NovelToon NovelToon
Penjahat As A Sister

Penjahat As A Sister

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi / Cerai / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Penyesalan Suami
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Blesssel

Pantas saja dia sudah merasa curiga pada sampul buku itu yang tidak biasa. Alih-alih sekedar buku cerita biasa, ternyata itu adalah buku kehidupan terbuka dari masa depan beberapa orang, termasuk Victoria Hain. Sebuah tokoh dengan nama yang sama dengannya.
Sebuah tokoh yang kini dihidupi oleh jiwanya.

“Astaga, jadi aku adalah kakaknya antagonis?”
Adalah informasi paling dasar dalam cerita ini.

Alih-alih sebagai pemeran utama, Victoria Feyar berakhir menjadi kakak dari antagonis perempuan bernama Victoria Hain, yang akan mati depresi karena sikap dingin suaminya.

“Baiklah, mari kita ceraikan Kakak protagonis pria sebelum terlambat.” Adalah rencana Victoria, demi melindungi dirinya dan adik pemilik tubuh dari dua Kakak beradik pencabut nyawa.

Untungnya ini berhasil, meski bertahun kemudian Victoria dibuat kesal, karena mereka tidak sengaja kembali terlibat dalam situasi utama pada konflik cerita itu dimulai.

“Kakak Ipar, mohon bantu kami....”
-
“Dalam mimpimu.” -- Victoria.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Blesssel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28

Sean merasa perubahan hati Victoria terlalu lah ekstrem. Sedikit-sedikit senang, sedikit-sedikit murung, sulit untuk di baca. Tapi kali ini Sean merasa Victoria benar-benar dalam suasana hati yang baik, meski dengan insiden memalukan tadi.

Dengan rasa penasaran ditambah sedikit keberanian, dia memutuskan untuk bertanya. “Mm Madam … apa anda baik-baik saja setelah insiden tadi?”

Victoria terkekeh kecil mendengar ini. “Sean Sean! Katakan saja kau penasaran, kenapa hal itu terjadi padaku di perusahaan suamiku sendiri, benar ‘kan?”

Sean yang terbaca niatnya menjadi malu, tapi tidak melewatkan kesempatan untuk membalas. “Mau bagaimana lagi, ... anda sendiri yang menyuruh saya untuk tidak banyak bertanya.”

“Lalu kenapa kamu masih bertanya?”

Sean menelan ludah kasar. Dipikirnya Victoria akan menjawab, tapi wanita itu masih mempertahankan aturan ternyata.

“Maaf Madam, tidak akan saya ulangi lagi.”

Mendengar permintaan maaf yang tidak tulus itu tawa Victoria akhirnya pecah. Dia tertawa dengan bertepuk tangan, menikmati mempermainkan emosi Sean.

“Karena kau bersikap baik dengan menolongku tadi, maka biarkan aku memberitahu apa yang memang perlu kau ketahui. Pertama dari semua itu, … aku telah bercerai.”

CITTTTT~~~ Beruntung kontrol Sean sedikit lebih baik kali ini. Jadi meskipun dia terkejut dengan ucapan Victoria, setidaknya dia berhasil menghindari kendaraan yang tiba-tiba menyalip.

“Maaf Madam, tapi apa maksud anda?”

“Dasar bodoh!” Meski mengumpati Sean karena hampir lalai lagi, Victoria tetap menceritakan apa yang menjadi alasan masalah di hari ini. Dia juga berbagi sedikit tentang hubungan pemilik tubuh yang asli dengan Raphael, yang menikah oleh sebab paksaan.

Sean yang mendengar ini memicingkan matanya untuk tetap fokus, baik pada cerita itu ataupun jalanan. Alasan dia melakukan ini, karena setiap cerita Victoria terasa tidak nyaman didengar. Contohnya seperti fakta bahwa wanita itu memaksa naik ke tempat tidur suaminya untuk bisa menikah, atau dalam artian bahwa dia adalah seorang penjebak.

Cara Victoria yang bercerita dengan santai dan tanpa beban membuat Sean tak habis pikir. Apalagi dengan tambahan situasi baru, dimana kini mereka telah resmi bercerai dan wanita itu sangat senang.

