Setelah melewati seratus kali kehidupan, akhirnya Liu Feng bisa menjadi manusia yang memiliki budi pekerti luhur dan menjadi Penguasa Benua Biru selama beberapa ratus tahun. Hal tersebut tidak lepas dari campur tangan gurunya yang berasal dari kalangan Dewa, yakni Dewa Kehampaan.
Setelah semuanya berjalan dengan baik, pada akhirnya Liu Feng mendapatkan kesempatan untuk menuju Alam Dewa dengan kehidupan yang baru namun memiliki ingatan yang sama dengan kehidupan sebelumnya di Dunia Fana.
Belakangan Liu Feng baru mengetahui, jika Fang Yuan merupakan Dewa yang terusir dari Dunia Dewa akibat kecemburuan Kaisar Dewa atas kekuatan yang dimiliki oleh Fang Yuan. Kaisar Dewa meyakini jika kekuasaannya akan direbut oleh seorang Dewa yang ia yakini sebagai Fang Yuan.
Atas kecurigaan sepihak inilah yang membuat Fang Yuan dikirim ke Dunia Fana dan tersegel untuk selamanya, oleh karenanya ia yang merasa mengalami ketidakadilan pun bertaruh atas kehidupan Liu Feng yang ternyata memiliki bakat unik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perbincangan Antara Ayah Dan Anak
Orang-orang di Klan Xiao sebenarnya cukup heran dengan kedekatan nona besar mereka dengan seorang pemuda yang baru saja dikenal secara tiba-tiba tersebut. Mereka kebanyakan tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya di tempat pribadi Patriark Xiao.
Informasi tentang bakat Fang Yuan disimpan rapat-rapat, mereka semua sepakat jika Tabib Tang lah yang telah menyembuhkan Patriark Xiao Yancheng. Hal ini sengaja diatur oleh Patriark sendiri dengan memperhatikan keselamatan Fang Yuan dari tindakan orang-orang yang tidak suka terhadapnya. Sebelumnya Patriark Xiao sudah mendengar kejadian tentang Fang Yuan yang mendapatkan luka serius saat berhadapan dengan jenius muda Klan Fang lainnya, sehingga tindakannya kali ini cukup mendasar demi melindungi pemuda yang disenangi oleh putrinya tersebut.
Setelah meninggalkan kediaman Klan Xiao, Fang Yuan kembali ke kediamannya dengan rasa lelah yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Ia baru saja mengeluarkan banyak tenaga dalam, sehingga pertahanannya sedikit goyah akibat butuh waktu untuk beristirahat.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Fang Linpeng saat menyambut kepulangan putranya.
"Aku hanya sedikit lelah saja" kata Fang Yuan dengan senyum ringan.
"Baiklah seharusnya kamu beristirahat saja dahulu" ucap Fang Linpeng menahan kecewa.
Ia sebenarnya ingin sekali berbincang dengan putranya tersebut, kejadian hari ini benar-benar berada di luar imajinasinya. Bisa berhubungan dengan putri Patriark Klan Xiao bukanlah sesuatu yang bisa ia pikirkan sebelumnya, hal itu memang seperti istilah pungguk merindukan bulan.
Fang Yuan tentu dapat merasakan apa yang menjadi pikiran ayahnya, namun ia tidak bisa memaksakan keadaannya dan perlu waktu untuk beberapa saat.
"Ayah, simpanlah pil penyembuhan ini untuk ayah dan ibu" ucap Fang Yuan sambil mengeluarkan sebuah botol giok.
"Besok pagi aku akan menemani ayah untuk berbincang lebih jauh terkait apa yang terjadi selama ini" sambung Fang Yuan dengan hormat.
"Baiklah, aku bangga sekali padamu Yuan'er" ucap Fang Linpeng sambil tersenyum.
Fang Yuan memiliki sisa tiga pil yang ia berikan untuk orangtuanya, sebelumnya ia juga memberikan pil buatannya itu pada Xiao Yan Li sesaat dirinya berpamitan. Wanita yang memiliki pesona keanggunan sedikit banyak telah menggerakkan hatinya, hanya saja ia masih sedikit enggan untuk mengakui kebenaran hatinya dalam mengakui debar asmara yang mulai tumbuh itu.
Fang Linpeng segera menghampiri istrinya, hari ini selain ia mendapatkan dua puluh Tael emas dari putranya ia juga mendapatkan pil penyembuhan yang sangat bermanfaat. Meski ia bukanlah seorang kultivator handal, namun ia juga bisa merupakan seorang petarung di tingkat Raja seperti kebanyakan orang-orang seusianya di Klan Fang.
Belum lagi keluarga Fang juga mendapatkan cukup banyak hadiah dari kunjungan Xiao Yan Li, gadis muda yang terlihat tidak memiliki kecanggungan terhadap kehidupan keluarga Fang Yuan itu cukup meninggalkan kesan mendalam di hati kedua orangtuanya.
Sementara itu di dalam kamarnya, Fang Yuan segera mengaktifkan teknik Aura Mendalam untuk menstabilkan kondisinya. Ia tidak ingin membuang waktu percuma karena ingin menyiapkan diri mengikuti turnamen Kota Shaanxi. Secara kebetulan Xiao Yan Li juga akan mengurus pendaftaran dan kelengkapan yang dibutuhkan untuk perhelatan bergengsi bagi para pemuda tersebut.
