Satu Atap Dengan Bandar NarkoCINTA

Satu Atap Dengan Bandar NarkoCINTA

Tersangka

"Saya merasa sangat diberatkan atas keputusan yang Mulia, karena sekali lagi saya katakan jika bukan saya pelakunya!" Tukas pria berbadan besar yang tengah duduk di kursi tersangka.

Wajah yang tak ada takut-takutnya itu berbicara dengan tenang diiringi kalimat tegas yang seolah menantang siapapun yang berada disana.

"Keputusan dan bukti sudah sangat jelas, Tuan Markus! Jumlah sabu sebesar 10.5 ton berhasil ditangkap atas nama Markus Siramon dan dengan bukti tersebut anda dinyatakan bersalah serta melanggar pasal XY dengan hukuman seberat-beratnya yaitu Hukuman Mati!"

Tok!

Semua bersorak atas tuntutan hakim yang mana dirasa sangat pantas atas apa yang dilakukan oleh pria bermata elang itu, siapa yang tidak senang jika si pengedar akhirnya ditangkap dan terancam harus dihukum mati.

Obat-obatan yang saat ini meresahkan masyarakat kini terungkap siapa dalang yang menjual barang-barang haram tersebut.

Markus berdecih mendengar teriakkan manusia-manusia berotak sempit itu, semuanya terlalu berpikiran pendek tanpa mau menelusuri lebih dalam.

"Bukti bisa dipalsukan oleh siapa saja, polisi seharusnya mencari tahu lebih dalam siapa sebenarnya pemilik bandar narkoba ini, saya mempunyai banyak musuh yang mana bisa saja menjebak saya dalam kasus ini" cetusnya lagi.

"Jangan mengelak lagi Tuan Markus, jika anda terus tak mengaku maka kebohongan anda hanya akan memberatkan hukuman anda sendiri" ucap hakim berkumis tebal itu.

"Untuk apa aku berbohong? Lagipula kenapa juga aku harus menjual barang menjijikan itu, aku tidak kekurangan uang, aku punya perusahaan yang tidak akan membuatku jatuh miskin" ujar Markus membela diri.

"Ya, termasuk perusahaan itu. Kami akan menyelidikinya, bisa saja perusahaan mu dibangun dari hasil jual-beli narkotika" sanggah hakim ketua.

"KAU GILA?!!!" Bentak Markus seraya bangkit dari duduknya.

"HEY DUDUK DITEMPAT MU!!" Titah keamanan sambil menodongkan senjata api pada sang tersangka.

Dengan tangan mengepal dan gigi yang menggertak Markus kembali duduk di kursinya, tatapannya menusuk seakan ingin memakan bulat-bulat manusia sampah disana.

Sidang pun dilanjut kembali, kali ini Markus lebih banyak diam dan mencoba meredam emosinya, sebab percuma kalau dia banyak bicara, tak akan ada yang mau mempertimbangkan ucapannya.

Borgol kembali dipasang di kedua lengan Markus setelah persidangan selesai, dengan sedikit paksaan pria bertinggi 185 cm itu dibawa ke jeruji besi untuk diamankan lagi.

Dalam ruangan sempit dan gelap itu Markus membisu sambil menggenggam besi dingin yang mengurung dirinya, ekor matanya sesekali bergerak ketika seseorang melewati tempatnya.

"Tuan!"

Seruan yang kian mendekat itu membuat Markus menoleh, seorang pria berkacamata dengan jas formal yang melekat di tubuhnya menghampiri Markus disana sambil membawa beberapa berkas-berkas.

"Mana janjimu? Kau bilang hari ini aku bisa bebas dari tempat ini!" Timpal Markus yang mana membuat pria berkacamata itu meneguk salivanya.

"Maaf, Tuan. Kami tidak tahu kalau salah satu dari pelapor tiba-tiba memberikan bukti palsu, tapi sayangnya kita belum bisa menyakinkan para hakim" jelas Hardin.

"Lantas kau mau menjebak ku disini?!! Bagaimana caranya aku bebas kalau kalian saya tidak bisa bekerja dengan benar!!' sentaknya menggeram.

Hardin membenarkan kacamatanya yang hampir merosot, jelas bukan kemauannya membiarkan sang atasan terkurung dalam penjara seperti ini, akan tetapi semua butuh waktu dan usaha yang tidak mudah, belum lagi banyaknya bukti-bukti yang entah mana datangnya hingga membuat mereka kesulitan menangani tuduhan tersebut.

"Maaf, Tuan. Kami akan tetap usahakan supaya anda bisa segera bebas dan juga membersihkan nama anda dari fitnahan jahat ini" kata Hardin meyakinkan Markus.

