Ratunya Sang Mafia

Alana di make over dengan sedemikian rupa, mua ternama dan desainer terkemuka di datangkan langsung oleh Alex untuk mendandani gadis itu agar tampil sempurna.

Semuanya sudah di persiapkan.

Alex datang bersama Hans di belakangnya. Saat itulah para pekerja sudah selesai mendandani Alana.

Sementara Alana sendiri merasa sangat terkejut sekaligus aneh. Ia melihat tampilan wajahnya di cermin, nampak sangat berbeda dari biasanya. Baju dan perhiasan ini sungguh sangat mewah, pasti harganya sangat mahal. Ia merasa tak pantas untuk memakai ini semua.

"Tuan, calon istri mu sudah siap, " kata sang mua kepada Alex yang baru saja tiba.

Mendengar kata "calon istri" sontak membuat mata Alana membelalak sempurna, ia segera berbalik dari cermin hias di depannya saat itulah matanya langsung bertubrukan dengan mata elang Alex.

Untuk sesaat tatapan mata mereka terkunci. Ada gelenyar aneh yang mereka berdua rasakan.

Namun Alex segera berdeham dan mengalihkan pandangan.

"Bagaimana tuan? "

Alex mengangguk setengah gugup. "Ya, kerja kalian bagus. Aku pasti akan menambah bayarannya. "

"Bukan itu maksud kami tuan."

"Lalu apa? " Alex sedikit sewot.

"Apakah anda tidak ingin memuji nona? bagaimana penampilannya, bukankah cantik? "

"Y- ya, semua wanita memang seperti itu, apanya yang harus di perdebatkan lagi?" kata Alex.

Sang Mua tertawa. "Hahaha anda sangat kaku tuan Alexander, tapi tidak apa- apa di saat yang bersamaan anda juga sangat manis."

Alex berdecak. "Baiklah, jika dia sudah siap, segera bantu dia keluar. Aku tak ingin membuang waktu. "

"Baik tuan. "

Di dalam mobil menuju mansion utama keluarga besar Alex, tak ada percakapan yang berarti antara Alana dan Alex yang duduk berdampingan.

Alex sibuk memainkan ponselnya sementara Alana terlihat sangat gugup dengan terus menghela nafas, dan meremas ujung gaunnya.

Sebenarnya ia tak tahu kemana pria ini akan membawanya dengan penampilan seglamor ini, tapi meski begitu walaupun pria ini berencana buruk padanya Alana sudah pasrah, memang tak ada lagi alasannya untuk bertahan di dunia ini.

"Apa kau akan menjual ku? "

Pertanyaan Alana sukses membuat Alex mengalihkan pandangan.

"Menjualmu? untuk apa? "

"Untuk kepentingan mu. Dengan gaun semewah ini kau pasti ingin menjual ku ke rumah bordill atau apa itu istilahnya. "

Alex tertawa. "Jika aku mau aku bisa menyiapkan wanita yang lebih cantik dan seksii darimu, kenapa harus memilih mu untuk ku jual? "

Alana merasa tersinggung, mendengus geram. "Selain tak berperasaan kau juga memiliki mulut yang pedas, benar kata wanita tadi. Dasar pria kaku! "

Alex terkesiap. Baru kali ini ada yang mencemooh nya sejelek itu.

"Hans! "

Seperti sudah tahu kode dari sang tuan, Hans berada di kemudi depan mengangguk.

"Nona Alana anda jangan bicara sembarangan tentang tuan Alexander. di seluruh penjuru dunia ini tak ada yang berani memberi makian pada tuan seperti yang anda katakan tadi. Apa anda tidak tahu tuan? beliau adalah pemimpin besar sebuah perusahaan raksasa yang ahli di bidang nya dan seorang leader mafia yang di segani. Saya harap anda menjaga kata- kata anda pada tuan setelah ini. "

Alana mencebik. "Tak peduli mau sepanjang apapun penjelasan mu tentang pria ini, tak merubah pandangan ku padanya! "

"Kau?! " Untuk sesaat Alex tak bisa menahan dirinya, wanita ini berani sekali menentangnya!

"Lupakan saja, " kata Alex.

"Aku akan membawa mu ke pesta keluarga ku, jangan tanya untuk apa aku membawa mu. Dan jika kau bertemu banyak orang di sana kau hanya perlu mengangguk dan menggeleng jika merasa tidak bisa menjawab pertanyaan mereka, tatap mataku saja."

"Kenapa aku harus menuruti kata- kata mu?! "

"Kenapa kau bilang? " desis Alex mulai terpancing emosi.

"Ya, aku tak akan pernah mematuhi perintah orang seperti mu. Kau yang membawa ku secara paksa kesini dan itu bukan keinginan ku!"

"Nona Alana anastaya, apa kau tahu dengan siapa kau berhadapan? "

Alana membalas tatapan pria itu tak kalah gentar. "Aku tidak takut dengan mu! "

Alex menyeringai. "Baiklah."

Pria itu kembali ke posisi duduknya dan dengan tenang mengenggam ponsel. Hal itu membuat Alana memandang aneh.

