NovelToon NovelToon
Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah

Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Cerai / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:193.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rositi

Hidup Aranti sudah hancur sejak 1 bulan lalu, setelah siswi kelas 2 SMA itu diperkosa oleh Davin—kakak kelasnya. Namun, Aranti harus menegakkan bahunya lantaran kejadian tersebut menghadirkan seonggok janin yang akhirnya tumbuh di dalam rahimnya.

Ketika semua orang termasuk orang tua Aranti memaksa Aranti untuk menggugurkan janinnya kemudian menganggap tidak pernah terjadi apa-apa. Demi masa depan sang janin, Aranti terpaksa menerima tanggung jawab Davin yang sangat ia benci, atas perbuatan pemuda itu kepadanya.

Setelah menikah, Aranti tinggal bersama keluarga Davin, sementara Davin melanjutkan kuliahnya di luar kota. Namun, meski orang tua Davin merupakan orang paling terpandang di desa Aranti tinggal, mereka justru memperlakukan Aranti layaknya budak. Fatalnya, kepulangan Davin tiga bulan kemudian, justru dibarengi dengan seorang wanita bernama Anggita.

“Anggita sedang hamil anakku dan aku akan menikahinya, apalagi orang tuaku sangat setuju. Jadi, jika kamu tidak suka, aku akan langsung menceraikanmu!” ucap Davin tanpa merasa bersalah sedikit pun.

Lantas, apakah kali ini Aranti masih akan bertahan di tengah kenyataannya yang berjuang sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tiga Puluh Tiga

Hari ini menjadi hari ke dua, ibu Susi dan Davin ada di Yogyakarta. Keduanya tak hanya masuk ke dalam rumah ibu Maria. Karena keduanya juga tinggal di rumah bak istana dan mereka katahui sebagai rumah Anggita sekeluarga.

Pintarnya Anggita dan orang tuanya, Davin dan ibu Susi sengaja dibawa masuk lewat jalan pintas. Jalan di mana tidak ada bingkai foto pemilik rumah. Hingga mau tidak mau, Davin dan ibu Susi yang sudah diajak ke sana, tak kuasa menuntut apa pun lagi.

“Di rumah gede begini, kok kita diberi tempat tidur sesempit ini, ya, Vin? Ini kebetulan lagi musim panas. Panas banget dan cuma modal kipas gini. Mana adem? Minimal kan AC lah, Vin!” rengek ibu Susi sibuk kipas-kipas menggunakan sobekan kardus.

Davin dan ibu Susi memang diberi satu kamar yang berisi dua tempat tidur. Namun, kamar tersebut terbilang sempit dan memang bersebelahan dengan kamar pembantu di sana.

Sambil terus kipas-kipas kemudian melongok keluar, ibu Susi berkata, “Sepertinya ini memang kamar pembantu loh, Vin! Tuh lihat saja keluar! Yang tinggal di kanan kiri, tampang pembantu semua, Vin! Tampangnya orang susah!”

Davin yang telanjur lega karena sudah dibiarkan tinggal di sana, menyikapi keluh kesah sang mama dengan cuek. Bahkan meski ia dan sang mama ditempatkan di tempat tinggal sempit. Tempat tinggal sempit yang juga Davin curigai sebagai kamar para pembantu, sejak awal ia sampai di sana.

Kini,sambil meringkuk di tempat tidur, Davin tetap asyik main game yang ada di ponselnya. Karena memang, diizinkannya tinggal di sana membuat Davin sudah bisa percaya kepada Anggita yang ia yakini kaya. Davin merasa di atas awan. Merasa sangat damai karena yakin, bersama Anggita masa dengannya akan sangat cerah.

“Siap-siap pesta pernikahan saja, Ma. Anggita dan orang tuanya sudah membuktikan kekayaan mereka. Sedangkan alasan mereka menempatkan kita di sini pasti karena mereka sedang balas dendam. Karena saat Anggita dan orang tuanya di rumah kita, sekadar makan saja enggak kita kasih!” ucap Davin tak sedikit pun terusik. Ia tetap fokus main game, meski sang mama sampai duduk di sebelah punggungnya.