Untuk sesaat Sean merasa sangat iba terhadap Raphael.

Sementara di kediaman keluarga Hain, Estella telah menunggu Victoria dengan tidak sabar sedari tadi. Jadi ketika suara mobil yang biasanya dipakai Victoria datang, gadis itu dengan terburu-buru berlari ke depan.

“KAKAKKKK!”

“Ugh....” Victoria mengerang kecil, ketika tubuhnya ditabrak masuk dalam pelukan Estella.

“Kau ini tidak pelan-pelan?”

“Huhuuu… Kakak aku sangat membencimu. Kenapa kau tidak membalas pesanku sama sekali, padahal jelas-jelas kau sudah membacanya!?”

Melihat Estella yang sudah siap menumpahkan semua perasaannya, Victoria segera menarik gadis remaja itu masuk. “Ayo ke dalam, kita bicara disana.”

“Tidak mau, aku kesal sekali!”

“Ayo masuk.” Victoria menyeret masuk Estella, yang mengikuti sambil menghentak-hentak kaki.

Sean yang melihat ini merasakan kerumitan ditambah sakit kepala. Bayangan untuk berurusan dengan Estella sebagai bagian perintah Victoria, membuatnya ingin menyerah. “Gadis itu angkuh dan kekanakan.”

Di dalam kamar Victoria, Estella masih memasang mode merajuk. Selain Victoria, biasanya juga dia akan berbagi dengan Remi, tapi karena kejadian pagi di sekolah Estella masih kesal sampai sekarang, dan bertambah kesal dengan Victoria yang mengabaikannya.

“Kakak ini dari mana saja ha? Dulu tidak pernah keluar, sekarang kalau keluar sampai tidak ingat rumah.”

Sambil membuka antingnya Victoria membalas, “Apanya yang perlu diingat, kalau ini bahkan bukan rumah kita.”

“KAKAKKKKK AKU SERIUS!!!”

“Ya ya aku juga, jadi berhentilah berteriak. Aku membaca apa yang kau kirimkan dan juga tahu siapa peneror itu.”

Estella yang sedang membungkuk kesal, langsung menegakkan punggung mendengar hal itu. “Kakak tahu?”

Victoria yang sedang duduk di depan meja hias, menatap Estella dari cermin dengan kekehan. “Kenapa? Bukankah kau juga sudah menebak itu Allard?”

Ekspresi Estella menjadi serius, dia mengangguk perlahan tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya.

“A-aku, ju-juga menduga begitu, tapi aku harap tidak.”

Victoria pun berdiri, berbalik dan berjalan mendekati Estella.

“Sayang sekali itu memang Allard. Pria itu terlalu bermasalah begitu juga seluruh keluarganya. Itulah kenapa Kakak katakan, bahwa kita tidak bisa tinggal disini. Jangan lupa Este, bahkan rumah ini masihlah milik kakak sepupunya.”

DEG. Estella kembali teringat isi ancaman itu, yang mengatakan bahwa dia bisa menjangkau Estella kemanapun dia pergi.

Bulir-bulir keringat segara mengucur dari dahi Estella, tapi disapu oleh Victoria dengan kasih sayang. Dia menangkup kedua pipi Estella, benar-benar sebagai seorang saudari.

“Bukankah Kakak sudah mengatakan sebelumnya? Jangan takut, kita akan segera pergi dari sini.”

Estella merasa pusing karena pikirannya, menatap Victoria dengan ling-lung. “A-apa maksud Kakak?”

“Kami sudah bercerai. Aku dan Raphael, telah resmi bercerai.”

“APAAAAA??!”

Setelah penjelasan yang cukup panjang dan melihat sendiri setiap berkas, baik berkas perceraian, maupun berkas aset atas nama Victoria sebagai pemberian Raphael, barulah Estella percaya bahwa itu semua adalah kebenaran. Tapi apa dia senang? Tidak.

