Kisah Nyata : Adakalanya cinta itu memang harus dilepas, bukan karena jika bersama akan saling menyakiti, Namun...jika terus bersama, akan ada banyak hati yg tersakiti.
Diangkat dari kisah nyata, Adeeva seorang guru honorer yang di buat jatuh cinta oleh Adrian, seorang pria berprofesi sebagai polisi. Kegigihan Adrian membuat Adeeva luluh dan menerimanya.
Namun masalah demi masalah pun mulai bermunculan. Membuat Adeeva ingin menyerah dan berhenti. Bagaimana cara mereka menyelesaikan permasalahan yang ada? Akankah mereka bisa bersatu atau justru harus saling merelakan?
Temukan jawabannya di novel ini. Yang akan membuatmu masuk ke dalam kisah percintaan yang mengharukan.
Note : Demi menjaga privasi tokoh sebenarnya, semua nama dan lokasi kejadian sudah di rahasiakan.
follow saya di
Ig : lv.edelweiss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LV Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Inikah dia?
Warung mi ayam jamur itu terletak di pinggir jalan utama menuju sekolah. Lokasinya memang sangat strategis dan nyaman. Konon katanya ini adalah mi ayam jamur pertama di pulau ini. Selain itu rasanya juga enak. Juga ada es teler yang melengkapi menu makan diwarung ini. Sempurna.
Aku masuk ke dalam warung. Melihat ke sekeliling warung. Seperti tidak ada tanda-tanda laki-laki itu ada di sini. Aku langsung memesan satu mi ayam dan satu porsi es teler. Namun belum selesai aku memesan, tiba-tiba dari arah sampingku sudah ada seseorang.
"Dua bang... kami pesan Dua" Kata orang itu.
Aku terkejut, dan langsung menoleh kesamping. Seorang laki-laki dengan tinggi sekitar 165 cm. Kulit putih bersih. Mata sedikit sipit dan rambut jingkrak seperti duri landak. Dia... dia memakai seragam polisi. Oh My God.!
"Adrian... " Dia mengulurkan tangannya. Aku masih ternganga. Rasa masih tidak percaya bertemu dengan laki-laki yang sudah bela-belain untuk menyuruh orang datang menemuiku.
"Oh, Iya... Adeeva" Aku menyambut uluran tangannya.
Tidak lama kami saling melihat, pesanan kami pun sudah selesai di buat.
"Yuk... " Ajak Adrian sambil membawa pesanan kami. Dua mangkuk mi ayam jamur dan dua gelas es teler merah muda.
Ternyata nama laki-laki itu adalah Adrian. Laki-laki yang sudah sangat nekat untuk berkenalan denganku. Tapi...apa sih yang membuat dia ingin mengenalku lebih jauh? Aku hanyalah seorang guru honorer. Anak seorang penjual mi aceh biasa. Aku bukan dari keluarga yang berada. Hanya dari keluar sederhana yang bisa dikatakan sangat amat sederhana. Mungkinkah ini hanya permainannya. Konon sering aku mendengar dari orang-orang jika laki-laki sudah berada di atas, punya uang pangkat atau jabatan, mereka biasanya suka semena-mena pada makhluk bernama wanita. Apakah aku target ke sekiannya? Ini tidak boleh terjadi.
Sepanjang makan bersamanya, Adrian tidak banyak bicara. Dia hanya menikmati makanannya seolah aku tidak ada di sana. Dasar!
"Suka mi ya? " Dia mulai bicara.
Aku hanya mengangguk pelan. Dia tersenyum tipis.
"Anak tukang mi bisa juga ya suka sama mi buatan orang lain? " tambahnya.
Aku spontan tertawa. Lelucon macam apa ini? Dia berhasil membuatku tertawa lepas hanya dengan satu kalimat saja. Ya Tuhan, Adeeva. Sadar Adeeva sadar. Dia itu cuma mau mencari simpatimu. Kamu jangan sampai masuk ke perangkapnya.
Kami kembali diam. Hening tak ada suara. Aku juga hanya diam sambil menyantap makananku. Saat aku meminum es teler, Tiba-tiba airnya menetes ke atas kerudungku. Adrian lalu mengambilkan tissu.
"Pakai ini... " Katanya sambil menyerahkan tissu padaku.
"Makasih... " Kataku sambil mengambil tissu itu. Aku membersihkan es teler di kerudungku sampai bersih.
***
Akhirnya kami selesai makan mi ayam jamurnya. Kini waktunya aku pamit pulang pada Adrian. Rasanya duduk semeja dengannya aku tidak bisa menikmati makananku. Antara malu dan... ah, entahlah. Wanita memang gampang salting ya?
"Aku antar ya? " tawarnya
"Eh, hmm nggak perlu. Aku jalan aja. Dekat kok. " Jawab ku sambil tersenyum.
" Udah, jangan nolak. Mana ada dekat..Orang jauh gitu. Yuk" Adrian memaksa.
Aku akhirnya tak bergeming lagi untuk dia antar pulang. Namun hatiku deg-deggan. Aku memikirkan bagaimana nanti tanggapan orang-orang saat melihatku pulang diantar laki-laki yang berprofesi sebagai seorang polisi.
Aku duduk sedikit menjarak dengannya. tanganku ku gunakan untuk memegang pinggiran tempat duduk. Sedang tangan yang satunya ku gunakan untuk memeluk tas sampingku. Dia tidak protes saat melihat aku seperti orang ketakutan keriks didekatnya. Lagian siapa dia? Mau protes apa? emang aku ini siapanya? huft!
Motor Adrian pun mulai melaju meninggalkan warung mi ayam jamur tersebut. Sepanjang jalan aku seperti ingin menutup wajahku pakai topeng agar tidak ada yang melihat. Malu campur aduk sama takut. Yah, aku sangat takut orang-orang memandang aku cewek murahan. Soalnya citra wanita yang jalan dengan aparat di desaku itu sangat buruk. Padahal mungkin tidak semuanya buruk. Tapi yah... mau bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur. Yang jelas saat ini aku sudah jalan dengannya. Sudah makan mi ayam jamur dan minum es teler dengannya. Mungkin besok akan ada kejutan-kejutan lainnya lagi. Yah, Mungkin.
kawen aja truss sama pak Edward udah beress.. gak banyak kali abis episode..