NovelToon NovelToon
Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi / Cinta Terlarang / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Alif R. F.

Dua bersaudara kakak beradik yang sudah lama memainkan MMORPG menggunakan kapsul DDVR (Deep-Dive Virtual Reality) tiba-tiba berpindah dunia disaat mereka sedang menunggu tutupnya server.

Adik perempuan yang bernama Rena sudah bertahun-tahun menggunakan kapsul DDVR yang sekaligus digunakan sebagai penunjang kehidupan karena dirinya yang mengalami koma akibat kecelakaan di masa lalu, akhirnya bisa mengalami dunia nyata meskipun dengan tubuh yang berbeda dan di dunia yang berbeda pula.

Berbeda dengan kakak laki-lakinya, Reno, yang sudah mempersiapkan pernikahannya sementara semua impiannya hampir sudah tercapai semua kini harus dihadapkan dengan situasi yang berbeda, di dunia dan dengan tubuh yang berbeda, sama sekali tidak memiliki jalan untuk kembali.

Apakah Reno akan mengalah dengan adiknya, Rena, dan hidup di dunia baru sebagai seorang Penakluk? atau dia akan tetap berusaha mencari jalan pulang sementara meninggalkan adiknya di dunia yang asing dan kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#5 – Melerai Peperangan

Kerajaan Bethelia, sebuah kerajaan yang terletak di pesisir timur benua Aethelynn, sementara di sebelah utara dari kerajaan ini adalah kerajaan lain yang luasnya lebih kecil namun lebih makmur, dan kerajaan itu bernama Everion.

Dua kerajaan ini meski bertetangga, sudah belasan tahun memiliki konflik yang tidak kunjung usai. Dari konflik perbatasan, jalur dagang dan teritorial perairan. Walaupun begitu, konflik yang ada tidaklah lebih besar dari sekedar saling mengirim utusan ke masing-masing pihak untuk memprotes, tidak ada perangan atau bentrokan kecil yang pernah terjadi di antara keduanya.

Namun, dua tahun yang lalu, sumber konflik yang memecah peperangan besar pun muncul. Seorang putri dari bangsawan baron di kerjaan Bethelia yang sudah dijanjikan akan menikah dengan sang Raja duda yang sudah berumur 57 tahun bernama Randall Baewulf tiba-tiba menghilang.

Lalu setelah pencarian yang melelahkan selama tiga bulan, sang putri yang menghilang akhirnya ditemukan bahwa dirinya telah disebutkan telah diculik oleh sang Raja muda yang berumur 23 tahun dan baru saja dilantik pada saat itu yang bernama Lambart Eomerr, dikatakan bahwa sang putri saat itu dikurung di kastil di dalam penjara rubanah.

Pihak kerajaan Bethelia pun menuduh Kerajaan Everion telah berkonspirasi dalam penculikan itu, sementara tidak ada jawaban konfirmasi apapun dari kerajaan Everion mengenai dugaan tersebut. Lalu selama berbulan-bulan, untuk mendesak pengembalian sang putri, Bethelia pun mengepung dan menutup semua jalur perdagangan yang mengarah ke Everion.

Selama berbulan-bulan Everion yang memiliki luas negara yang kecil pun dikepung dari darat dan laut. Tak lama, kelaparan dan kerusuhan pun melanda di mana-mana, dan bukannya menyerah, kerajaan Everion pun malah mulai membangun pasukan, dengan hampir sebagian pasukannya adalah rekrutan para rakyat yang kelaparan hanya demi untuk  menyerang balik kepungan tersebut.

Dua tahun kemudian sejak konflik yang ironis itu dimulai, kini, di dataran Eorelk di perbatasan antara kedua negara, pertempuran besar dengan melibatkan lebih dari ratusan ribu prajurit pun akan segera dimulai, dengan masing-masing Raja yang ikut turun tangan dan berada di antara barisan pasukan mereka ikut memimpin secara langsung.

