NovelToon NovelToon
Hai Bos!

Hai Bos!

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta
Popularitas:82.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: Rahma AR

Laura Charita tidak tau kalo laki laki mabok yang akan melecehkannya adalah bos di tempat dia baru diterima kerja.

Laura bahkan senpat memukul aset laki laki itu walau agak meleset dan menghantamkan vas bunga ke kepalanya hingga dia pingsan.

Ini cerita Erland Alexander, ya, anak dari Rihana dan Alexander Monoarfa. Juga ada cucu cucu Airlangga Wisesa lainnya

Semoga suka....♡♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dari Nona jadi babu

Perusahaannya besar sekal, Laura membatin kagum.

Lewat sudah perusahaan keluarganya. Memang waktu dia berniat melamar, Laura sudah mencari banyak informasi tentang Merapi Steels.

Laura memang butuh diterima di perusahaanyan lebih besar agar ngga diintimidasi oleh keluarga tantenya. Dia perlu dan harus menjadi wow agar ngga direndahkan mereka. Terutama mamanya.

Laura tau mamanya suka menangis diam diam.

Laura menghela nafas panjang. Mobilnya sudah berhenti di basemen yang sangat luas.

Dia pun mengambil alat kosmetik dan cermin kecil andalannya.

Tadi Laura hanya sempat mengenakan serum saja.

Masih ada waktu, batinnya dengan cepat menepuk nepuk bedak di pipinya dan memoleskan lipstik merah muda di bibirnya. Untuk penampilan kerjanya memang ngga se wow pemampilannya jika ke club atau kumpul bersama genknya.

Rambut panjangnya yang biasanya terurai, kini dia cepol saja. Penampilan khas sekretaris profesional. Kemeja yang dikenakannya juga sopan, dan rok spannya sedikit di bawah lutut. Laura mengganti sendal yang dia kenakan dengan heels sepuluh centi. Ngga lupa dia mengenakan kaca mata bohongannya.

Dia sekretaris yang pake otak, bukan memamerkan aurat. Walau tanpa dia sadari pesona seksinya tetap terlihat.

Setelah merasa yakin dengan penampilannya, Laura pun melangkah pelan tapi dengan ketukan heels yang berirama pasti ke arah lift. Dia akan menuju ruang HRD lebih dulu sebelum ke lantai tertinggi gedung mewah ini. Tentunya menggunakan lift CEO yang lagi sepi.

Kehadirannya cukup mengundang perhatian banyak staf yang ada di sana. Tapi Laura cuek aja, sudah biasa jadi pusat perhatian.

Begitu tiba di ruang HRD, dia pun mengetuk pintu sebelum masuk.

Seorang wanita paruh baya yang terlihat masih cantik menatapnya dari atas sampai bawah, seakan ingin memberikan nilai untuk penampilannya.

"Laura Charita?"

"Ya bu."

"Duduk."

Dengan patuh Laura duduk di depan wanita itu. Dia membaca name tagnya, Widuri.

Nama klasik, batinnya hanpir tersenyum. Jadi teringat nama nemeknya.

"Sekarang Pak Erland belum masuk. Tapi tugas yang harus kamu kerjakan ada di atas meja kamu. Ingat, jangan lancang masuk ke ruangan bos. Bekerja di ruanganmu saja."

"Ya bu." Dalam hati Laura menggerutu mendengar suara yang nggak ramah itu. Terkesan judes

Siapa juga yang mau masuk ke sana, omelnya lagi.

"Nanti sepupu bos yang mungkin akan kamu temui," sambungnya lagi.

Laura hanya mengangguk

"Ingat kamu masih dikontrak selama tiga bulan. Kalo kinerjamu bagus, kamu akan mendapatkan jenjang yang lebih baik. Tapi kalo kamu gagal, perusahaan akan memecatmu tanpa pesangon.'

Laura mengangguk lagi.

"Suaramu hilang?"

"Nggak bu." Agak heran juga saat mendengar nada kesal di dalam suara Bu Widuri.

Aneh, tiba tiba marah, batinnya heran.

"Kamu bisa pergi."

"Baik bu." Setelahnya Laura melangkah pergi meninggalkan ruangan bu Widuri.