"Nama lengkap Alana anastaya, umur 23 tahun, anak tunggal dari pasangan Agung dan maya, yang telah meninggal dan kini hidupnya sebatang kara, mempunyai bibi dan dua sepupu yang mengusirnya dari rumahnya sendiri, lulusan SMA angkasa dengan nilai rata- rata 90,kerja di sebuah cafe sebagai kasir, mempunyai kucing peliharaan bernama Molly yang matti 2 tahun lalu. "

Alana melotot saat Alex secara gamblang menguraikan segalanya tentang dirinya.

"Hentikan! ku bilang hentikan!"

Alex menyeringai. "Sekarang kau sudah mengerti dengan siapa kau berhadapan?"

Alex kemudian mendekat, sedikit mengikis jarak di antara mereka.

"Seperti katamu kau memang sebatang kara dan tak memiliki tujuan hidup, tapi bagaimana dengan rumah mu yang memiliki banyak kenangan itu? bibi dan keduanya sepupu mu itu memang sudah berbuat jahat padamu, tapi apa kau tega melihat mereka menderita? Seperti yang ku tahu di catatan tentang mu kau gadis yang tumbuh dengan nilai-nilai dan budi pekerti baik hasil didikan ayah mu, aku tahu kau kau tidak akan tega. "

"Dan tentang Angga haryadi utama--"

"Apa? darimana kau tahu tentang nya?! "

Alex tersenyum. "Aku sudah menduga reaksi mu akan seperti itu."

"Jadi langsung ke intinya saja karna aku tak suka basa- basi terlalu panjang. Turuti semua perkataan ku jika kau tak ingin orang-orang tersayang mu terluka, sesimpel itu. "

Alana menghela nafas panjang berusaha menetralisir gejolak emosi yang meluap- meluap untuk pria ini.

"Baiklah, aku akan menuruti setiap perkataan yang kau katakan. "

"Good girl, " ucap Alex.

Alana mencengkram gaun yang di kenakanannya semakin erat.

Ia tahu keputusan apa yang ia ambil, ini seperti menggali lubang untuk kuburannya sendiri.

  🌷🌷🌷🌷🌷

Tibalah mereka di mansion megah tempat keluarga besar Alexander tinggal. Mansion vil Andersson.

Andersson adalah marga keluarga Alex tapi sudah sejak dulu dia menghapus marga itu di belakang namanya.

Begitu keluar dari mobil Alana tak bisa menahan diri untuk tidak terpana melihat bagaimana bangunan megah dengan arsitektur indah itu berdiri dengan angkuhnya.

Mansion Andersson adalah sebuah istana kerajaan di dunia nyata.

Di tempat inilah ketiga paman Alex tinggal dengan keluarga mereka, dengan total Alex yang memiliki tujuh sepupu dari ketiga pamannya. Dan tentunya kepala keluarga yang paling berkuasa di sini adalah sang kakek, tuan Jared lantsov Andersson, orang paling angkuh dan egois yang pernah Alex kenal.

"Ingat apa yang ku katakan tadi, " kata Alex pada Alana.

"Ya, tugas ku hanya boleh mengangguk dan menggeleng jika aku tidak bisa menjawab pertanyaan mereka, aku hanya perlu menatap mata mu. "

"Bagus, kalau begitu kita masuk. "

Alana merasa sangat gugup, perutnya terasa seperti di aduk- aduk. Meski begitu ia sudah membentengi diri dan siap dengan segala hal yang terjadi di dalam nanti.

Di dalam suasana pesta terasa sangat damai. Meski hanya acara keluarga terasa begitu glamor dan mewah.

Para manusia yang ada di sana yang semula sedang menikmati jalannya pesta seketika terhenti ketika mereka mulai memasuki aula pesta.

Alana tersentak saat tiba-tiba sebuah tangan besar merengkuh tangan kecilnya dalam genggaman, ia seketika menatap Alex yang hanya menatap lurus dengan wajah datar.

Alana tidak tahu apa maksud pria itu menggenggam tangannya.

"Lihat ini, cucu ku yang paling kurang ajar ini akhirnya datang setelah tak ingat untuk pulang. "

Kata penyambutan yang terselip sindiran oleh kakeknya itu Alex tanggapi dengan raut biasa saja, seolah dia sudah biasa mendengar nya.

"Selamat malam semua, maaf aku datang sedikit terlambat."

"Siapa yang datang bersama mu Alex, jangan bilang kau punya gunndik baru, " salah satu sepupu nya mengejek, Jacob bryn Andersson namanya. biasa di panggil jacob, musuh bebudak Alex sejak dulu.

Alex tersenyum sarkas. "Bukankah kebiasaan memelihara gunndik adalah hobimu saudara Jacob. "

Telak. Alex membalas sindiran nya dua kali lipat.

"Kau?! " Jacob tentu merasa tersinggung.

"Sudah tenangkan dirimu, " kata ayah jacob, Noah Lucian Andersson namanya.

"Maafkan Jacob nak, dia memang seperti itu. "

Tidak seperti anaknya, Alex justru memiliki hubungan kekeluargaan yang erat dengan noah.

"Jelaskan siapa wanita yang kau bawa kemari nak, aku juga penasaran, " ujar noah.

"Dia adalah calon istri ku, paman. Menantu keluarga ini. "

Duar! ucapan Alex sukses membuat mereka semua tercengang.

***

Bersambung...