NovelToon NovelToon
Puncak Kesabaran

Puncak Kesabaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Nikahmuda / Cinta Paksa / Identitas Tersembunyi / Keluarga
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Light_Ryn23

"Ahhh, sakit sekali. Apa yang kau lakukan?”

“Maaf, aku tidak sengaja.”

“Aku tidak akan memaafkanmu, kecuali kamu bertanggungjawab atas apa yang terjadi padaku.”

“Ya. Kalau perlu Aku akan menikahimu!” Siapa yang akan menyangka perkataan tanpa pikir panjang itu, mendatangnya kepada masalah yang rumit dan mengubah hidupnya sangat jauh hingga tak ada jalan untuk kembali.

Kecelakaan hari itu, membawa mereka berdua pada ikatan paksa bernama pernikahan.
____

Pernikahan yang semula indah dan damai seolah pernikahan pada umumnya, hingga Ia lupa, bagaimana pun Ia adalah penyebab kehancuran suaminya. Ia layak untuk di benci.

Kau bersabar atas luka di sekujur tubuhmu
Aku bersabar atas sikapmu yang menyakitiku.

Jika kau tak pernah selembut itu mungkin perubahanmu tak begitu menyakitiku. Figuremu di hatiku seindah itu, sebelum sifatmu berubah membekukanku.

#Nikahpaksa
#Cintahadirkarnaterbiasa

Jangan lupa tinggalkan tanda di setiap partnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Light_Ryn23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perdebatan Panjang

Perdebatan Panjang

"Anak bapak sendiri yang sudah berjanji akan menikahi saya. Bukankah janji adalah hutang? dan Hutang harus dibayar? Jika tidak percaya, silahkan tanyakan saksi yang mendengar ucapannya. Petugas medis yang mengobati pendarahan kepala saya di Ambulance, adalah saksinya."Ucapan Yamani kembali membuat suasana di ruang ini semakin memanas.

"Fidzah, nak ucapan kamu tidak bisa ditarik lagi. Kenapa kamu mengucapkan sesuatu tanpa berpikir dampak apa yang akan terjadi?" Mamanya Fidzah sudah berlutut dan memeluk Fidzah yang berlinang airmata.

"Aku takut Ma, aku takut kalau aku gak tanggung-jawab, aku masuk penjara dan gak bisa ketemu Satria lagi." Fidzah terisak dan menutup wajahnya dengan telapak tangan.

"Tapi pernikahan bukan hal main-main Nak. Kamu akan menjalaninya seumur Hidupmu,"Ucap Papanya Fidzah setelah mendekat kepada sang anak.

"Kan ada perceraian. Kalau Korban sudah sembuh kita bisa mengajukan cerai kepengadilan, dan semua selesai!"Ucap Jefri, entah memberi solusi atau bahkan menambah masalah.

Semua yang ada diruangan terdiam, entah itu karna marah, kesal bahkan bingung.

"Astagfirullah Frii. Cerai itu solusi terakhir jika tak ada jalan keluar. Cerai itu hal yang dibenci oleh Allah, pernikahan yang diawalnya sudah dibayang-bayang dengan kata cerai tidak akan berhasil dan berakhir menderita. Dan di Negara kita janda adalah hal yang sukar dianggap baik, walaupun si perempuan adalah korban." Ucap Papanya Fidzah.

"Saya juga gak akan mengajukan cerai. Setelah saya sembuh sebisa mungkin saya akan menjalankan tugas saya sebagai Suami Untuk Anak Bapak. Saya serius melamar Anak Bapak bukan hanya sekedar untuk meminta Tanggung-jawab."Ucap Yamani penuh dengan keyakinan.

"Kamu bahkan belum mengenal Anak kami,"Ucap Mamanya Fidzah, berdoa agar si korban meragu dan membatalkan niatnya.

"Saya memang belum mengenal Anak ibu, tapi saya yakin Anak ibu pasti orang yang baik, berpakaian Syari apalagi kata masnya tadi kalau Fidzah adalah seorang Santri, 75% Santri itu InnsyaaAllah baik dan berakhlaq mulia."

"Tapi kami tidak mengenalmu dan tidak tau apakah kau memang baik atau bahkan berniat buruk pada Anak kami." Ucap Papanya Fidzah, walaupun beliau sudah mulai yakin dengan Yamani.

"Anak kami Lulusan PPD² dan Lulus dengan predikat Hafidz 30 Juz, Anak kami sudah mulai bisa menjalankan Usaha keluarga, sudah punya penghasilan dan InnsyaaAllah siap jadi kepala keluarga," Jawab Bundanya Yamani, membantu meyakinkan, karna beliau sudah melihat perempuan itu, entah kenapa jiwa keibuannya merasa bahwa Fidzah Itu baik.