Dia menghembuskan nafas panjang ketika sudah berada di.luar ruangan.

"Bu Widuri memang ngeri."

Laura mennoleh saat mendengar ada suara perempuan yang menyapanya.

Ternyata dia sudah dihampiri oleh dua orang perempuan yang sebaya dengannya.

"Hati hati, kamu nanti akan dibamdingkan dengan Jacinta," ucap yang satu lagi.

Laura hanya tersenyum ramah menanggapinya. Dia orang baru di sini, belum tau apa apa.

Sudah dua kali dia mendengar nama Jacinta.

"Kenalkan, saya Laura." Laura mengulurkan tangannya yang disambut kedua.gadis itu bergantian.

'Aku Nela."

"Aku Rinta."

"Ooh."

Mereka saling melempar senyum.

"Saya ke atas dulu," senyumnya saat mau pamit.

"Oke. Selamat bergabung di perusahaan neraka," kekeh Nela yang diikuti Rinta

Neraka?

Tapi Laura ngga mau memikirkannya. Dia pun membalas mereka dengan senyum dan langsung melangkah ke arah lift.

*

*

*

Baru Laura sadari memang ini perusahaan neraka. Dari tadi dia terus saja ketiban banyak berkas yang harus cepat dia koreksi dan atur jadwalnya.

Tiga jam sudah dia membiarkan bokongnya jadi datar karena terus menempel di kursi.

Laura pun bangkit. Belum ada bos lain yang mendatanginya.

Tapi ketika baru saja dia melakukan peregangan pada pinggangnya, pintu ruangannya terbuka. Dua orang gadis yang muncul membuat Laura kaget juga karena wajah keduanya sangat mirip

"Kamu pengganti Jacinta?" tanya salah seorang gadis itu saat memasuki ruangannya.

Nama itu lagi, batinnya jadi penasaran juga.

"Iya, bu."

Alis keduanya mengernyit. Nampak kesal.

"Nona," sentak yang satu lagi, hampir membuat Laura berjengit.

"Emang kita ada tampang ibu ibu," decih gadis yang satu lagi kesal.

"Oh, eh, iya, nona." Laura berusaha tetap sopan.

Terserah boslah. Sekarang dia babu mereka.

Keduanya duduk di depannya. Mereka mengambil salah satu berkas dan mulai memeriksa hasil kerjanya.

Perlahan Laura mulai duduk.

"Nama kamu siapa?"

"Laura Charita, nona."

"Hemm... Kerjaan kamu boleh juga," komentar yang satunya.

"Aku Nathalia," sambungnya lagi.

"Ini kembaranku Adelia," lanjutnya.

Kedua gadis kembar itu memiliki dandanan yang cukup berbeda. Tapi aura wajahnya sama, ketus dan judes.

(Kenalkan, si kembar jutek ini anaknya Fathan dan Nindya)

Laura hanya mengangguk.

"Sementara ini kita yang menjadi bos kamu. Karena bos utama di sini sedang sakit," ucap Nathalia memberitau.

"Sakit?" ceplosnya tanpa sadar.

"Ya." Kali ini Adelia yang menjawab

"Ingat. Kamu hanya sekretaris. Jangan coba merayunya seperti sekretaris yang dulu," sambung Nathalia memberi peringatan.

"Ya, nona," sahut Lola patuh.

Maksudnya si Jacinta? tebak Laura dalam hati.

Ooo... Tapi kenapa staf di bawah dan Bu Widuri mengagungkan nama si Jacinta itu? batin Laura jadi ingin tertawa.

"Ayo, ke ruang meeting. Sepertinya kamu layak kita bawa," ucap Nathalia lagi sambil bangun dari kursinya. Adelia juga begitu.

Sabar.

Memang perusahaan keluarganya ngga sebesar ini. Tapi masih masuk hitunganlah. Lagian mereka juga bergerak di bidang yang berbeda.

Kakeknya pasti bisa kumat darah tinggjnya jika tau dia diremehkan begini.

Salahnya ingin sombong di depan tantenya. Mengingat niat awalnya, Laura menyembunyikan senyumnya.

Lagian dia memang ngga punya niat nerayu CEO yang kata Nevia dan Karla tadi malam, dingin, kaku dan datar. Pasti juga angkuh.

