The Lost Emir

"Bagaimana kamu ... Tunggu, kenapa kamu tidak kembali ke Oom Kemal?" Shaera menatap wajah tampan Eren yang baru bisa dia kenali karena mirip dengan Kemal Al Sharif.

"Karena Sher, aku harus membalas dendam. Paman Qabil hendak mengkudeta ayahku ... Dia sudah membuat ibuku meninggal, menculik aku dan berusaha mencuci otakku. Usia aku lima tahun saat itu Sher..." jawab Eren. "Dokter Ali lah yang memberitahukan siapa aku sebenarnya."

"Tapi dokter Ali pengikut pamanmu?"

Eren menggelengkan kepalanya. "Dokter Ali menjadi pengikut saat Paman Qabil membutuhkan dokter. Dokter Ali mengatakan bahwa dia tidak mendapatkan tempat di istana Muscat jadi volunteer kemari. Padahal dirinya hendak melindungi aku ..."

"Apakah kamu mengenyam pendidikan?" tanya Shaera.

"Aku bersekolah formal usia delapan tahun tapi selama itu dokter Ali lah yang mengajarkan semua pengetahuan termasuk bahasa Inggris, Perancis dan Spanyol karena aku hanya bisa bahasa Arab. Aku bersyukur bisa sekolah dan kuliah di Turki mengambil politik dan hubungan internasional. Aku tetap berusaha mendapatkan pendidikan formal aku sebab bagaimana pun, aku harus memiliki strategi untuk membalas dendam bukan?"

"Jadi selama ini kamu tinggal pindah-pindah?"

Eren mengangguk.

"Paspor kamu?"

"Aku dibuatkan paspor Arab Saudi. Jadi sebenarnya aku warga negara Oman tapi memegang paspor Arab Saudi... "

"Jadi Dokter Ali itu seperti mata-mata bukan? Melindungi kamu dan berusaha mencari waktu yang tepat untuk bisa membalikkan situasi... Benar?" Mata biru Shaera menatap mata coklat Eren.

"Ya."

Shaera mengusap wajahnya. "Dengar Eren, aku akan mendukung kamu. Apakah kamu tahu kalau Oom Kemal sampai detik ini masih mencari kamu dan selalu bilang kamu masih hidup ..."

Eren melongo. "Benarkah?"

Shaera mengangguk. "Disaat semua orang pesimis kamu masih hidup, hanya Oom Kemal yang selalu bilang 'Erenku masih hidup !' Dan ternyata memang, kamu masih hidup ..."

Mata Eren tampak berkaca-kaca. "Aku ... Tidak tahu kalau Daddy masih mencari aku ..."

"Oom Kemal sudah kehilangan Tante Reema dan dia menolak menyatakan kamu sudah meninggal ... " ucap Shaera.

Eren pun menangis merasa terharu karena Kemal tidak pernah menyerah. Shaera pun langsung memeluk suaminya dan Eren menangis dalam pelukannya.

***

Laboratorium Forensik Riyadh Saudi Arabia

"Jadi bang Rauf merasa bahwa yang membawa Shaera pergi itu adalah Eren Al Sharif?" tanya Nefa Blair bersama dengan Brinda, Lee Yoo Joon dan Keanu Al Jordan lewat panggilan video bersama Diana Zidane dan Rauf Khalid. Park Joon-seo sedang berdiskusi dengan para law enforcement untuk menyusuri jejak Shaera.

"Aku rasa begitu Nefa. Karena kami selalu punya ciri khas tersendiri di Bisht masing-masing. Macam punya ku ini ada motif pedang sementara Oman adalah khanjar, belati khas Yaman. Lihat ... " ucap Rauf sambil menunjukkan bisht yang dipakai Eren dengan benang emas setelah di-zoom gambarnya oleh Diana. "Hanya orang-orang keturunan langsung yang berhak pakai ini ..."

"Jika itu memang Eren ... Ini namanya takdir yang membuat semua orang pusing ..." gumam Keanu.

"Memang kenapa?" tanya Lee Yoo Joon.

"Oppa, jika itu memang Eren, berarti yang menyelamatkan adalah anak dari mantan istri Oom Damian... Oom Dam adalah ayah Sher. Kebayang kan?" jawab Brinda.

"This is not good ..." gumam pengusaha Korea Selatan itu.

"Very not good" timpal Keanu.

Tiba-tiba Park Joon-seo masuk ke dalam ruang meeting dan wajahnya tampak panik.

"Kita menemukan jejak kemana Shaera pergi !"

