NovelToon NovelToon
Istri Alvaro Gaza

Istri Alvaro Gaza

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Anak Kembar / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:16.8k
Nilai: 5
Nama Author: c@f

Alvaro Gaza

Perencanaan Pembunuhan.
Di suatu malam, hujan deras di sepanjang jalan, kabut mengelilingi jalan. Seorang pria berjalan sempoyongan memegang perut sebelah kiri. Darah mengalir dari balik tangannya.
Dari sisi lain beberapa preman sedang mengejarnya.
“kemana pria tadi pergi. Cepat kita harus habisi dia. Setelah itu kita akan mendapatkan bayaran atas kematian pria itu.” Ucap salah satu preman.
“bau darah pasti pria tersebut ada di sekitar sini.”ucap preman yang lain.
“cepat cari sampai ketemu.” Ucap ketua preman tersebut.
Semuanya pun berpencar mencari pria yang hendak mereka bunuh.
“dia tidak akan pergi jauh karena kita sudah membiusnya dan menusuk perutnya, dia juga sudah kehilangan banyak darah. Kalian harus menemukannya meski mayatnya saja.” ucap ketua preman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon c@f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alvaro Aden Gaza 5

Sona memeluk adiknya.

“asal kamu bahagia kakak juga akan ikut bahagia.” Ucap Sona sambil tersenyum.

“tapi ada kendala kak.” Ucap Moana melepas pelukan Sona.

“ada apa?” tanya Sona melihat ekpresi adiknya.

“Alvaro dia kecopetan saat datang kemari jadi semua datanya hilang dan karena sock dia sedikit HI (hilang ingatan)” jelas Moana.

“aku mau merawatnya.” Jawab Moana.

“lalu apa yang akan kamu lakukan?” tanya Sona.

“aku akan menikahinya namun aku bingung bagaiman dengan data dirinya?” guman Moana.

“masalah itu kakak bisa membantu asal pacarmu itu mau jujur mengatakan yang sebenarnya.” Ucap Sona.

“sipa namanya?” tanya Sona.

“Alvaro.” Jawab Moana.

Sona yang hobi dengan it segera melacak data Alvaro.

Hampir dua jam Sona mencari nama Alvaro dan gambar wajah Alvaro.

“ketemu Alvaro Aden Gaza, namun datanya tidak bisa di akses hanya menemukan ini.” Ucap Sona.

“ini cukup buat data buku nikah.” Ucap Moana.

“iya.” Jawab Sona.

“benar ulang tahunnya bulan depan tanggal 23.” Batin Moana.

“kapan kamu berencana menikah?” tanya Sona.

“lusa bisa mungkin.” Jawab Moana.

“mana bisa lusa, acara resepsinya?” tanya Sona.

“kak, sebelum Alvaro mengingat semuanya Moana mau menikah tertutup hanya kakak yang tau. Nanti setelah Alvaro ingat baru kita adakan acara resepsi. Bagaiaman menurut kakak?” tanya Moana.

“tapi ini pernikahan loh.” Ucap Sona.

“kakak.” Panggil Alvaro pada Moana.

“eh udah bangun ya. Mau makan?” tanya Moana.

“ummm.” Jawab Alvaro mengangguk.

“udah ada di meja langsung makan aja.” Jawab Moana.

“kakak lihat sendiri, kalau mau adakan resepis penikahan bukannya akan membuat Alvero tidak nyaman.” Ucap Moana.

“benar juga. Baiklah terserah dengan apa yang menurutmu baik.” Jawab Sona.

“kalau begitu kakak akan cetak profil Alvaro besok kakak kembali.” Ucap Sona.

“baik kak.” Jawab Moana mengangguk faham.

“oh iya oleh – oleh tadi aku taro di meja.” Ucap Sona sebelum pergi.

“terima kasih kakakku.” Jawab Moana sambil membentuk tanda hati dengan tangannya.

“kak dia siapa?” tanya Alvaro.

“dia kakakku.” Jawab Moana.

