Cerita ini berputar di kehidupan sekitar Beatrice, seorang anggota keluarga kerajaan Kerajaan Alvion yang terlindung, yang telah diisolasi dari dunia luar sejak lahir. Sepanjang hidupnya yang terasing, ia tinggal di sebuah mansion, dibesarkan oleh seorang maid, dan tumbuh besar hanya dengan dua pelayan kembar yang setia, tanpa mengetahui apa pun tentang dunia di luar kehidupannya yang tersembunyi. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Beatrice akan melangkah ke dunia publik sebagai murid baru di Akademi bergengsi Kerajaan — pengalaman yang akan memperkenalkannya pada dunia yang belum pernah ia kenal sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renten, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
【Three Maids and a Maid】 2
Si maid usil yang tengah menyingkirkan debu di dekat sofa tak kuasa menahan rasa penasaran, pandangannya melirik koran di tangan Ann.
"Lagi baca apa, Kak Ann?" tanyanya sambil sedikit mendekat.
"Hal membosankan," balas Ann tanpa menoleh, nada suaranya datar.
"Bosannya kenapa?" tukas si maid usil, memiringkan kepala. "Kasih tahu dong."
"Politisi yang dibunuh," jawab Ann singkat, membalik halaman koran.
Mendengar itu, maid serius yang sedang mengelap jendela berhenti sejenak.
"Eh, itu membosankan?" tanyanya ragu.
Ann berdecak pelan, matanya masih tertuju pada artikel.
"Soalnya is detektif Sherlock nggak disebut-sebut."
"Ahaha, iya," sahut si maid usil sambil tergelak.
"Kalau nggak ada Mr. Holmes, buat apa juga dibaca?"
"Kasus kriminal bulan lalu lebih seru," kata Ann santai, bersandar lebih dalam di sofa sambil membaca.
Maid serius mengangguk, rautnya seolah menerawang.
"Maksudmu yang anggota King's Guard dibunuh di dekat Northam Estate itu?"
"Iya," timpal Ann, senyuman kecil muncul di sudut bibirnya.
"Minggu itu seru banget."
"Aku juga ngikutin kasus itu," sahut si maid usil semangat, tangannya terus membersihkan sementara mulutnya bergerak lincah.
"Nggak nyangka si pembunuh ternyata kusir kereta kuda!"
Ann tertawa kecil.
"Bagian terbaiknya gimana penyelidikan panjang dan rumit selama seminggu itu ternyata kembali ke orang paling mencurigakan sedari awal."
Maid serius mendadak terdengar penuh pertimbangan.
"Kasusnya makin besar gara-gara bangsawan dari Keluarga Northam ikut diperiksa. Keluarga sepenting itu muncul di halaman kriminal saja sudah gempar—padahal belum melibatkan Mr. Holmes."
Si maid ceria, yang tengah membersihkan sebuah patung hiasan, meringis.
"Eh, udah dong, jangan bahas yang serem-serem."
"Tapi kan kami lagi ngomongin King's Guard," si maid usil menggoda, menoleh ke si maid ceria.
"Kamu kan dari dulu dulu mau banget nikah sama mereka?"
"Kalau dia tukang selingkuh dan punya banyak utang kayak korban itu, sih ogah!" seru si maid ceria kesal.
"Aku nggak mau nikah sama orang kayak gitu."
Ann membalik halaman, ekspresinya tak berubah saat ia menambahkan dengan nada datar,
"Nih ada artikel lain: paus dan leviathan bertarung di Samudra Atlantik. Kapal pedagang katanya melihatnya."
"Mana? Mana?" si maid ceria seketika menghampiri sofa, mencondongkan tubuh di belakang Ann.
"Hei, aku masih baca," gerutu Ann, nadanya kesal namun tidak agresif.
Si maid ceria menghela napas kecewa.
"Ehhh, nggak ada fotonya?"
Si maid usil tergelak, meletakkan kemoceng di pinggang.
"Kau pikir monster laut raksasa nunggu fotografer siap?"
"Minimal disertai ilustrasi gitu," si maid ceria mendengus, melipat tangan di dada.
"Aku pernah baca, sekarang orang lagi mengembangkan kamera kecil yang mudah dibawa, dan cepat menggambil gambar" timpal Ann dengan kalem.
"Siapa tahu lain kali benar-benar ada yang berhasil memotret."
"Hei, lanjut kerja!" bentak maid serius, nada putus asanya terdengar tegas.
"Eeeehhh..." Si maid ceria, maid usil, dan bahkan Ann pun kompak mengeluh kesal.
Maid serius langsung mengoreksi sambil terbata,
"A-aku maksudnya bukan Kak Ann!"
"Bagus," balas Ann santai, kembali menekuni koran.
Maid usil, sebelum kembali ke pekerjaannya, sempat melirik satu judul berita di sudut koran.
"Oh! King's Guard bakal hadir lagi di turnamen berburu untuk siswa baru Akademi Saint Aelric!" serunya.
"Serius?" Mata si maid ceria bersinar gembira.
"Pas hari itu kita libur, nggak? Aku pengin nonton!"
Maid serius yang sedang menggosok cermin hias menimpali,
"Sepertinya beberapa tiga lagi kita libur beberapa hari."
"Lady Dorothea pasti ikut juga," kata si maid ceria, semangatnya meluap.
"Dia kan ketua dewan siswa."
Ann, masih sibuk membaca, bergumam dengan nada bosan,
"Kurasa karena Lady Beatrice siswa baru di akademi itu."
"Eeeeehh?!" Ketiga maid itu serempak membelalak, tampak syok.
Mereka menutup mulut, lalu saling berbisik cemas.
Maid serius—sekarang jelas terlihat gugup—berkata,
"Sekarang kau bilang gitu, Kak Ann, aku tadi nggak lihat Lady Beatrice di taman pagi ini..."
"Lady Beatrice baik-baik saja nggak, ya?" timpal si maid ceria dan maid usil bersama, nada mereka penuh kekhawatiran tulus.
Ann melirik mereka sekilas.
"Kurasa... Edward yang menemani. Kalau ada apa-apa, salah Edward."
Maid usil tampak ragu, lalu bertanya pelan,
"Kalau Lady Beatrice pergi sekolah, Kak Ann juga ikut?"
"Nanti, iya," jawab Ann ringan, senyum kecil tapi bersemangat tersirat di wajahnya.
"Untuk sekarang, Madam Ophelia bilang Edward yang menemani sampai Lady Beatrice terbiasa."
Maid usil membesarkan mata, jelas panik.
"Itu berarti pas kita tugas di mansion Lady Beatrice lagi, bisa jadi Kak Ann nggak bareng kita!"
"Pasti begitu," timpal Ann tanpa nada menyesal.
"Madam Ophelia mungkin akan mengawasi kalian semua."
"Haah, tempat perlindungan kita hilang..." keluh maid usil, menengadah dengan dramatik.
"Dan tanpa Kak Ann kita nggak bisa santai," tambah maid ceria, nadanya sedih.
"Heh, itu sudah tugas kalian sehari-hari. Jangan mengeluh," sela maid serius, suaranya ketus.
Ann tersenyum tipis di balik korannya.
"Nggak apa. Madam Ophelia selalu sibuk. Kalau aku yang mendampingi Lady Beatrice, mungkin Edward yang mengawasi kalian."
Raut ketiga maid itu seketika muram saat mendengar nama Edward akan mengawasi mereka.
Reaksi mereka jelas, kecemasan terpancar seolah mengingat pengalaman tak nyaman sebelumnya.
Suasana pun mendadak sunyi, hanya diwarnai gemerisik halaman koran yang dibalik Ann.