NovelToon NovelToon
Jejak Sang Killer

Jejak Sang Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ari Wulandari

Ketika sebuah video mengerikan yang menampilkan mayat manusia yang disiksa dan dibunuh diunggah di internet, polisi tidak memiliki petunjuk apapun mengenai siapa sebenarnya sang pelaku. Mereka meminta bantuan Agam, seorang profiler jenius yang juga seorang profesor termuda di salah satu universitas terkemuka.
Agam menerima tantangan itu. Namun ia tidak menyangka bahwa kasus ini akan membawanya ke masa lalunya yang kelam. Adiknya, Fahmi, menghilang secara misterius beberapa tahun yang lalu, dan sampai detik ini Agam tidak pernah tahu bagaimana nasib adiknya itu.
Apakah ada kaitan antara pembunuh berdarah dingin yang mengunggah video-video maut itu dengan hilangnya Fahmi?
Demi bisa mengungkap segalanya, Agam harus berhadapan dengan kebenaran yang mengejutkan dan menakutkan, sebelum nyawanya sendiri menjadi taruhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ari Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Empat | Regret

“Yuck … mataku serasa mau melompat keluar dari tempatnya.” Detektif Han mengusap-usap kedua matanya yang mulai berdenyut perih dan juga berair. Setelah memaksakan diri untuk tetap fokus mencari daftar nama-nama orang yang hilang di antara ribuan lembar kertas laporan, pada akhirnya ia angkat tangan. “Haruskah kita melakukan ini, Seonbae? Ini sudah lebih dari sejam dan kita masih belum menemukannya. Apakah tidak sebaiknya kita bertanya langsung pada warga sekitar? Mendatangi mereka satu-satu, dan bertanya apa mereka mengenal korban atau tidak. Atau kita tunggu saja hasil laporan dari tim forensik. Mereka pasti bisa menemukan data korban dari sampel DNA nya.”

“Laporan dari tim forensik baru bisa keluar besok atau lusa. Sementara dengan mendatangi warga satu persatu, hanya akan membuat waktu kita semakin banyak yang terbuang. Dan aku tidak punya cukup waktu untuk itu semua.” tandas Agam, tanpa menolehkan sedikit pun kepalanya pada Detektif Han. Ia tetap fokus dengan berkas-berkas usang yang ada di tangannya, sambil sesekali memeriksa nama mereka di dalam database kependudukan.

“Sepertinya kau terlihat sangat terburu-buru untuk segera menangkap pelaku. Apa kejadian ini mengingatkanmu pada Fahmi?”

Gerakan Agam terhenti. Arah pandangannya mengambang nanar ke depan.

“Apa menurutmu dia adalah orang yang sama, yang menculik Fahmi?” Detektif Han kembali bertanya.

Agam menghela napas panjang. Ia tertunduk, dan kembali melanjutkan pekerjaannya sembari berkata, “Aku tidak tahu. Meski ada sedikit rasa curiga, tapi aku belum mau untuk memastikannya terlalu cepat. Meyakini sesuatu yang belum pasti, hanya akan membuat kita juga hidup dalam ketidakpastian.”

“Lagi-lagi kalimat yang puitis,” komentar Detektif Han. “Oh ya, Seonbae, apa kau sudah melihat sebuah postingan yang saat ini lagi viral? Kalau tidak salah nama akunnya adalah ‘Killer’. Aku sempat melihat postingannya sekilas. Ku pikir aku akan menontonnya nanti setelah penyelidikan hari ini selesai. Tapi saat aku mencarinya lagi, postingannya justru sudah hilang.”

“Hari ini pun si Killer itu sudah mengupload postingannya yang lain. Dan aku sempat melihatnya sebelum kau meneleponku.”

Detektif Han sontak menegakkan badannya, menaruh berkas yang dipegangnya ke atas meja, lalu buru-buru menggeser kursinya ke arah Agam. “Seonbae benar-benar sudah melihatnya? Apa isi kontennya kali ini? Sejak tadi sebenarnya aku sudah mendengar beberapa rumor mengenai postingan terbaru si Killer ini. Tapi kau tahu sendiri bukan? Di saat pikiranku sudah sangat fokus pada satu kasus, maka jangan harap aku bisa memperhatikan yang lainnya. Kata mereka Killer telah membunuh manusia. Seorang laki-laki muda yang malang. Dan ciri-cirinya sama dengan mayat laki-laki yang kita temui di jalur pendakian hari ini. Apa itu benar?”