“oh.” Alvaro melanjutkan makannya.

“aku mau mandi dan berangkat kerja, lamunya nanti jam tiga nyalain langsung jangan nunggu gelap.” Ucap Moana.

“iya kak.” Jawab Alvero.

Setelah siap Moana berangkat ke rumah sakit.

“gawat moana.” Ucap rekan kerjanya.

“ada apa?” tanya Moana heran.

“pasien yang kamu oprasi dengan dokter Daniel sekarang dalam keadaan kritis.” Jelas rekan perawat.

“kenapa bisa? Kemarin sebelum aku pulang keadaaannya baik baik saja.” Moana segera berlari menuju ruang ICU tempat pasien di rawat.

“entah tadi pagi bu Wanda melapor ke dewan direksi.” Ucap sang rekan.

Moana tidak begitu mendengar ucapan rekannya dia hany buru – buru melihat pasienya yang seleai dia operasi.

“bagaimana?” tanya Moana kepada perawat yang sedang berada di sana.

“tidak terselamatkan. Kematian pasien pukul 09.23” Ucap sang dokter yang berusaha menyelamatkan pasien itu.

Moana terkejut dan lemas karena pasien yang dia rawat beberapa hari ini telah tiada.

“Moa, kamu di panggil direktur.” Bisik pegawai rumah sakit.

“ada apa?” tanya Moana.

“sepertinya masalah ini.” Jelas Ichad sang pegawai rumah sakit.

Ichad adalah keponakan Direktur dan menjabat sebagai asisten Direktur.

Moana berjalan mengikuti Ichat menuju ruang Direktur.

Moana masuk ke ruang Direktur di sana ada tuan Direktur dan keluarga pasien.

“oh ini orang yang membunuh putraku. Aku tidak mau tau dia harus bertanggung jawab atas kematian putraku.” Ucap sang Ayah pasien.

“sudah ku bilang aku akan membayar berapapun.” Ucap sang Ibu.

“kamu hanya dokter magang. Berani –beraninya menyentuh putraku.” Ucap sang Ayah

“tenang tuan, rumah sakit kami tidak akan melakuan sesuatu yang tidak bermoral.” Jawab Tuan Direktur.

Adu mulut di ruang Dierktur.

“tuan, Nyoya kami akan menelusuri dan mencari kebenaran tentang operasi ini, apa benar mala praktek atau kematian takdir.” Ucap Direktur.

Direktur mengisyaratkan keponakannya untuk mengajak orang tua pasien keluar.

“tuan, Nyoya kami akan menangani urusan ini. Tuan dan Nyoya silakan.” Ucap Ichad.

“apa benar kamu yang mengoprasi ini?” tanya tuan Direktur.

“benar .” jawab Moana.

“lalu apa kamu membuat kesalahan??” tanya Direktur.

“tidak pak, saya mengoprasi dengan pak Daniel tidak mungkin ada kesalahan.” Jawab Moana membela diri.

“saya akan bertanya kepada pak Daniel. Untuk sementara wakutu kamu cuti dulu sampai masalah ini selesai.” Ucap Direktur.

“tapi pak.” Keluah Moana.

“lebih baik ikuti saja apa yang saya katakan. Saya akan mencari kebenaranya. Jika kamu tidak melakukan kesalahan maka akan ada bukti yang menyatakan kamu tidak bersalah.” Ucap Direktur.

Moana pun pamit pergi.

Di rumah Alvaro sedang duduk dan bermain dengan hamster yang beberapa hari lalu di belikan oleh Moana di pasar malam.

“bagus.” Ucap Alvaro menunjuk hamster di sebuah toplses kaca.

“kamu mau??” tanya Moana.

“boleh. Aku memilikinya?” tanya Alvaro menatap dengan penuh mohohon supaya di belikan.

“baik lah. Mau yang mana?” tanya Moana.

“ini.” Ucap Alvaro.

“bagus pilih yang itu. Akhirnya terjual. Hamster ini sudah lama karena warnanya kurang bagus jadi orang tidak mau membelinya.” Batin penjual.