*

*

*

"Erland belum sadar, tante?" tanya Fathir saat memjenguk Erland. Fadel juga ikut bersamanya.

"Belum. Tapi keadaannya sudah mulai membaik," senyum Rihana tampak lembut.

"Syukurlah." Kedua laki laki kembar itu duduk di dekat Erland. Kepala laki laki itu masih terbalut perban.

Memang keadaannya sudah lumayan membaik karena sekarang dia sudah keluar dari ruangan ICU.

"Kalian tau sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Rihana pelan sambi menatap putranya. Sekarang dia sudah bisa berpikir jernih.

Putranya ditemukan dalam keadaan bersimbah darah di dalam kamar sebuah club.

Rihana yakin ada yang Alexander sembunyikan darinya.

Fathir saling pandang dengan Fadel. Om Alexander dan papinya serta papi Abiyan meminta mereka menjaga rahasia ini.

"Kami juga ngga tau yang sebenarnya, tante," ucap Fathir ngga berbohong sepenuhnya.

"Kita tunggu saja sampai Erland sadar. Dia pasti akan menceritakan yang sebenarnya, tante," sambung Fadel.

Rihana tersenyum sambil mengusap lembut rambut tebal putranya.

"Tante hanya takut, Alexander dijahatin perempuan," ucapnya pelan.

Keduanya terdiam dan saling pandang.

"Kalian tau kalo Erland punya kekasih?"

"Erland belum punya pacar, kok, tante," bantah Fadel cepat. Memang setaunya begitu.

"Ooh...." Rihana ngga tau kenapa dia tidak merasa lega saat mendengar jawaban Fadel.

Kejadian yang menimpa putranya masih mengganjal di hati dan pikirannya.

1
Tri Handayani
selamat buat laura udah d lamar pujaan hati'begitu jg alisha...bukan salah pak dito dn irvin kamu sendiri yg membuat peluang buat mereka,gimana klu opanya maura tau semua kejian yg sesungguhnya'pasti malu pnya cucu kya maura.
Yuli Ana
setuju.... setuju banget klo maura mendekam dipenjara.
Felicia amira
sangat luar biasa
hansen
opa bisa ngelawak jg yah/Smile/
Bunda HB
Setuju bgt....klo bisa seumur hidup..😂😂
🌻⃟M€nTa_Ry🌞⃠
Ry tepuk jidat bacanya /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Bs gk pakai dalaman pantas aja enak yg icip icip ya
Erna Masliana
ho'oh salah sendiri.. mau tidak mau ya bakal kepegang.. bukan sepenuhnya salah Pak Dito atau Irvin
Erna Masliana
makanya jangan sadar dulu kalo kalo mempersulit mah..kalo pun sadar biarkan nenek gayung stroke biar susah ngomel 😁✌️
Rahayu Ayu: terkesan jahat sih kak do'a innya,
tapi Aq juga berharap begitu 🙏🤭
total 1 replies
Bunda Keisha
rasain Maura jadi bahan ledekan sepupunya Erland.. wk wk wk /Facepalm/
Zea Rahmat
emang gatelll si maura.. thor jgn bikin gagal ya.. biar struk aja tuh neneknya
anggita
top👍
anggita
namanya aja MAURA... MAUnya MArah" tok.
Rahmawati
padahal cuma kesenggol dikit itupan gk sengaja, malah bilangnya di lecehin
Rahmawati
makanya. jd orang jangan jahat,, terima saja hukumannya
Uba Muhammad Al-varo
pak Dito dan Irvin tuh simalakama menolong salah nggak ditolong salah, namanya orang nolong iya panik nggak memperhatikan tangan pegang bagian tubuh yang mana, yang penting korban langsung tertolong, semoga aja kejadian yang sebenarnya terungkap, Maura.....👿
nrlsm
/Good//Good//Good//Good/
Erna Masliana
iya... biarkan Papanya Maura yg jenguk.. gak usah ikutan semuanya.. pertunangan harus lancar..
Erna Masliana
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 setuju
Hana Agustina
puas banget yak . si triple kill ini kena karmanya msg msg.... makasi othorrr...
Mariaangelina Yuliana
mau nenek nya Maura mati aja Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!