NovelToon NovelToon
Transmigrasi Boy

Transmigrasi Boy

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Romansa / Bad Boy
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: OrdinaryGirl_31

Revan Sernando. Salah satu anak beruntung yang memiliki keluarga harmonis. Namun sayang dia juga adalah salah satu orang yang tidak pernah merasakan sebuah pertemanan.

Hidupnya selama ini terasa begitu monoton.Hingga suatu ketika Revan mengalami kecelakaan yang membuat jiwanya bertransmigrasi ke dalam raga seorang pemuda dingin yang kehidupannya berbanding terbalik dengannya. Reval Gishara.

"Nama depannya mirip sama nama gue, TAPI KENAPA NAMA BELAKANGNYA KAYAK NAMA CEWEK!!?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OrdinaryGirl_31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ingatan dan Ayah Reval

Niat awal Reval ingin pergi ke rumah Revan gagal sudah saat sang guru sejarahnya memberikan tugas kelompok yang sialnya harus dikumpulkan besok. Reval dan teman sekelompoknya sepakat untuk mengerjakan tugas itu di rumah Reval. Namun bukannya hanya Jordan, Viagha, dan Dila-teman Via- saja yang datang kerumahnya, melainkan ketiga teman Reval lainnya juga sudah stay di rumahnya.

Setengah jam yang lalu tugas kelompok itu sudah selesai. Via dan Dila pun sudah pulang sejak tadi. Sekarang hanya ada Reval dan keempat temannya yang tengah merusuh di kamar Reval, lebih tepatnya hanya Rey, Ryan, dan Marvel saja. Karena Jordan kini tengah sibuk dengan ponselnya, apalagi kalau bukan bermain game.

Sedangkan Reval sendiri kini juga tengah memainkan ponsel yang dibelikan Faro sehari setelah keluar dari rumah sakit. Ibu jarinya sibuk mengetikkan sebuah pesan pada seseorang namun berkali-kali ia hapus karena tidak sesuai dengan keinginannya.

Sampai akhirnya Reval mengela napas pasrah dan langsung mengirim pesan pada seseorang yang nomornya ia dapat dari Rey.

Damar

^^^P^^^

^^^Damar kan???^^^

^^^Anak SMA Aditama?^^^

Iya, lo siapa?

^^^Gue Reval, temennya Rey^^^

^^^Ada yang mau gue omongin sama lo^^^

^^^Besok bisa kan ketemu sama gue??^^^

Ngomongin tentang apa?

Reval kini bingung harus menjawab apa. Apa mungkin ia jujur saja jika dirinya ingin membahas tentang Revan? Tapi nanti kalau Damar curiga bagaimana? Tapi setaunya Damar orangnya tidak sekepo itu. Ia adalah tipe orang yang tidak gampang curiga dan kepo dengan urusan orang lain.

Baru saja mengetikkan satu kata, tangan Reval beralih mencengkram kepala belakangnya saat sebuah rasa sakit datang secara tiba-tiba.

Reval bahkan Refleks menjatuhkan ponselnya agar kedua tangannya bisa mencengkram erat-erat kepalanya yang semakin sakit.

"Argh" erangan pelan berhasil keluar dari bibir Reval membuat keempat temannya refleks menoleh.

"Eh Val? Napa lo?" Rey membuka suara mewakili ketiga temannya. Mereka berempat segera menghampiri Reval saat pemuda itu justru menjambak rambutnya guna menghilangkan rasa sakit.

"Val? Eh anjir Reval kenapa nih? Val lo kesurupan ya?" tanya Marvel.

"Kesurupan pala lo!" Ryan, pemuda itu lagi-lagi melakukan tindak kekerasan untuk yang kesekian kalinya, apalagi kalau bukan menoyor kepala temannya.

"ARGH!!" erangan Reval semakin keras membuat mereka panik sendiri.