Hati Estella gundah. Walaupun ada sedikit kesenangan membayangkan dia bisa mengembangkan hubungan dengan Remi, tapi masih ada banyak ketakutan di benaknya. Salah satunya, tentang bagaimana mereka akan hidup setelah keluar dari rumah ini. Karena jika dia mempertimbangkan, Kakaknya ini tidak memiliki latar belakang atau kemampuan untuk mengelola keuangan, tidak peduli seberapa banyak uang saat ini.

Estella mengungkapkan hal ini secara terbuka kepada Victoria dan membawa kekesalan lain.

“Dasar bodoh, ... apa kau pikir kakakmu tidak bisa mengelola uang hanya karena kau tidak pernah melihat sebelumnya? Dangkal sekali.”

“Kakak, aku serius. Lagipula aku khawatir untuk hal yang jelas loh.”

“Omong kosong. Aku bukan kakakmu Victoria yang dulu. Aku adalah Victoria yang bisa bertransaksi melewati lautan, jadi jangan remehkan aku! Sebaiknya siapkan dirimu, karena tidak lama lagi kita akan keluar dari sini.”

“Kakak ....” Estella berdiri menyentak. “Ayolah!”

Semua informasi yang diterimanya terlalu tiba-tiba. Pergerakan Victoria sangat cepat sesuai dengan setiap yang dia katakan. Estella takut-takut, kalau tiba-tiba mereka sudah akan pergi saja.

“Bagaimana dengan Remi? Apa dia tahu—”

“Kakak tidak tahu dan tidak mau tahu. Dia memiliki kakaknya sendiri untuk menjelaskan, jadi biarkan Raphael yang melakukannya. Kau persiapkan dirimu, sebelum Allard semakin menggila saja.”

“Apa kita lapor polisi saja? Atau lapor Kakak Ipar dulu?”

“Estella!!!”

Victoria menatap serius Estella dengan mata yang hampir tidak bergeming, membuat Estella sedikit gemetar. “Dengarkan baik-baik. Setelah perceraian ditandatangani tadi, ... Raphael bukan lagi Kakak iparmu. Tapi dia masihlah Kakak sepupu Allard, dan selamanya akan begitu. Soal masalah ini, sudah kukatakan kau akan baik-baik saja. Jadi berhenti membuat pikiran tambahan, karena pengawal akan menemani aktivitasmu hingga kita pergi dari sini.”

Semakin Estella dengar, semakin tidak jelas setiap rencana Victoria baginya. Seolah-olah Kakaknya itu menyuruhnya bersiap, untuk pergi ke tempat yang sangat jauh. Padahal pikir Estella mereka hanya pindah biasa, tapi tetap di kota ini. Namun memang membayangkan Allard dia bahkan ingin ke luar negeri saja, tapi bagaimana dengan Remi? Bimbang Estella.

“Ini adalah kesempatan yang baik, nyatakan saja perasaanmu pada Remi.” Kata-kata Victoria yang seperti peluru tidak pada tempatnya, membuat Estella berdiri kaget.

“Kakak gila yah! Dulu Kakak suruh aku belajar, sekarang malah mengatakan yang tidak-tidak,” tolak Estella, tapi tidak bisa menyembunyikan semu di pipinya. Dia merasa kata-kata Victoria tidak pantas, padahal diam-diam memikirkan hal itu.

Lagipula sungguh, dia benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Victoria.

“Kenapa? Tidak ada bedanya bagi perempuan atau laki-laki yang menyatakan perasaan duluan, kan? Kalau memang Remi tidak memiliki perasaan yang sama, ya sudah ... kau bisa fokus pada pendidikan. Sederhana.”

“KAKAKKK!” Estella meraung, mendengar ucapan Victoria yang seolah-olah mengatakan dia akan ditolak. Hal ini dengan cepat membuat moodnya ambruk. “Kakak jahat!”

Dengan langkah menyentak keras, Estella keluar meninggalkan Victoria. Membuat yang punya kamar hanya bisa memandang dalam diam.

“Maafkan aku ….” Kata Victoria dalam-dalam. Dia akan membuat situasi menyakitkan untuk Estella cepat atau lambat. Karena hanya itulah yang bisa membuat hati Estella meninggalkan negara ini.