Agam mengangguk.

“Wah, jadi itu memang benar?!” Detektif Han sedikit syok setelah mengetahui kebenaran dari rumor yang ia dengar. “Lalu mayat laki-laki itu?”

“Mereka adalah orang yang sama.”

Seketika itu juga Detektif Han menjadi lemas hingga merosot dari kursinya. “Pelakunya ternyata ada di depan mata kita ….”

“Meski begitu, kita tetap tidak bisa mengambil tindakan yang gegabah. Kalau pun memang benar, sosok Killer ini adalah pelakunya, tetap saja kita akan dimintai bukti valid yang tak terbantahkan untuk menjebloskannya ke penjara. Terlebih lagi di setiap video yang dibuatnya, Killer tidak pernah menunjukkan wajahnya. Ia juga tidak bersuara. Bahkan latar tempat videonya di buat selalu berganti-ganti. Itu artinya dia tipikal orang yang sangat hati-hati. Tapi bukan tidak mungkin ia tidak akan melakukan kesalahan. Sekecil apa pun itu, secara tidak sadar dia pasti akan melakukannya.”

“Maksudmu, kita hanya bisa menunggu si Killer sialan itu melakukan kesalahan?”

“Harusnya bukan itu yang kau tanyakan. Tapi apa yang seharusnya kita lakukan, sembari menunggunya terjatuh ke dalam kesalahannya sendiri.” Ucap Agam, membuat Detektif Han terdiam dan tenggelam dalam pemikirannya.

“Profesor Agam! Detektif Han! Aku menemukannya!” Kang Young Chul, bawahan Detektif Han sekaligus asistennya, mengibarkan beberapa lembaran kertas berwarna putih kusam dan berseru lantang sembari berlari dengan langkah lebar menghampiri keduanya. Karena saking fokusnya mencari, keduanya lupa bahwa tak hanya mereka berdua saja yang sedang susah payah mencari laporan orang hilang yang cocok dengan korban. Tapi ada Kang Young Chul juga, dan itu pun atas perintah dari Detektif Han sendiri.

“Ah, akhirnya!” Detektif Han ikutan berseru lega, melihat anak buahnya berhasil menyelesaikan tugasnya. “Coba sini, berikan padaku.”

Kang Young Chul menyerahkan lembaran hasil pencariannya pada Detektif Han. Agam turut mendekat untuk ikut melihatnya juga.

“Laki-laki ini sempat melaporkan anaknya yang hilang delapan tahun yang lalu. Tapi karena selama hampir sebulan tak ada peningkatan yang berarti, pihak dewan kepolisian pusat pun memutuskan untuk menutup kasusnya.” Urai Kang Young Chul menjelaskan. Sementara Agam dan juga Detektif Han fokus pada beberapa lembar foto anak remaja tanggung yang di selipkan di dalam berkas laporannya. “Namanya Teddy Lim. Ibunya keturunan Indonesia yang dulu bekerja sebagai pengasuh lansia, yang kemudian akhirnya menikah dengan Lim Bok Su. Ayah kandung korban.”

“Kerja yang bagus. Segera kirimkan alamat dan nomor teleponnya padaku.” Agam meraih ponsel dan kunci mobilnya dari atas meja.

Detektif Han yang meyakini bahwa Agam akan pergi mendatangi rumah orang tua korban, Teddy Lim, maka dengan gerakan kilat ia bangkit dari kursinya dan berlari mengikuti Agam.

“Seonbae, aku juga ikut. Tunggu!”

***

Agam dan Detektif Han akhirnya tiba di alamat yang dikirimkan oleh Kang Young Chul. Mereka berdua berdiri di depan pintu sebuah apartemen studio, sembari memeriksa sekali lagi bahwa nomornya sudah sesuai dengan alamat yang tertera.

Sebelumnya Agam sudah menelpon Lim Bok Su terlebih dulu. Alasannya adalah, selain memastikan keberadaannya ada di rumah, ia juga tidak ingin bahwa kedatangan mereka yang tiba-tiba dengan membawa kabar buruk mengenai putranya, malah akan memperparah keadaan sang ayah.