"Eh Val lo kenapa? Gimana ni Yan?" ujar Rey dengan wajah paniknya.

"Eh ya mana gue tau, panggil bunda aja, sana panggil bunda!" Ryan ikut bingung saat Rey malah bertanya padanya. Ia mendorong Marvel kasar menyuruh pemuda itu memanggil Adel.

Sedangkan Reval. Ia sama sekali tak menghiraukan ucapan teman-temannya. Kepalanya sangat sakit saat ingatan-ingatan tentang beberapa masa lalu Reval berseliweran di otaknya bagaikan kaset rusak.

"Hah, gue inget" ucap Reval saat rasa sakit di kepalanya sudah hilang. Kondisi pemuda itu kini terlihat cukup berantakan. Nafasnya terengah-engah dengan keringat dingin yang membasahi keningnya, serta rambut yang acak-acakan akibat terus-terusan ia jambak.

Bersamaan dengan ucapan yang terlontar dari mulut Reval itu, Adel beserta Marvel sudah berdiri di depan pintu kamar Reval yang terbuka lebar.

"Reval kamu kenapa sayang? Kamu sudah ingat?" tanya Adel seraya mengelus surai sang anak. Tangan satunya pun ia gunakan untuk mengelap keringat Reval.

"Sebagian....mungkin" jawab Reval agak ragu. Pasalnya dalam ingatannya ia hanya mengingat tentang semua teman-temannya termasuk geng motor serta tentang kebersamaannya dengan Reva, Sean, Faro dan Adel. Itu berarti ingatan beberapa tahun terakhir saja yang ia ingat, tidak dengan masa kecil Reval. Dan satu lagi, ia juga ingat jika Faro bukan ayah kandung Reval.

Menurut Reval ingatan-ingatan itu tidak ada yang penting, kecuali yang terakhir tentunya. Ia merasa ada ingatan lain yang sangat penting yang belum ia tahu.

...****************...

Jam di ponsel Reval menunjukkan pukul 18.00. Teman-temannya baru saja pulang dan sekarang ia tengah menunggu sang papa yang belum pulang dari kantornya.

Sebenarnya Reval ingin bertanya pada Adel tentang ayah kandung Reval, tapi tidak jadi karena ingin menunggu Faro saja katanya.

Beberapa menit kemudian pintu kamarnya terbuka dan menampakkan dua orang berbeda gender, siapa lagi kalau bukan Faro dan Adel. Mereka menghampiri Reval yang kini tengah meletakkan ponselnya yang ia mainkan tadi.

"Jadi?" tanya Reval to the point. Tadi Reval bilang pada Adel tentang apa saja yang ia ingat. Tapi tidak ada pertanyaan yang ia ajukan, jadi Adel berpikir mungkin Reval ingin tahu nanti. Dan ternyata itu benar.

"Kamu....mau ketemu sama ayah kamu?" Faro balik bertanya pada Reval. Namun hal itu membuat Reval justru berpikir jika mungkin hubungannya dengan sang ayah tidak begitu baik. Entahlah, Reval hanya merasa begitu. Lagipula kenapa ayahnya itu tak menjenguknya sampai sekarang.

"Biar bunda telfon ayah ya?" melihat Reval yang terdiam, Adel berniat untuk menghubungi mantan suaminya itu.

Lagi-lagi Reval hanya diam. Ia juga sebenarnya bingung harus menjawab apa.

"Emang ayah namanya siapa pa?" mengabaikan Adel yang sedang menghubungi sang ayah di luar kamar, Reval justru bertanya pada Faro.

"Eh" Faro sempat terkejut. "Namanya Wira" jawabnya kemudian.

Reval tentu saja terkejut mendengar nama yang tidak asing tersebut. Namun sebisa mungkin ia menepis pikirannya itu. Lagipula nama Wira kan ada banyak.

"Mas Wira bisanya sekarang. Kalo sekarang ketemunya nggak pa-pa kan Val?" ujar Adel begitu kembali memasuki kamar Reval.