Selama beberapa jam berkultivasi kondisi Fang Yuan pun kembali pulih, teknik penyerapan energi bumi dan langit pun dengan cepat beredar di dalam tubuhnya. Dengan beberapa hembusan napas berikutnya ia memutuskan untuk menyudahinya dan memilih berbaring di atas kasur yang sudah lama ia tinggalkan.
Hingga keesokan paginya, suara lembut ibunya mengetuk pintu kamarnya.
"Yuan'er, apakah kamu sudah bangun?" tanya Xie Xian dengan hangat.
"Sudah Bu, sebentar lagi aku akan keluar kamar" jawab Fang Yuan dari dalam kamarnya.
"Baiklah, jangan lupakan janjimu terhadap ayahmu" ucap wanita yang menjadi ibunya tersebut meninggalkan pesan.
Fang Yuan segera bersiap, untungnya ia sudah mandi pagi-pagi sekali sehingga tidak memerlukan waktu yang lama lagi untuk bersiap.
"Maaf telah membuat ayah dan ibu menunggu" ucap Fang Yuan sesaat tiba di meja makan.
"Bagaimana kondisimu sekarang?" tanya Fang Linpeng dengan perhatian.
"Sudah kembali menjadi lebih baik" jawab Fang Yuan dengan hormat.
"Baguslah, sebenarnya apa yang telah terjadi dalam beberapa minggu ini?" Fang Linpeng melontarkan pertanyaan yang serasa sesak di kepalanya itu.
"Belakangan aku berkultivasi di kaki Gunung Pedang, pada saat berburu serigala perak aku berjumpa dengan Xiao Yan Li" jawab Fang Yuan menjelaskan perkenalannya dengan nona besar Klan Xiao.
"Jadi seperti itu..." ucap ibunya yang memperhatikan dengan serius.
"Lalu bagaimana dengan kekuatanmu?" ucap Fang Linpeng melanjutkan pertanyaannya.
"Aku sedikit memiliki keberuntungan, entah apa yang terjadi tiba-tiba saja dantian di dalam tubuhku sembuh dengan sendirinya. Bahkan aku juga seperti mendapatkan dorongan kuat terhadap beberapa ingatan beladiri yang menyempurnakan kemampuan teknik kultivasiku" jawab Fang Yuan sedikit berterus terang.
"Jadi benar, ternyata keajaiban itu memang nyata" ucap Fang Linpeng dengan tidak mempermasalahkan kondisi putranya.
"Apa rencanamu sekarang? Apakah kamu sudah bersiap untuk bergabung dengan Sekte Gunung Pedang?" tanya Fang Linpeng lagi.
"Aku pasti bergabung dengan Sekte tersebut, hanya saja sebelum berangkat ke Sekte aku akan mengikuti turnamen Kota bersama Xiao Yan Li" ujar Fang Yuan menjelaskan rencananya.
"Apakah itu tidak terlalu berbahaya?" tanya ibunya dengan nada risau.
"Ibu tenang saja, setelah kejadian itu aku belajar lebih baik lagi. Bahkan dalam sebulan ini aku juga tidak berhenti untuk mengejar ketertinggalanku" jawab Fang Yuan mencoba meyakinkan.
"Sudahlah, ayah percaya padamu. Lagipula sudah satu bulan dan kamu juga sudah menepati janji sebelumnya. Hanya saja ayah berpesan untuk lebih berhati-hati, ayah dengar Fang Dianzuo juga ikut dalam turnamen tersebut" kata Fang Linpeng menegaskan.
"Baik ayah, nasihat ayah dan ibu akan kujalani dengan baik" ucap Fang Yuan.
"Untuk ke depannya apakah kita akan tetap tinggal di tempat ini?" tanya Fang Yuan kemudian.
"Hal itu juga yang ingin kami bicarakan padamu pagi ini, ayah akan mencari tempat baru untuk tempat tinggal kita yang baru. Ditambah dengan uang pemberianmu, seharusnya ayah tidak kesulitan untuk pindah dari tempat ini" jawab Fang Linpeng berdiskusi dengan serius.
"Ayah, tunggu hingga satu atau dua hari ini. Rencananya aku akan kembali berlatih di kedalaman kaki Gunung Pedang. Selain untuk meningkatkan kekuatanku, aku juga ingin mengumpulkan kristal jiwa serta beberapa bahan obat-obatan untuk dijual ke toko khusus di pusat Kota" Fang Yuan berkata dengan serius, ia sudah mempertimbangkan hal ini matang-matang.
"Apakah hal itu tidak terlalu memberatkanmu?" tanya ibunya dengan nada keberatan.
"Ibu, kehidupan seorang kultivator memang seperti itu. Jika tidak demikian maka bagaimana putramu bisa tumbuh lebih dewasa dan lebih kuat? Bukankah ibu juga memperhatikan sikap Xiao Yan Li, jika aku tidak kuat lalu bagaimana aku akan menjaganya?" ucap Fang Yuan dengan berupaya mencari alasan.
Mendengar nama Xiao Yan Li yang dijadikan sebagai alasan membuat Xie Xian tidak dapat berkata-kata, ia tahu hubungan putranya dengan Xiao Mei telah menemui titik buntu yang mengarah pada perselisihan panjang di tiga tahun berikutnya. Tetapi dengan keberadaan Xiao Yan Li yang muncul belakangan, jelas ia tidak ingin membuat putranya kecewa serta tidak ingin juga wanita secantik dan sebaik nona besar Klan Xiao itu berakhir dengan sia-sia.
terima kasih Thor..
mudah2xan crazy up..
semangat