Hubungan bisnis antara dua keluarga besar yang terjalin sejak lama harus berakhir, karena salah satu penerus tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik. Rasa sakit hati membuat Nicco membalas dendam dengan berusaha menikahi putri bungsu dari patner bisnisnya. Izzaz satu-satunya anak perempuan dari keluarga Wiguna.
Massa sulit Izzaz bermula dari tragedi yang menyebabkannya hamil. Bayi yang tidak diinginkan terlahir dan terpaksa terpisah dengan sang bunda. Bagaimana kelanjutan kisah Nicco dan Izzaz? Akankah Izzaz menerima kehadiran buah hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsia Niqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marahnya Pak Bos
Hari Senin pagi Zafran dan Zidan sudah sampai di kantor, para karyawan menyapanya dengan sopan namun cuma dijawab dangan anggukan. Erik yang pagi-pagi sudah ngobrol dengan salah satu karyawan langsung melihat sang bos, tahu bosnya lagi mode marah.
"Rik....ke ruangan saya sekarang!"
"Baik pak bos"
Begitu sampai di ruangan Erik langsung duduk didepan sang bos, tumpukan berkas yang dibawanya diletakkan di atas meja.
"Zaf, ini berkas pengerjaan rumah sakit itu, kita sudah keluar dana yang cukup besar lho. Kayaknya untuk mengejar pengerjaannya kita butuh dana yang lebih dari target anggaran, selain karena perbaikan kualitas juga butuh banyak tenaga tambahan, penambahan alat berat dan masih banyak lagi." Penjelasan Erik panjang lebar, maklum Erik sangat mengerti tentang bangunan, karena sebelum kerja kantoran dengan Zafran teman SMA nya dulu Erik pernah jadi kuli bangunan karena sulitnya cari pekerjaan walaupun dia seorang sarjana. Sampai akhirnya bertemu dengan Zafran dan diajak kerja dikantornya sebagai asisten pribadinya.
"Iya....jadi mumet sendiri gua, salah gua juga sih percaya begitu aja sama Nicco, padahal proyek sebelumnya juga pernah bermasalah, walaupun akhirnya beres juga. Gua pikir tu anak dah tobat, eh nggak tahunya makin menjadi".
"Terus enaknya kita apain tu anak, apa kita jadikan tumb*l bangunan aja ya...biar cepet kelar, uwong kok ra pokro babar blas.....". (Orang kok nggak ada benarnya sama sekali).
"Nggak usah bercanda ya Rik....gua bener-bener lagi mumet nih, masa iya harus nombok lagi, trus kamu benar sudah siap Dan terjun sendiri langsung untuk proyek ini?"
"InsyaAllah bang, nanti kalau ada masalah aku minta tolong ke Abang."
"Iya bagus deh, nanti kalau Nicco datang langsung kita eksekusi aja."
"Beh.....sadis bos...."
"Maksud gua, proyeknya dodol.... kita ambil, nggak usah peduli lagi, nggak ada toleransi lagi, kalau harus rugi biar saja lah....mau gimana lagi, yang penting kepercayaan pelanggan."
***
Nicco memasuki kantor Zafran dengan wajah lesu, mata merah seperti orang kurang tidur, didampingi asistennya yang bernama Yuda. Resepsionis langsung mengantarkan Nicco ke ruang meeting sesuai instruksi sang bos, karena Zafran, Zidan, dan Erik sudah menunggu di sana.
Tok.....tok...tok....
"Masuk..."
"Permisi pak, maaf ini pak Nicco sudah datang".
"Iya, terima kasih, Kamu boleh keluar".
"Baik pak"
"Silahkan duduk bapak Nicco Galaxi".
"Terima kasih." Nicco duduk diikuti oleh asistennya.
"Anda tahu kenapa anda saya panggil kemari?" Tanya Zafran penuh penekanan. Dan Nicco hanya diam tanpa menjawab.
BRAKKKKKK
Satu map dilempar ke atas meja dengan keras oleh Zafran membuat semua yang ada di ruangan itu kaget.
"Anda bisa kerja nggak? Apa yang anda lakukan selama lima bulan ini, kemana saja anda hah......? Tolong jelaskan semua ini, kenapa pembangunan rumah sakit itu mangkrak!"
"Saya minta maaf, saya akui saya salah, ini kelalaian saya, saya akan perbaiki dan akan saya selesaikan secepatnya".
"Anda pikir dengan minta maaf urusan bisa kelar, ini menyangkut nama baik perusahaan dan kepercayaan clien kami, apa anda bisa memulihkannya dengan meminta maaf?"
"Tolong beri saya waktu untuk menyelesaikan proyek ini". Nicco memohon dengan sopan.
