NovelToon NovelToon
Tawanan Hati Sang Presdir

Tawanan Hati Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Marthin Liem

Cindy, seorang karyawan yang tiga kali membuat kesalahan fatal di mata Jason, bosnya, sampai ia dipecat secara tidak hormat. Namun, malam itu, nasib buruk menghampiri ketika ia dijebak oleh saudara sepupunya sendiri di sebuah club dan dijual kepada seorang mucikari. Beruntung, Jason muncul tepat waktu untuk menyelamatkan. Namun, itu hanya awal dari petualangan yang lebih menegangkan.
Cindy kini menjadi tawanan pria yang telah membayarnya dengan harga yang sangat tinggi, tanpa ia tahu siapa sosok di balik image seorang pengusaha sukes dan terkenal itu.
Jason memiliki sisi gelap yang membuat semua orang tunduk padanya, siapa ia sebenarnya?
Bagaimana nasib Cindy saat berada di tangan Jason?
penasaran?
ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marthin Liem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumor

Flashback...

Ketika Jason dan kedua sahabatnya berada di sebuah kapal pesiar menuju pulau pribadi miliknya, sebuah rumor mengejutkan muncul di media sosial. Johan memperlihatkan berita yang menyebutkan bahwa Jason diduga sebagai seorang penyuka sesama jenis karena tak pernah terlihat bersama wanita. Jason, meski mencoba tampak acuh, sebenarnya merasa emosi dan kecewa dengan berita tersebut, merasa reputasinya tercemar.

"Darned media, selalu menyebar kabar palsu!" protes Jason, frustasi dengan kabar miring yang beredar.

Willy mencoba menenangkan, "Kamu seorang pengusaha, hidupmu bak artis, jadi wajar mereka suka bikin sensasi. Mereka nggak punya materi lain."

Johan menambahkan, "Mungkin kamu harus keluar dari zona nyamanmu, tunjukkan kepada publik bahwa kamu adalah pria normal yang tertarik pada lawan jenis."

Jason tersenyum kecut, merasa mereka terlalu ikut campur masalah pribadinya.

Jason bergumam kesal, "Masyarakat di negri +62, selalu suka ikut campur masalah orang."

Sementara Willy dan Johan berbisik di belakangnya, "Aku yakin, dia memang tidak normal," bisik Johan.

Willy mengangguk setuju, "Ya, aku rasa begitu."

Kedua mata Jason memicing tajam ke arah Johan dan Willy.

"Mereka sedang membicarakanku! Ah, semua ini membuat moodku hancur, aku jadi malas untuk melanjutkan liburan!" batin Jason, sementara di sudut sana Willy dan Johan terkekeh sinis dan puas saat membicarakan sahabat mereka secara terang-terangan. Jason berpura-pura tidak mendengar, tetap menunjukkan sikap terbaik kepada mereka berdua.

Johan sudah berkeluarga dan memiliki seorang putri, sementara Willy akan segera menikah.

Jason tetap setia dengan kesendirian, karena keluarganya tidak pernah menyinggung soal pasangan kecuali teman-teman dan orang sekitar. Itu adalah risiko yang harus dihadapi Jason.

"Apa pentingnya sebuah pernikahan?" batin Jason. Baginya, hidup melajang telah memberinya kenyamanan yang cukup. Ia tidak memiliki kekurangan apapun, mentalnya juga sehat, dan tidak repot harus berbeda pendapat dengan pasangan. Soal kebutuhan biologis, dia punya cara untuk menyalurkannya.

Jason sering membaca komik yang menggambarkan adegan-adegan panas dan senang bermain-main dengan tangannya sendiri ketika membutuhkan kepuasan.

Ia merasa cukup puas tanpa harus bermain dengan wanita karena ia tak ingin merugikan orang lain, meskipun harus berkencan hanya untuk satu malam. Baginya, ini bukanlah sesuatu yang perlu dilakukan.

Willy dan Johan terus mendorong Jason untuk mencoba berhubungan dengan wanita setidaknya sekali.

"Jas, kamu akan ketagihan, cobain deh!" ujar Willy sambil menunjukkan video dirinya dengan pacarnya, tanpa rasa malu.

Jason hanya bisa menggeleng heran, "Hais! Kamu sudah gila Wil! Apa kamu gak malu merekam aktivitas panasmu dengan pacar kamu, lalu memperlihatkan padaku? Dasar!"

