NovelToon NovelToon
Satu Atap Dengan Bandar NarkoCINTA

Satu Atap Dengan Bandar NarkoCINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi
Popularitas:20.1k
Nilai: 5
Nama Author: iraurah

Markus, terjerat hukuman mati usai dinyatakan sebagai pelaku pengedaran obat-obatan terlarang dalam jumlah besar.

Namun, ketuk palu hakim tak segampang itu membuat nyawanya melayang. Markus berhasil lepas dan hidup dengan menyembunyikan identitas aslinya dihadapan publik, meski seluruh dunia menyangka jika dirinya telah mati.

Memulai hidup dengan nama baru dan sebatang kara, Markus tinggal di lantai dua sebuah rumah yang disewakan seorang janda tak beranak.

Interaksi keduanya yang terbilang cukup sering menumbuhkan benih-benih cinta tanpa disadari. Akankah keduanya menjalin hubungan serius? Lantas apa yang akan terjadi jika indentitas Markus kembali terkuak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga Permintaan

"Ini ketiga permintaan yang aku inginkan"

Selembar kertas dengan tulisan tangan diberikan Markus kepada polisi, yang mana akan dipertimbangkan oleh para penyidik.

Tak ada yang Markus lewati, semua sesuai dengan rencana pengacara, Markus yakin permintaan sederhana itu akan diperbolehkan untuk dilakukan.

"Secepatnya ini?" Ujarnya tak percaya, hanya dalam semalam Markus telah memutuskan tiga permintaannya sekaligus.

Sang polisi mengambil dan membaca ketiga permintaan tersebut.

Pulang ke rumah untuk bertemu dengan keluarga.

Makan makanan bintang lima.

Berenang pada pukul dini hari.

Kening polisi mengkerut tatkala membaca bagian nomor tiga, kedua bola matanya terangkat menatap sang lawan bicara.

"Berenang pada pukul dini hari, apa kau bercanda?" Katanya terheran.

Markus memutar bola matanya malas seraya mendenguskan nafas.

"Tidak, hukum negara ini lebih lucu lagi ketimbang permintaan ku" timpalnya menyindir keras.

Sang polisi mengedikkan bahu dan menyimpan kertas itu di salah satu map nya, "Terserah, hanya saja jangan menyesal nantinya"

"Tidak pernah ada penyesalan dalam hidupku" jawabnya berani menyahut.

"Hahaha....!!! Lucu sekali, ucapanmu ini akan termasuk penyesalan nantinya. Sudah banyak sekali kalimat seperti ini yang aku dengar dari calon-calon terpidana mati seperti mu. Kau seharusnya lebih mendengarkan perkataan orangtua sepertiku" tuturnya menepuk-nepuk kepala Markus dengan salah satu dokumen yang tersimpan di atas meja.

Markus cuma diam diperlakukan seperti itu, sebelumya tidak ada yang berani menyentuhnya sedikitpun, tapi dunia seakan berbalik dan menjadikannya rendahan dimata orang-orang.

"Aku sampai heran, kenapa kau ini sangat arogan dibanding tersangka yang lain, kau tau apa yang kau lakukan itu merugikan negara? Atau kau memang sudah buta terhadap dosa-dosa mu?" Cetusnya mengajak Markus berbincang sebentar, pembicaraan yang menurut Markus hanyalah sampah belaka.

"Aku juga heran, padahal aku tidak melakukan apapun tapi semua orang mempercayai tuduhan itu" Markus tertawa kecut, kemudian melanjutkan lagi ucapannya.

"Sebenarnya siapa yang melakukan dosa? Apa kalian tidak takut membunuh orang yang tidak bersalah? Mana keadilan yang selalu kalian sebut-sebut itu?"

BRAKKK

"CUKUP!!!"

Ingin rasanya Markus balik tertawa mendapati sang lawan bicara panas karena jawabannya, namun ia lebih memilih menyembunyikan keinginan tersebut.

