Gairah Sang Mantan

Pov Siska

Hari ini aku menerima pesan dari kak saka , dia bilang siang ini akan mampir ke tempatku bekerja . Aku sempat heran kenapa tiba tiba dia datang ke kota ini.

Siang harinya, ku lihat mobil kakaku sudah berada di parkiran, ku amati dari jauh, ternyata dia tidak sendirian.

'Kenapa bisa sama silvi' batinku penasaran

Saat ku datangi mereka di parkiran, langsung ku tanya kenapa mereka bisa barengan 1 mobil. Ternyata dia adik dari teman kak saka. Sempat aku kepikiran mungkinkah kakakku datang kesini karna mencari seseorang? Siapa sebenarnya nanti akan ku cari tau.

Aku menyuruh kak saka untuk menunggu ku menyelesaikan pekerjaanku.

30 menit kemudian aku keluar dari tempat kerja, ku datangi kakakku dan mulai ku tanya tentang kedatangannya yang tiba² kesini.

Ku pancing dia dengan dugaanku yang sengaja datang kesini karna sedang mencari seseorang. Jelas saja dia mengakuinya. Tapi yang membuatku terkejut adalah ketika dia menanyakan tentang Meyrina. Dugaanku semakin kuat, aku semakin yakin kalau Randra yang di maksud Mey adalah kakakku, kak saka.

Lagi lagi yang membuatku kesal dengan ucapan kak saka ketika dia berkata bahwa jika bertemu lagi dengan Mey dia hanya ingin meminta maaf .

'Kamu bahkan tidak tau bagaimana selama ini Mey menanggung beban tanggung jawab yang kau tinggalkan dengan penuh perjuangan, lalu kau datang mencarinya hanya untuk meminta maaf? ' Umpatku kesal dalam hati

'Aku yakin kau akan sangat menyesal setelah memgetahui kenyataannya kak'

Kutinggalkan kakaku sendiri, aku tidak menyangka, orang yang sudah merusak masa depan sahabat baikku adalah kakak kandungku sendiri.

Aku bertekat, aku akan selalu membantu Mey untuk membahagiakan anaknya. Tentang kenyataan bahwa kakakku adalah Ayah kandung Raina, biar itu menjadi urusan Tuhan. Jika memang mereka di jodohkan untuk bersama, mereka akan segera bertemu.

Bisa saja aku membuat mereka bertemu, tapi aku tidak ingin membuat hati Mey kembali hancur mengetahui kenyataan bahwa kakakku sudah menikah, tapi di sisi lain ada Anak yang butuh seorang Ayah, aku merasa dilema, bagaimana aku akan menutupi kebenaran yang sudah ku ketahui.

Aku akan menyimpan rahasia ini untuk sementara waktu, sebelum aku mengetahui fakta lain yang terjadi di masalalu kakaku dan istrinya.

Sesampainya di kost-an , aku merebahkan diri, ku ambil ponselku dan segera menghubungi Mey.

Tuuuuttt... Tuuttt... Ttuuuutttt..

Tersambung tapi tidak ada jawaban, sampai panggilan ke 2 juga masih belum ada jawaban.

"Mey.. Telpon aku jika kau tidak sibuk" ku kirim pesan singkat untuk mey. Berharap dia segera menghubungiku.

1jam berlalu, Mey masih belum menghubungiku, aku khawatir terjadi sesuatu padanya.. Ku coba menelponnya lagi..

Tuuuttt... Tuuuttt...

Dering kedua akhirnya telponku di jawabnya

"Halo Mey.. Dari mana saja kamu? " tanyaku cemas

" Dari mana?? Aku di rumah aja sis , kanapa sih kok panik gitu dengernya? Jawabnya santai

"Aku dari tadi hubungi kamu gak ada jawaban sama sekali, gimana gak cemas aku.."

"Eh iyaa kah? He he he.. maaf yah tadi aku bantuin ibu jaga toko .. Hpku ada di kamar" jawabnya cengengesan

" Ada apa sis? Tumben²an telpon?

" Mau tanya aja mey.. Kamu kenal sama yang namanya silvi? Katanya dia juga kenal sama si Randra? Tanyaku hati² ingin memastikan

"Silvi? kenall.. dia temenku waktu sekolah, dia juga yang kenalin aku sama Randra. kenapa tiba² bahas Randra lagi sih kamu? Dan juga kemu kenal juga sama silvi? "

" Dulu waktu kamu Resign kerja, si silvi yang gantiin kamu, ya aku tauu dia aja gak sampai deket.

"Oh.. Terus ?

"Terus yaa gitu tadi aku gak sengaja denger dia nyebut nama Randra waktu dia telponan" bohongku ingin lihat respon Mey

" Oh gituuu...." jawabnya santai

"Kok gitu aja responnya? Kamu gak pengen cari tau tentang Randra dari Silvi? " tanyaku geregetan

" Engga perlu.. Aku udah terbiasa seperti ini sis.. dia hanya bagian dari masa lalu ku..

" tapi Raina membutuhkan sosok Ayahnya mey.. Dia juga harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah dia lakukan ! "

" Sis.. Aku tau kamu ingin yang terbaik untukku dan Raina.. Tapi untuk saat ini aku hanya butuh support dari kalian .. Aku ingin hidup bahagia tanpa bayang²nya, membesarkan dan membahagiakan Raina.. Aku gak mau berharap hal yang tidak pasti sis.. Aku sudah sangat bersyukur dengan kehadiran Raina , dia semangatku untuk terus melanjutkan hidup.. Aku harap kamu mengerti siska.. " suara mey terdengar bergetar menahan sedihnya.

Aku terdiam mendengar pernyataan Mey.. Aku merasa sedih, mey sudah membulatkan tekatnya, jika aku memaksa mereka untuk bertemu kembali entah bagaimana nanti perasaan Mey setelahnya.

" Biarlah seperti ini.. Seiiring berjalannya waktu aku akan terbiasa" ucap mey dengan lirih sebelum ia memutuskan telponnya.