Karena kecantikannya yang eksotik, sudah banyak pria yang melamar wanita yang bernama Yolanda. Namun, mereka ditolak semua.
Mulai dari Pria Penjual bakso, seorang Kuli Bangunan bahkan seorang Guru Honorer.
Mereka semua ditolak semua lamaran pernikahannya oleh Yolanda. Ia merasa semua pria tersebut belum bisa memenuhi keinginannya.
Yolanda akan mau menikah, jika ada pria yang bisa memberi mahar sebesar satu miliar, satu mobil mewah dan satu rumah megah. Alasan Yolanda meminta mahar dibluar logika tersebut karena banyak pria yang menyia-nyiakan seorang istri bahkan di kondisi ekonomi saat ini yang serba mahal.
Ada sih, pria kaya yang melamar Yolanda, tapi pada akhirnya ia tolak karena pria kaya tersebut perhitungan. Padahal usia Yolanda sudah memasuki 25 tahun.
Apakah Yolanda menemukan pria idamannya? Ataukah akan menjadi jomblo sampai tua? Ikuti kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Sekti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yaelah
Gus Rahman malu dengan sikap Aisyah yang selalu membuat keributan dan menyangkut tentang dirinya. Ia turun dari panggung kemudian ia mulai mendekati Syeh Maulana.
"Apakah Aisyah jadi ikut rombongan saya ke Mesir? Rombongan saya itu semuanya laki-laki. Jika selain muhrim dilarang ikut. Kecuali dia punya rombongan wanita sendiri, it's, ok," ujar Gus Rahman yang tidak mau bersama Aisyah menuju Mesir nantinya.
Syeh Maulana terkekeh. "Anak pondok putri yang saya didik di cabang Indonesia, ada beberapa yang mau ke Kairo. Nanti Neng Aisyah biar ikut sama mereka! Nanti satu pesawat namun, tempat duduknya dipisah. Berangkat bareng nantinya!" ujar Syeh Maulana yang menjelaskan tentang pembagian kelompok saat pemberangkatan ke Kairo.
Rahman mendengus. "Saya tidak bisa bertanggung jawab jika Neng Aisyah membuat keributan di sana. Saya ingin mengajar dengan tenang. Dan fokus ingin menabung untuk masa depan saya! Saya harap, jika Neng Aisyah ikut, tidak mengganggu saya!"
Gus Rahman melirik sekilas ke arah Aisyah dengan tatapan tidak suka. Dia sangat tidak suka jika diganggu oleh wanita di saat bekerja.
Syeh Maulana tersenyum. "Bagaimana Neng? Kamu siap dengan persyaratan yang ketat saat di sana? Syaratnya tidak boleh bertemu dengan laki-laki yang bukan muhrim dan harus menjaga pandangan. Di sana nanti kamu mengajar santri wanita! Jadi, gedungnya di bentengi oleh tembok besar! Di sana itu harus kuat dan tahan banting!"
Syeh Maulana memberi penjelasan tata krama saat di Kairo yang tidak boleh sembarangan berbicara dengan non muhrim. Selain itu gedung putra dan putri dipisah.
Aisyah merenung. "Saya siap Syeh. Siapa tahu, dengan saya ikut ke Kairo, galau hati saya bisa berkurang!" jawab Aisyah yang ternyata menyetujui usulan Syeh Maulana.
"Baiklah! Persiapkan segala sesuatunya. Kalau lebih jelasnya bisa tanyakan pada Kyai Rozak!"
Syeh Maulana menatap Kyai Rozak yang masih duduk di sofa di atas panggung pengajian.
Banyak ibu-ibu yang hadir menggunjing Aisyah karena tergila-gila dengan Gus Rahman. "Nggak nyangka ya, ilmunya Aisyah tinggi tapi nggak bisa praktek dalam kehidupan sehari-hari. Sudah tahu Gus Rahman nggak suka masih saja ngo tot. Mau ikut ke Kairo segala. Memangnya mudah? Peraturannya pasti bikin nggak betah!" ujar Ibu-Ibu berperawakan kurus yang memakai hijab instan berwarna biru.