"Kau terlalu lancang sepertinya, aku mengajakmu berbincang bukan untuk omong kosong seperti ini!!" Hardiknya tak terima.

"Kenapa marah? Aku menjawab untuk menghormati mu, orang tua!"

"Jawabanmu sangat tidak bermutu untuk didengar, lebih baik kembali ke tempat mu!"

Markus berdiri dan berjalan keluar mendahului beberapa keamanan yang mengawasinya, dengan inisiatifnya sendiri Markus kembali ke dalam bui.

Tindakan Markus justru membuat kepala polisi tadi geram, bukannya merasa diinjak-injak Markus malah sengaja melakukan hal tersebut.

"Dasar badjingan gila!" Umpatnya menggeram.

***

Vanes pergi lagi ke rumah sakit untuk menjenguk sang ayah, kata ibu ayah sedang ingin dimasakkan sayur olehnya, alhasil Vanes pun membuatnya mumpung bahan-bahan masakan di rumah masih lengkap.

Tak sia-sia, pak Raka sangat menyukai hasil masakan Vanes. Padahal ibu bilang ayahnya tidak mau makan dari malam karena tidak enak lidah, tapi kini lelaki paru baya itu lahap menghabiskan satu mangkuk penuh.

"Terimakasih ya, nak. Maaf bapak sudah buat repot kamu"

"Tidak kok, pa. Vanes juga kebetulan memang mau bawa makanan untuk kalian, Vanes bawa banyak untuk kalian makan siang sekalian. Kalau bapak mau sesuatu bilang saja, nanti Vanes buatkan"

"Dengan senang hati bapak akan minta dimasakkan terus sama kamu"

Vanes mengangguk dan membereskan alat makan agar tidak berantakan dibantu sang ibu yang juga baru selesai sarapan.

"Oh ya, Vanes lupa mau memberitahu. Mulai kemarin Vanes sudah menyewakan lantai dua rumah untuk dijadikan kosan"

"Maksudnya bagaimana, nak?" Tanya sang ibu kurang mengerti.

"Begini, bu... Lantai dua rumah Vanes mau disewakan untuk dijadikan kosan atau penginapan sementara buat orang-orang yang sedang mencari tempat tinggal dalam waktu lama. Nanti lumayan bisa dapat uang dari hasil sewanya" jelas Vanes sedetail mungkin supaya kedua tangannya dapat mudah memahami.

"Kenapa tidak satu rumah saja, Van? Kamu bisa tinggal lagi bersama kami" sahut sang ayah.

Vanes tersenyum simpul mendengar penawaran orang tuanya, sebenarnya bisa saja ia kembali tinggal bersama ibu dan bapak, akan tetapi Vanes merasa ia punya tanggung jawab untuk mengurus tempat tinggal mendiang sang suami yang kini sudah berpindah atas namanya, terlebih ia malu kalau masih tinggal bersama orangtuanya diusianya yang sudah matang ini.

"Vanes sudah nyaman dengan rumah itu, pak" jawab Vanes sekenanya.

"Meski tidak banyak kenangan yang menyenangkan kamu masih bisa betah disana, padahal tadinya bapak pikir kamu akan langsung pindah sejak suamimu meninggal"

"Vanes nyaman dengan lingkungannya, pak. Disana Vanes punya tetangga-tetangga yang baik yang membuat Vanes susah untuk pergi meninggalkan rumah itu"

Bukan sekedar alasan, memang itu benar adanya, para tetangga disana sangat ramah dan cenderung tidak suka ikut campur, bahkan dari kemarin beberapa tetangganya ada yang membawa kenalan mereka untuk bertanya seputar rumah Vanes yang akan disewa. Mereka begitu baik merekomendasikan kepada kerabat-kerabat dekat.

"Syukurlah kalau memang mereka semua baik pada kamu, kami ikut tenang walaupun bapak khawatir meninggalkan kamu sendirian disana" lirihnya menambahkan.

