Menikah karena wasiat, itulah yang di alami Clea. ia terpaksa menikah dengan Renei Suprapto, pria tampan, mapan dan matang dan juga suami orang. Margareth istri Renei yang menginginkan pernikahan itu terjadi karena ia sedang sakit keras. Margareth tidak ingin sepeninggal dirinya Renei kesepian karena itu ia menjodohkan suaminya dengan Clea gadis berusia dua puluh tahun yang tak lain adalah petugas terapis Margareth selama sakit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16 Rencana Minggat
Renei pulang malam ia mampir ke bar untuk minum dengan beberapa koleganya. setibanya di rumah Clea sudah menunggunya , Yudi tadi sudah memberi kabar jika Renei akan pulang terlambat dan mengirim foto bosnya itu sedang bercengkrama dengan rekan-rekan bisnisnya.
"Malam Bu" Yudi menyapa Clea sembari memapah tubuh Renei.
"Antar ke kamar Yud" kata Clea membantu memegangi lengan Renei.
Yudi membaringkan Renei di atas ranjang,
"Yud kau pulanglah biar aku urus mas Renei"
"Baik Bu kalau begitu saya permisi"
"Oh ya Yud acara ulang tahun ...."
"Siap Bu, mba Marisa sudah memasukan saya ke dalam aplikasi group"
"Oke"
Yudi pamit pulang sementara Clea segera mengurusi suaminya yang terkapar mabuk berat.
"Margaret...." Renei meracau tidak sadar. Clea hanya diam ia membuka dasi dan kemeja Renei.
"Clea...Clea...aku benci padamu Clea...." racau Renei.
Clea tersenyum menggeleng kepala. bahkan saat mabuk pun Renei masih ingat jika ia hanya mencintai Margaret dan membenci Clea.
Selesai dengan Renei, Clea bergegas kembali ke kamarnya sendiri. ia harus segera tidur karena besok pagi Clea akan sibuk di toko dan juga sibuk mempersiapkan acara kejutan untuk Renei.
Pagi nya Renei terbangun memegangi pelipisnya, kepalanya berat seperti di tindih batu. ia menyibak selimut dan duduk di tepi ranjang.
"Mas sudah bangun?" Clea berjalan mendekati Renei membawakan segelas susu hangat.
"Ini mas susu tawar masih hangat"
Renei meraih segelas susu itu lalu meneguknya dengaan cepat.
"Jam berapa sekarang?" gumam Renei.
"Hampir jam tujuh mas"
"Kenapa tidak membangunkan ku Clea?!" omel Renei. ia berdiri dari duduknya tapi limbung karena kepalanya masih pusing. jadilah Renei refleks berpegangan pada bahu Clea. Tubuh kecil Clea tidak mampu menopang bobot Renei ia ikut tertarik dan keduanya jatuh di atas ranjang. keduanya saling menatap dalam diam. Renei memperhatikan bibir Clea, ia hampir tidak bisa mengendalikan dirinya. Clea yang menyadari kecanggungan itu segera bangkit dari atas tubuh Renei.
"Mas aku siapkan sarapan dulu ya".kata Clea berjalan secepat mungkin menghindari Renei.
Renei tersenyum ia bisa merasakan degup jantung Clea saat gadis itu terjatuh menimpanya.
Pagi ini Marisa datang berkunjung ia sengaja menemui Clea sebelum pergi ke kampus. Marisa ingin Clea tetap menjalankan misi pura-pura minggat agar Renei cemas dan khawatir.
"Tapi Marisa kau tahu mas Renei bukan? ia tidak akan peduli kalau aku minggat" bisik Clea..
"Aku yakin kakak ku peduli Clea! coba saja!" bisik Marisa.
Renei yang melihat istri dan adiknya saling berbisik jadi curiga mereka merencanakan suatu kejahatan padanya.
"Ada apa kenapa bisik-bisik?" tanya Renei sembari duduk menghadap meja makan..Clea dengan sigap meletakkan secangkir kopi di hadapan Renei.
"Apa ini ada racunnya? apa yang kalian rencanakan?" tanya Renei sembari mendelik ke arah adiknya. ia tahu adiknya itu banyak akal dan suka usil pada Renei karena usia mereka terpaut jauh. Renei selalu mengerjai Marisa dengan mengatakan jika adiknya itu adalah anak pungut papi. sementara Marisa selalu meledek kakaknya sebagai si raja gengsi. tapi di balik itu keduanya saling menyayangi satu sama lain.
"Kalian membicarakan apa?" tanya Renei masih penasaran.
"Rahasia!!" kata Marisa sambil berjalan kabur dari kakaknya.
"Marisa hanya mengajakku pergi shoping mas" kata Clea.
"Kenapa tidak ikut dengannya"
"Aku harus ke toko, nanti siang Marisa akan menyusul ku ke toko jadi kita pergi bersama untuk shoping"
Renei tidak penasaran lagi ia segera menghabiskan makan paginya lalu bergegas ke kantor.
Siang ini Clea menjalankan misi dari Marisa, ia akan benar-benar memberi kejutan di ulang tahun Renei.
Clea mulai mematikan ponselnya sejak pagi, ia juga tidak berada di tokonya. beberapa kali Renei mencoba mengirim pesan singkat pada Clea tapi pending pesan itu tidak terkirim. Renei terlihat sedikit gelisah di tengah meeting.
Renei ingat tadi malam ia meracau bilang jika benci pada Clea Karena itu Renei ingin memastikan jika Clea tidak marah padanya.