Ia terpaksa mendengar suara-suara intim antara Willy dan kekasihnya, membuatnya merasa muak dan menjauhkan diri.

"Kamu pikir aku akan tertarik, hah?" Jason menahan diri, sedangkan tanpa rasa bersalah, Willy malah tertawa bersama Johan.

"Atau aku carikan kamu cewe buat itu," goda Johan, tetapi Jason hanya mengernyitkan dahi penuh ketidaksetujuan.

"Cukup kalian mengolok-olok aku seperti ini!" Jason menyentak dengan tegas, menjaga jarak dari godaan teman-temannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Saat Jason tersadar dari lamunan, ia melirik ke arah Cindy di sebelahnya sebelum akhirnya memberikan tawaran yang membuat gadis itu gugup.

"Apa kamu bersedia menjadi pacar bohongan saya hanya untuk satu hari?" tawar Jason dengan nada datar.

Cindy terkejut dan tersedak air liurnya sendiri, ia langsung terbatuk.

"Hah? Apa? Jadi pacar bohongan Pak Jason? Gak salah? Kenapa harus saya?" cecar Cindy, merasa heran karena merasa tidak menarik dibandingkan wanita lain di luar sana.

"Intinya, mau apa enggak?" tanya Jason, tanpa berbelit-belit. Ia butuh jawaban segera. Cindy menggigit bibir bawahnya ragu saat menjawab, akhirnya mengangguk pelan.

"Iya, saya mau, Pak," jawabnya, terlihat nervous. Jason mengangguk puas.

"Hanya satu hari di hari pernikahan sahabat saya, dan kamu harus totalitas," kata Jason. Cindy hanya bisa mengangguk, ia belum sepenuhnya paham peran apa yang akan ia jalani nanti.

Sesaat hening, Jason fokus mengemudi sambil sesekali melirik maps di layar ponselnya yang akan mengantar menuju alamat rumah Cindy.

Gadis itu tertidur karena kelelahan, terutama karena patah hati oleh Alvian. Jason sesekali melirik ke samping, memperhatikan wajah Cindy yang tertidur pulas, hingga terdengar dendangnya yang semakin keras.

"Hais! Perempuan kok tidurnya ngorok?" gumam Jason tanpa berani menegurnya, merasa iba.

Sampai akhirnya mereka tiba, dengan terpaksa Jason membangunkan Cindy secara hati-hati. "Hei, bangun! Sudah sampai!" Jason menepuk pelan pipi Cindy, gadis itu mengigau.

"Diam kamu Alvian! Tega kamu mengkhianati aku setelah aku memberikan apapun yang kamu inginkan! Dasar kamu, laki-laki tak punya perasaan. Aku cinta sama kamu, tapi kenapa kamu seperti ini?" cerocos Cindy dalam keadaan mata yang terpejam.

Jason menggeleng, merasa hubungan Cindy dan Alvian tidak sehat.

Ia kembali menggerakkan tubuh Cindy berharap akan segera bangun.

"Hei! Malah mengigau, bangun! Ini sudah sampai!" bisiknya ke telinga Cindy. Seketika gadis itu membuka kedua matanya lebar-lebar, terkejut menyadari ia berada dalam mobil Jason.

"Hah? Aku di mana?" Cindy beranjak, membuka seatbelt dan pintu mobil, sementara nyawanya masih belum sepenuhnya sadar.

Ia lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Jason karena panik.

"Dasar, gadis aneh!" gerutu Jason, tanpa menegurnya kembali, langsung tancap gas dan pergi.

Setelah beberapa menit, Cindy baru tersadar jika ia diantar oleh Jason. Saat menoleh, mobil itu sudah pergi. "Ah, kenapa aku bersikap seperti ini?" keluhnya, merutuki kebodohan diri sendiri.

Saat tiba di rumah, Cindy mendapat tatapan intimidasi dari Tia dan Feny, tetapi mereka tak bisa berbuat banyak ketika ada Martin di sana.

"Om, Tante, maaf kalau aku pulang malam, aku habis dari mall," ucapnya sambil menenteng tas belanjaan yang lumayan banyak.

"Iya, tidak apa-apa, lagian ini baru pukul 7, masih wajar lah," kata Martin dengan penuh perhatian, sementara Tia hanya tersenyum dengan terpaksa.