Vanes duduk di kursi samping ranjang lalu menggenggam salah satu lengan sang ayah yang tidak dipasang jarum suntik.

"Bapak tenang saja, Vanes akan jaga diri baik-baik meski tidak dalam jangkauan kalian. Lagipula disana dekat dengan pusat kota,. siapa tau Vanes bisa lebih cepat cari kerja"

"Kamu sudah dapat pekerjaan, Van?" Sahut ibunda.

"Belum, Bu. Masih lamar ke beberapa perusahaan saja, tapi masih belum ada panggilan"

"Tidak apa-apa, sabar dulu sebentar yang penting tempat kerjanya tidak terlalu jauh"

"Iya, Bu. Semoga saja, nanti kalau Vanes sudah punya penghasilan Vanes mau pindahkan bapak ke rumah sakit yang lebih bagus supaya pengobatan bapak bisa lebih ditangani"

Lagi-lagi kedua orang tua itu dibuat terharu oleh niat putrinya, Vanes selalu bekerja keras untuk mereka, tidak peduli sesakit dan seberat apa beban yang dialami, Vanes selalu mementingkan keluarganya meski sesulit apapun dia sekarang.

"Jangan, nak. Bapak sudah cukup dirawat disini saja, tidak perlu cari rumah sakit yang bagus-bagus, biayanya sangat mahal dan tidak bisa dibantu dana pemerintah. Lagipula disini dekat dengan rumah, ibumu bisa bulak-balik kapan saja kalau ingin mengambil sesuatu" tolak pak Raka secara halus, tak mau merepotkan Vanes untuk yang kesekian kalinya.

"Ya sudah terserah bapak, tapi kalau nanti Vanes punya uang lebih Vanes ingin bapak pakai kamar VIP disini"

"Gimana kamu saja, kami cuma bisa doakan semoga keinginan mu tercapai. Kami akan tetap mendukung kamu, jangan ragu untuk berbagi keluhmu pada kami ya, nak"

1
Sri Antik
kak upnya jangan lama2 ceritanya bagus lho
Sri Antik
kak kok lama up nya ya aq tunggu2 ni ,kak
Prahesti Vita masita
Luar biasa
@BuNdE𝆯⃟🚀ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪
👁️‍🗨️eHa🦄
ditunggu update nya kembali thor
Eka ELissa
semangat mami siap mnunggu mami up kmbali
Anik Trisubekti
Semangat Mamie, tetap sabar menunggu novelnya up lagi 🥰🥰🥰
Am Anda
kok lm up thor
Syafrida Kadir Ida
yakin deh Vanesa semakin merona wajahnya sangat senang di belikan hp baru.... almarhum suaminya tdk pernah mberi perhatian sep yg Markus lakukan.. semoga rasa kasihan Markus berubah menjadi rasa suka
@BuNdE𝆯⃟🚀ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
yes. vaness dapat HP baru. 🍎 ... 😁
@BuNdE𝆯⃟🚀ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semoga erik berhasil👍👍 ya
Eka Bundanedinar
gmn vanes g meronah pipinya klo diperhstikan kaya gitu wlpun yg dilakuin matkus krna kasijaan atw prhatian hanya markus yg tau
ardan
bagus bangetzs
Eka ELissa
aduh mrkuss vness makin klepek klepek tau/Proud//Proud//Proud//Proud/
👁️‍🗨️eHa🦄
sambung
Anik Trisubekti
hadiah yg bikin Vanes makin terpesona sama kamu Mark
Eka Bundanedinar
kn kamu g tau cerita suaminya markus
Eka ELissa
suami nya kn jht mrkus mna mungkin dia inget dia yg udh metong
👁️‍🗨️eHa🦄
sambung
@BuNdE𝆯⃟🚀ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kirain benaran. 😤... mungkin nanti akan jadi beneran. 😁💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!