"Biarkan saja Bu! Dikira kerja di negeri orang itu gampang. Anak saya ya, yang kerjanya di Jepang, tidak boleh keluar rumah selain bersama majikannya! Seperti di penjara!" timpal Ibu-Ibu lainnya yang memakai gamis berwarna merah cetar membahana.
"Anak orang kaya Mah, kemana saja bisa. Tinggal bilang orang tua. Visa dan Paspor dah jadi, lha kita, hanya rakyat kecil, bisanya jadi penonton. Iya kan Bu Ibu? Mana snacknya belum dibagikan pula. Dah lapar oey," sahut Ibu-Ibu yang berperawakan kurus.
Diam-diam Rahman mendengar pembicaraan para Ibu-Ibu kepo tersebut. Gus Rahman langsung menuju tempat konsumsi dan memberi tahu pada teman-temannya untuk membagikan Snack dan minuman. Gus Rahman pun ikut bagi-bagi makanan dan minuman.
"Ye, kita diberi Snack oleh Gus Rahman! Makasih ya Gus. Haduh, sudah ganteng, ,sholeh, nggak sombong pula. Andai dia jadi pendampingku, Huuuu. Hanya mimpi!" ujar seorang wanita berumur sekitar 23 tahun yang memakai kerudung berwarna pink. Ia duduk di depan Yolanda yang sedang diam bingung mau bicara apa.
Gus Rahman hanya tersenyum. Tidak lama kemudian, Gus Rahman memberikan Snack kepada Yolanda.
"Neng ini snacknya dimakan. Kok dari tadi melamun? Lagi sakit kah? Emak masih di sawah ya?" tanya Gus Rahman tiba-tiba.
Lamunannya buyar ketika di depan mata Yolanda melihat pria berkopiah coklat yang memakai jubah berwarna hitam legam. Ditambah wajahnya yang tampan berhidung Bangir. Membuat Yolanda terdiam sesaat.
"Eng—enggak Gus. Yolanda hanya bingung mau bicara apa. Terima kasih, untuk snacknya. Iya Emak masih di sawah," jawab Yolanda sambil senyum kemudian mengambil Snack yang diberikan oleh Gus Rahman.
"Saya boleh ke rumahmu sebentar?" tanya Gus yang tiba-tiba ingin ke rumah Yolanda.
Sehingga semua mata terpana kepada Gus Rahman dan Yolanda.
Aisyah dan beberapa wanita lainnya panas hati dan geram melihat Gus Rahman berbincang dengan Yolanda.
Hati Yolanda terkejut. "Emak baru saja panen di sawah. Mungkin nanti berasnya baru diselibkan di Mang Udin. Gus Rahman mau ambil berasnya Emak ya?"
Yolanda dengan lugunya berbicara tentang beras yang akan dibeli oleh keluarganya Gus Rahman.
Gus Rahman terkekeh. "Benar sekali. Saya diperintah Kyai Rozak untuk mengambil berasnya. Nanti kalau acara sudah selesai," jawab Gus Rahman dengan ramah.
Yolanda mengangguk. "Oh. Iya nanti Emak pulangnya sekitar jam empat sore. Bentar lagi juga pulang. Ini acaranya sudah selesai 'kan Gus?" tanya Yolanda sambil menundukkan kepala karena ia malu.
Gus mengangguk. "Sudah Neng. Semoga bermanfaat ya acaranya. Mau Snack lagi nggak? Ini sisa banyak!"
Gus Rahman memberikan dua bok Snack kepada Yolanda karena Yolanda tamu terakhir yang ia berikan Snack.
Yolanda tersenyum senang. Iya sangat suka makan makanan Snack sehingga badannya paat berisi. "Boleh. Camilan ini menjadi teman tidurku nanti. Terima kasih!" jawab Yolanda yang menerima Snack tersebut dengan gembira.
"Yaelah, Yolanda dapat perhatiannya Gus Rahman! Aku juga pengen Snack dobel dong Gus? Kok Kak Yolanda saja yang dapat! Kamu naksir Kak Yolanda ya? Hahah. Siap-siap nmahar satu miliar lho Gus! Mending sama aku saja. Mahar satu gram cincin emas udah seneng! Ups!"
