NovelToon NovelToon
PLEASE!! CALL ME PAPA ANKA'S

PLEASE!! CALL ME PAPA ANKA'S

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Model / Roman-Angst Mafia / Menikah Karena Anak
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Anisa Nurapiah

Dijebak suami sampah? Di tipu sahabat sendiri? Di buang oleh keluarganya? ya itu semua adalah kehidupan suram Fellora di masa lalu, Tapi ia kini bangkit dengan indentitas baru untuk membalaskan dendam nya.

"Mengapa kita tidak memotongmu menjadi potongan kecil dan memberikannya untuk anjingmu? Hm? Kemudian kita akan lihat seberapa setia anjing lapar yang sebenarnya.
Kamu tidak akan pernah mengerti kehancuran yang kamu lakukan pada seseorang sampai hal yang sama dilakukan padamu."~Fellora

"Gue nggak peduli ayah dari bayi ini,benih yang ditanam di rahim lo ini! Yang pasti gue cuman ingin menjadi ayah untuk bayi ini, meskipun ini bukan darah daging gue,gue akan memperlakukan layaknya anak kandung. Dan gue juga nggak bakalan melarang lo buat deket sama cowok lain! Yang penting gue bisa jadi ayah yang baik buat bayi ini!"
_Farka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisa Nurapiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

regret always ends

..."Bahkan seandainya angin meminta maaf pun,ranting itu masih tetap patah"...

...*...

Dalam keadaan yang hening di dalam mobil, Farka meraih selimut kecil yang tergeletak di kursi belakang. Ia dengan lembut menempatkan selimut tersebut di atas Casandra, yang tampak sudah agak tenang meskipun matanya masih sembab akibat terus menangis.

Wajahnya pucat, dipenuhi dengan goresan luka darah kering dan lebam yang menghiasi kecantikan wajah Casandra.

"Dia cantik, sayangnya banyak luka," gumam Farka dalam hati sambil tetap fokus pada mengemudi.

Casandra menyandarkan kepalanya ke sisi pintu mobil yang dia duduki, matanya terlihat kosong seakan kehilangan arah.

"Rumah lo ada di mana? Biar gue antar!" tanya Farka mencoba memulai percakapan.

Casandra menggelengkan kepalanya. "Gue nggak punya rumah," jawabnya dengan suara lirih.

Farka merasa terenyuh mendengar jawaban Casandra. Ia tidak bisa membayangkan betapa sulitnya kehidupan yang harus dilalui oleh Casandra.

Namun, Farka memutuskan untuk bertanya lebih lanjut, berharap dapat membantu dengan cara apa pun.

"Rumah orang tua lo?" tanya Farka dengan penuh kehati-hatian.

Casandra menundukkan kepala dan dengan suara lirih menjawab,

"Orang tua gue... mereka... mereka menginginkan gue mati."

Dalam keheningan yang memenuhi mobil, Farka terus melaju dengan tetap fokus pada pengemudiannya. Ia merenung dalam hati, memutuskan bahwa ia akan membawa Casandra pulang ke rumahnya.

🍃

Sesampainya di depan rumah keluarga Zevallo, pandangan mereka langsung tertuju pada pagar kayu mewah berwarna cream muda dengan aksen hitam yang menghiasi sekelilingnya. Pagar itu begitu kokoh dan megah, memberikan kesan eksklusif dan memukau bagi siapa pun yang melihatnya.

Rumah ini adalah simbol kemewahan yang terpampang jelas di hadapan mereka.

"Gue nggak punya uang buat bayar kamar hotel!" ucap Casandra dengan suara lemah, matanya menerawang ke arah bangunan yang tegak di hadapan mereka.

Farka tersenyum seraya menatap Casandra dengan penuh kehangatan. "Hotel? Ini bukan hotel,Ini rumah keluarga gue," jawabnya dengan penuh kelembutan, sambil menekan tombol klakson mobil untuk memberi tanda kedatangannya.

Seiring dengan bunyi klakson, gerbang rumah mulai terbuka perlahan oleh para satpam yang siap melayani.

Tak lama kemudian, mereka dihadapkan pada panorama bangunan mewah yang terhampar di hadapan mereka. Rumah ini memiliki desain modern dengan dominasi warna biru muda yang segar, memberikan kesan elegan dan penuh gaya.

Luasnya parkiran di sekitarnya merupakan gambaran nyata kemewahan dan fasilitas yang dimiliki rumah keluarga Zevallo.

Farka melangkah keluar dari mobil , Ia segera bergerak ke pintu mobil dan membukanya memberikan Casandra kesempatan untuk keluar dengan nyaman. Ia melihat betapa tubuh Casandra terlihat rapuh, dan tanpa ragu, ia memutuskan untuk memangku gadis itu dengan kelembutan.

"Yaudah, Pak. Tolong parkirkan mobil dan bawa koper ke dalam," pinta Farka kepada para satpam yang siap untuk membantu.

Farka melanjutkan langkahnya, menyusuri jalanan beraspal menuju pintu depan rumah.

"Gue bisa jalan sendiri!" Ronta Casandra meminta untuk diturunkan dari pangkuan farka.

Ia mencoba berusaha untuk berjalan sendiri, tetapi lemahnya tubuhnya membuatnya goyah. Farka merasa prihatin melihatnya, namun memberikan kesempatan Padanya untuk mencoba.

Namun, Casandra hanya mampu melangkah beberapa langkah sebelum terhuyung dan hampir jatuh. Farka segera bereaksi dengan sigap, menangkap tubuh Casandra sebelum mencapai lantai yang dingin.

