NovelToon NovelToon
Mencari Aku, Menemukan Kamu

Mencari Aku, Menemukan Kamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Enemy to Lovers / Slice of Life
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dylan_Write

"Aku menyukainya. Tapi kapan dia akan peka?" ー Asami

"Aku menyukaimu, tapi kurasa orang yang kamu sukai bukanlah aku" ー Mateo

"Aku menyukaimu, kamu menyukai dia, tapi dia menyukai orang lain. Meski begitu, akan aku buat kamu menyukaiku lagi!" ー Zayyan

.
.
.
Story © Dylan_Write
Character © Dylan_Write
Cover © Canva

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dylan_Write, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memori Dan Tanggung Jawab

Ini adalah hari Minggu terburuk bagi Asami. Bagaimana tidak, pagi-pagi sudah disuruh bersiap karena harus pergi ke acara nikahan guru ngajinya. Ia sebenarnya tidak mau datang namun sang ibu memaksanya.

Dari semua itu yang paling membuat Asami malas adalah ia harus ke sana bersama Zayyan. Dari semua nomor teman Asami yang ibunya punya, kenapa harus Zayyan yang dihubungi? Sudah tahu laki-laki itu jika berhubungan dengan Asami akan diiyakan saja.

Asami mendengus kesal kala sang ibu berteriak dari teras, "Asa, cepat keluar. Zayyan udah datang nih. Kamu pergi duluan saja ke acaranya ya. Mama sama ayah datang agak siangan dikit."

Asami makin memasang raut kesalnya. Dengan niat tidak niat, ia keluar dari kamar menuju ke teras. Kakinya tertahan kala ia melihat wajah menjengkelkan itu tersenyum manis padanya.

"Aku nggak jadi ke sana deh, mah." tolak Asami halus.

"Nggak, nggak. Orang Zayyan udah sampai begitu kok. Sana berangkat." ibu Asami cepat-cepat menyuruh Asami pergi, namun Asami tetap enggan untuk pergi.

"Perut Asa sakit, mah. Kebelet, nggak tahan." Bohongnya. Namun karena Asami tidak pandai berbohong, ia hanya mendapat tatapan tajam dari sang ibu. Asami mengerucutkan bibir kesal lalu berjalan penuh emosi ke arah Zayyan.

Zayyan tersenyum makin lebar melihat botol Yakult di hadapannya sedang merajuk. Dengan inisiatif, Zayyan langsung naik ke motor, membuka kedua pijakan kaki belakang motornya agar Asami bisa dengan mudah naik. Asami melihat act of service Zayyan yang tiba-tiba itu dengan tatapan datar.

"Nggak mau naik? Nanti kesiangan lho, keburu habis makanannya." Ucap Zayyan memperingatkan. Dibalas jutek oleh Asami, "bodo amat." Ia masih tidak mau naik ke motor Zayyan.

Zayyan menyeringai usil lalu tiba-tiba berteriak, "mama Asami, Asami nggak mau naーhmpphh!!"

Asami buru-buru menyumpal mulut Zayyan dengan kedua tangannya, "berisik banget sih!" Tukas Asami kesal. Ia langsung naik ke motor Zayyan agar laki-laki itu tidak teriak lagi. "Buruan jalan!" Perintahnya.

Zayyan terkekeh. Memang seru meledek Asami tuh.

"Tangan megang itik." Ucap Zayyan, menyahut omongan Asami.

"Apaan sih?!" Asami malah tersulut emosi.

"Pegangan, cantik." Sambung Zayyan lalu ia langsung menyalakan motor dan memasukkan gigi 1 ke motor koplingnya kemudian langsung mengerem, membuat Asami terlonjak ke depan.

"Aduhh! Lo gila ya?!" Asami mencak-mencak.

"Aku bilang kan pegangan. Motor kopling suka lepas gigi tiba-tiba soalnya." kekeh Zayyan, puas meledek Asami.

Asami melipat tangan di dada dan masa bodo dengan apa yang Zayyan katakan. Sebelah tangannya sudah siap memegang pegangan besi di ujung jok motor. "udah pegangan gue. Sekarang cepet jalan!"

Senyuman Zayyan sirna karena aksi Asami tidak sesuai harapannya. Ia kemudian melajukan motornya dengan kecepatan standar, tidak cepat tapi juga tidak lambat dan sangat berhati-hati. Seolah-olah ia tidak ingin membuat penumpang yang dibawanya kali ini kenapa-kenapa sedikitpun.