Dengan terompet dan genderang perang yang dibunyikan, masing-masing pasukan pun mulai berjalan mempersempit jarak sambil terus menjaga formasi mereka. Panji-panji dari masing-masing regu pasukan pun terus dikibarkan sebagai isyarat.

Kini dengan pasukan sebanyak 350 ribu prajurit profesional, pihak Bethelia pun percaya diri akan memenangkan peperangan ini. Sementara itu di sisi Everion, dengan pasukan yang hanya berjumlah 200 ribu prajurit yang dimana 40% nya adalah prajurit cabutan dari desa-desa, mereka tampak tidak percaya diri dan tampak mulai berjatuhan karena terkena lemparan lembing dan anak panah.

Sementara itu, pasukan kavaleri dari dua belah pihak yang sudah menunggu di sisi sayap pun mulai berbenturan dan saling menabrakkan kuda dan tombak mereka. Namun sangat disayangkan untuk sisi Everion yang hanya memiliki kavaleri ringan, harus ter-obrak-abrik oleh pasukan kavaleri berat dari pihak Bethelia.

Kuda-kuda tanpa penunggang dari pasukan Everion pun kocar-kacir, sementara penunggang mereka banyak berjatuhan terkena tombak jousting berat yang dimiliki para kesatria kavaleri dari Bethelia. Para prajurit kavaleri ringan dari pihak Everion yang hanya menggunakan tombak biasa dan perisai kayu sederhana pun sama sekali bukan tandingan bagi kavaleri berat Bethelia yang perkasa.

Di sisi lain, di tengah-tengah, pasukan infanteri dari pihak Everion yang kini sudah saling menempelkan perisai mereka pun dengan susah payah  mampu menahan pasukan infanteri berat Bethelia yang menggunakan perisai persegi besar dan tombak sepanjang dua meter.

Namun, pertahanan mereka sia-sia, karena dari belakang, pasukan penyihir Bethelia yang berjumlah kurang dari seratus, mulai melontarkan sihir gelombang kejut ke antara barisan infanteri lawan, memecah formasi infanteri Everion yang berakhir kocar-kacir karena tidak mampu menahan sihir. Dan dengan begitu, pasukan Bethelia pun hampir mencapai kemenangan mutlak.

Tetapi, di saat pasukan Bethelia mulai mengejar para desertir, sebuah kiliauan cahaya dari atas mereka pun tiba-tiba muncul dan menyilaukan mereka, dengan diikuti oleh suara wanita yang terdengar begitu keras dan menusuk sampai ke bagian dalam telinga dan alam bawah sadar mereka.

“Apa-apaan ini?! Ughhh!! Apakah pihak kalian punya penyihir yang sangat kuat?” Kata seorang prajurit Bethelia yang kini sedang menodongkan pedang pendeknya  ke arah salah satu prajurit Everion yang sudah terjatuh sambil berusaha menahan rasa memekik di telinga dan rasa silau di matanya.

“Aku harap!! Tapi, kami juga ikut terkena efeknya!! Siapapun itu, dia bukan dari pihak kita!” Balas sang prajurit Everion yang terkapar, sementara ia menutup mata menghadap ke atas.

Para penyihir dari pihak Bethelia yang lebih sensitif dengan sihir pun akhirnya berefek paling parah, dengan diri mereka yang jatuh pingsan begitu saja. Lalu di tengah itu semua, sang Raja Bethelia, Randall yang berada di tengah-tengah pasukan penyihir nya pun berusaha melihat ke atas, menahan silaunya cahaya yang datang.

Kini Randall dengan susah payah, dengan kekuatan mental dan sihir yang lebih unggul dari pasukan penyihirnya pun akhirnya bisa melihat siluet sayap yang membentang dan mengepak di atasnya.

“Hentikan ini semua!” ucap sang suara yang datang dari siluet sayap. “Kalian sudah cukup membuat kerusakan ini, membunuh satu sama lain tanpa memikirkan tanggung jawab dan dampak apa yang akan harus kalian tanggung setelahnya. Kalian manusia hanya tahu saling membunuh dan menghancurkan, dasar bangsa yang menyedihkan dan rendah!”