Ya, Victoria tidak hanya ingin berpindah kota, tapi juga negara.

“Este?”

Estella mengernyit heran melihat langkah panjang dan terburu-buru Remi ke arahnya. Tapi menurut kebiasaan, hal ini sudah tidak bagus. “Ada apa Rem?”

“Este, Ikut aku!” Remi langsung menggandeng tangan Estella membawanya jauh dari kamar Victoria. Dia membawa Estella ke arah kolam samping, bersiap untuk memberi gadis itu ceramah.

“Oke cukup Rem, mau bicara apa sih sampai ke sini segala?” Estella melipat kedua tangannya di dada.

Remi celingak-celinguk sebentar untuk melihat cukup aman. Bukan tanpa alasan dia melakukan ini. Bahkan jika dia ingin menegur Estella, dia tidak mau melakukan di depan orang lain dan membuat gadis itu malu.

“Este apa benar kau mempermalukan Karen tadi? Kenapa kau tega-teganya mempermalukan dia, mengenai statusnya sebagai anak angkat?”

“Rem, kau serius? … kau membawaku kesini cuman untuk bahas hal itu? Oh hallo!?”

“Este aku serius. Itu bukanlah sikap yang baik. Itu kasar dan tidak terpuji,” ujar Remi menatap mata Estella langsung.

Tapi Estella tidak mengerti dengan reaksi berlebihan ini. Karena dalam ingatannya, dia memang menguatkan volume bicaranya dengan Viona saat membahas hal itu. Tapi dia tidak mengatakan apapun, yang secara psikologis menyerang Viona dengan statusnya. Kalaupun ada, maka itu orang lain bukan dirinya.

Meskipun kesal, tapi karena ini Remi Estella memaksa diri untuk menjelaskan semuanya. Tapi sayang, entah Remi yang terlalu membela Viona atau Estella yang terlalu sensitif, bukannya teguran atau jalan keluar, itu malah menjadi adu argumen.

“Bahkan memangnya kenapa kalau dia miskin sebelumnya? Itu bukan dosa. Kau sendiri juga tidak sekaya itu ‘kan.”

JLEB. Panah ucapan Remi benar-benar tepat sasaran. Keangkuhan Estella dengan segera tergores. Dia menatap Remi dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

“Sialan! Sudah kukatakan tadi bahwa aku tidak mengatakan hal itu, tapi orang lain.”

Remi terkejut dengan makian pada dirinya, sadar bahwa dia telah membuat marah Estella. Jadi kali ini dia sedikit melembut, dan mencoba tetap tenang.

“Iya tapi kau membuat mereka mengatakannya Este, ... aku hanya tidak ingin kau seperti itu, karena itu tidak baik. Minta maaflah pada Viona, aku—”

“STOP!” Estella mengangkat tangannya menghentikan ucapan Remi. Kekesalan akibat teror Allard, berita perceraian Victoria dan penghakiman dari Remi, membuat Estella mencapai titik batasannya.

“Este?”

“Remi, aku bilang stop! Kau tidak tuli, kan? Dengarkan aku Remi Hain. Aku tidak tahu apa yang dikatakan Viona padamu, tapi aku tidak merasa bersalah sama sekali dan menolak meminta maaf.”

“Estella!”

“YAKKK REMI!”

Teriakan Estella menarik perhatian Sean yang kamarnya paling dekat kolam. Dia melihat dari jendela dan mendapati dua remaja itu tampak bersitegang. Itu diduganya, dengan melihat gerak-gerik Estella.

Awalnya dia tidak mau pusing, namun karena beberapa nada tinggi Estella lagi, dia akhirnya keluar. Dia keluar berharap keduanya akan merasa tidak nyaman dan segera masuk ke rumah. Tapi nihil, nyatanya insting Sean tidaklah sebagus itu.

Pada saat dilihatnya Sean, Estella segera mengambil langkah menghampirinya.

Oh sial, apa yang akan dilakukan gadis sinting ini? Pikir Sean, melihat langkah penuh hentakan Estella.