"Nggak pa-pa bun, lebih cepet kan lebih baik" sahut Reval. Sebenarnya Reval sudah penasaran dengan sosok Wira ini. Ia ingin memastikan jika Wira ini bukanlah orang yang sama.

Beberapa saat kemudian mereka sudah siap. Reva tidak ikut karena anak itu memang tidak mau bertemu dengan sang ayah entah apa alasannya, Reval tidak tahu. Sedangkan Sean. Pemuda itu belum pulang. Mungkin ada sedikit urusan yang belum ia selesaikan.

Hanya butuh wakti lima belas menit untuk menuju tempat bertemu mereka. Sebuah restoran dengan desain sederhana namun elegan lah yang menjadi tujuan mereka. Setelah memarkirkan mobil ketiga orang itu langsung melangkahkan kaki memasuki restoran tersebut.

"Sepertinya Wira belum datang" ujar Faro begitu matanya tak menemukan sosok pria bernama Wira itu.

Mereka bertiga lantas menuju tempat duduk yang lumayan strategis. Tidak di tengah-tengah namun tidak terlalu jauh juga dari pintu masuk. Dari tempat duduk mereka juga dapat melihat siapa saja yang masuk ke restoran ini. Hal itu memudahkan mereka yang tengah menunggu Wira.

"Bun, aku ke toilet bentar ya?" izin Reval pada Adel. Wanita itu hanya mengangguk membuat Reval segera beranjak dari kursinya.

Sayang sekali. Bersamaan dengan sosok Reval yang hilang di balik tembok, seorang pria paruh baya memasuki restoran tersebut dan langsung menuju meja Faro dan Adel dengan seorang wanita di sampingnya.

"Mana Reval?" tanya pria itu yang sepertinya tidak suka berbasa-basi.

Adel tidak menjawab. Ia melirik sekilas wanita yang datang bersama mantan suaminya itu.

"Masih di toilet" sahut Faro terkesan cuek. Entahlah setelah apa yang terjadi baik Adel maupun Faro tidak bisa bersikap ramah lagi pada Wira.

Tanpa diminta Wira dan wanita yang ia ajak itu langsung duduk di kursi yang tersisa. Mereka berdua juga ikut diam tanpa menghiraukan Adel dan Faro.

Tak lama kemudian Reval datang yang membuat keempat orang itu menoleh. Betapa terkejutnya Reval saat sosok wanita yang semula memunggunginya kini terlihat jelas wajahnya.

"Mama" lirihnya pelan. Sangat pelan hingga tak ada seorangpun yang mendengar lirihannya itu.

1
زيتون مامة
aku juga pening. atau dlm 1 badan ada 2 jiwa
زيتون مامة
heran, budak2 itu tidak ditangkap
زيتون مامة
modus.
زيتون مامة
habis lah, sudah lupa penyelidikan bila sudah mula suka cewek
زيتون مامة
kenapa tidak ditangkap polisi ya, orang yang menculik reval. kalau lari pun boleh dicari
زيتون مامة
selidiki.. apa salahnya cerita kepada yang percaya
زيتون مامة
kenapa sulit mau selidik.. trskan saja. boleh bilang kawan kan
زيتون مامة
teruskan. ceritanya bagus.
OrdinaryGirl: iyaa makasihh
total 1 replies
Tini Timmy
modus apa bukan nih/Chuckle/
Tini Timmy
semangat nulis nya kakak/Smile/ iklan untuk mu
OrdinaryGirl: Iyaaa, makasihhh
total 1 replies
Tini Timmy
semangat nulis nya kakak
ceritanya bagus 😊
OrdinaryGirl: Iyaa makasihh
total 1 replies
Vikale5
Bagus banget ceritanya, thor jangan berhenti menulis ya!
OrdinaryGirl: siaapp
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!