Karena kesalahpahaman, membuat seorang gadis bernama Ghina harus terseret ke sebuah hubungan yang rumit dengan seorang pria yang berusia 25 tahun lebih tua darinya.
Hanya karena wajah yang mirip, Ghina pun harus menerima dijadikan tersangka dibalik kematian seorang pemuda bernama Erfin Darmawan.
Hal itu membuat Erwin Darmawan, yang tidak lain adalah ayah dari Erfin pun akhirnya kembali ke tanah air untuk membalas dendam pada gadis yang sudah membuat putranya meninggal.
Hingga akhirnya Erwin pun dipertemukan dengan Ghina. Gadis yang di duga sebagai alasan di balik kematian putranya. Lalu, mereka pun akhirnya terlibat sebuah hubungan yang cukup rumit.
Lalu, setelah semuanya terbongkar. Mampukah Ghina bertahan dalam penjara cinta dari si pria tua itu??
Dan apa yang akan Erwin lakukan setelah tahu jika ternyata bukan Ghina yang sudah membuat putranya meninggal??
Akan kah Erwin melepaskan Ghina atau malah semakin mengikat gadis itu dalam jerat cinta nya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.4
"Ma_maafkan saya Tuan, maaf karena sudah lancang, ta_tapi saya tidak tahu harus memakai apa karena baju milik saya tidak tahu kemana," Jelas Ghina disela menahan sakit di bagian kepalanya.
"Kalau begitu tidak usah pakai baju saja, bukan kah tubuhmu ini sudah menjadi konsumsi banyak pria? Kenapa mendadak sok alim pake ingin memakai baju segala," jawab Erwin menatap sinis dengan tatapan merendahkan ke arah Ghina.
"A_apa maksud anda Tuan? Kenapa sejak kemarin anda terus saja mengatakan hal-hal yang tidak aku mengerti," tanya Ghina, yang akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.
"Jangan kembali sok alim dan sok polos, jelas-jelas kamu tahu apa yang aku maksud. Ayo cepat berdiri."
Erwin kembali menarik rambut Ghina untuk membuat wanita muda itu bangun dan hal itu membuat Ghina kembali meringis kesakitan.
"Ah, aawww, i_iya Tuan saya akan berdiri. Tapi tolong, lepaskan tangan anda dari rambut saya, ini sangat menyakitkan," Ucap Ghina memberanikan diri meminta Erwin untuk melepaskan tangannya dari rambutnya.
"Heh, berani sekali kamu memerintah ku. Ingat, kamu tidak punya hak apapun di sini. Yang kamu harus lakukan hanya menuruti perintahku, mengerti? Sekarang buka kemejaku, bodoh," bentak Erwin tepat di depan wajah Ghina.
Melihat bagaimana marahnya pria itu, akhirnya mau tidak mau membuat tangan Ghina pun mulai bergerak membuka satu persatu kancing kemeja yang di pakainya hingga kembali memperlihatkan tubuh indah, mulus dan juga seksinya.
"Sial," gumam Erwin saat melihat betapa mulus dan indahnya setiap lekuk tubuh Ghina.
Pria itu kembali mengumpat di dalam saat merasakan jika bagian inti tubuh nya mulai kembali bereaksi setelah melihat bulatan bukit kembar milik Ghina yang terpampang di depan matanya.
Merasakan tubuhnya semakin memanas, Erwin pun akhirnya menarik tubuh mungil Ghina ke arah kamar mandi.
Erwin menarik tubuh wanita muda itu hingga ke ruangan shower. Setelah tiba di ruangan itu, Erwin pun langsung menyalakan keran air, hingga membuat tubuhnya dan tubuh Ghina basah oleh guyuran air yang keluar dari keran shower yang Erwin nyalakan.
"A_apa yang ingin anda lakukan, Tuan?" Tanya Ghina yang kembali ketakutan saat Erwin mengikis jarak dengan nya.
Pria itu bergeming. Namun, dengan secepat kilat dia menarik tengkuk Ghina hingga mempertemukan bibir mereka berdua. Erwin melumat habis bibir ranum milik Ghina, melampiaskan semua amarahnya di bibir manis wanita muda itu.
Sementara itu, Ghina yang kaget dan juga tidak terima kembali di lecehkan masih berusaha memberontak, mencoba melepaskan diri dari jeratan tangan kekar Erwin.
Akan tetapi, lagi lagi wanita muda dengan tubuh mungil itu kalah tenaga dengan Erwin yang memiliki tubuh tinggi dan juga kekar.
Hingga akhirnya, setelah usahanya untuk melepaskan diri gagal. Ghina pun hanya bisa pasrah dengan apa yang akan di lakukan oleh Erwin padanya dan juga pada tubuhnya.
*
*
Akhirnya, sebuah lenguhan panjang pun terdengar setelah Erwin mencapai puncaknya dan membuat tubuh Ghina pun terkulai lemas tak berdaya. Bukan hanya itu, Erwin bahkan membuat wanita muda itu kembali pingsan oleh karena harus melayani hawa nafsu pria dewasa itu yang menggebu-gebu.