"Tapi apa tidak ada solusi selain pernikahan? bukankah kesembuhan bisa dirawat dirumah atau keluarga, kalau memang perlu saya yang akan menemani Mekkah. Merawat korban jadi masih ada orang ketiga bukan? Mekkah akan bertanggung-jawab merawat sampai sembuh dan tanpa Menikah,"Usul Jefri, Mamanya Fidzah mengangguk setuju, belum merelakan anak bungsunya menikah secepat ini.

"Kalau dari pihak keluarga, jujur Hafidz tidak punya saudara karna dia anak tunggal. Dan kami pun akan kembali ke kota kami tinggal, di sana perawatan tidak memadai, karna disana hanya tingkat  kabupaten."Jawab Ayahnya Yamani yang dari tadi diam.

"Dan saya tidak mau dirawat oleh perawat dan Jika tanpa pernikahan bukankah akan bersentuhan dengan yang bukan mahram?"ucap Yamani sambil menatap tajam Jefri, dari tadi anak itu selalu memberi usul yang mempersulit urusan, pikir Yamani.

"Bukankah didalam Ilmu Fiqih diperbolehkan dalam pengobatan? karna Itu Liddoruroh¹?"Ucap Jefri Lagi.

"Tapi jika itu masih bisa dengan cara halal kenapa tidak? bukankah dengan pernikahan, akan mendapat banyak keberkahan setiap kali dia melayani, membantu dan merawat saya?"Ucap Yamani masih dengan pendirian keinginannya, Pernikahan!

"Kami butuh waktu untuk memikirkan ini semua, Beri kami waktu seminggu, dan selama itu Fidzah akan menjengukmu setiap hari, tapi bukan untuk merawat karna kondisinya juga belum membaik. Tugasnya akan digantikan oleh Adik saya."Ucap Papanya Fidzah.

"Ya, dan selama itu Kami Juga berusaha mencari Solusi Jalan terbaiknya bagaimana."Ucap Ayahnya Yamani.

"Tapi saya harap jawaban kalian tidak mengecewakan,"Ucap Yamani sambil tersenyum tanpa sadar matanya fokus memperhatikan Fidzah yang dari tadi hanya diam menunduk. Anak itu benar-benar tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Jefri berbisik pada Kakak Iparnya lerihal yang menggagu Fokus Fidzah beberapa hari ini, "Apakah kita tidak menunggu Satria? Selama ini Fidzah selalu bersamanya."

"Paaa, Satriaa...,"Rengek Fidzah pada Papanya.

Papanya hanya mengangguk dan membawa Fidzah keluar Ruangan itu, setelah mengucapkan kata permisi pada keluarga Yamani.

.

.

.

Hari menjelang malam lebih tepatnya mulai senja perempuan itu masih berdiri tegak diatas atap rumahnya dengan tangan masih dililit perban, Kerudung syar'inya tertiup angin yang berembus, Baju daster biru yang dipakainya pun mulai berkibar pertanda angin semakin kencang.

Tapi semua itu tak mengganggunya, badannya memang disini tapi hatinya berkelana jauh keujung benua sana, memikirkan perkataan seseorang yang selalu dinantinya beberapa hari yang lalu.

"Kau yakin dengan keputusanmu?" Tanya orang disebrang telpon sana.

"Aku tidak tau, Satriaa aku takut,"Perempuan itu terisak dan dengan tangan gemetar memegang Telpon digenggamannya.

"Aku tanya ... kamu masih menungguku menjemputmu?"Tanya laki-laki itu lagi.

"Iya, Kenapa kamu pergi lebih dulu, kenapa tak menungguku. Seandainya kamu mau menunggu pasti ini tak akan terjadi,"Jawab perempuan itu sambil menatap hujan deras dari jendela kamarnya, Sama seperti hatinya yang kalut dengan kejadian yang menimpanya.

"Hustt, sudah Gak ada yang perlu disesali ... itu tidak akan berguna dan itu juga sia-sia. Fidzah Kuat ya! Ini sudah Takdir, aku tidak akan menyalahkanmu atas apa yang terjadi, aku tau sejatinya kau selalu menungguku---"Belum selesai laki-laki itu berucap Fidzah dengan cepat memotongnya.

"Memang, dan itu pasti! SELALU,"Ucapnya dan menekan kata diakhir.

"Sudah Istikharah?"

"Iya,"

"Lalu bagaimana? Sudah yakinkah?"Tanya laki-laki itu lagi dengan lembut.

"Belum, Satria gimana?"Jawab Fidzah sebelum kembali bertanya sambil melangkah keranjang yang ada disudut kamarnya.

