Steven adalah seorang CEO perusahaan besar dipaksa menikah dengan gadis desa karena Stevan menabrak calon suami wanita tersebut.
Apa yang akan dilakukannya? padahal dia sudah mempunyai tunangan dan dalam waktu dekat dia akan menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Galau ll
Rama yang mendengar ungkapan ana merasa syok, ia mengepalkan tangannya merasa sesak mengetahui ana,gadis yang ia sukai diperlakukan seperti itu, ia merasa tidak terima.
"Bang Rama, maaf selama ini aku menyembunyikan semuanya." Ana menunduk meminta maaf.
"Ana, kenapa kamu tidak minta dia melepaskan mu? padahal dia akan menikah."
"Sudah bang, tapi dia tidak mau melepas ku."
"Ba**ngan tuh orang, gue akan kasih dia pelajaran.Kamu tenang aja na,biar gue yang selesaikan." geram Rama.
"Jangan bang, bang Rama jangan nekat, biar aku yang akan menyelesaikan nya."
Rama dan via hanya diam mendengar ana,mereka akan membiarkan ana menyelesaikannya,jika Stevan yang mengubah,barulah mereka akan turun tangan.
Flashback ****of****
"Lho lagi mikirin suami lho?" tanya via.
Ana menarik nafas kasar, ia juga tidak tahu apa yang ada dipikirannya saat ini, ia bingung kenapa hati nya merasa tidak terima Stevan akan menikah,kenapa juga ia sedih.
"Entahlah Vi, aku juga bingung." jawabnya lesu.
"Lho ada perasaan dengan suamimu?" tebak via. Ana langsung menoleh mendengar perkataan via, kemudian ia memalingkan kembali wajahnya tanpa me jawab pertanyaan via.
"Jadi gue benar? lo mulai suka sama suami lo?"
Hufff..."Entah lah Vi, aku gak ngerti, aku tidak mencintainya, tapi entah kenapa aku merasa gak rela ia menikah."
"Na, lebih baik lo buang perasaan lo sama suami lo, jika tidak lho bakal terluka na, gue gak mau liat lo menderita." via mengelus lengan ana.
"Makasih ya Vi, kamu sangat perhatian sama aku." Jawab ana tersenyum, walau senyuman dengan sedikit paksaan.
Disisi lain
Stevan sedang membaca berkas berkas laporan yang diberikan Andre, namun ia tidak bisa fokus membacanya. Ia hanya membolak balik lembaran lembaran kertas itu.
"Dua hari lagi pernikahanku, tapi kenapa aku merasa berat, kenapa aku merasa tidak bahagia. Padahal dari dulu aku mendambakan pernikahan ini." Batinnya.
"Ana, kenapa kamu selalu muncul dipikiran ku?" aarrggghh.... Stevan menghempaskan tangannya dimeja, hatinya saat ini sungguh kacau, ia tidak mengerti apa yang ia rasakan saat ini, disaat pernikahan dengan sang kekasih yang sudah lama ia dambakan, dan sekarang kenapa ia merasa berat untuk menikah?
Terdengar suara pintu dibuka, Stevan langsung menoleh ternyata Andre yang datang.
"Hey bos, liat siapa yang datang. Tamu dari LA." Andre berjalan menghampiri Stevan.
Stevan menoleh melihat siapa yang dikatakan Andre, ia kaget melihat siapa yang ada didepannya saat ini.
"Saya tidak mengenalnya." Jawab Stevan cuek.
"Ternyata aku sudah dilupakan ndre" ucap pria itu tertawa dan Andre pun ikut tertawa.
Stevan berdiri dan tersenyum, ia menjabat tangan nya dan memeluk sahabatnya itu. "Bryan, gimana kabar lho?" Stevan menepuk punggung Bryan, begitupun Bryan menepuk punggung stevan melepas kerinduan mereka.
"Hey,hey,hey, kalian melupakan gue." timpal Andre.
Stevan dan Bryan merenggangkan pelukan mereka sembari tertawa. "Kapan lo pulang? kenapa gak ngabarin gue?" tanya Stevan.
"Udah lama sih sebenarnya, sudah sebulan gue pulang, yah baru ini sempat nemuin kalian." jawab Bryan.
"Ck...lo benar benar gak anggap kita sahabat lo sekarang." cibir Stevan.
"Bener banget,masa sudah sebulan pulang ke indonesia, baru ini jumpai kita, bener bener lo." Timpal Andre meninju lengan Bryan.
Bryan hanya tertawa mendengar ocehan dua sahabatnya itu.
"Sudah, calon pengantin gak baik ngomel ngomel." Ucap Bryan.
Stevan, Bryan dan Andre adalah sahabat semenjak mereka duduk di bangku SMA hingga kuliah, namun di semester lima Bryan pindah ke Amerika mengikuti orang tuanya,dan bekerja meneruskan perusahaan keluarga papa nya di Amerika, sedangkan Stevan dan andre memilih tetap di Indonesia.
"Yang sebentar lagi akan melepas masa lajangnya" Bryan meninju pelan lengan Stevan. "Bagaimana kalo kita rayakan hari terakhir Stevan melajang!" saran Bryan.
"Boleh juga." timpal Andre.
"Bagaimana stev?" tanya Bryan minta pendapat.
"Hmmm...boleh, no problem." Jawabnya tertawa.
"Bahagia banget calon pengantin," ledek Bryan, "Selamat ya, akhir nya lho sama Stella bakalan nikah juga." Sambung Bryan.
Stella adalah gadis yang disukai Stevan saat di bangku kuliah, tak hanya Stevan, banyak pria lain yang menginginkan Stella menjadi kekasihnya, siapa yang tidak tergila gila dengan gadis cantik seperti Stella, namun hanya Stevan yang bisa mencuri hati Stella.
"Makasih" jawab Stevan kaku, entah kenapa mendengar nama Stella dadanya merasa sesak, ia merasa berat menghadapi pernikahan ini.
Bryan menatap Stevan dengan senyum sinis nya, kemudian ia kembali pada ekspresi biasa. Nah, lo kapan menyusul Stevan?" sambung Bryan bertanya pada Andre.
"Gue?" tunjuknya pada diri sendiri, "Gue sudah menikah." jawab Andre menunjukkan jarinya, terdapat cincin kawin melingkar dijari manisnya.
"Benarkah?" Bryan kaget. " Waw,, ternyata banyak yang gue lewatkan soal kalian."
"Makanya, jangan terus sibuk mengejar karir." balas Andre. Mereka semua tertawa dengan obrolan mereka. Setelah merasa puas bercerita dan melepaskan rindu, Bryan pulang meninggalkan kantor Stevan.
.
.
Bersambung.
Jangan lupa tinggalkan jejak nya yah 🥰😊
happy reading 🥰
disopiri sendiri... ngurus administrasi sendiri...