Erwin kembali menyerang tubuh Ghina secara bertubi-tubi. Pria ity bahkan sampai menyemburkan lahar panasnya di dalam rahim Ghina tidak hanya satu kali. Hingga membuat Ghina terkulai tak berdaya.
"Cih, lemah sekali kau ini," gumam Erwin saat mengangkat tubuh Ghina yang sudah tidak sadarkan diri di dalam bathtub.
Setelah tiba di dalam kamar, Erwin pun segera membaringkan tubuh Ghina di sofa lebih dulu untuk membantu mengeringkan tubuh wanita muda itu yang basah.
Setelah tubuh Ghina kering, Erwin pun membalut tubuh wanita itu dengan dengan jubah mandi yang ada di dalam lemari pakaian nya.
Erwin kembali mengangkat tubuh Ghina untuk memindahkan nya ke atas ranjang, sebelum Erwin kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sendiri.
Setiba nya di dalam kamar mandi, Erwin tampak menghela nafas panjang dan dalam. Erwin benar benar tidak mengerti dengan reaksi tubuhnya saat ini.
Dimana pria itu tidak pernah bisa mengendalikan diri untuk tidak menyentuh tubuh Ghina, padahal Erwin tahu, jika dia begitu membenci wanita muda itu.
"Ada apa denganku? Kenapa aku seperti? Ini pertama kalinya tubuhku sulit di kendalikan saat berhadapan dengan seorang wanita. Padahal, sebelumnya aku tidak pernah seperti ini. Bahkan saat bersama dengan Sandra pun, aku tidak pernah seperti ini," gumam Erwin saat membasuh tubuh kekarnya.
"Aku bahkan bisa menahan diri untuk tidak menyentuh Sandra selama dua tahun kedekatan kami. Lalu, kenapa saat berhadapan dengan wanita sialan itu, aku sama sekali tidak bisa menahan diri?" gumam Erwin lagi yang tidak mengerti dengan tubuhnya saat ini.
Dimana inti tubuh pria itu akan langsung bereaksi hanya dengan membayangkan wajah wanita muda itu. Sedangkan saat bersama dengan kekasihnya yang bernama Sandra, jangan kan bereaksi, membangunkan hawa nafsu nya pun tidak.
Padahal, Sandra memiliki bentuk tubuh yang molek dengan bukit kembar yang jauh lebih besar dari milik Ghina yang membuat tubuh wanita cantik itu semakin terlihat seksi.
Bahkan wanita dewasa itu kerap mempertontonkan keindahan tubuh molek dan juga bongkahan dadanya dengan memakai pakaian kurang bahan. Namun Erwin sama sekali tidak pernah tergoda.
Pria itu bahkan tidak memiliki hasrat sedikit pun untuk menyentuh wanita yang sudah dua tahun ini menjadi kekasihnya.
*
*
Setelah beberapa jam tertidur, Ghina pun akhirnya mulai mengerjapkan matanya. Ghina menatap ke sekeliling ruangan dan baru menyadari jika saat ini, dirinya tengah berada di dalam kamar dan berbaring di atas ranjang.
"Kamu sudah bangun?"
Deg
Seketika, Ghina di buat kaget oleh suara bariton seseorang yang menyapa indra pendengaran nya saat dia membuka matanya.
Ghina langsung saja bangun dan mengambil posisi duduk saat menyadari jika dia tidaklah seorang diri di dalam kamar itu.
Netra nya menatap penuh dengan rasa takut pada pria yang saat ini duduk di kursi meja kerja yang berada tidak jauh dari samping ranjang yang ditempatinya saat ini.
“Kau ini payah sekali, baru begitu saja sudah tidak sadarkan diri. Lalu, bagaimana selama ini kamu melayani semua pria-pria mu, yang kebanyakan dari mereka adalah seseorang yang hiperseksual,” cibir Erwin yang lagi lagi membuat Ghina bingung.
Akan tetapi, kali ini Ghina lebih memilih diam dan membiarkan pria itu berpendapat sesuai dengan pemikiran nya tentang siapa Ghina.
Lelah rasanya jika harus terus berdebat dengan orang yang tidak pernah mau mendengarkan penjelasan dari dirinya.
Tidak mendapatkan respon dari Ghina, karena wanita muda hanya diam saja. Hal itu membuat Erwin kembali kesal dan gemas tentunya.
Tak juga mendapatkan respon, Erwin pun akhirnya bangkit dari duduk nya setelah menutup laptop yang sedang dia gunakan untuk bekerja untuk menghampiri Ghina yang masih duduk di atas ranjang.
Sementara Ghina sendiri, langsung refleks memundurkan tubuhnya saat melihat pergerakan dari Erwin yang tengah berjalan ke arah ranjang. Dimana dia berada saat ini.
5 like buatmu kak. semangat
Saran sedikit parents ghiya/ghina siapa mereka di jelasin lbh mwantap lagi..
Terus & tetap berkarya thor..