" Akh Sakit, lepaskan tanganku pak. "
" Diam! dan jangan pernah memanggil saya dengan sebutan pak karena saya tidak pernah menikah dengan ibumu."
Gadis itu bungkam mendengar bentakan dari pria dewasa yang kini sedang menyeret nya dengan kasar menuju sebuah ruangan bawah tanah yang terlihat gelap dan amat menyeramkan. di ruangan tersebut hanya terdapat sebuah sel dan satu meja lengkap dengan dua kursi yang terlihat usang. Pria itu melempar gadis tersebut ke dalam sel tahan dengan kasar hingga sang gadis jatuh tersungkur kemudian mengunci sel tahanan dari luar.
" Aaaaa... " gadis itu berteriak karena di dalam sel tahanan itu banyak sekali kecoa dan tikus.
" Aaaaaa... lepaskan saya pak, tolong."
Sementara sang pria hanya tersenyum puas sambil memainkan kunci gembok yang ada di tangannya.
" Mengapa anda tega terhadap gadis kecil yang tidak berdosa seperti saya. "
" Hahaha... tidak berdosa katamu? justru semua ini terjadi karena dosa yang telah kau lakukan."
Dosa apakah??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindasarie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana penculikan
Saat ini Sam dan asistennya tengah melakukan meeting bersama dengan perusahaan Twins D yang di pimpin oleh pak Bramantyo yang tak lain adalah ayahnya Daisy. mereka memang telah lama melaksanakan kerja sama akan tetapi perusahaan Bramantyo itu tidak ada apa apanya dibandingkan dengan perusahaan milik Sam. meeting pun telah selesai dan pak Bramantyo berdiri menyalami Abrisam sang CEO.
" Terimakasih tuan Sam, saya sangat senang bisa bekerja sama dengan perusahaan anda. Dan suatu kebanggaan buat saya karena bisa bertemu langsung dengan anda." Pak Bramantyo sangat merasa tersanjung karena bisa bertemu langsung dengan Abrisam yang biasanya selalu diwakilkan oleh asistennya, apalagi jika untuk perusahaan kecil seperti perusahaan Twins D.
" Sama sama, anda terlalu berlebihan pak. kebetulan saja saya sedang berada di perusahaan ini." Sam sedikit menyunggingkan senyum. karena biasanya Sam memang jarang berada di perusahaannya yang di Indonesia, ia lebih banyak mengurus perusahaan yang ada di luar negeri.
" sekiranya tuan berkenan untuk berkenalan dengan putri saya, saya akan sangat merasa tersanjung."
" Maaf, saya tidak tertarik." Sam tersenyum miring.
" Ouh maaf saya sudah lancang, kalau begitu saya pamit. permisi tuan." Pak Bramantyo merasa malu akan tawarannya yang di tolak mentah-mentah oleh CEO muda dan tampan itu. padahal ia berniat menjodohkan Sam dengan Daisy agar perusahaannya itu bisa menjadi lebih kuat karena di naungi oleh perusahaan Abrisam jika menjadi menantunya.
" Cih.. dia ingin menjodohkanku dengan anaknya. Bahkan dia tidak tau anaknya telah menghancurkan adikku." Ya, Sam telah mengetahui jika pak Bramantyo adalah ayahnya Daisy.
" Al, batalkan agenda selanjutnya! aku ingin membicarakan misi yang jauh lebih penting denganmu."
" Baik tuan." Asisten Al hanya bisa menuruti perintah bos nya itu.
" Kembali ke ruanganku, kita bicara disana." Sam berbicara sambil berlalu meninggalkan ruang meeting. Dan seperti biasa asisten Al hanya bisa mengikutinya dari belakang.
Setelah sampai di ruangannya, Sam duduk di kursi kebesarannya dan tak lupa asistennya duduk di hadapan sang big boss.
" Apa yang akan anda bicarakan tuan?" asisten Al lebih dulu membuka suara.
" Sebelumnya apakah Leon sudah kau beri makan?" Sam bertanya tentang Leon. Dan Leon adalah singa jantan peliharaan Sam. Dia memelihara Leon sejak singa itu masih sangat kecil hingga kini sudah dewasa dan ukuran nya sangat besar. Namun Leon sangat jinak kepada tuannya yaitu Abrisam.
" Sudah tuan, tadi sebelum kita melaksanakan meeting bersama dengan Pak Bramantyo."
" Kerja bagus." Sam sangat puas dengan kinerja asistennya itu, tidak ada satupun titah Sam yang terlewatkan oleh asisten Al, dia sangat kompeten.
" Apa yang mau anda bicarakan tuan?" Al bertanya kepada Sam.
Sam menghela nafas sebelum menjawab " Aku ingin kau menculik gadis yang bernama Daisy itu!"
" Setelah saya menculiknya, mau anda apakan gadis itu tuan?" Al penasaran dengan tujuan selanjutnya yang akan dilakukan oleh bossnya terhadap Daisy.