Randall bisa mendengar getaran yang luar biasa dari suara itu, ia bisa merasakan bagaimana seakan suara itu menyentuh sanubarinya, menggetarkan jiwanya dan membuatnya terenyuh. Tanpa sadar, Randall pun meneteskan air mata.

“Kalau begitu, apa yang harus kami lakukan terhadap mereka yang berniat jahat? Apakah harus diam saja?! Dan juga … siapa anda seenaknya memerintah kami?!” Jawab Randall, mengerutkan kening dan menggertakkan rahangnya mencoba menahan serangan mental yang terus membuatnya entah bagaimana merasa bersalah dan lemah.

Randall menunggu jawaban, begitu juga seluruh pasukan dari dua belah pihak yang kini hanya bisa bertekuk lutut dengan tangan mereka yang menyentuh tanah, berpose seperti hewan ternak yang sedang menunduk gelisah.

Lalu di tengah penungguan yang hening, menyesakkan dan menyilaukan, seorang dari pihak seberang ikut bersuara dengan lantang.

“Kami bukanlah pihak jahat, kami justru adalah yang ditindas oleh pihak mereka! Jadi siapapun tolong, hukum mereka! Hukum mereka para penindas bangsa yang tak berdaya!”

Randall yang mendengar suara itu pun sadar dan mengenal. “Lambart! Aku mendengar ocehan mu! Dasar sialan! Dasar pengecut! Begini kah kau mencoba mengalahkan ku dan merenggut calon ratuku, hah?!”

“Ohhh engkau yang agung, mohon dengarkan permohonan hamba! Hamba tahu engkau bukanlah sembarang entitas! Tolong … hamba mohon … turunkan lah keadilan kepada kami!” Balas Lambart yang justru memohon kepada sang entitas yang kini cahayanya lebih terang dari matahari siang itu.

“Lambart! Sialan kau!” balas Randall yang kini dirinya beserta seluruh pasukan dari dua belah pihak perlahan semakin melemah dan mulai berbaring tertelungkup. “Kumohon wahai yang agung! Kami hanya ingin mengembalikan hak kami dari para penculik itu!”

“Penculik? Hah?! Apakah begitu caramu bermain, Randall!!?? Kau menyebutku penculik sementara kaulah penculik yang sebenarnya dengan memaksa seorang putri dari bangsawan lemah untuk dijadikan mainanmu!!! Dasar binatang!! Kau tidaklah pantas dijadikan seorang raja dasar tua bangka!!”

Sementara itu, tampak dua prajurit dari dua belah pihak yang kini tertelungkup di jarak yang saling berdekatan hanya bisa saling menatap dengan tatapan bingung bercampur bingung.

“Nnggh, hei, apa kabar? Apakah rajamu memang berkelakuan seperti itu?” Tanya sang prajurit Everion.

Sang prajurit Bethelia berusaha menggelengkan kepala, namun kepalanya sudah terlalu berat karena dirinya sudah terlalu lemah dan hanya bisa menempelkan pipinya di tanah sementara menjawab, “b-baik (?) dan tidak … setahuku sih tidak. Karena selama lamaran kerajaan, terdapat pesta besar, bahkan sang raja dan sang putri mengadakan konvoi di jalan-jalan sambil melambaikan tangan. Setahuku mereka tampak bahagia, bahkan sang baron pun juga ada di sana mendampingi sang putri.”

“Tunggu!” Teriak Randall. “Apa kau menyangka bahwa diriku yang sebenarnya menculik sang putri!? Apakah kau gila? Apakah kau tidak membaca suratku dari beberapa diplomat yang biasa aku kirim untuk diplomasi?”

“Surat?! Diplomat?!” Jawab Lambart. “Apa yang kau katakan?! Sejak kapan kau mengirim mereka!? Dasar tua bangka! Kau bahkan tanpa mengatakan apa-apa dan langsung mengepung kerajaanku. Kami bahkan baru tahu beberapa bulan kemudian alasannya ternyata karena sang putri berada di sisiku!”

