NovelToon NovelToon
Dia Milikku!

Dia Milikku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Pelakor / Mata-mata/Agen
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Anis

Karena pekerjaannya, Alin terpaksa menghilang, meninggalkan sebentar pria yang dicintai.

Anjar, cukup stres memikirkan kemana perginya sang pujaan hati, ditambah seorang wanita terus mengejarnya akibat rencana perjodohan keluarga.

Apakah keduanya bisa bersatu kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memecat Beberapa Karyawan

"Tumben sekali kita dikumpulkan di aula. Ada apa ya?" tanya para karyawan terlihat kebingungan.

"Entahlah, tapi sejak kemarin bagian HRD & keuangan terlihat sibuk dari biasanya." jawab karyawan lain dengan hati-hati.

Pagi ini memang secara khusus Anjar menginstruksikan pada Rezan untuk mengumpulkan karyawan di aula. Ini merupakan tindak lanjut obrolan nya dengan sang istri beberapa hari yang lalu. Mereka telah mengumpulkan bukti kecurangan beberapa karyawan yang merugikan perusahaan.

"Aku pikir kamu akan menundanya lagi." ujar Alin melihat Anjar bersiap diri untuk ke aula.

"Tidak sayang, seperti janjiku padamu jika kita akan membersihkan kantor dari SDM yang tidak berkompeten. Semua bukti sudah di urus oleh Rezan, dia bekerja dengan keras selama beberapa hari." jawab Anjar sambil menggandeng tangan Alin keluar dari ruangan.

**

"Selamat pagi, terimakasih sudah berkumpul disini. Langsung saja pada intinya, kalian semua dikumpulkan disini untuk diberitahu jika beberapa diantara kalian akan dipecat secara tidak hormat. Hal itu dikarenakan ada penyelewengan dana serta jabatan. Kalian tahu jiia integritas dan kepercayaan adalah fondasi utama dalam setiap perusahaan, termasuk perusahaan saya." ucap Anjar dengan wajah seriusnya. "Setiap individu yang bergabung di perusahaan ini telah diamanahkan bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya mematuhi peraturan serta menjaga etika kerja. Namun dengan sangat menyesal saya harus mengumumkan bahwa telah terjadi pelanggaran serius terhadap nilai-nilai yang telah kita junjung tinggi. Beberapa rekan kita yang seharusnya menjadi contoh dan panutan telah terbukti melakukan penyalahgunaan wewenang dan merugikan perusahaan serta mencederai kepercayaan yang telah saya berikan kepada mereka."

Suasa makin menegangkan saat Anjar semakin serius menyampaikan. Mungkin beberapa dari mereka paham dengan apa yang disampaikan bosnya. Apalagi yang benar sudah melakukan kesalahan. Ini seperti bom waktu yang tinggal meledak saja.

"Setelah melalui proses penyelidikan yang mendalam Saya telah memutuskan untuk mengambil tindakan tegas dengan melakukan pemutusan hubungan kerja kepada yang bersangkutan tujuan ini tentu bukan sesuatu yang diambil dengan mudah namun demi menjaga integritas dan kepercayaan dalam perusahaan langkah ini harus diambil. Saya berharap kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa tanggung jawab yang diberikan harus dijaga dengan sepenuh hati dan setiap pelanggaran akan mendapatkan konsekuensinya." tambah Anjar lalu turun dari podium digantikan Rezan.

"Silahkan kalian buka grup kantor. Untuk nama-nama yang ada di daftar tersebut silahkan maju kedepan." kata Rezan membuat ketegangan semakin terasa.

Ada 5 orang yang maju ke depan, diantaranya 2 perempuan dan 3 laki-laki. Salah satunya Misya, tentu tidak asing di mata karyawan lain karena gadis ini baru saja trending topic di area kantor.

"Abram, bagian penjualan telah melakukan penyelewengan dana sebesar 120 juta dan pemakaian fasilitas dari kantor untuk kepentingan pribadi. Pilihan ada 2, mengganti seluruh kerugian atau mendekam di penjara." ujar Rezan dengan nada serius.

Kembali Rezan melihat kertas ditangan. "Dona, salah satu staff HRD. Memalsukan informasi pelamar kerja yang tidak lain adalah keponakan sendiri serta menerima siap terkait penerimaan karyawan magang. Tentu ini menyalahi aturan perusahaan. Setelah ini tidak perlu lagi bekerja disini."

Karyawan yang lain tentu tidak menyangka jika Bu Donna bisa bertindak seperti ini. Padahal secara kinerja sangat baik, bertindak cepat terkait aduan tentang karyawan.

"Widya, bagian produksi. Sangat mengecewakan karena berani memotong upah karyawan di kantor produksi dengan dalih kinerja bagian produksi buruk. Tidak ada pelaporan total biaya produksi yang dikeluarkan selama 2 bulan belakangan. Silahkan pilih ganti total kerugian atau mendekam di penjara." kata Rezan membuat karyawan lain ikut geram. Pantas saja penampilan wanita ini sangat hedon, selalu pamer barang-barang baru. Ternyata hasil korupsi.

"Mukti, ini sebenarnya sepele tapi jika terus dilakukan tentu merugikan perusahaan. Mencuri bahan makanan di dapur setiap karyawan lembur. Pantas saja beberapa kali kepala dapur mengeluh karena bahan masakan cepat habis. Setelah diselidiki, hasil curian dijual kepada orang lain dan hasilnya untuk judi online. Pak Mukti, silahkan setelah ini ambil gaji anda yang terkahir dan mulai besok tidak perlu datang kesini untuk bekerja."

