NovelToon NovelToon
Nadif - Casanova Time Traveler

Nadif - Casanova Time Traveler

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Time Travel / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Kaya Raya / Romansa
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fernicos

Nadif, seorang pria tampan berusia 30 tahun yang hidupnya miskin dan hancur akibat keputusan-keputusan buruk di masa lalu, tiba-tiba ia terbangun di Stasiun Tugu Yogyakarta pada tahun 2012- tahun di mana hidupnya seharusnya dimulai sebagai mahasiswa baru di universitas swasta ternama di kota Yogyakarta. Diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan masa lalunya, Nadif bertekad untuk membangun kembali hidupnya dari awal dan mengejar masa depan yang lebih baik.

Karya Asli. Hanya di Novel Toon, jika muncul di platform lain berarti plagiat!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernicos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nadif - Bab 18: Antara Kuliah dan Karir

Malam itu, Nadif duduk di depan komputernya di studio Mas Bayu. Di tangan kirinya, secangkir kopi hangat mengepul, sementara di layar, dia memeriksa jadwal yang baru saja diatur oleh Bang Bona. Setiap slot waktu terasa penuh dengan kegiatan: tawaran manggung, wawancara di radio, sesi photoshoot, hingga kolaborasi dengan musisi lain. Meski sibuk, ada rasa tenang yang meliputi dirinya sekarang. Setidaknya, semua sudah diatur dengan baik, dan dia tidak perlu khawatir akan ketinggalan kelas atau tugas kuliahnya.

Pintu studio terbuka, dan Mas Bayu masuk dengan senyum yang lebar.

“Gimana, gimana? Gimana rasanya punya manager pribadi sekarang?”

Nadif menyender di kursi, mengangkat cangkir kopinya.

“Gue baru sadar, selama ini gue udah terlalu banyak ngurusin sendiri, Mas. Sekarang ada Bang Bona, rasanya lebih ringan. Gue bisa lebih fokus bikin musik dan nggak terlalu mikirin urusan lain.”

Mas Bayu mengangguk setuju.

“Emang itu gunanya punya manager. Lo bisa fokus ke yang bener-bener penting buat lo. Lagian, dengan karir lo yang lagi naik daun kayak gini, lo butuh orang yang bisa ngatur semuanya.”

Nadif menatap layar, memikirkan hal-hal yang akan datang.

“Gue nggak nyangka semuanya bakal jalan secepat ini, Mas. Dari sekadar iseng bikin lagu, sekarang tiba-tiba gue harus mikirin manggung, photoshoot, dan segala macamnya.”

“Ya, itulah rejeki, Dif,” jawab Mas Bayu sambil menepuk bahu Nadif,

“Kadang datang dari arah yang nggak kita sangka-sangka. Tapi lo juga nggak boleh lengah. Karir di dunia hiburan tuh cepet naiknya, tapi bisa juga cepet turunnya kalau lo nggak hati-hati.”

Nadif menanggapi dengan senyum tipis.

Tepat saat itu, ponsel Nadif berdering. Nama Bang Bona muncul di layar. Nadif langsung mengangkatnya.

“Halo, Bang, ada apa?”

Suara Bang Bona terdengar serius di ujung telepon.

“Nadif, gue dapet tawaran manggung di acara besar, tapi ini bentrok sama jadwal ngampus lo minggu depan. Gue udah coba lihat celah, tapi kalau lo ambil ini, kemungkinan lo bakal kelewat kuliah. Lo mau gue cancel atau ada opsi lain?”

Nadif berpikir sejenak, sambil sesekali melirik ke Mas Bayu yang mengamati dengan penasaran.

“Acara apa, Bang?”

“Festival musik tahunan di Jakarta. Kalau lo bisa tampil di sini, ini bakal jadi sorotan besar buat lo. Tapi risikonya, lo mungkin harus absen kuliah.”

Nadif terdiam, merenungkan pilihannya. Di satu sisi, ini adalah kesempatan emas untuk meningkatkan profilnya sebagai musisi. Di sisi lain, dia tahu betapa pentingnya kuliah, dan dia tidak mau mengecewakan orang tuanya dengan mengabaikan pendidikan.

“Gue tahu ini berat, Dif,” lanjut Bang Bona, suaranya lebih lembut sekarang,

“Tapi apapun yang lo putuskan, gue bakal support. Kalau lo mau cancel, gue bisa cari acara lain. Kalau lo mau ambil, kita bisa atur ulang jadwal kuliah biar lo tetap bisa fokus.”

Nadif mengambil napas dalam-dalam. Dia ingat bagaimana dia berjuang untuk sampai ke titik ini—semua latihan, semua pengorbanan.

“Gue mau ambil kesempatan ini, Bang. Tapi gue juga nggak mau ngecewain orang tua gue soal kuliah. Bisa nggak kita coba nego sama pihak kampus biar gue bisa catch up dengan pelajaran yang ketinggalan?”

Bang Bona terdengar berpikir sejenak.