“Tunggu, tunggu, tunggu, sisimu? Kenapa kau seenaknya bilang seperti itu?!”

“Hah!? Apakah kau serius tidak tahu bahwa baron mu sendiri lah yang telah mengungsikan putrinya kepadaku!?”

Dan keduanya pun terdiam seketika sesaat menyadari ada yang tidak beres. Sementara mereka berdua selama ini saling bertukar kata dengan saling berteriak karena jarak antara keduanya yang jauh.

Lalu perlahan cahaya pun mulai menghilang dengan tubuh mereka yang mulai kembali pulih, dan mulai bangkit dan berdiri satu persatu, sambil perlahan mulai menatap ke atas menyaksikan ternyata selama ini terdapat dua entitas yang terbang di atas mereka dan menyebabkan semuanya.

Kini peperangan telah berhenti, para pasukan hanya menatap ke atas dengan kagum sambil menjatuhkan senjata mereka masing-masing. Kini di atas mereka terbang dengan gagah dan anggung sebuah personifikasi dari kematian dan kehidupan itu sendiri, mereka bisa merasakan itu semua seakan gelombang pesan masuk ke dalam diri mereka, seakan telah diberitahu tentang informasi akan siapa dua entitas yang terbang di atas mereka kini.

Perlahan, para kedua belah pihak, bahkan kedua rasa dari dua belah pihak pun ikut mulai kembali berlutut sambil terus menatap ke atas.

“Siapa mereka?” Gumam Randall sambil mulai memegang dadanya. “Mereka itu apa? Kenapa mereka punya sayap? Dan … perasaan apa ini? Aku bisa merasakan seakan kekuatan kehidupan datang dari sang wanita bersayap putih, sementara kekuatan kematian datang dari sang pria bersayap hitam. Keberadaan mereka seakan memberitahuku bahwa mereka adalah entitas yang diatas segalanya.”

Lambart sementara itu hanya terpaku dan terpukau, menatap ke atas dengan mulut ternganga. Dan begitu juga dengan kebanyakan para prajurit dari masing-masing pihak.

“Akhirnya kalian berhenti,” ucap sang wanita bersayap putih, yang mana suaranya membuat siapapun yang mendengar bergetar hatinya.

Kedua Entitas pun mendarat, dengan aura dominan dari entitas wanita bersayap putih seakan memberikan kesan yang menenangkan dan menyejukkan, sedang sang entitas pria bersayap hitam tampak begitu waspada menjaga sang entitas wanita. Lalu di antara dua belah pihak, saking terasa nyaman dan terpukau, Randall dan beberapa pengawalnya pun ikut berdiri tanpa sadar, seakan menyambut turunnya dua entitas.

Lalu sesaat keduanya mulai menapakkan kaki mereka di tanah, mulailah terasa aura yang sangat gelap dan menyesakkan yang datang dari entitas pria bersayap hitam. Sorot matanya bahkan bisa membuat siapapun mati membeku jika tidak hati-hati dalam melirik.

“Kalian … jangan ada yang berani mendekat,” ucap sang entitas pria dengan begitu dingin. Dan dari sana, auranya pun semakin menyebar dan akhirnya menutupi dominasi aura sang entitas wanita. “Jika kalian tidak mengerti … aku berjanji akan menghancurkan kalian.”

Para prajurit yang berada di dekat pendaratan dua entitas pun langsung merangkak mundur dengan cepat, menjauhi dua entitas dan memberikan keduanya ruang yang melingkar.

“Akhirnya kalian berhenti juga, ya,” ucap sang Entitas wanita tiba-tiba sambil tersenyum dan meneteskan air matanya yang mengalir di kedua pipinya.

Dan seketika, dominasi menyejukkan, ramah dan menenangkan pun kembali mendominasi dan menyebar, sampai-sampai membuat dua belah pihak tanpa sadar ikut terenyuh dan bahkan mulai ada yang ikut meneteskan air mata mereka.

****.

Bersambung ….

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!