" Hem sudah kau culik saja dulu, setelah itu baru kau akan tau apa yang aku lakukan." Sam tersenyum menyeringai dan senyum itu sangat terlihat menakutkan. siapa pun tak ada yang berani satu ruangan dengan big boss itu, hanya asisten Al saja yang berani menemaninya meskipun kadang wajahnya terlihat tertekan hahaha ...
" Apa anda akan menjadikan nona Daisy santapan untuk Leon?" Al masih saja melontarkan pertanyaannya.
" Hem ide bagus, tapi hukuman itu terlalu enak. Aku ingin bermain-main lebih dulu hahaha.." Sam tertawa hambar namun terdengar menakutkan.
Al diam mematung dan merasa bulu kuduknya berdiri mendengar tawa big bossnya itu. Akan tetapi tak lama ponsel Sam berdering terlihat nama Tania yang memanggil. Sam mengangkat panggilannya.
" Hallo."
" Sayang... kapan kita bersenang senang lagi? mengapa kau tidak kembali kesini? " Terdengar suara manja Tania di seberang sana.
" Aku sibuk sayang, nanti jika ada waktu aku akan mengunjungimu lagi."
" Tapi aku bosan.." Tania merengek bak anak kecil.
" Lalu kau mau apa sayang?"
" Aku mau kamu menemaniku shopping ke mall."
" Tania, aku kan sudah bilang kalau aku sibuk. Dan aku akan transfer uangnya kau pergilah sendiri atau ajak temanmu." Sam sedikit jengkel mendengar rengekan Tania.
" Baiklah sayang, tapi lain kali kamu harus temani aku. oke honey?"
" Hem " Sam mematikan sambungan telponnya. kemudian ia mentransfer sejumlah uang untuk Tania.
" Mengapa masih disini? cepat laksanakan tugasmu!" Sam menatap tajam asistennya, yang masih betah di ruangannya.
" Ba..baik tuan, saya permisi." Al membungkukkan badannya dan pamit undur diri.
Setelah berada di luar ruangan big boss nya, terlihat Al menghela nafas lega. Akan tetapi ia malah memikirkan nasib Boss nya berpacaran dengan Tania. Karena perkiraan Al, Tania berpacaran dengan Sam hanya ingin hidup mewah dan uang Sam saja, wanita itu tidak benar-benar mencintai Bosnya itu.
Sementara di Apartemen *Royals Residance*
Terlihat seorang wanita cantik yang baru saja mengakhiri sambungan telponnya dengan seseorang, dialah Tania kekasihnya Abrisam.
Tania tersenyum miring sambil menggenggam erat ponselnya " Persetan dengan waktumu Sam, aku tidak peduli. Yang aku peduli hanya uangmu hahaha.."
" Lebih baik aku mengunjungi apartemen Riko dan bersenang senang dengannya." Tania berbicara sendiri seperti orang g*la. ya, Tania g*la dengan kemewahan dan kebebasan. Tujuan hidupnya hanya bersenang senang dan menjerat laki laki tajir.
Ternyata benar firasat Al teman teman..
Lantas CEO kita yang tampan itu tau atau tidak ya kelakuan kekasihnya?
***
Keesokan harinya seperti biasa Daisy harus kembali ke sekolah, meskipun hari ini entah mengapa terasa berat. Daisy seperti enggan untuk meninggalkan rumah. Akan tetapi ia harus memaksakan agar tidak ketinggalan pelajaran. Jam menunjukkan pukul 06.00 Daisy beranjak dari tempat tidur nya dengan malas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Selama 30 menit Daisy sudah siap dan turun kebawah untuk sarapan.
Terlihat seperti biasa mama Dinda tengah menyiapkan sarapan untuk anak kesayangannya.
" Pagi ma.." Sapa Daisy dengan tidak bersemangat
" Pagi sayang, anak mama kenapa terlihat tidak bersemangat seperti itu Hem?" Mama Dinda heran melihat anaknya yang tidak bersemangat seperti biasanya.
" Entahlah ma, hari ini Daisy malas pergi ke sekolah."
" Kenapa sayang, apa karena istrinya pak Bagus kemarin menuduh kamu?"
" Bukan itu ma, kalau soal itu Daisy tidak peduli."
" Apa kamu tidak enak badan? kalo begitu kamu izin saja hari ini jangan dulu masuk sekolah."
" Daisy baik baik saja ma, ini mungkin karena lagi malas aja. tapi Daisy akan tetap pergi sekolah ko." Daisy tersenyum manis agar tidak membuat mama nya khawatir. padahal saat ini entah mengapa terasa sangat berat untuk pergi keluar rumah apalagi untuk sekolah.
Apakah akan ada sesuatu yang akan terjadi kepada Daisy?
Yu nantikan kelanjutannya yaaa guys🤗 Staytoon di novel aku yaaa dan jangan lupa like and komen. aku tunggu saran dari kalian🫰