Lima belas menit perjalanan menuju acara nikah guru ngaji Asami, lima menit nya dipakai untuk muter-muter tidak jelas mencari gang yang tepat untuk menuju ke lokasi. Karena gang kecilnya banyak banget dan hampir di setiap gang ada janur kuningnya.

Mata Asami minus, meski pakai kacamata ia tetap tidak bisa melihat jauh dengan baik. Jadi Asami diam saja karena tidak tahu yang mana janur yang tepat.

Zayyan menepikan motor, lelah muter-muter tidak jelas tanpa kepastian. "ini kemana?" Tanyanya frustasi.

"Nggak tau, google mapsnya mengarahkan ke gang kecil, tapi nggak tau gang yang mana." sahut Asami.

"Nama yang nikah siapa?"

"July dan Anwar."

Zayyan memutarbalikkan motornya. Saat hendak memutar, tiba-tiba Zayyan oleng dan motornya hampir terjatuh, tentu saja bersama Asami juga.

"Zayyan!" Pekik Asami kaget sekaligus takut. "Kenapa sih?!" Tanyanya kesal.

"Maaf, maaf. Kakiku terkilir gara-gara nahan bannya yang selip." Ujar Zayyan sedikit panik.

"Makanya hati-hati!" Tukas Asami emosi. Zayyan merengut agak kesal, "motornya salah tingkah liat kamu terlalu cantik." namun masih bisa bercanda.

"Sok asik." jawab Asami ketus. Hati Zayyan langsung potek mendengarnya.

Perlahan Zayyan membaca satu persatu nama yang tertulis di bawah janur. Ia menemukan satu dengan nama yang sesuai.

"Ini ada, kenapa nggak bilang dari tadi?" Tanya Zayyan agak kesal.

"Ini toh gang nya? Ya gue mana tahu." Asami menjawab acuh tak acuh.

"Emangnya kamu nggak baca janurnya?"

"Mata gue minus, pake kacamata pun tetep nggak kelihatan."

Zayyan sweatdrop. Pantesan aja....

Zayyan kemudian melajukan kembali motornya menelusuri gang tersebut dan akhirnya setelah banyak drama, mereka sampai di tempat tujuan.

Asami langsung berjalan masuk tanpa menunggu Zayyan. Dengan langkah sedikit tertatih, Zayyan mencoba menyusul Asami, "nggak kasihan dikit nih sama yang kakinya terkilir?" Tanya Zayyan dengan nada sedih minta diperhatikan.

Asami menoleh dan menatap sinis, "masih bisa jalan kan? Yaudah nggak usah protes, jalan aja. Lo bukan bayi." Hati Zayyan potek lagi, tidak tahan mendengar perkataan Asami yang dinginnya melebihi kutub utara.

Meski Asami berkata begitu, sebenarnya ia berjalan bersama dengan Zayyan. Mulutnya memang pedas tapi hatinya tidak bisa berbohong bahwa ia khawatir kaki Zayyan kenapa-kenapa, apalagi ini karena Asami yang mengajak Zayyan ke tempat ini.

"Mau langsung makan?" Tanya Zayyan berbinar-binar, "urusan makan aja nomor satu." cibir Asami, Zayyan mengabaikan ucapan Asami karena memang sudah lapar.

Keduanya pun mengambil makanan lalu mengambil tempat duduk dan memakan makanan mereka sampai habis. Seperti acara nikahan pada umumnya di Indonesia, sebelum pulang pasti pamitan dulu dengan pengantinnya sekalian memberi kado atau amplop. Maka Asami dan Zayyan pun naik ke pelaminan dan salaman dengan pengantinnya, tidak lupa berfoto bersama.

Dalam perjalanan pulang, tidak ada obrolan apa-apa. Keduanya diam seperti biasanya. Namun Asami memberanikan diri bertanya, "Kaki Lo masih sakit?"

Zayyan mengerjap-ngerjap bingung, "Kamu khawatir?"

"Nggak! Nggak jadi gue nanya." Kilah Asami cepat.

Zayyan tertawa kecil melihat respon Asami, "Nggak sakit kok. Cuma ketarik sedikit ototnya tadi." Jelas Zayyan. Ia sudah puas meledek Asami saat berangkat tadi, jadi ia tidak mood untuk meledek lagi sekarang.

"Makasih udah khawatir." Ucap Zayyan. Walau Asami tidak bisa melihatnya, namun sorot mata Zayyan sangatlah tulus saat mengatakannya.