Alin yang berdiri disamping Anjar menggelengkan kepala. Dia kira Mukti mencuri untuk kebutuhan keluarga tapi malah untuk dirinya sendiri, judi online. Mungkin jika itu digunakan untuk memenuhi dapur keluarga nya masih ada sedikit toleransi.

"Dan ini yang terkahir, artis kita yang beberapa hari ini trending topic, Misya. Masuk ke kantor jalur orang dalam, dia keponakan Bu Donna. Lulusan SMK tapi berani mengaku sebagai lulusan S1 Manajemen. Sertifikat kompetensi nya palsu. Selain itu berani menyebarkan gosip sehingga menimbulkan kesalahpahaman antar karyawan. Terkahir berani menyinggung sekretaris Tuan Anjar yang sekaligus istri bos. Kinerjanya yang buruk juga membuat ki berja timnya menurun. Hari ini diputuskan, ini hari anda bekerja, Nona Misya." kata Rezan menatap tajam gadis itu.

Para karyawan menatap tidak percaya, mereka kira Misya adalah gadis yang baik dan polos. Namun ternyata dibalik wajah itu tersimpan kebohongan besar.

Diantara kelima orang yang maju, hanya Misya yang secara terang-terangan menunjukkan ketidaksukaan atas keputusan yang sudha dibuat.

"Ini pasti karena dia kan?" tanya Misya emosi sambil menunjuk Alin. "Mentang-mentang istri bos bisa seenaknya sendiri. Enak ya bisa langsung jadi sekretaris tanpa interview. Tidak tahu lulusan mana, pengalaman kerjanya apa, eh sekali bekerja langsung dapat posisi bagus."

Karyawan lain hanya bisa menatap Misya dengan ekspresi ketakutan, gadis itu sembarangan sekali jika bicara. Tidak takut apa jika bos mereka mengamuk.

Anjar berniat maju mendekati Misya namun ditahan oleh Alin. "Biar aku saja, sayang."

Alin berjalan tanpa ada ekspresi apapun. Dia menatap lima orang itu dengan tatapan sulit diartikan.

"Kalian itu manusia-manusia tidak tahu diri. Sudah berbaik hati suamiku memberikan kalian pekerjaan seta jabatan yang cukup bagus namun ternyata kinerja kalian buruk. Aku akan memaklumi jika faktor penurunan kinerja berasal dari internal kita seperti kurangnya motivasi dari atasan, upah kerja yang kecil atau beban kerja yang tinggi. Tapi ini memang berasal dari diri kalian sendiri. Memperkaya diri sendiri dan menyenangkan keluarga."

Kalimat Alin membuat mereka diliputi perasaan was-was. Baru kali ini melihat istri bosnya menunjukkan amarah. Dulu meskipun Alin sering mengunjungi perusahaan untuk bertemu dengan Anjar, sikap wanita itu ramah dan tidak mudah marah. Namun ini terasa berbeda, mereka semua seperti dibuat takut oleh setiap kata yang keluar dari mulut wanita itu.

"Dan kamu Misya. Pikiranmu terlalu dangkal, sudah salah masih saja ngotot menjatuhkan orang lain. Berbicara dengan latar belakang pendidikan serta pekerjaan, sudah pasti aku jauh diatasmu. Yang jelas aku tidak akan menjatuhkan orang lain jika aku tidak disenggol lebih dulu." ujar Alin dengan nada sedikit mengejek.

Alin mendekati Misya lalu berbisik. "Kamu itu gadis tidak tahu malu, sudah masuk kesini lewat orang dalam, tidak berkompeten juga suka menjajakan tubuh pada pria kaya bukan? Ehh sangat menjijikkan."

Misya yang tadinya ingin terus melawan Alin kini terdiam membisu, dia tidak menyangka istri bosnya bisa tahu pekerjaan lain dirinya.

Alin tersenyum puas melihat ekspresi yang ditunjukkan Misya, sejak gadis itu menyinggung dirinya maka sejak itu Alin memerintahkan seseorang untuk mengawasi Misya. Hasilnya sangat menyejukkan, gadis itu seorang pemain.

"Ini peringatan untuk kalian, jika ingin bekerja tenang maka patuhilah aturan perusahaan dengan baik. Jangan menyalahgunakan wewenang apalagi sampai merugikan perusahaan. Jika ada kejadian seperti ini terulang kembali, maka aku sendiri yang akan menghukum kalian." kata Alin di depan seluruh karyawan.

"Terkait posisi sekretaris yang aku duduki. Sebagai istri pemilik perusahaan serta salah satu pemegang saham tertinggi disini, tentu aku memiliki hak atas apa yang ada di perusahaan. Tapi jika kalian tidak berkenan aku sebagai sekretaris disini, tidak apa jika aku harus mengundurkan diri. Yang tidak setuju aku menjadi sekretaris silahkan angkat tangan, tidak perlu takut." ujar Alin dengan santai.

Cukup lama mereka berdiam diri hingga Anjar berjalan mendekati Alin. "Asal kalian tahu, posisi sekretaris itu ada atas permintaan istriku. Jika memang kalian tidak setuju maka posisi itu juga tidak ada."

Akhirnya para karyawan menyatakan tidak keberatan. Beberapa ada yang membela Alin, termasuk Lea. Lea meras keberadaan Alin sebagai sekretaris bukti jika seorang istri juga bisa membagi waktu antara pekerjaan dan suaminya. Selagi profesional itu tidak masalah. Lagipun Alin juga tidak pernah mempersulit mereka, bahkan beberapa karyawan yang tidak paham, oleh Alin di ajari dan diarahkan dengan baik.

1
Mulyana
lanjut
Ruang Rindu
lanjuttttt
Mulyana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!