***

Shaera naik kuda bewarna coklat berdampingan bersama dengan Eren usai mereka semua membongkar tenda dan membawanya dengan mobil truk khusus Padang pasir untuk berpindah lagi. Mereka sengaja berangkat sore menjelang malam agar tidak mengalami heat stroke dan tidak membuat kuda atau unta cepat lelah.

Di depan mereka tampak Qabil bersama dengan istri-istrinya yang naik unta terbaik. Para pengikut Qabil yang jumlahnya sekitar 150 orang berjalan beriringan dengan kewaspadaan para pengawal terbaik total sekitar 200 orang.

Eren memberikan Shaera Glock karena istrinya memintanya untuk berjaga - jaga dan dia tahu istrinya sangat pemberani. Rombongan itu berjalan semalaman sambil beristirahat beberapa kali hingga mereka mendekati area bernama Halaban. Shaera benar-benar ingin menghubungi ayahnya tapi saat melihat ponsel Eren tidak ada sinyal, dirinya harus mencari telepon satelit yang mana, susah didapat karena hanya Qabil yang memilikinya.

Setibanya di daerah Halaban, mereka pun membangun tenda mereka. Eren dan Shaera pun melakukan hal yang sama, membuat keduanya semakin dekat. Eren mengakui bahwa dirinya sangat tertarik dengan istrinya dan mungkin sudah jatuh cinta pada Shaera tapi dirinya harus tahu diri karena mereka sama-sama saling membutuhkan dan saling melindungi satu sama lain untuk saat ini. Tidak ada romance dulu karena fokus mereka adalah mencegah kudeta ke Oman.

Setelah semua tenda terpasang, mereka semua pun beristirahat di dalam dan Shaera mengatakan rencananya.

***

"Jika kamu hendak memberitahu ke ayahmu ... Yang ada semua rencana aku dan Dokter Ali gagal ..." bisik Eren ke Shaera.

"Tapi Eren ... Bukankah jika Daddyku tahu, dia akan memberitahukan Oom Kemal. Kita mendapatkan bala bantuan..." balas Shaera penuh semangat.

"Sher, kita di tengah-tengah gurun pasir ... Lihat, ponselku saja tidak ada sinyal !" Eren menunjukkan ponselnya. "Dan ide kamu mencuri telepon satelit paman Qabil itu resiko tinggi. Dia tidak pernah sendirian!"

Shaera tampak berpikir. "Sinikan ponselmu !"

"Apa yang hendak kamu lakukan?" tanya Eren.

"Aku memang bukan ahli teknologi tapi ... Aku pernah diajari oleh kakak sepupuku yang jago IT dan katanya bisa menghack satelit dengan satu ponsel saja ..." Shaera berusaha mengutak-atik ponsel Eren.

"Apakah bisa..."

"Kita tidak tahu kalau belum mencobanya..." jawab Shaera sambil terus mencobanya.

***

Park Joon-seo bersama Nefa Blair melongo saat melihat lokasi tempat tenda yang disinyalir area Shaera berada.

"Kosong? Kosong? Pada kemana ?" seru Nefa kesal sambil menendang pasir dengan sepatu bootnya.

"Sepertinya mereka macam suku nomaden princess Nefa ..." ucap salah satu anggota kepolisian Arab Saudi.

"Aaarrrgghhhhh ! Aku gemaaaasss !" teriak Nefa kesal.

"Menurut anda, kita terlambat berapa hari ?" tanya Park Joon-seo mengacuhkan gadisnya yang marah-marah.

"Sekitar dua hari itu paling lama tapi melihat bekas-bekas api ... Ini sehari ... 36 jam paling tidak ."

Park Joon-seo mengusap wajahnya. "Kemana kira-kira mereka pergi ?"

"Sepertinya ke daerah perbatasan..."

Park Joon-seo melihat peta dan merasa bingung perbatasan kemana.

"Mereka bisa ke Yaman, UAE ... Oman. Oh my God ! Princess !" teriak Park Joon-seo.

"Apa vampir ?"

"Aku tahu mereka hendak kemana !"

***

Shaera harap-harap cemas saat mendengar Eren harus mengikuti pertemuan dan dirinya masih berkutat dengan ponsel Eren. Shaera hampir memekik senang saat bisa masuk ke jaringan satelit Jang Corp.

"Thank you mas Dongkrak !"

Tiba-tiba Eren masuk dan wajahnya tampak gusar.

"Ada apa ?" tanya Shaera.

"Kita akan pergi lagi dua hari ke depan ... "

"Ke mana lagi?"

"Oman."

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️