"Aku yakin, Apa yang terbaik menurut Allah bagi kamu, pasti itu baik, kalau ditanya keadaanku ... aku baik, tapi hatiku tidak! Tapi aku bisa apa selain mengikhlaskan bukan? Toh semuanya sudah terjadi." Laki-laki  itu dengan sabar berbicara pada Perempuan yang tak lain adalah Fidzah.

"Hiks... Satriaaa, aku jahat,"Rengek perempuan itu.

"Sudah, sudah Fidzah tidur ya! Disana pasti sudah malam. Jangan lupa berdoa, Syafakillah ya Hafidzah!"

"Aamiin, Satriaa baik baik disana. Satriaa harus tetap semangat nuntut ilmunya di Tarim ya! Walaupun Fidzah belum bisa ke Tarim. Fidzah Yakin kalau Satria bisa! Semangat, jangan lupa makan, tidur tepat waktu dan jangan Lupa buat Doain Fidzah, Aku Doain kamu, Kamu Doain aku ya!"Ucap Fidzah lagi.

"Iya, pasti Hafidzah! ¹لیله سعیده , Assalamu'alaikum."Ucap Satriaa nama lelaki disebrang telpon sana, Sebelum memutus telpon bahkan Hafidzah belum sempat menjawab salamnya.

"Wa'alaikummussalam, لیل ,"Ucap Fidzah lirih sambil layar handphone yang sudah menghitam.

.

.

...Bahasa Arab...

...لیله سعیداه : Semoga malammu indah...

***

Satu Vote dan like kalian membantu menyemangati kami dalam menulis

Dan sedikit Hadiah kalian sangat berarti untuk kami memperbaiki tulisan dan menyajikan bacaan yang lebih berkualitas dengan mempunyai tablet sebagai Fasilitas.

1
mely
lanjut Thor...
Shofiafia25
Semangat Author Nim. Saya sukaaa, walau harus nunggu. Semoga tetap istiqomah tiap hari yaa 😆 saya baca ini sejak episodenya cuma 5, dan saya selalu menunggu malam berlalu sejak hari itu.
Light_Ryn: Terima kasih banyak Kak atas perhatian dan tanggapan baiknya 🌻☺️ Aamiin, semoga kita bisa diistiqomahkan menemani Fidzah dan Yamani dalam mengarungi bahtera rumah tangga
total 1 replies
Shofiafia25
Finally penantian panjang, akhirnyaaa halal. 😊
Shofiafia25
Jelas banget masalahnya. Jadi curiga gak true story kan Thor? 😭 Gak tegaa
Light_Ryn: Umm kasih tau gak ya? 🤣
total 1 replies
Shofiafia25
Walau pun ini hanya Novel, namun pembawaan Author sungguh terperinci dan jelas. Dan menyadarkan para tokoh akan ide gilanya, gak langsung to the point memang soalnya jika masalah ini pada kehidupan nyata pasti banyak pihak yang menentangnya. Semangat Author
Light_Ryn: Hidup gak selalu lurus dan rencana gak semuanya harus mulus. Terima kasih dukungannya, saya akan berusaha lebih baik kedepannya 🤗
Light_Ryn: Pembawaannya dibuat realistis dikit, biar gak kejauhan Halunya 😅
total 2 replies
Shofiafia25
Siapa Satriaa?
Cinta yang rela menunggu, tapi bukan sebagai kekasihmu 🤕
Shofiafia25
Tidak perduli seberapa lama aku mengenalmu, akhirnya kau memilih dia sebagai suamimu. Satriaaa So Sad 😭
Ditunggu Partnya Satriaa ya Thor
elleya
semangat
elleya
Semangat
Lili Ismail
Menyimak dulu
Shofiafia25
Bagus. Kisah yang berawal dari musibah, pelajaran yang dapat diambil hikmah disetiap ujian yang hadapi. Cukup realistis, karna ada beberapa perdepatan yang menentang Ide gilanya para tokoh utama. Ditunggu chapter selanjutnya.
Light_Ryn
Bagus.
mely
lanjut kak... mantap ceritanya 😁👍
Light_Ryn: Terima Kasih. Cerita ini Update setiap hari pukul 21.23, ditunggu ya Kak ☺️🌻
total 1 replies
Light_Ryn
Selalu semangat untuk kita yang sedang berjuang meniti kesempatan yang kita miliki, sebelum penyesalan menghampiri
Light_Ryn
Cerita ini pasti akan melejit, punya nama dan pata mengikspirasi banyak orang. Aku yakin itu
Light_Ryn
Aku selalu menunggu pukul 21.23 lalu aku bisa kembali membacanya
Light_Ryn
Cerita yang Hebat
Light_Ryn
Ini cerita yang luar biasa
Light_Ryn
Semangat untuk kita 🤣🌻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!