Asami tidak menjawab, ia malah bertanya secara frontal, "Lo selalu mengiyakan apapun yang berkaitan dengan gue karena Lo masih suka sama gue kan?"

Zayyan tertawa, "Percaya diri amat, neng." Perempatan merah imajiner muncul di pipi Asami, "gue nanya!"

"Coba tebak. Kalo bener, aku beliin es krim." Tawar Zayyan.

"Ogah." Jawab Asami ketus.

Zayyan tertawa. "Cuma Tuhan yang tahu apa yang aku rasa."

"Sok puitis."

Zayyan tidak menjawab. Ia hanya tersenyum, senyuman yang penuh arti.

...ΩΩΩΩ...

Baru juga duduk di kasurnya, notifikasi pesan berdering dari handphone Asami. Nama Zayyan tertera di sana.

Asami mendecih, "anak ini...." Padahal belum ada sepuluh menit sejak dia menurunkan Asami di rumahnya, sekarang dia mengirim pesan dan mengatakan sudah di rumah.

...----------------...

Human

Aku sudah sampai. Jangan khawatir, aku baik-baik saja😁

^^^Motor Lo melebihi kecepatan cahaya ya? Gila amat belum sepuluh menit udah sampai^^^

Human

Rumah kita kan nggak sejauh itu juga sampai harus menempuh lebih dari sepuluh menit -3-

^^^Terserah Lo^^^

...----------------...

Chat berhenti di Asami. Ia enggan melanjutkan dan memilih untuk berganti pakaian agar bisa leluasa tidur setelahnya. Namun notifikasi masuk membuat Asami menunda sebentar apa yang ingin dilakukannya.

...----------------...

Human

Makasih ya udah diajak ke sana tadi. Makasih udah diberi kesempatan untuk bisa bersama kamu walau cuma sebentar

...----------------...

Asami memutar mata jengkel.

...----------------...

^^^Klasik banget, ngomongnya di chat. Oh iya, lupa. Kan penakut ya, nggak bisa ngomong depan gue langsung.^^^

...----------------...

Sindir Asami. Ia tersenyum miring setelah mengirim pesan itu.

Sejak dulu, Zayyan tidak pernah berani mengungkapkan sesuatu di depan Asami langsung. Kata-kata yang menurut Asami seharusnya dikatakan secara langsung, pasti akan dikatakan lewat chat oleh Zayyan. Ini adalah salah satu dari beberapa hal yang dibenci oleh Asami.

...----------------...

Human

Maaf ya. Belum punya keberanian untuk mengatakannya langsung.

^^^Lo nggak akan pernah punya keberanian itu kalo Lo nggak mencoba.^^^

^^^Sekalinya Lo punya keberanian, mungkin semuanya udah terlambat^^^

...----------------...

Zayyan menghembuskan napas berat saat membaca pesan masuk dari Asami. Yang dikatakannya tidak salah, justru sangat amat benar. Zayyan sendiri pun tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya sendiri, kenapa ia begitu takut untuk membicarakan beberapa hal yang memang seharusnya dibicarakan langsung pada Asami, padahal Zayyan tahu Asami tidak mudah percaya jika hanya dikatakan secara tertulis.

Tapi mungkin satu alasan pasti kenapa Zayyan tidak berani berterus terang adalah ... karena ia tahu Asami membencinya jadi apapun yang akan Zayyan katakan meski itu secara lisan akan tetap dianggap main-main.

...----------------...

Kamu tahu kenapa dalam adat Betawi ketika seseorang menikah, diantara barang-barang seserahannya ada yang namanya roti buaya?

Kamu tahu kenapa rotinya harus berbentuk buaya?

^^^My Hope, My Light, My Dream^^^

^^^Ya itu terserah tukang rotinya mau bikin bentuk apa^^^

...----------------...

Zayyan terkekeh membacanya. Sikap dingin Asami disaat diberi pertanyaan seperti ini malah jadi lucu di mata Zayyan.

...----------------...

Salah.

Karena roti buaya dimaksudkan agar pasangan yang menikah akan menjadi pasangan yang setia seumur hidupnya.

^^^My Hope, My Light, My Dream^^^

^^^Terus apa gunanya gue tahu hal ini? Karena gue lahir di Jakarta terus Lo kira gue nggak tahu hal semacam ini?^^^

...----------------...

