NovelToon NovelToon
Our Love Journey

Our Love Journey

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:603
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Membahagiakan memiliki sahabat yang baik dan seorang crush yang sangat perhatian. Tapi dibalik itu semua, perjalanan cinta tak selalu bahagia. Masa lalu yang belum usai menjadi ujian disaat mereka memutuskan ke jenjang yang serius.
Masa lalu yang hadir diantara mereka, juga cobaan yang silih berganti. Akankah mereka bisa mengatasi dan melaluinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5

Naja menghempaskan ponselnya dan mengenai peralatan makan diatas meja. Verlie kaget menatap Naja.

"Naja..."

"Kamu mau tahu kan gosip di kampusmu?" tanya Naja. Verlie menggeleng takut.

"Kamu adalah wanita panggilan..."

"Stop!" Verlie menutup telinganya.

"Kamu..."

"Naja!" panggil Kefin, memotong pembicaraan Naja. Naja melihat kefin dan Kefin menggeleng. Naja menarik napasnya lalu menarik tangan gadis itu. Ia membawa Verlie keluar resto tanpa makan terlebih dahulu. Ia membuka pintu mobil dan menyuruh Verlie masuk. Setelah Verlie masuk ia berputar dan mengendarai mobilnya.

"Kita ditinggal lagi," Jimy berkata sambil melihat mobil sahabatnya berlalu.

"Sudahlah, aku lapar. Ayo makan!" ajak Kefin. Tanpa mempedulikan tatapan pengunjung, mereka masuk kembali ke resto tersebut dan memesan makanan. Terlihat santai.

Berbeda dengan Verlie yang merasa takut berada di dekat Naja. Naja membawa Verlie ke rumahnya. Verlie ditarik masuk ke rumahnya. Naja membanting pintu di belakangnya setelah menyuruh Verlie duduk di sofa yang sama ia duduki tadi siang.

"Aku tidak mengerti bagaimana kamu kena gosip itu," ucap Naja mengambil air dan menenggaknya sambil berdiri di sudut memperhatikan Verlie yang duduk sambil menunduk.

"Aku juga tidak tahu," jawab Verlie jujur. Naja menghampirinya.

"Aku harap kamu tidak terlalu peduli dengan gosip itu. Aku hanya mau kamu fokus dengan permintaanku. Singkirkan gosip itu dari kepalamu. Termasuk dengan mantanmu!" ucap Naja.

"Antarkan aku pulang!" ucap Verlie sambil bangkit. Naja meraih pergelangan tangan Verlie, menyuruhnya duduk kembali.

"Aku belum selesai bicara!" ucapnya.

"Mau bicara apa lagi?" tanya Verlie.

"Duduk!" perintahnya lagi.

"Ck! Apa?" tanya Verlie.

"Ingat perkataanku. Kita tidak bisa menutup banyak mulut orang lain jadi berusalah menutup telinga jika itu tidak benar. Klarifikasi pun tak akan semua menerimanya,"

"Mudah saja mengatakannya," ucap Verlie.

"Apa sahabatmu menjauhimu?" tanya Naja.

"Tidak," jawabnya.

"Selagi sahabatmu tidak menjauhimu, tidak perlu takut omongan orang, teman bisa dicari. Jangan pedulikan orang lain, fokuslah tujuanmu sekolah di sana," ucap Naja.

"Kau benar," kata Verlie pelan.

"Dan lupakan masa lalumu yang menyakitkan. Jangan biarkan dia terus menyakitimu," ucap Naja. Verlie tersadar dengan semua ucapan Naja. Pria itu tidak banyak bicara, sekali bicara Verlie merasa semua itu benar. Buat apa dia meributkan gosip dirinya yang tidak benar. Juga terhadap mantannya. Ia akan melupakan semua.

Tak terasa berawal dari perkenalan yang unik bisa membuat mereka dekat. Kini Verlie tidak peduli dengan omongan orang selagi sahabatnya ada di sampingnya. Termasuk tiga sahabat uniknya yang ditemui di pantai.

Akhirnya sampailah mereka di akhir minggu. Verlie menginap di rumah Naja. Begitu juga Jimy dan Kefin. Rumah Naja memang di beli untuk mereka bertiga gunakan saat kuliah dulu. Sekarang menjadi tempat berkumpul mereka. Termasuk Verlie yang sesekali mampir untuk melepas lelah. Biasanya Kefin atau Naja yang menjemputnya.

Siang menjelang sore, Verlie baru sampai di kediaman Naja. Dijemput oleh Kefin.

"Kalian seperti akan kencan," ucap Kefin. Verlie hanya melengos. Jika bukan karena ponselnya ditahan oleh Naja, ia tak akan mau menemani pria itu pergi undangan entah dari siapa.