Wanita berkerudung pink menggoda Gus Rahman dan curiga jika Gus Rahman ada rasa dengan Yolanda.
"Neng Jeni. Kalau mau Snack lagi ambil saja di meja sana. Emh, harus satu miliar ya? Boleh juga tuh! Saya ke Kairo dulu! Semoga mendapat uang sebesar itu!!!" jawab Gus Rahman dengan santainya. Ia tak marah maupun menyembunyikan sesuatu dari Yolanda.
Jeni dan Aisyah terkejut. "Ja—jadi, Gus Rahman pergi ke Kairo hanyan ingin mencari uang satu miliar? Jadi benar candaanku dong, Gus Rahman naksir sama Kak Yolanda! Benarkah itu Gus?" tanya Jeni memastikan.
Gus Rahman terkekeh. "Apa sih Jeni. Siapa yang aku suka itu rahasia saya. Dah ya, saya mau ke rumah Mak Darmi, mau ambil beras. Kalian boleh pulang! Tuh, para tamu tetangga kita sudah pulang! Dah mau senja juga! Pulang sana, nggak baik wanita di luar terus!" perintah Gus Rahman pada Jeni.
Tidak lama, Jeni menuruti kata Gus sambil memikirkan tentang Gus Rahman yang mulai mendekati Yolanda. Yolanda pun pulang berjalan bersama dengan Jeni.
Para tamu undangan sudah berhamburan pulang. Kini tinggal Aisyah yang duduk terpaku di kursi acar tersebut. Para Sinoman yang menjadi panitia juga masih menata kursi dan meja untuk dirapikan kembali dan dikembalikan di gudang milik Kyai Rozak.
Aisyah berdiri dan menghalangi Gus Rahman untuk pergi ke rumah Mak Darmi.
"Gus, jawab pertanyaan aku dengan jujur!" tanya Aisyah dengan netra yang sembab.
"Silakan," jawab Rahman sambil membuang muka. Ia tak mau melihat wanita menangis.
"Benarkah, Gus Rahman naksir sama Yolanda? Jawab! Gus, kamu nggak ingat kenangan kita dulu? Saat kita bermain bareng? Saat kita dimarahin oleh ibu gara-gara main layang-layang hingga Maghrib?"
Akhirnya Aisyah bisa berbicara empat mata dengan pria yang dicintainya sejak kecil. Sejak kecil mereka berteman sangat akrab sehingga Aisyah menjadi jatuh cinta kepada Gus Rahman.
Aisyah mencoba mengingatkan memori indah saat masa kecilnya dengan Gus Rahman. Hal tersebut bertujuan agar pria tersebut jatuh hati kepada Aisyah.
kasihan yolanda..
❤❤❤❤❤
kan ada baret luka..
pasti Reynan akan menjauh..
tinggal gus rahman..
apa masih mau menerima?
akankah gus rahman masoh maubama yolanda..
❤❤❤❤❤
jatuhnya obsesi itu si reynan..
klao gus rahman kan tidak ..
ia ikhlaa aja...
❤❤❤❤
sapa yg bakal bantuin yolandaa dari cengkraman reynan
jgn dipendam..
siapa tahu yolanda mau nunggu Gus Rahman berjuang..
lanjutttt....
❤❤❤❤❤❤
jadi galau kan???
😀😀😀❤❤❤❤
akankah yolanda terima pak reynan???
bisakah gus rahman mengalahkan mereka???
lanjutttt..
❤❤❤❤
apakah yolanda tetap dgn satu milyarnya..
ataukah dia mau nungguin gus rahman aja..
❤❤❤❤❤❤
Aisyahhhhh..
siapa hayo jodoh yolandaaaa..
😀😀😀❤❤❤❤❤
yolanda akan milih siapa nantinya yaaa???
❤❤❤❤❤
apa masih baca iqra..
blm baca Qur'an?
❤❤❤❤
lak tenan..
gak.jati nrmnung tapi batalin..
😀😀❤❤❤
.
gmana yoh pak rojak..
main jogohinn anak aja
atau malah mau batalin?
penasarannn..
lanjutttt
❤❤❤❤❤❤