Saat di telepon saja Lim Bok Su tidak mempercayai ucapan Agam. Ia tidak percaya bahwa putranya yang telah menghilang delapan tahun yang lalu, telah meninggal. Lim Bok Su sampai berteriak secara terus-terusan, “Berhenti berbohong!” dan memaki Agam sebagai penipu. Sampai kemudian akhirnya Agam memberitahu bahwa dirinya adalah petugas kepolisian, seketika itu juga suara tangisan Lim Bok Su berubah jadi raungan menyedihkan yang menyayat hati. Agam bisa merasakan betapa hancur hatinya saat ini.

“Sepertinya ini benar tempatnya,” kata Agam.

“Kalau boleh jujur, hal semacam inilah yang paling ingin kuhindari. Rasanya tidak nyaman sama sekali. Membawakan kabar kematian dengan cara seperti ini, benar-benar sangat tidak mudah,” ungkap Detektif Han, menceritakan sedikit kegelisahannya.

“Itu karena kau manusia. Sudah sepatutnya merasakan hal seperti itu. Sudahlah, ayo cepat masuk.” Respon Agam dengan sikap dan wajah yang datar. Ia bukanlah orang asing jika berkenaan perihal kehilangan seseorang atau anggota keluarga dalam hidupnya. Sebab, jauh sebelum ini pun, Agam sudah pernah merasakan atau pun tinggal di bagian sudut neraka yang tergelap , sejak Fahmi menghilang.

Ding Dong.

Tok Tok Tok.

“Apa ada orang di dalam?” seru Detektif Han, sembari terus menekan bel dan mengetuk pintu secara bergantian.

Sampai akhirnya pintu terbuka, memperlihatkan seorang pria tua dengan raut wajah yang nampak lelah, mata sembab dan berkantung. Agam menduga bahwa pria itu pasti mengalami kesulitan untuk tidur belakangan ini.

“Anyeonghaseyo, kami yang menelepon Anda beberapa saat yang lalu,” Agam memberi salam dengan sopan.

“ Oh, Pak Polisi ….”

“Sebelumnya kami mohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang Anda rasakan. Saya tahu ini pasti sulit diterima … tetapi kami memiliki beberapa berita buruk untuk Anda,” kata Detektif Han, berusaha bicara sepelan mungkin.

Bahu rentan pria itu merosot lemah ke dinding pintu usai mendengar ucapan Detektif Han. Meskipun ia telah mengetahui terlebih dahulu melalui telepon tentang berita kematian anaknya, namun untuk menerima kenyataan tersebut sepenuhnya tampaknya sangat sulit.

Agam pun menyadari bahwa kilau semangat yang biasanya terlihat di mata Detektif Han, kini telah menghilang. Sorot mata yang biasanya tajam kini berubah menjadi sendu, saat ia dengan sopannya menceritakan detail insiden yang menimpa putra pria itu, Teddy Lim.

“Aigoo, putraku yang malang ….”

***

1
Kirana~
Sedikit koreksi.
Tidak boleh memegang mayat tanpa sarung tangan. Selain dapat merusak barang bukti dengan sidik jari, bisa juga tertular penyakit dari mayat.
haku gaming
reccomended bnget buat yang suka novel detektif dgn jln cerita yang beda!
love it!
haku gaming
kasian agam, kyk kena panik attack gitu gak sih?
Adam zaheer
dududu...lnjut bosq! jgn bkin penasaran sma klnjutan crtanya...
Adam zaheer
menyala professor Agam!
Adam zaheer
aku datang lagi! wah Makin seriously aja nich critanya...
haku gaming
wah jadi mkin gak sabar ma masa lalunya fahmi. cepetan lanjut thor!
haku gaming
jangan2 fahmi ini bkn sodaranya agam
haku gaming
next,next, next!
haku gaming
Rese' juga nih pak polnya./Speechless//Speechless/
Adam zaheer
seorang Agam dilawan 😂😂
Adam zaheer
Agam ma yeon woo pacaran ya?
Adam zaheer
kereen Thor! lanjut!
Adam zaheer
hahaha🤣🤣
Adam zaheer
yayyaya...ggogoo Agam!
Adam zaheer
lanjutkan Thor!
Adam zaheer
wah..kereen. ni authornya pernah jadi dokter forensik app gmn ya?
haku gaming
kali ini agak2 merinding disko bacanya. kereen! next...
haku gaming
ngeriii!! the redroom vibes
haku gaming
sy pun tak kuasa membayangkan /Puke//Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!