Naja masih sibuk di kantornya, jadi Kefin mengantarnya ke rumah dahulu. Membawa beberapa pakaian yang akan digunakan oleh Verlie juga mengantar ke salon yang sudah ditunjuk oleh Naja.

"Kalian kenapa mau repot membantu Naja?" tanya Verlie saat ia sudah duduk manis di samping Kefin.

"Hmmm... Akupun bingung mau mengatakannya bagaimana," ucap Kefin sambil menggaruk telinganya yang juga memiliki anting.

Kefin merasa belum waktunya Verlie tau bagaimana kerasnya kehidupannya dulu. Hingga ia bertemu Naja. Sepintas kenangan itu muncul, tapi Kefin segera mengusir bayangan masa lalunya.

Kefin mengantar Verlie ke salon yang ditentukan oleh Naja. Ia melakukan perawatan terakhir dan berdandan. Karena Verlie jarang berdandan, untuk memoles mukanya ia memilih salon.

Ia duduk di depan kaca lebar, memperhatikan wajahnya yang terlihat berubah sedikit lebih cerah dari sebelumnya. Wajahnya terlihat sehat. Ia menyukai wajahnya.

"Siap berubah Cinderella?" tanya salah satu pegawai salon. Verlie hanya tersenyum mendengarnya.

Verlie masih merasa antara iya dan tidak. masih bertanya-tanya di benaknya, mengapa dirinya yang dipilih oleh Naja? Orang yang baru pertama ia jumpai. Mungkin bila ada kesempatan ia akan bertanya pada Naja.

Sore itu ia menghabiskan waktu dengan massage, luluran, cuci rambut, pedi medi dan sentuhan akhir adalah make up. Verlie sampai tertidur berulang kali karena keenakan. Kegiatan mereka terjeda sekali karena Naja menelepon menanyakan kesiapan Verlie. Ia akan melakukan panggilan video tapi tidak diijinkan oleh Kefin karena ia akan memberikan kejutan untuk Naja. Meski ia mendengar protes dan sumpah serapahnya, Kefin hanya tersenyum.

Sorenya, Jimy bergabung bersama Kefin menunggui Verlie selesai kegiatannya. Ia juga membelikan jus buah segar agar Verlie tidak kelaparan.

"Kalau dilihat-lihat, kamu cantik juga," gumam Jimy.

"Terimakasih," jawab Verlie sambil tersenyum.

"Wuaaaah... Manis sekali. Setelah acara resepsi, kita kencan berdua. Kamu mau?" tanya Jimy. Verlie hanya tertawa menanggapi. Sebenarnya ia sedikit gugup hari ini. Boro-boro memikirkan tawaran Jimy, memikirkan bagaimana penampilannya nanti sudah membuat jantungnya deg-degan.

Menjelang malam akhirnya Verlie selesai, ia mengenakan gaun putih tanpa lengan. Menampilkan bahu dan leher jenjangnya. Rambutnya disanggul belakang, menyisakan poni di kening dan sisi kiri kanannya.

"Siap melihat wajahmu?" tanya pegawai salon. Verlie mengangguk. Pegawai lainnya membuka tirai yang menutupi kaca besar di depannya. Verlie kaget dengan tampilannya yang anggun, tapi terlihat manis. Ia berputar di depan cermin sambil tersenyum.

"Bagus sekali! Aaah kalian memang hebat! Aku tidak menyangka bakal berubah seperti ini, terimakasih buat semuanya," ucap Verlie. Kedua pegawai itu mengangguk senang.

"Siap keluar?" tanya pegawai salon.

"Siap. Tapi pegang tanganku, aku merasa gugup," kata Verlie mengulurkan tangannya dan segera digenggam oleh pegawai salon. Lagi-lagi pegawai lainnya memberi kode akan membuka tirai pembatas agar Kefin dan Jimy bisa melihatnya. Verlie menarik napas dan tirai terbuka perlahan.

Verlie menatap ke depan menunggu tirai terbuka sepenuhnya dan memberikan kejutan pada Jimy dan Kefin yang setia menungguinya. Saat tirai terbuka, justru bukan hanya Jimy dan Kefin yang kaget melainkan Naja yang baru saja tiba. Ia terhenti di depan pintu masuk sambil mengancingkan kancing di bagian tangannya. Kegiatannya terhenti saat menatap Verlie yang baru saja selesai.

Tadinya ia kesana agar bisa mendesak untuk dipercepat. Yang ada ia terpaku menatap seorang gadis di sana menatapnya malu dengan pipi merona. Pakaian yang simpel tapi terlihat manis. Naja merasa semua sempurna.

Jimy dan Kefin akhirnya tersadar dan mereka bertepuk tangan sambil berdecak kagum.

"Berhenti!"

Tiba-tiba ada satu suara menghentikan mereka. Dia adalah...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!