Feny, di sisi lain, menatap tas belanjaan Cindy yang menampilkan barang-barang branded dan mewah dari merek-merek terkenal.

Ia merasa iri, "Pasti duitnya banyak nih! Berani-beraninya dia menyembunyikan duitnya itu. Lihat saja kamu, Cindy, sebentar lagi aku akan menjualmu dengan harga tinggi!" batin Feny dengan rencana jahatnya, bersiap untuk melaksanakan setelah sang Ayah berangkat untuk bertugas.

Setelah berpamitan, Cindy dengan hati yang kesal melangkah menuju kamar, masih terngiang-ngiang bagaimana Alvian dengan sengaja membuatnya cemburu.

Dengan wajah memerah, Cindy melempar barang-barang belanjaannya ke atas tempat tidur, mencerminkan kemarahan yang menyala di dalamnya. Namun, di sisi lain, ia juga mengingat kebaikan Jason, yang membuat pikirannya bercampur aduk.

Entah ia harus kesal atau bahagia, tetapi tentu saja Alvian mendominasi pikirannya saat itu.

"Tega kamu, Alvian!" gerutu Cindy dengan luka-luka di hatinya, merasa terkhianati dan kesal atas permainan emosional yang dilakukan Alvian yang sudah sangat keterlaluan.

...

Keesokan harinya, Cindy teringat akan pesanan Jason. Ia berpikir dengan adanya kesibukan akan sedikit melupakan kegalauannya. Pagi itu, setelah pulang dari pasar untuk membeli bahan baku, ia langsung berkutat di dapur dengan tekun.

Martin menyaksikan bagaimana ponakannya begitu terampil membuat kue-kue yang lezat.

"Wah, sepertinya kamu sibuk," katanya, sedikit tak tega melihat Cindy kerepotan seorang diri.

"Iya nih, Om, soalnya ada pesanan sebanyak 200 kue," balas Cindy, rambut dan wajahnya terhiasi tepung, menandakan ia sangat repot menghandle semuanya sendiri.

"Biar Om bantu, ya," tawar Martin, namun Cindy menggeleng.

"Tidak perlu, Om," tolaknya, tetapi Martin tidak akan tega. Ia pun memanggil Feny dan Tia untuk membantu Cindy, karena sedari tadi mereka hanya sibuk dengan ponsel masing-masing.

"Ayo, kalian bantu Cindy bikin kue," perintah Martin kepada istri dan anaknya.

"Ck! Aku kan gak bisa!" tolak Tia, begitu juga dengan Feny yang manja.

"Harus bisa! Kalian harus banyak belajar dari Cindy!" kata Martin tegas, membuat keduanya tak mampu menolak. Dengan terpaksa, mereka harus membantu Cindy.

Hingga pada sore hari, pesanan kue sebanyak 200 buah berhasil terselesaikan dengan baik. Cindy segera menata kue tersebut ke dalam box makanan, sebelum akhirnya menghubungi Jason dan memberi tahu jika kue pesanannya sudah siap.

Jason langsung meluncur menuju rumah Cindy. Saat tiba, ia keluar dari dalam mobil mewahnya. Feny memperhatikan kehadiran pria tersebut dengan sejuta pesona.

"Wah, dia ganteng banget," gumamnya.

Cindy keluar setelah dihubungi oleh Jason, ia menyerahkan box makanan itu kepadanya.

"Ini kuenya, Pak, semuanya 200 tapi saya tambah," kata Cindy, Jason tersenyum.

"Terima kasih ya," ucapnya.

"Sama-sama Pak, sukses ya acaranya," balas Cindy, tetap mempertahankan senyum manis di hadapan Jason.

"Oke, saya sudah transfer pembayarannya ke rekening kamu," kata Jason sebelum beranjak. Cindy mengangguk, namun tercengang saat mengetahui nominal yang dikirim Jason tidak main-main.

Feny mendekat dengan rasa penasaran yang belum terjawab, mengapa Cindy bisa memiliki kenalan yang sangat tampan dan memiliki aura kaya raya seperti Jason.

"Dia siapa?" tanya Feny ketus, tampak acuh tak acuh.

"Oh, dia Pak Jason, mantan bosku," jawab Cindy enteng, tanpa menunjukkan ketertarikan atas pertanyaan yang diajukan Feny.

Feny mengangguk, puas atas jawabannya. "Sudah menikah apa masih single?" tanya Feny kembali.

