebagai karyawan yang akan di pindahkan ke kantor pusat. Tuan Jason sedang menunggu kalian di ruangannya."

Ella terkejut. Dia sangat tak berharap untuk di pindahkan ke kantor pusat. Berbeda halnya dengan Harry. Pria itu berteriak girang karena dia terpilih.

"Tapi, tuan Rey, Saya tidak pantas. Masih banyak karyawan lainnya yang sangat berpotensi. Bisakah di ganti yang lainnya saja?" Ella berusaha menawar.

Dia tidak ingin jika nanti dia akan senam jantung setiap hari karena harus bertemu dengan Jason. Sudah cukup dirinya senam jantung ketika di rumah.

"Kau tidak bisa menolak, Ella. Tuan Jason sendiri yang sudah memilihmu.

"Jangan menjadi bodoh, Ella. Bayangkan, setiap hari kita akan bertemu dengan Tuan Jason, dan yang lebih menyenangkan, gaji kita akan meningkat dua kali lipat," ucap Harry yang sangat antusias.

Ella menghela nafas panjang. Mau tidak mau dia pun mematuhi perintah manager. Dia dan Harry langsung menuju ke ruangan Jason.

Harry dan Ella mulai memasuki ruangan Jason. Rupanya di sana sudah ada Louis, karyawan yang ada di divisi lain.

Semenjak memasuki ruangan Jason, Ella sama sekali tak menegakkan kepalanya. Dia terus menunduk untuk menghindari pandangan Jason. Dia tidak ingin di ketahui oleh Jason jika itu adalah dirinya.

"Apa kalian tahu kenapa kalian ku panggil kemari?" Jason berjalan ke arah ketiga karyawan itu. Dia tersenyum miring melihat Ella yang terus menunduk sedari tadi.

"Ya, Tuan," jawab ketiganya.

"Bagus. Aku tidak perlu lagi menjelaskan kepada kalian. Mulai besok, kalian sudah harus datang ke kantor pusat."

"Baik, Tuan."

"Sekarang kalian kembali ke ruangan kalian, kecuali Ella," ucap Jason. Ella langsung menelan ludahnya dengan susah.

Sementara itu, Harry menyikut Ella dan mengacungkan jempolnya. Rasanya Ella ingin kabur saja.

Setelah Harry dan Louis keluar, Ella merasa begitu ketakutan. Apalagi ketika Jason berdiri tepat di depannya.

"Aku tidak tahu jika kau ternyata karyawan di perusahaanku. Dan Kau tahu? Aku senang karena sekarang aku punya mainan baru di rumah dan di kantor." Jason tersenyum menyeringai.

Ella langsung mematung. Ini adalah bencana baginya.

Sekarang dia berada di posisi paling sulit.

Ella mendongak menatap Jason. "Kenapa kau sebenci itu padaku, Tuan? Bukan aku yang berhutang padamu, tapi kau begitu tidak menyukaiku." Ella memberanikan diri untuk berbicara, walaupun dia harus menggigit bibir bawahnya karena sejujurnya dia begitu takut.

Melihat Ella yang menggigit bibir bawahnya, membuat Jason terus memperhatikan bibir Ella. Tiba-tiba terbesit pikiran untuk merasakan bibir itu.

Sebelumnya Jason tak pernah punya pemikiran seperti itu pada wanita-wanitanya. Bahkan sulit untuk Jason bisa merasakan lagi sebuah gairah dalam dirinya.

Tanpa aba-aba, Jason langsung menarik Ella dan mencium bibirnya. Ella yang terkejut berusaha untuk mendorong tubuh Jason. Namun, tangan Jason begitu kuat menahan kepalanya.

Jason terus saja menyusuri bibir Ella, dan benar saja, sebuah gejolak dalam dirinya yang lama tak di rasakan nya kembali mencuat. Jason memejamkan matanya menikmati bagaimana tubuhnya mulai bereaksi.

Ella mendorong kuat tubuh Jason hingga terlepas. Dengan begitu marahnya, Ella langsung menampar Jason. Ini adalah ciuman pertamanya, dan itu di renggut oleh pria kasar seperti Jason.

"Kau pria brengs*k! Kau... Pokoknya aku membencimu!" Ella hendak pergi dari sana, namun tangannya kembali di tarik oleh Jason, membuat tubuhnya menabrak tubuh Jason. Pria itu langsung menarik pinggangnya.

"Lepaskan!"

Jason tersenyum menyeringai, menatap wajah Ella yang terlihat begitu marah malah membuatnya semakin bergairah. "Kau melupakan jika pria brengs*k ini sekarang adalah suamimu. Dan untuk kedepannya, mungkin aku akan melakukan hal-hal yang lebih dari ini." Jason berbisik pelan di telinga Ella kemudian melepaskannya dan menyunggingkan senyumnya.

Ella langsung berlari pergi dari ruangan Jason dengan mengusap kasar bibirnya. Dia tidak rela ciuman pertamanya di berikan pada pria kasar itu.

Ella langsung pergi ke toilet dan membasuh bibirnya berkali-kali.

Sementara itu, Jason tersenyum penuh arti. Dia menyentuh bibirnya sendiri. Bayangan bagaimana rasa dari bibir Ella terus terngiang-ngiang di otaknya.

"Sudah sejak lama, bagaimana bisa gadis itu mampu membuatku kembali merasakannya?"