Beberapa saat Markus hanya menelisik wajah asistennya sambil memutar otak guna memikirkan cara terbaik untuknya bisa terlepas dari sini.

"Berapa lama lagi aku harus menunggu?" Tanya Markus menaikkan satu alisnya.

Hardin berdehem sambil melirik ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka, barulah Hardin mendekatkan bibirnya ke telinga Markus.

"Beri waktu kami satu bulan, pengacara telah merencanakan sesuatu untuk Anda" bisiknya.

Markus membulatkan mata saat mendengar jawaban tangan kanannya, kesabarannya seketika mendidih, Markus menggebrak pagar besi sampai terdengar nyaring.

"KAU GILA, HAH?!!"

"T-tuan... S-saya mohon tenang" Hardin mencoba membuat Markus mengecilkan suaranya, jangan sampai petugas curiga dan mengusirnya keluar.

"Satu bulan kau bilang!! Kau mau ku masukan ke neraka, hah??? Itu terlalu lama, brengsekk!" Gertaknya.

"Saya paham, Tuan. Namun untuk saat ini kita hanya perlu mengikuti rencana dari pengacara, karena kalau tidak maka Tuan tidak akan bisa pergi dari sini meski hanya satu langkah saja" Hardin memohon pengertian.

Rasanya ia ingin mencabik-cabik wajah dan seluruh organ tubuh seseorang yang telah menjebaknya ke dalam masalah ini, kasus yang sama sekali tidak Markus ketahui, namun tiba-tiba saja mengarah atas namanya.

"Siapa sebenarnya orang yang sudah berani membawa-bawa namaku?! Aku yakin, aku kenal orang itu!" Gumam Markus.

"Saya pun berpikir demikian, sepertinya orang tersebut sudah lama mengincar anda, membuat anda jatuh sampai menyusun rencana sematang ini" balas Hardin setuju.

Buku jari Markus memutih seiring genggaman tangannya menguat, jika saja itu pagar kayu mungkin Markus sudah membelahnya menjadi dua hanya dengan satu tangan.

Kasus ini bukan hanya membuatnya terkurung di penjara, akan tetapi juga bisa membuat perusahaan yang ia dirikan mendadak bangkrut dalam hitungan hari.

"Meski kau sibuk mengurusi masalah ini tapi aku akan tetap mengandalkan mu dalam urusan perusahaan, jangan sampai perusahaan ikut terseret ke dalam masalah ini"

Hardin tak langsung mengiyakan perkataan bos nya, ia justru mengambil suatu berkas dan menyodorkannya pada Markus.

"Sebenarnya..... Perusahaan kita mengalami penurunan saham, para pemegang saham mendadak menarik modal yang telah disuntikkan kemarin sore"

"APA???"

Hardin mengangguk dan membiarkan Markus melihat data tersebut.

Grafik saham yang melonjak turun, serta nama-nama perusahaan yang mencabut saham dari perusahaannya tertera disana.

"BRENGSEKKKKKKK!!!"

Umpatan Markus membuat Hardin memekik, berita ini pasti makin membuat bos-nya naik darah, tetapi ia tak bisa menyembunyikan ini dari Markus, akan lebih parah kalau sampai Markus mengetahuinya sendiri.

"Mereka semua ketakutan karena kasus yang menimpa, Tuan. Mereka tidak siap dengan kerugian yang bahkan belum tentu terjadi, meski kami telah berupaya meyakinkan mereka"

"SIALAAAANNNNN...... BEDEBAHH KALIAN SEMUAAA!!!" Maki nya meremas kertas hingga kusut tak berbentuk.

Suara keras Markus membuat polisi terganggu dan menghampiri kedua orang disana.

"Apa ini ribut-ribut?! Kalian tau peraturan jika ingin saling bertemu?? Kalau kalian tidak mau mematuhinya lebih baik anda keluar dari sini" tunjuknya pada Hardin.

"Maaf.... Kami tidak bermaksud begitu, saya akan keluar sekarang juga. Sekali lagi maaf" ucap Hardin mengalah.

"Tuan, aku permisi dulu. Bersabarlah, anda pasti akan keluar dari sini" sambungnya sebelum pergi meninggalkan Markus sendirian.

Terpopuler

Comments

rivana97

rivana97

mampir lg thoorrr

2024-05-15

1

@BuNdE𝆯⃟🚀ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@BuNdE𝆯⃟🚀ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

semangat semuanya. pasti ada solusi

2024-05-09

2

Dadich Nuri

Dadich Nuri

aku mampir thor

2024-05-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!