“I—ini, ... maksudnya tetap kita yang siapin pesta mewahnya, Vin?” tanya ibu Susi merasa tidak rela lahir batin jika ia harus menggelar pesta mewah. Karena memang, dananya tidak ada. Kenyataan Davin yang sbelumnya terus meminta transfer menjadi alasannya. Karena sejak saat itu juga, ibu Susi kehabisan uang. Terlebih semenjak ditinggal Aranti, kedua tokonya yang menjadi pundi-pundi penghasilannya selama ini jadi sangat sepi.

“Ya iyalah Ma. Masa kita minta Anggita sama orang tuanya yang modal. Yang ada, mereka makin injek-injek kita!” balas Davin.

“Lah, injek-injek bagaimana? Memangnya kalau kita sampai bikin pesta mewah, kita mau dikasih apa, Vin?!” tanya ibu Susi kali ini mengomel.

Tentu ibu Susi tidak mau rugi. Apalagi selama ini saja, efek foya-foya dengan Anggita, ibu Susi sudah mengeluarkan uang sangat banyak.

“Kenapa juga enggak bikin di sini saja?” protes ibu Susi. “Kalau cuma bikin resepsi nikah, Anggita dan orang tuanya mah kecil. Tinggal merem ibaratnya!”

“Turuti saja lah, Ma! Minimal bersama Anggita, masa depan kita akan cerah. Andai kita enggak gelar resepsi di kampung halaman, yang ada tetangga juga jadi meragukan kekayaan Anggita!” tegas Davin masih fokus mengemudi. “Sudah, turuti saja. Toh, bagus baiknya bakalan balik ke kita!”

“Hmmm! Masalahnya modalnya dari mana, Vin?” balas ibu Susi kali ini mengeluh.

Karena ibu Susi sampai mengguncang-guncang punggung Davin, Davin memutuskan untuk menemui Anggita.

“Kita minta modalnya ke Anggita! Ayo, ... ayo!” sergah Davin sampai rela mengakhiri keasyikan dalam bermain game-nya.

“Nah, gitu dong biar adil. Masa cuma kita yang modal? Rugi bandar dong kita?!” bawel ibu Susi.

“Lagian, harusnya kamu sudah terbiasa dengan prinsip ekonomi dong, Vin. Modal sedikit mungkin, untung sebanyak mungkin!” tegas ibu Susi lagi.

Yang membuat ibu Susi maupun Davin bingung. Kenapa semua orang yang mereka yakini merupakan pembantu di sana, kompak berbondong-bondong masuk ke ruang depan. Bukan jalan pintas yang selama dua hari terakhir mereka lewati.

“Ada apa, yah, Vin? Rame-rame gitu kompakan,” bisik ibu Susi penasaran.

“Enggak tahu, Ma. Berasa mau ada acara akbar gitu. Atau mungkin, efek mereka mau menyambut kita? Mereka mau mempersiapkan pernikahanku dan Anggita?” sergah Davin dan baginya hanya kemungkinan yang baru saja ia katakan yang paling mungkin. Sebab bagi Davin, situasinya sangat mendukung.

“Minimal kan andai di sini ada pesta, ya mirip pesta pernikahan orang India, Ma! Acaranya benar-benar besar!” lanjut Davin masih saja dengan pikiran halu tingkat tingginya, tapi juga berhasil meyakinkan dang mama.

“Ya sudah, Vin! Ayo kita ikuti saja!” sergah ibu Susi sangat tidak sabar. Ia sampai menarik sebelah tangan sang putra kemudian membawanya lari.

Ibu Susi ingin segera membuktikan apa yang baru saja ia yakini bersama Davin. Keyakinan yang juga membuatnya maupun Davin terlena.

••••

Masuk ke dalam ruangan depan yang dimasuki para pembantu dan jumlahnya ada belasan orang, Davin dan ibu Susi disuguhi pemandangan yang membuat mereka makin terlena. Suasana rumah yang sangat mewah menyilaukan mata keduanya. Nuansa emas dan putih khas bangunan Eropa. Gambaran kehidupan manis jika mereka tetap bersama Anggita sungguh terpampang nyata.

“Vin, ... Vin. Itu foto-foto siapa? Bingkainya segede tembok, kok isinya orang lain? Ini kan rumah Anggita dan orang tuanya, Vin!” bisik ibu Susi heboh sambil menepuk-nepuk lengan sang putra.