“ini warnanya kurang bagus.” Ucap Moana melihat hamster yang di pilih Alvaro.

“tapi aku mau ini.” Rengek Alvaro menatap hamster yang kesepian.

“ya udah yang ini ya.” Ucap Moana kepada penjual

“pacarnya ya kak?” tanya sang penjual sambil meletakkan hamster ke kotak kecil

“pacar?” jawab Alvaro menatap Moana.

“iya.” Jawab Moana segera menarik Alvaro setelah menerima hamster yang di beli.

“apa aku pacarmu kak?” tanya Alvaro dengan polos.

“kenapa kamu tidak mau berpacaran dengaku?” tanya Moana.

“ummm.” Jawab Alvaro malu malu.

“kamu benar tidak mau?” goda Moana melihat wajah memerah Alvaro.

“kalau pacaran itu seharusnya itu....” Alvaro berhenti sebelum menyelesaikan ucapannya.

“apa?” tanaya Moana penasaran.

“apa setelah itu kamu mau jadi pacar kakak?” tambah Moana.

“apa boleh?” tanya Alvaro kegirangan.

“lihat dulu apa itunya?” Moana masih penasaran.

“kalau pacaran seharusnya....” ucap Alvaro kemudian mencium pipi Moana.

“apa ini?” tanya Moana, terkejut merasakan lembut bibir Alvaro yang menempel di pipinya.

“kita sekarang pacaran.” Ucap Alvaro tersenyum bahagia.

“kamu ya.” Moana mencubit pipi Alvaro.

“dari mana kamu belaja ini?” tanya Moana.

“dari leptop kakak. Mereka bilang pacaran lalu mereka berciuman seperti ini.” Ucap Alvaro menarik tubuh Moana dan mencium bibir Moana.

Mata Moana seketika melebar karena terkejut dengan apa yang Alvaro lakukan kepadanya.

“bukannya kamu masih kecil.” Ucap Moana mendorong Alvaro.

“umur hanyalah angka kak. Dan tubuhku juga tidak kalah dengan pria dewasa lainnya.” Jawab Alvaro.

Moana segera berjalan karena malu.

“ingat Moa dia itu pikirannya masih anak – anak mesku tubuhnya bagus tapi dia belum dewasa.” Batin Moana.

Alvaro tersenyum mendengar sudara batin Moana.

“tidak apa kak jika aku makan banyak pasti aku cepat dewasa.” Ucap Alvaro mengandeng tangan Moana yang membawa kotak hamster.

“kamu ngomong apa sih. Udah kan mainnya kita pulang ya.” Ucap Moana.

“umm.” Alvaro mengangguh faham.

Kembali ke masa sekarang Alvaro masih menatap Hamsternya.

“eh, kenapa kamu melamun?” tanya sang Hamster.

“apa kamu bisa bicara?” tanya Alvaro tekejut.

“iya tapi hanya kamu yang bisa mendengarkan aku berbicara.” Ucap sang Hamster.

“namaku Han.” Tuan Hamster memperkenalkan diri.

Alvaro masih terkejut ekspresi terkejutnya terlihat sangat imut.

“apa yang kamu lakukan?” tanya Moana melihat Alvaro dengan wajah terkejut.

“kakak hamsternya bisa bicara.” Jelas Alvaro.

“mana ada hamster bicara.” Jawab Moana yang sedang kacau. Karena di berhentikan sementara oleh pihak rumah sakit.

“hey sudah ku bilang hanya kamu yang bisa mendengarkan ucapanku.” Ucap Han.

“dengar kak dia berbicara.” Ucap Alvaro menunjukkan kepada Moana kalau Hamsternya bisa berbicara.

“ngomong apa sih kamu. Udah aku pusing aku mau istirahat.” Ucap Moana kemudia pergi ke kamar.

“ada apa dengan kakak kenapa dia terlihat tidak baik – baik saja.” guman Alvaro.

Alvaro melihat Moana berjalan menuju kamar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!