kisah Muhammad Azam Rizwan dan Delia Putri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5
"Lia, keruangan saya sekarang " titah Arkana lalu berlalu pergi dari dapur .
Delia mengangguk kan kepala nya sekilas , sedangkan buk Ratih yang kebetulan melihat nya , langsung mencibir nya . "Karyawan kesayangan bos " Sindir nya dengan sinis .
"udah kamu enggak usah dengerin tuh kata nenek lampir , udah sana kamu temui bos " ucap Fauzi teman Delia .
"makasih Fauzi , kalau gitu saya pamit ya assalamualaikum "
"wa'alaikum salam " sahut Fauzi sambil menatap punggung Delia .
Dan melihat Delia yang tidak berpengaruh sama sekali dengan ucapan nya , membuat membuat buk Ratih semakin mencibir nya. Iri sekali diri nya melihat Delia yang sering di panggil pak bos ganteng itu , walaupun diri nya juga di panggil tapi beda , bos nya kalau panggil dia pasti berujung marah. Tapi kalau Delia , pasti di sanjung- sanjung , buk Ratih kesal sendiri , di sini kan diri nya yang manager bukan Delia si anak yatim piatu itu.
"buk , kurang- kurangi julid nanti dapet karma loh " celetuk Fauzi, karyawan cafe itu , yang tidak ada takut-takut nya sama sekali dengan manager galak itu . Bagi Fauzi untuk apa takut , mereka kan sesama manusia . Sama-sama makan nasi , yang membedakannya hanya tingkat ketakwaan nya saja kepada Allah .
Buk Ratih melengos geram . "Enak saja kamu nyumpahin saya ! Kamu pikir kamu tuhan , " cetus Buk Ratih lalu berlalu pergi meninggalkan dapur , diri nya malas berdebat dengan karyawan tampan itu . Kalau enggak tampan ya langsung di omelin habis-habisan sama buk Ratih . Tapi sayang Fauzi itu tampan , bahkan sampai membuat jantung buk Ratih jedag- jedug kalau di dekat nya . Tapi sayang sekali , buk Ratih yang janda anak satu ini , mana mau Fauzi sama dia . Sering Buk Ratih memberikan perhatian , namun dengan terang-terangan Fauzi menolak nya . Walaupun usia buk Ratih sudah kepala empat , tapi diri nya kan masih terlihat muda , dan tidak jelek-jelek banget , jadi pede saja mendekati pemuda seperti Fauzi, yang berusia dua puluh tahunan .... Itu pikir buk Ratih ..
Buk Ratih yang kesal , tidak sengaja menabrak salah satu karyawan nya , membuat minuman yang di bawa oleh Petrik-- karyawan pria yang bertubuh gempal itu jatuh . Buk Ratih langsung emosi dan ngomel-ngomel enggak jelas . Membuat Fauzi yang melihat nya hanya geleng-geleng kepala .
Sudah biasa , bagi Fauzi pemandangan seperti itu ..
•
•
•
Di dalam ruangan milik Arkana ... Arkana menghela nafas nya berulang kali , sambil menatap ke arah Delia .
"kenapa enggak mau menerima tawaran dari saya hm ? Kamu jadi enggak bakalan capek kayak gini ," ucap Arka.
Delia menghela nafas nya panjang , "maaf pak , saya lebih suka menjadi karyawan biasa saja . Saya juga hanya lulusan SMA , jadi saya tidak pantas mendapatkan jabatan yang bapak sebutkan tadi ." Ujar Delia dengan penuh kesopanan . Berulang kali diri nya menolak penawaran jabatan menjadi seorang asisten Arkana , karena diri nya merasa tidak pantas sama sekali. Tapi pria yang ada di hadapannya saat ini selalu meminta nya . Delia merasa insicure , bagaimana juga , diri nya hanya lah lulusan SMA . Mau melanjutkan pendidikan lagi , namun biaya nya tidak punya . Diri nya juga harus membantu keuangan ibu panti nya . Tidak mungkin membiarkan adik-adik nya kelaparan .
"Saya akan meneruskan pendidikankamu " ucap Arkana .
"Maaf pak , terimakasih , tapi sepertinya tidak perlu pak " tolak Delia dengan sopan , jujur , diri nya tidak ingin memiliki hutang budi pada seseorang yang berakhir akan mengungkit nya .
Arka mendengus mendengar nya . "Saya tidak butuh status pendidikan kamu Lia ! Kamu sangat pandai dan cerdas . Saya rasa kamu sangat cocok menjadi asisten pribadi saya " ucap Arkana lagi , mencoba membujuk Delia , namun Delia lagi dan lagi meminta maaf pada bos nya yang ada di hadapannya ini . Diri nya tidak bisa . Arkana yang mendengar penolakan yang berulang kali ini , membuat diri nya hanya bisa menghembuskan nafas nya kasar . Diri nya juga sudah menawarkan gaji yang sangat fantastis , namun Delia lagi-lagi menolak nya , entah apa alasan nya , Arka juga tidak tau .