"Masih single kok, dia belum pernah pacaran, kenapa?" jawab Cindy, membuat Feny tersenyum-senyum.

"Oh ya? Kamu ada kontaknya gak?" pinta Feny, Cindy merasa gelagat aneh, ia tak mungkin menyebarkan kontak Jason ke sembarang orang.

"Maaf ya Fen, aku ada urusan," pamit Cindy, menghindari obrolan yang semakin tidak nyaman.

...

Keesokan malamnya, setelah Martin kembali berangkat, ini seperti kesempatan bagi Feny untuk merencanakan sesuatu terhadap Cindy.

"Cin, kamu bisa antar aku ke acara party temanku gak?"

Cindy yang saat itu tengah menonton TV, merespon ajakan Feny.

"Di mana dan acara apa?" tanya Cindy heran, biasanya Feny selalu cuek padanya.

"Di rumah temanku, acara ultahnya dia, ikut ya, please!" Feny mengiba, Cindy mengangguk.

"Oke," balasnya.

Feny sudah menyiapkan dress khusus untuk Cindy kenakan, tentunya terbilang sangat seksi.

"Kamu nanti pakai dress ini, ya," kata Feny sambil membentangkan pakaian tersebut.

Cindy melongo melihatnya.

"Apaan, ini kan dress kurang bahan, aku gak mau!" tolaknya, tetapi Feny mencoba merayu dengan berbagai upaya agar Cindy bersedia mengenakannya.

"Hmm... Oke deh." akhirnya Cindy setuju.

Beberapa saat kemudian, Cindy keluar dari kamar, tampak sangat cantik dan seksi di balik dress merah yang dikenakannya, sangat kontras dengan warna kulitnya yang begitu putih, serta riasan wajah yang terkesan natural.

"Wah, kamu cantik sekali," puji Feny berpura-pura, meski sebenarnya ia iri dengan kecantikan Cindy. Segera mereka melangkah ke luar, karena taksi sudah menunggu mereka untuk pergi ke acara tersebut.

Ketika berada di dalam taksi, Feny tampaknya sibuk bertukar pesan dengan seseorang lewat chat. Cindy, di sisi lain, merasa sangat tidak nyaman di balik dress seksi tersebut, merasa terganggu dengan keadaan saat ini.

Hingga taksi tiba di tempat tujuan yang merupakan sebuah club malam terbesar dan terkenal di Ibu Kota, Cindy terheran-heran, mengapa Feny mengajaknya kemari.

"Fen, ini kan nightclub, ngapain kita kemari?" bisik Cindy, Feny tampak santai saat meresponnya.

"Udah deh, kamu gak usah kampungan! Ayo turun!" ajak Feny, Cindy menggeleng.

"Gak mau!" tolaknya, merasa mencium sesuatu yang tak beres dari sikap Feny. Meskipun Feny terus membujuk, Cindy tetap kukuh dengan keputusannya.

...

Di dalam sana, Jason, Johan, dan Willy sedang duduk santai sambil menikmati minuman beralkohol dan menghisap rokok. Meski begitu, Jason tak tertarik dengan wanita-wanita cantik yang hilir mudik menawarkan diri padanya. Ia memang sering menyambangi tempat tersebut hanya untuk bersenang-senang melepas penat setelah seharian bekerja.

"Jas, sekali aja!" goda Willy menawarkan seorang wanita, tetapi Jason tetap enggan.

"No!" tolaknya tegas, meski perempuan cantik itu bertelanjang di depannya sekalipun.

Tampaknya, Jason tak akan terpengaruh oleh godaan tersebut. Meskipun lingkungan sekitarnya begitu meriah, Jason tetaplah dirinya sendiri, tidak tergoda oleh rayuan wanita atau gaya hidup malam yang sering dipandang glamor oleh sebagian orang.

...

Bersambung...

1
Bilqies
Hay Thor aku mampir niiih...
mampir juga yaa di karya ku /Smile/
Kim Jong Unch: Makasih ya kak
total 1 replies
Arista Itaacep22
lanjut thor
Kim Jong Unch
Semangat
anita
cindy gadis lugu..percaya aja d kibuli alvian.lugu kyak saya😁😁😁😁
Arista Itaacep22
seru thor cerita ny, tapi sayang baru sedikit sudah habis aja
Kim Jong Unch: Makasih, sudah mampir kak. ☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!