Zayyan menghembuskan napas gusar. Kadang Asami juga membuat Zayyan jengkel jika jiwa sok tahunya keluar.

...----------------...

Dengerin dulu dong

Itu karena buaya sebenarnya hewan yang paling setia. Buaya hanya mempunyai satu pasangan seumur hidupnya.

Dan kamu, pasti ngerti apa yang aku maksud kan?

^^^My Hope, My Light, My Dream^^^

^^^Nggak tuh^^^

...----------------...

Zayyan tersenyum. Ia yakin di seberang sana sebenarnya Asami mengerti apa yang ia maksud.

...----------------...

Kalo mau kemana-mana, bilang aja. Biar aku anter. Aku nggak masalah nganter kamu ke ujung dunia sekalipun😁👍🏻

^^^My Hope, My Light, My Dream^^^

^^^Nggak. Gue nggak mau ngerepotin Lo lagi^^^

Kenapa? Aku suka kok direpotin kamu

Asal itu kamu, aku nggak masalah direpotin terus😊

...----------------...

Zayyan sangat amat berharap Asami bisa mempercayakan dirinya pada Zayyan sepenuhnya. Zayyan sangat berharap Asami tidak lagi membencinya dan mau berteman lagi dengannya. Juga, Zayyan sangat berharap Asami bergantung kepadanya.

Namun Zayyan tahu, jika ia menginginkan semua itu untuk terwujud, ada hal yang harus ia korbankan dan ia belum seberani itu untuk mengambil resiko.

Percakapan pun berhenti. Keduanya tak lagi mengirim pesan satu sama lain. Di sisi lain, Asami merasa rindu akan momen-momen dari masa lalu.

...ΩΩΩΩ...

Asami memperhatikan dari kejauhan, Zayyan tengah asyik berbincang dengan dua orang perempuan. Tak lama kemudian, beberapa perempuan lain bergabung, menambah ramai percakapan mereka.

Wajah Zayyan terlihat ceria, tawa dan senyum tak henti-hentinya menghiasi wajahnya saat ia berbicara dengan mereka semua. Namun, meskipun hanya beberapa langkah di belakangnya, Zayyan tidak sedikit pun menoleh ke arah Asami yang berdiri menunggu dengan sabar.

"Iyan... Iyan..." Panggil Asami akhirnya. yang dipanggil menoleh lalu menatap datar.

"Kenapa kamu tidak pernah bicara denganku? Kenapa kamu hanya bicara dengan mereka?" Tanya Asami dengan wajah sedih.

Zayyan tidak menjawab, hanya menatap Asami dengan senyum yang penuh ejekan. Senyum itu begitu jahat, membuat Asami merasa semakin kecil di hadapannya.

Para perempuan di sekeliling Zayyan ikut tertawa dengan nada yang sama sinisnya, seolah-olah menikmati kepuasan dari sikap Zayyan yang mendiamkan Asami. Tawa mereka bergema, memperparah perasaan tidak nyaman dan terasing yang dirasakan Asami.

Sayup-sayup, suara familiar merambat ke telinganya.

"--Mi?"

"--Sami?

"Asami?!"

Asami terkesiap begitu Icha memanggilnya dengan sedikit membentak. Saat sadar, Asami melihat Illa, Elvin, Icha, Linda, Rafan bahkan Mateo menatapnya khawatir.

"Kamu gapapa, dek? Wajahmu pucat lho." Tanya Icha lembut. Asami menggeleng lalu tersenyum paksa, "aku gapapa kok, kak."

"Kaget banget, kirain Asami kesurupan. Dipanggil-panggil nggak nyahut." Canda Mateo. Linda menepuk bahu Mateo, "ngomongnya iih, bikin takut aja." Mateo nyengir. Asami juga terkekeh kaku.

Asami mengusap wajahnya. Dari sekian banyak memori, kenapa harus memori itu yang terngiang di kepalanya sampai ia lupa sedang berada di rumah Illa karena habis rapat tadi siang. Memorinya tentang Zayyan dan masa-masa SMPnya memang terburuk dari semua memori dalam hidup Asami.

"Asa, udah siap jadi wakil sekretaris nya Lily?" Linda bertanya. Akibat hal itu, Asami jadi ingat apa yang ia lupakan.