Untuk menghindari masalah, Sean berbalik dan hendak masuk ke dalam kamar, tapi terlambat.

“SEAAAANNNNN!!!”

Sial! Kenapa dia memanggil namaku? batin Sean.

Dia pun berbalik kembali dengan tidak rela, mendapati Remi mencoba mengejar langkah Estella mengarah padanya. Remi tampak memohon untuk berbicara dengan kepala dingin, karena kini Estella telah mengusirnya untuk tidak dekat-dekat.

Tapi bagaimana mungkin akan Remi biarkan? Apalagi kini Estella melangkah ke arah kamar Sean saat hari sudah gelap. Hal yang tidak pernah Estella lakukan bahkan pada dirinya.

“Lepas Rem, aku bilang lepas yah!”

Remi menggeleng, menolak melepaskan tangan Estella.

“Remi, apa kau ingin aku adukan pada Kak Raphael?”

“Serah saja. Tapi aku tidak akan lepas sampai kita bicara.”

“Lepaskan.” Sebuah tangan dan nada dingin akhirnya menghentikan kedua mereka. Cengkraman kuat Sean, memaksa Remi untuk menyingkirkan tangannya dari tangan Estella.

Remi jelas tidak menerima hal ini, jadi dia menatap garang Sean. “Hei! Apa kau lupa siapa dirimu? Kau itu hanya pelayan di rumah ini jadi jangan ikut campur.”

Sean dengan tenang mengambil tempat di tengah antara Remi dan Estella. “Saya bukan pelayan rumah ini. Saya adalah pelayan dari Madam Victoria, kakak Nona Estella. Jadi saya tidak ikut campur. Saya melakukan tugas untuk melindungi Nona Estella.”

Remi melengos tak percaya. Dia menatap Estella, yang seolah-olah setuju dengan ucapan Sean. “Este?”

“Maaf Rem, kau kembali saja kita bicara besok.”

Kali ini Estella dengan sengaja menghindari Remi. Ada banyak pikiran dan rasa dibenaknya, tapi cinta bukanlah yang terutama saat ini. Dengan tanpa sadar Estella menyembunyikan dirinya di balik tubuh kekar Sean. Hal ini membuat Remi benar-benar kehilangan kata-katanya.

Tanpa mengatakan apapun lagi Remi segera berbalik dan meninggalkan area kolam renang, meninggalkan Estella bersama dengan Sean dengan tangan terkepal.

“Dia sudah pergi, anda kembalilah juga.”

Estella menggeleng. Dia melangkah ke arah kolam renang dan mendudukkan diri dengan kaki yang dicelupkan ke air. Sean mencoba memperingatkan Estella tentang kedinginan tapi tak mendapat balasan.

Sean pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya, sebelum ditahan Estella. “Duduklah disini, ayo bicara.”

“Maaf saya tidak bisa.”

“Ck, bawel. Aku bilang ayo duduk dan bicara, tidakkah kau penasaran?”

“Tidak.”

“Ini perintah.”

Mendengar adik sang majikan menggunakan pola yang sama dengan kakaknya, Sean merasakan sakit kepala hebat. Kini dia tidak memiliki pilihan selain mengikuti.

Berbeda dengan ketegangan di luar, di dalam kamarnya Victoria sudah ngik-ngik tertawa dalam sambungan telepon bersama Ursula. Tentu saja dia tak bisa melewatkan kesempatan untuk pamer, setelah resmi menyandang status janda kaya raya.

“Aku akan mengirimkan uangnya, tapi kapan barangnya akan sampai?”

~ “Tidak akan lama, itu hanya negara tetangga.” ~ Jawab Ursula dari seberang.

“Baiklah.” Dengan kesepakatan yang dibuat, Victoria dengan cepat menggeser layar ponsel dan melakukan sebuah transfer antar bank.

Kini kehidupan penjahatnya, telah resmi dimulai.

1
Blesssel
Walaupun nggak komen, jangan lupa di like, di vote di hadiah ayo apa kek terserah! biar penulis tahu ada yang nunggu update
D'nindya Idsyalona
lnjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!