Detik itu juga, Davin yang awalnya tengah silau sekaligus terpana mengawasi sekitar, langsung menoleh ke sumber yang sang mama maksud. Di foto yang besarnya dikata ibu Susi setembok, memang bukan berisi foto Anggita dan orang tuanya. Orang-orang bermata sipit dan tampak sangat elegan menjadi isi fotonya. Yang perempuan dan jumlahnya ada empat baik muda maupun tua memakai gaun yang membuat penampilan mereka memukau. Sementara para laki-laki dan jumlahnya ada lima termasuk balita, memakai jas lengkap dengan dasi. Pakaian mereka kompak seragam khas orang kaya.

Mendapati itu, baik Davin maupun sang mama jadi bertanya-tanya. Kok bisa-bisanya di rumah Anggita ada foto orang lain dan itu tidak hanya satu.

“Sebelah sana juga ada, Vin! Tuh sebelah sana juga ada! Beneran enggak ada foto Anggita maupun papa mamanya!” bisik ibu Susi makin panik.

Detik itu juga Davin langsung pusing. Karena mustahil juga rumah orang menampung foto orang lain dan jumlahnya di luar nalar. Selain itu, orang-orang yang di foto pun tidak ada yang mirip dengan Anggita maupun orang tuanya.

“Bisa-bisanya kalian ngaku-ngaku rumah ini, rumah kalian!” ucap suara wanita terdengar berat penuh amarah.

Suara barusan benar-benar sangat menakutkan melebihi suara ibu Susi ketika menghina orang. Saking menakutkannya, ibu Susi dan Davin refleks berhenti melangkah. Keduanya saling menggenggam tangan satu sama lain. Mereka dapati, di ruang sebelah dan tah kalah luas dari ruang keberadaan mereka, semuanya berkumpul.

“Ada apa, yah, Vin? Suara tadi bukan suaranya Anggita maupun mamanya!” bisik ibu Susi sambil menatap penasaran ke ruang sebelah dan dihiasi penerangan lebih terang.

1
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Firli Putrawan
yeeeey bs bc elra sm syukur athan gmn dia bs berpisah sm syukur
Dessy Sugiarti
Okey ditunggu kisah mereka...
Yasna Khaira AZzahra
belum berani AQ baca.. apalgi mala2m gini .hhii...
Rini Wulandari
oke tpi besok aj akh baca a siang horor bnget kalau bca sekarang mna MLM Jum'at lagi😆
Verawati Verawati
semangat kk di tunggu bgtt novel selanjut nya
Rusiani Ijaq
sungguh miris keluarga yg hrs nya bisa mengayomi tp justru seperti malaikat pencabut nyawa. miris betul macam tak ada otak dan imannya
Firli Putrawan
alhamdulillah bs bc sampe tamat asik d tggu judul baru cerita horor yg keren bs dpt pringkat
Rosti Yetty
mantap thorr aku tunggu novel horrornya aku suka dan juga penasaran dengan syukur. Semangat terus
Aulelie Aulelie
di tunggu kak ceritanya aku suka bgt semua novel kakak💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻👍🏾👍🏾👍🏾👍🏾👍🏾👍🏾👍🏾👍🏾😘😘😘😘😘
Dhina Ragil
😘😘😘😘😘👍👍
One's
/Drool//Drool/lanjut thor ke syukur
Anna arsal
padahal sdh yakin klu bian yg bakal jdi penerus Syam,,tp ternyata syukur..tp memang cocok,,krn syukur memang tipikal pemberani..pantas wkt athan minta syukur balas keluarga dimas dia langsung bakar, rupanya memang seorang mafia
Sugiharti Rusli
semangat, semoga perjuangannya mendapatkan hasil terbaik yah thor💪💪💪
IG : Rosit92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Enggak ditanggapin malah sama editornyaa Kak
total 1 replies
🍌 ᷢ ͩ nengnong5¹²⁰² ⠀
tetap semangat mba Ros, karya² selalu menyajikan kisah kehidupan yang memang ada di real life, semua seolah nyata..
sukses n sehat selalu mba🤗
Martha Amelia Susanti
semoga karya Author boleh lolos retensi 🙏
Sintia mau dong kak satu Sari plis
selalu kutunggu novel selanjut nya
Citra Dewi Nawang Wulan
pingin baca tapi kaya takut". hehehe
berarti kalau erla athan itu generasi ke berapa ya kak ros?
Suryani Bu
akhir yg manis ...keren ya syukur jadi pearis bos mafia , tapi memang covok si kalau syukur jadi bos mafia
Permata Diany
bahagianyaa...elra sama syukur aj kk..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!