Kansha

Setelah belajar tentang tanaman dari Nenek Seruni, aku merasa semakin penasaran dengan semua kehidupan yang ada di Eldoria. Hari ini, Nenek Seruni berjanji untuk mengenalkanku pada makhluk-makhluk luar biasa yang menghuni hutan ini. Dengan langkah riang, aku mengikuti Nenek Seruni melewati jalan setapak yang dikelilingi pohon-pohon besar dan bunga-bunga berwarna-warni.

“Kansha, ingatlah bahwa setiap makhluk di Eldoria memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan hutan ini,” kata Nenek Seruni dengan lembut. “Mereka semua adalah teman kita.”

Peri-peri Kecil: Lumine dan Aeris

Kami sampai di sebuah padang rumput yang penuh dengan bunga-bunga bersinar. Di tengah-tengah bunga itu, aku melihat makhluk-makhluk kecil yang bersinar seperti bintang. Mereka terbang mengelilingi kami dengan cepat, meninggalkan jejak-jejak cahaya di udara.

“Kansha, ini adalah Lumine dan Aeris, peri-peri cahaya dan angin,” kata Nenek Seruni. “Lumine adalah peri cahaya yang membantu tanaman tumbuh dengan cahayanya, sedangkan Aeris adalah peri angin yang membantu menyebarkan benih dan menjaga udara tetap segar. Meskipun mereka berjumlah banyak, berkenalan dengan salah satunya saja bisa membuat semuanya mengingatnya.”

"Wooaa, benarkah? Itu luar biasa" ucapku dengan terkejut.

Lumine, yang berkilauan dengan cahaya emas, terbang mendekatiku dan tersenyum. “Senang bertemu denganmu, Kansha! Kami sudah mendengar banyak tentangmu.”

Aeris, peri kecil dengan sayap transparan yang bergerak cepat, ikut bergabung. “Mari kita bermain! Kami tahu banyak permainan yang menyenangkan!”

Kelinci Berbulu Lembut :Peko

Ketika kami melanjutkan perjalanan, aku melihat seekor kelinci dengan bulu putih lembut yang berlari ke arah kami. Matanya besar dan penuh rasa ingin tahu. Aku berlutut dan mengulurkan tangan, dan kelinci itu segera mendekat, mengendus tanganku dengan hati-hati.

“Nenek, bolehkah aku menamainya?” tanyaku dengan penuh harap.

“Tentu saja, Kansha,” jawab Nenek Seruni dengan senyuman.

Aku memandang kelinci itu dengan penuh kasih. “Aku akan menamakanmu Peko.”

Peko tampaknya menyukai namanya, dan ia mulai melompat-lompat di sekitarku, menunjukkan kegembiraannya.

Kami melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan berbagai makhluk lainnya. Di tepi kolam, aku bertemu dengan sekelompok ikan berwarna-warni yang berenang dengan gembira. Nenek Seruni menyebut mereka sebagai Pisces aqua, ikan yang menjaga kebersihan air di kolam.

Kami juga bertemu dengan Sylvan, roh pohon besar yang bisa bergerak dan berbicara. “Selamat datang, Kansha,” kata Sylvan dengan suara dalam yang ramah. “Aku adalah penjaga hutan ini, dan aku akan selalu ada untuk melindungi kalian.”

Di dekat sebuah pohon besar, kami bertemu dengan kelompok burung kecil bernama Chirpy dan teman-temannya, yang selalu siap membantu dengan nyanyian mereka yang merdu. Mereka adalah penyampai pesan yang cepat dan efisien di seluruh hutan.

Setelah perkenalan yang mengesankan, Nenek Seruni mengajak kami semua bermain di taman. Aku bermain kejar-kejaran dengan Lumine dan Aeris, yang terbang mengelilingi bunga-bunga bersinar. Peko melompat-lompat dengan riang, mengikuti kami kemanapun kami pergi.

Nenek Seruni tertawa melihat kami bermain. “Ingat, Kansha, di Eldoria kita semua adalah keluarga. Makhluk-makhluk ini adalah teman kita, dan kita harus selalu menjaga mereka.”

Aku tersenyum, merasa bahagia dan diterima di dunia magis ini. “Terima kasih, Nenek Seruni. Aku akan selalu menjaga mereka.”

Hari itu dipenuhi dengan kebahagiaan dan permainan. Kami memainkan berbagai permainan, dari petak umpet hingga lomba lari. Lumine menggunakan cahayanya untuk membuat jalan-jalan kecil yang bersinar, sementara Aeris menciptakan angin lembut yang membuat dedaunan berbisik.

Saat sore menjelang, kami semua berkumpul di sekitar Nenek Seruni yang duduk di sebuah batu besar. “Kansha, hari ini kamu telah mengenal teman-teman baru dan belajar banyak hal,” katanya. “Ingatlah bahwa Eldoria adalah tempat yang penuh dengan keajaiban dan persahabatan.”

Aku mengangguk dengan antusias. “Aku berjanji akan selalu menjaga hutan ini dan semua makhluk di dalamnya, Nenek Seruni.”

Hari itu berakhir dengan kami duduk di taman, menikmati pemandangan matahari terbenam yang indah. Lumine dan Aeris menciptakan cahaya yang bersinar lembut di sekitar kami, sementara Peko tertidur di pangkuanku.

Hari itu kupikir petualanganku yang sesungguhnya baru akan dimulai.