Siang tadi OSIS ada rapat di rumah Illa. Rapat kali ini pembentukan struktur organisasi. Karena Yuda menghilang dan tidak bisa dihubungi, ditambah masa jabatannya sudah habis akhirnya masa jabatan di teruskan oleh kepengurusan angkatan Illa dan Illa ditunjuk langsung oleh pembina menjadi ketua karena waktunya sudah tidak sempat melaksanakan pemilihan ketua OSIS.

Setelah ditunjuk, Illa langsung membentuk struktur dan menunjuk beberapa orang adik kelasnya untuk mengisi jabatan inti. Dan yang mengisi jabatan inti tersebut salah satunya adalah Asami yang ditunjuk menjadi wakil sekretaris dengan Lily selaku sekretaris nya.

Selain Asami, Mateo pun kebagian peran di jabatan inti. Ia ditunjuk sebagai wakil ketua OSIS sedangkan satu orang lagi, Rika, sebagai wakil bendahara.

Asami mengangguk kaku, tanda Asami siap menjadi wakil sekretaris dan siap membantu Lily mengurus dokumen-dokumen OSIS ke depannya.

Mateo melirik Asami, wajahnya nampak sedikit lelah. Mateo pun mengambil inisiatif, "pulang yuk, Sa." ajaknya.

Asami menoleh pada Mateo lalu mengangguk. Asami mengambil tas kecilnya lalu memakainya, begitupun Mateo yang langsung memakai sepatunya.

Illa tersenyum kemudian angkat suara, "kalian lucu deh." Membuat Asami dan Mateo menoleh bersamaan.

"Kalian kayak temen aku tahu. Kemana-mana selalu bareng, lucu liatnya." Sambung Illa. Mateo hanya tersenyum, sementara Asami mencoba menahan blush. Apakah chemistry nya dengan Mateo sudah terbentuk sampai akhirnya dinotice Illa?

Mereka pun pamit pulang. Dalam perjalanan pulang, Mateo menyempatkan diri untuk bertanya.

"Seneng nggak kepilih jadi wakil sekretaris?"

Asami berpikir sejenak, "entah. Saya nggak tahu wakil sekretaris itu kerjanya gimana. Mungkin sampai rumah akan langsung saya cari tahu."

"Kalo kamu, seneng nggak jadi wakil ketua?" Asami balik bertanya.

"Nggak sih. Soalnya tanggung jawabnya jadi besar. Kalo kak Illa nggak hadir, nanti saya yang harus memutuskan apa apanya." jawab Mateo.

Benar. Kini Asami bukan lagi anggota bayangan seperti sebelumnya, Asami sudah ditunjuk dan diberikan tanggung jawab sebagai wakil sekretaris, bagian inti organisasi OSIS.

Asami nggak bisa terus memikirkan hal-hal yang membuatnya lengah seperti tadi. Ke depannya, pasti banyak hal yang harus dipikirkan Asami dan Asami tidak boleh lengah sedikitpun.

Ia tidak boleh mengikuti permainan Zayyan seperti dulu lagi. Jika di masa depan Asami akan lebih sering ketemu Zayyan, Asami harus membuat Zayyan jatuh dalam permainannya bukan sebaliknya. Zayyan tidak boleh jadi alasan Asami tidak fokus dalam tanggung jawabnya di OSIS.

...******...

1
ussy kusumawati
semangat💪🏻💪🏻
Anna🌻
kak aku mampir, semangat terus ya💖
Dylan_Write: Halo Anna, terima kasih sudah mampir~
Semangat juga dalam beraktivitas^^
total 1 replies
Aurora79
😂😂😂😂😂😂
Aurora79
Foolback ya kak! 😁
Aurora79
Mampir aku kak KenKen... Sepertinya menarik...😊🍻
Ind
semangat kak,saya malah lagi ongoing bab 6 🥹🥹
masih jauh...saling support yaa
Dylan_Write
Halo~
Ini karya pertamaku di sini. Hope this book can make all of you enjoy reading!
Masih banyak kekurangan dalam buku ini, tapi aku selalu berusaha memperbaikinya hari demi hari.
Mohon dukungannya~!
Anonymous
NEXXTTTTT
Gresiaa_.
semangat thorr...
Arisena
Coba-coba baca novel romansa, kyknya oke juga
smgt thor💪
Dylan_Write: Terima kasih banyakkkk
total 1 replies
Salsabila
mampir juga ya ke cerita ku💕
Salsabila
cerita nya seru
Una loca(。・`ω´・)
Memikirkan ulang
Dylan_Write: Terima kasih sudah mampir dan membaca. Dukunganmu sangat berharga(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!