"Maaf.......waktu anda sudah habis, adik saya akan mengambil alih tanggung jawab ini, dan untuk anda saya tekankan bahwa perusahaan kami tidak sudi lagi menjalin kerjasama dengan perusahaan anda dan juga saya minta pengembalian sebagian dana yang sudah saya keluarkan karena saya tidak mau menanggung kerugian yang terlalu besar, saya akan mengirim tim audit untuk mengaudit semua biaya yang sudah terpakai untuk proyek ini, dan asisten saya akan menghubungi anda untuk menyampaikan hasilnya untuk minta ganti rugi".
"Mohon maaf pak Zafran, anda tidak bisa memutus kerja sama ini secara sepihak, saya bisa menuntut anda".
"Silahkan.......kalau anda mau kehilangan lebih banyak uang, karena bisa saya pastikan bahwa anda tidak akan menang." Dan sekarang silahkan keluar dari kantor saya, saya tidak butuh anda lagi." Zafran mengusir Nicco dengan emosi yang meluap-luap.
Nicco dan Yuda keluar dari ruangan itu dengan dada yang bergemuruh penuh amarah, dia tidak tahu bagaimana cara menjelaskan kepada papanya nanti kalau papanya mengetahui masalah ini. Sudah pasti papanya akan sangat marah karena perusahaannya sudah menjalin kerja sama dengan keluarga Wiguna sejak lama dan harus berakhir ditangannya.
***
Malam itu Nicco melampiaskan kekesalannya dengan datang ke club malam bersama Alex temannya. Mereka minum minuman keras sampai mab*k, ditemani oleh beberapa perempuan malam.
Yuda tahu kalau sang bos akan datang ke club apalagi saat sedang ada masalah seperti ini, lalu ia datang ke club itu untuk mencari bosnya. benar saja Nicco sudah mabuk berat dengan keadaan yang sangat kacau, baju yang berantakan dan rambut acak-acakan. Yuda membawa Nicco keluar club dan mengantarnya pulang.
***
Sesampainya di rumah Nicco, Yuda memapah Nicco keluar dari mobil dan menekan bel rumah. Setelah itu pintu dibuka dan...
BUKKKKKKK
Satu bogem mentah dari papanya mengenai wajah Nicco hingga Nicco terlepas dari Yuda dan terhuyung sampai jatuh ke lantai. Pak Mario sudah mengetahui masalah yang terjadi di perusahaannya dari orang kepercayaannya.
"Puas kamu bisa mempermalukan orang tua, bisa menghancurkan orang tua hah?! Dimana otak kamu, apa kamu sudah bosan hidup enak, apa kamu lebih suka jadi kere hah?!" Pak Mario tak dapat menahan amarahnya sedangkan mama Nicco, Nilam Rahma hanya bisa menangis. Yuda hanya bisa mematung menyaksikan kemarahan pak Mario.
"Keluar dari rumah ini, dan jangan kembali sebelum kamu bisa merubah diri".
"Pah......cukup, jangan usir anak kita, kita perlu meluruskannya agar kembali jadi anak bener lagi, bukan malah mengusirnya".
"Sudah mah jangan membelanya, makin ngelunjak dia, biar dia belajar dan tahu bagaimana susahnya kehidupan di luar sana".
Mama Nicco mendekati Nicco dan membantunya berdiri.
"Ma.....maafin Nicco...Nicco pergi dulu ya ma".
Nicco keluar rumah dengan sempoyongan diikuti Yuda setelah berpamitan kepada mama Nicco. Yuda segera mengambil HP nya dan memesan taxi, karena tidak mungkin membawa mobil Nicco yang jelas-jelas sudah diusir dari rumahnya. Yuda membawa Nicco masuk taksi menuju ke apartemennya.
kayakny seru cerita ny
ngg bisa apa sekali-kali Nurut gitu
ih gemes aku
Btw semangat Thor
adeh😡😡😡😡😡
walaupun anak yang tak di inginkan hati seorang ibu mna Zizi anak mu tak berdosa
gak mikr udh punya ank kali ya.
mask mau senang2 aj pern cewe ya.
kurng suka jadinya.
nanti gak bisa liht ank ya baru nyesl kali ya.mask udh ampk ank ya udh besr tapi gak pernh mau liht.
jdi ibu kok egois kali😡😡😡😡😡😡😡😡😡mask udh jdi seorng ibu gak punya hati malh dekt dgn cwo lain.jdi kurg suka dech bca ya pemeran cwe kayk g thu.
gak seperti novl2 lain yg q bca.
yg in terlalu ego kali
malh dekt dgn cwo lain pulk