"Udah, gue udah bilang, lo itu masih lemah," gumam Farka lalu melanjutkan perjalanannya dengan memangku Casandra yang kini berada dalam pelukannya.

Setelah memasuki pintu rumah, Farka terus melangkah ke atas dengan hati-hati, masih memangku Casandra yang berada dalam pelukannya. Lantai atas rumah ini dipenuhi dengan keindahan yang tak terduga.

Di depan mereka terbentang sebuah lorong yang panjang, dihiasi dengan lukisan-lukisan klasik dan lampu gantung yang elegan. Setiap langkah yang mereka ambil menghasilkan bunyi lembut dari permadani mewah yang menutupi lantai kayu.

Cahaya dari lampu-lampu di sepanjang lorong menerangi jalan mereka, menciptakan atmosfer yang romantis.

Farka mengarahkan langkahnya menuju sebuah pintu besar yang terbuat dari kayu mahoni. Ia memasuki ruangan yang sangat besar dan teratur. Warna-warna yang serasi dan pemilihan furnitur modern membuat ruangan ini tampak begitu cerah dan menawan.

Cahaya matahari masuk melalui jendela-jendela besar, mencerminkan kilau keemasan di permukaan furnitur mewah yang ditempatkan dengan rapi.

Farka memangku Casandra dengan hati-hati, meletakkannya dengan lembut di atas ranjang yang besar dan nyaman.

Seperti yang diharapkan, ranjang ini memiliki sprei dan seprai yang selaras dengan warna ruangan, menambah kesan modern dan elegan.

Casandra mencoba berdiri, tetapi dengan cepat menyadari bahwa bajunya masih basah dan mungkin akan mengotori ranjang yang bersih.

"Ba-baju gue basah, bisa-bisa ranjang ini nanti jadi basah juga!" ucap Casandra khawatir, mencoba menahan keinginannya untuk berdiri.

Farka tersenyum dan menggelengkan kepala.

"Sudahlah jangan dipikirkan!" ucapnya dengan lembut.

Saat itulah, sebuah ketukan terdengar di pintu. Seorang satpam masuk membawa koper milik Casandra, memberikannya kepada Farka,

"permisi Den ini kopernya!"

"Pak sekalian panggilkan bi vina kesini!" Pinta farka.

Satpam itu kemudian memberikan salam hormat sebelum kembali meninggalkan ruangan.

Farka jongkok di depan Casandra, sambil pelan-pelan membuka sepatu yang basah oleh guyuran hujan.

"Kasian kaki Lo!" Gumam farka yang melihat kaki putih casandra yang lecet serta terdapat ruam merah.

Setelah selesai, Farka bangkit kembali, tetapi kali ini dengan gerakan yang spontan dan penuh kejutan. Dalam sekejap,

"Aaa!" Teriak Kaget Casandra

Ia menggendong Casandra dengan penuh kelembutan dan masuk ke dalam kamar mandi.

Dengan langkah pasti, Farka meletakkan Casandra di dalam bathtub yang telah terisi dengan air hangat. Casandra merasa sedikit tercengang dengan tindakan Farka yang tiba-tiba ini,

"Lo, lo mau ngapain?"tanya Casandra dengan suara terbata-bata

"Lo habis hujan-hujanan harus mandi biar nggak sakit" ucap Farka

Casandra masih terdiam sejenak, mencoba memahami situasi yang baru saja terjadi. Namun, sebelum ia sempat mengucapkan kata-kata, Farka mempersilahkan pembantu mereka, Vina, untuk masuk ke dalam kamar mandi.

"Bi, tolong bantu dia untuk mandi"ucap Farka dengan tegas kepada Vina yang sudah berdiri di ambang pintu.

Vina, dengan senyum penuh keramahan, menganggukkan kepala sebagai tanda setuju. Ia masuk ke dalam kamar mandi dan bersiap membantu Casandra.

Farka dengan mantap meninggalkan kamar mandi, menuruni tangga menuju lantai bawah

"Gue harus mencari tahu siapa sosok suami yang berani menyia-nyiakan perempuan secantik itu!" Gumam farka yang nampak santai meminum air seraya menumpangkan sebelah kakinya disofa berwarna abu itu.

...Bersambung...

1
Lolopechka Luftair
semangat thor nanti aku balik lagiii
Lolopechka Luftair
tapi tetap aja itu kann anak kamuu 😭
Lolopechka Luftair
oh iya luar fellora kan lagi hamil 😭
Lolopechka Luftair
eh kok aku mikir ini fellora yaa
Lolopechka Luftair
keren kata katanya ❤
Anisa Nurapiah: aaaaa makaciii banyakk udah mau mampir/Kiss/
total 1 replies
Lolopechka Luftair
sebel ih
Lolopechka Luftair
wkwk parah
Lolopechka Luftair
semangattt
Dian Hardiana
next chapter thort
Dian Hardiana
euihh/Shy//Shame/
Dian Hardiana
author semangat seru banget aku baca
Dian Hardiana
ehh busett laki biadab
Nisa Anisya
astaghfirullah astaghfirullah ya Allah astaghfirullah/Shhh/
Nisa Anisya
/Scream//Chuckle//Chuckle/
Nisa Anisya
ouyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy tumben ga disensor
Nisa Anisya
makkk dia nakal
Nisa Anisya
/Awkward//Scream/
Nisa Anisya
lah terus ngapain kalian nikah?
Nisa Anisya
weh itu salah lo sendiri cok
Nisa Anisya
bisa-bisanya dikira setan 😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!