“Oke, gue akan coba hubungi pihak kampus lo. Kalau mereka setuju, kita jalanin. Kalau nggak, kita bakal cari cara lain. Yang penting, lo nggak kehilangan momentum.”

Nadif mengangguk, meskipun tahu Bang Bona tidak bisa melihatnya.

“Gue percaya sama lo, Bang. Gue yakin kita bisa ngelewatin ini.”

Setelah menutup telepon, Mas Bayu menatap Nadif dengan bangga.

“Lo udah dewasa banget sekarang, Nadif. Bisa ambil keputusan yang bijak kayak gini, itu nggak gampang.”

Nadif membatin dalam hati,

“Iya lah, walau sekarang gue ada di badan umur 18 tahun, tapi kematangan pikiran dan emosi gue tetap ada di diri gue yang udah berumur 30 tahun, semua karena mengalami time travel ini."

Belum ada satupun orang di tahun 2012 ini yang Nadif beri tahu tentang rahasia terbesarnya ini.

Nadif tersenyum, merasa sedikit lebih ringan.

“Gue cuma nggak mau ada yang ketinggalan, Mas. Gue pengen semuanya bisa jalan bareng.”

“Dan itu yang bikin lo beda, Dif. Lo nggak cuma mikirin diri sendiri, tapi juga masa depan lo. Gue yakin, dengan Bang Bona di sisi lo, karir lo bakal makin cemerlang.”

Nadif merasa lebih siap menghadapi tantangan apapun yang datang. Dengan dukungan dari orang-orang di sekitarnya dan kehadiran Bang Bona sebagai manager, dia yakin bisa menyeimbangkan antara karir dan kuliah. Dunia di luar sana menunggu, dan Nadif siap untuk menunjukkan yang terbaik dari dirinya.

1
Azis
Ceritanya relate banget, si author jadi kaya cenayang yg bisa tau ini itu
Kita sebagai pembaca seolah dibawa oleh penulis buat ngerasain apa yg Nadif alamin. Keren bangettt 🌟🌟🌟🌟🌟
Fernicos: makasih mas aziz 🥰
total 1 replies
... Silent Readers
Luar biasa
Anna🌻
aku mampir thor, Ceritanya menarik
semangat berkarya ya thor🙏🏽
Fernicos: Hai kak Anna salam kenal, makasih dah mampir yaa
total 1 replies
Aurora79
"Dif....Nadif!" jiwa dari MASA DEPAN, tapi kenapa NAIF banget sich?! Katanya mau memperbaiki diri???? Koq malah mendekat ke.perempuan2 yang HAUS HARTA?!

#Gemes aku bacanya klw MC-nya Naif kaya gini.

Harusnya MC lebih Cool dan benar2 fokus memperbaiki diri, bahagiain keluarga, memantapkan karirnya. Jangan diajak2 RUSAK, malah mau...🙄
Aurora79: oke..👍
Fernicos: Hehe udah nikmatin aja ya alur ceritanya, bakal makin seru kok. Ini cerita udah sampe bab 80 loh, tapi sengaja aku update sehari satu aja /Smile/
total 4 replies
Fa🍁
gak tau ya kesini gak suka tuh sama Jessy. kalau ada aku empat mata nih maki maki ni orangnya biar mikir !! seru Cerita nya tapi lelah aku.
Fa🍁
ya jelas dong dia suka cinta ama Vonzy gimana sih pikiran lu, gak mungkin si Nadif mau mencuri? kalu gak mencuri perhatian nya neng
Fa🍁
jelas terganggu lah Nadif, helo gak mungkin gak akan terganggu tau tau dia hamil aja kan lucu
Fa🍁
bacot lu Jessy kalau gue jadi Nadif tinggalin dia salah sendiri, bjir bgt ada cewek kek gitu dasar
Fa🍁
hahaha kok gini sih? lu gak mesti ngerasa bersalah kalau si Jessy yg bilang dia menyesal, lu nyeselin apa Dif heran gue. tapi sekarang gue paham.
Fernicos: Nyeselin ilang perjaka wkwkw
total 1 replies
Fa🍁
cinta gak mikir 2 kali, sama kayak udah kerasukan setan mana sadar
Fa🍁
ciaaaa nyalahin diri sendiri, ngaku ya neng
Fa🍁
waw aku terkejut mamah
Fa🍁
hahaha
Fa🍁
tuh kan si Alex nih kayak gini, bikin minta dipukul tau gak sih Elx
Fa🍁
terus semangat Dif bukan km yg salah kok,
Fa🍁
aku baru tau kalau cowok bisa gini, sekarang paham kenapa banyak odgj cowok,
Fa🍁
namanya kek nama anabul aku Vino Vony
Fa🍁
punten, tolong doang pake otak neng mikir nya, udah di jelasin gak suka masih aja kek gitu heran cinta Lo mati ya neng!! kebawa emosi wkwk
Fa🍁
jadi ini toh, hmm
Fa🍁
Dasar lu cewek!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!