"kalau begitu , jadi istri saya saja bagaimana ? Kamu tidak perlu capek-capek bekerja lagi ?"
Deg
Ucapan bos nya itu , membuat Delia terpaku di tempat nya .
•
•
•
Keluar dari ruangan bos nya , Delia berulang kali menghirup udara di sekitar nya , rasa nya sangat sesak , hingga diri nya sangat sulit sekali bernafas . Pertanyaan atau candaan yang di lontarkan oleh sang bos tadi entah berujung kemana , karena Delia juga tidak menjawab nya , itu di karenakan seorang wanita masuk ke ruangan sang bos dengan tiba-tiba . Wanita yang Delia ketahui jika pacar nya sang bos .
Delia yang faham akan kehadiran sang pacar bos , langsung pamit keluar , walaupun sang bos melarang nya dengan keras , namun Delia tetap meminta pamit keluar dengan beralasan , ingin menyelesaikan semua pekerjaan nya tadi . Delia mencebikkan ujung bibir nya , kesal juga mengingat perkataan dari bos nya itu . Meminta diri nya menjadi istri dari pria itu , tapi pria itu saja sudah memiliki pacar . CK , emang semudah itukah mempermainkan sebuah hubungan .
Kalau di bilang tertarik dengan sang bos , jujur ya Delia tertarik , siapa sih yang tidak bakalan naksir dengan bos yang visual nya keren abis begitu . Sudah kaya, tampan , baik lagi , paket lengkap deh . Tapi beralih lagi , Delia mikir-mikir karena diri nya merasa tidak pantas bersanding dengan sang bos .
Bagaimana dengan keluarga pria itu, apakah tidak mempermasalahkan dengan status diri nya . Itu yang selalu Delia pikirkan berulangkali .
Walaupun Delia termasuk gadis yang cantik, namun diri nya hanya lah seorang anak panti asuhan , yang tidak jelas asal usulnya . Jika mengingat hal itu , membuat Delia ingin sekali menangis , diri nya ingin sekali mengetahui siapa kedua orang tua nya , namun semua nya hanya lah mimpi semata , Delia nyata nya seorang anak yang di temukan di depan panti asuhan dengan selimut yang membelit di tubuh nya . Bukan kah itu menandakan jika diri nya memang sengaja di buang .
Itu juga hal yang membuat nya insicure , diri nya takut jika serius menjalani hubungan dengan seseorang , takut orang itu berujung mundur saat mengetahui jika diri nya hanya lah anak yang tanpa asal usul . Delia tidak mau hal itu terjadi , cukup diri nya tidak mau terjebak yang namanya patah hati .
Menghembuskan nafas nya kasar , Delia mencoba menekan kesedihan yang menderap di dalam hati nya. Diri nya masih banyak pekerjaan yang harus diri nya selesaikan . Delia tidak ingin membuat buk Ratih marah-marah dan berakhir diri nya di pecat. Mau mencari pekerjaan kemana Delia . Jaman sekarang sangat sulit mencari pekerjaan . Mau melamar di kantor , kantor mana yang menerimanya , saat diri nya hanya lah seorang yang lulusan SMA saja. Mau menerima tawaran bos nya itu , Delia berpikir ulang, sebab diri nya tau diri .
Delia melangkah kan kaki nya menuju ke dapur , berkutat di dapur , menyelesaikan pekerjaan sambil berbincang - bincang dengan rekan yang lain nya .
•
•
•
"Abi !!!!! Ameela mau bunda , Ameela mau bunda ... "Teriak Ameera menangis terisak , sambil membuang seluruh boneka yang ada di dalam kamar milik gadis kecil itu .
Bik Inah yang melihat nya kelimpungan bukan main . "Nona kecil tenang nak, Abi nona lagi di rumah sakit ya , lagi menangani pasien , Ameera anak baik harus nurut sebentar ya sama mbok " ucap bik Inah mencoba menenangkan Ameera .
Ameera tidak mau mendengarkan nya , diri nya hanya mau saat bangun tidur sudah ada sang bunda di samping nya . "Meela enggak mau ! Meela mau nya bunda ! Bunda ! " Teriak Ameera lagi .
"Gimana ini ya " ucap Bik Inah frustasi sendiri .
"Telpon pak Abian bik " ucap Pak Dadang -- salah satu penjaga keamanan di rumah pondok pesantren Al -ikhlas itu , tadi diri nya berkeliling , namun saat mendengar suara majikan kecil nya berteriak - teriak , jadi diri nya langsung datang . Takut terjadi sesuatu pada majikan kecil nya .
Bik Inah mengangguk kan kepala nya , lalu menghubungi Azzam yang tidak panggilan nya tidak di jawab . Bik Inah lalu mencoba menghubungi Nomor Zahra , yang panggilan nya langsung di angkat .
"Assalamualaikum buk , nona Ameera ngamuk buk " ucap Bik Inah .