Istri Alvaro Gaza
Perencanaan Pembunuhan.
Di suatu malam, hujan deras di sepanjang jalan, kabut mengelilingi jalan. Seorang pria berjalan sempoyongan memegang perut sebelah kiri. Darah mengalir dari balik tangannya.
Dari sisi lain beberapa preman sedang mengejarnya.
“kemana pria tadi pergi. Cepat kita harus habisi dia. Setelah itu kita akan mendapatkan bayaran atas kematian pria itu.” Ucap salah satu preman.
“bau darah pasti pria tersebut ada di sekitar sini.”ucap preman yang lain.
“cepat cari sampai ketemu.” Ucap ketua preman tersebut.
Semuanya pun berpencar mencari pria yang hendak mereka bunuh.
“dia tidak akan pergi jauh karena kita sudah membiusnya dan menusuk perutnya, dia juga sudah kehilangan banyak darah. Kalian harus menemukannya meski mayatnya saja.” ucap ketua preman.
“bos, dia adalah tuan muda ke dua. Apa kita benar benar menghabisinya?” tanya salah satu pereman.
“tentu ssaja tuan pertama meminta kita untuk menghabisinya dan akan membayar dengan jumlah banyak.” Jawab sang pemimpin.
“boss aku pernah dengar rumor kalau tuan muda kedua ini dia itu orang hebat dan....” belum selesai sang bawahan menjelaskan.
“kamu ini jangan banyak bicar. Kerja ya kerja nanti kita di bayar.” Potong sang ketua preman.
Mereka pun melanjutkan pencarian.
Alvaro Aden Gaza tuan muda kedua dari keluarga Gaza. Keluarga yang terkenal dengan kekayaan turun temurun dari nenek moyangnya.
Kakak pertamanya Gardana Melvian Gaza. Seorang pengusaha sukses yang sudah menjadi wakil direktur peruahaan Gaza yang di pimpin ayahnya tuan Arsendra Gaza.
Karena Alvaro Aden Gaza lahir perempuan lain sehingga, Dana sangat membenci adiknya.
Di sisi lain Alvaro yang mengenakan kemeja putih dan jas hitam. Sekarang kemaja berwarna merah karena terlumuri oleh darah yang terus mengalir keluar dari luka tusukan yang di dapat.
“sial aku sudah tidak bertenaga untuk berjalan.” Guman pria tersebut. Sambil berjalan perlahan.
Ciiiiit suara rem mobil. Seorang gadis yang mengendarai mobil langsung menghentikan mobilnya. Dan pria itu pingsang di hadapan mobil sang gadis.
“tidak – tidak, apa aku menabarak orang?” guman gadi itu panik.
Allee Moana Rei gadis yang baru lulus kuliah juruan kedokteran umum dan sedang magang di rumah sakit besar Meiren.
Moa segera turun dari mobil melihat keadaan pria yang dia tambrak.
“eh jaraknya sangat jauh dari mobilku dia tidak tertabark.” Guman Moa.
“tuan tuan, apa kau baik baik saja? aku tidak menabrakmu kan?” tanya Moa mencoba membangunkan pria yang tergeletak di janan di depan mobilnya.
“dia tidak menjawab apa jangan jangan gagal jantung.” Moa segera membalik tubuh pria tersebut dan hendak memberikan pertolongan pertama. Namun Moa di kejutkan dengan darah yang membanjiri pria tersebut.
“apa dia preman?” guman Moa.
Moa mengecek keadaan pria tersebut.
“untung masih bernafas. Dia pingsan karena mengeluarkan banyak darah.” Ucap Moa.
Moa segera membopong pria itu masuk ke dalam mobilnya.
“astaga mimpi apa aku semalam. Sehingga mendapat musibah.” Guman Moa.
Moa bergegas membawa pria tersebut hendak menuju rumah sakit.
“tuan tuan apa kau baik – baik saja?” tanya Moa melihat Alvaro yang membuka matanya.
“siapa kau?” tanya Alvaro.
“aku penolongmu.” Ucap Moa.
“tuan siapa namamu dan dimana alamatmu?” tanya Moa.
Namun tidak ada jawaban dari Alvaro.
“apa dia pingsan.” Batin Moa semakin panik.
“tunggu kalau dia benar – benar preman dan kemudian aku membawanya ke rumah sakit dan di selidiki bukannya aku juga akan dapat masalah. Sebaiknya dia aku bawa pulang dan ku obati di rumah. Kalau aku tidak sanggup baru aku bawa ke rumah sakit.” Batin Moa menancap gas mobil dengan kencang.
“bagimana? Apa kalian sudah menemukan adikku?” tanya Dana kepada preman yang dia bayar.
“maaf tuan seprtinya tuan muda ke dua lolos.” Jawab preman sambil gemetar.
“bodoh kalian semua. Hanya mengangkap satu pria saja tidak mampu.” Ucap Dana kesal.
“tapi tenang tuan mungkin besok akan ada berita orang mati karena tadi sebelum tuan keuda kabur lukanya sangat para dan kemungkinan tidak selamat.” Ucap ketua preman.
“sebelum aku melihat mayatnya aku tidak bisa tenang. Kalian harus mencari sampai ketemu meski sudah membusuk.” Ucap Dana. Setelah selesai dengan kata – katanya Dana segera meminta supir untuk pergi meninggalkan sekumpulan preman – preman tersebut.
Di rumah Moa.
“untung kakak udah pindah ke kos jadi di rumah tidak ada orang.” Ucap Moa sambil membopong Alvaro kedalam.
Moa segera membawa Alvaro ke kamar kakaknya dan segera mengambil peralatan medisnya.
Moa mulai dengan mengecek keadaan Alvaro kemudian memasang infus.
“apa dia benar – benar preman.”guman Moa melihat luka tusuk di tubuh pria yang dia temukan.
Tanpa pikir panjang Moa segera menyobek kemeja Alvaro untuk memastikan bahwa tidak ada luka lain.
“gila ini, apa dia benar – benar preman. Tubuhnya sangat kekar.” Guman Moa. Setelah memastikan tidak ada luka lagi, Moa menutupi dada Alvaro dengan kain.
Moa kemudian membersihka luka Alvaro lalu menjahit dengan perlahan. Moa ahli bidang bedah saraf sehingga dia cukup lihai dalam pekerjaannya.
Di sisi lain.
Tuan Arsendra Gaza yang sedang duduk di ruang tengah, menunggu kedua putranya pulang.
“Dana.” Panggil tuan Arsen pada putra pertamanya.
“iya pa.” Jawab Dana berjalan masuk.
“di mana adikmu?”tanya tuan Arsen.
“Mana Dana tau. Papa telfon sendiri.” Ucap Dana kesal mendengar papanya yang selalu menanyakan keadaan adiknya kepadanya.
“dasar anak ini.” Guman tuan Arsen.
“hallo. Varo kamu di mana?” tanya tuan Arsen setelah nomor Alvaro bisa di hubungi.
“maaf tuan, ini ponselnya saya menemukan di jalan tergeletak.” Jawab sang penerima telfon.
“apa. Baiklah tolong kirim lokasinya saya akan kesana.” Ucap tuan Arsen.
“baik tuan.” Wanita tersebut mematikan panggilan. Melihat wallpeapr foto Alvaro.
“dia sangat tampan.” Ucap wanita tersebut.
Di sisi Moa.
Alvaro tersadar namun padangannya buram. Melihat seorang gadis yang berada di hadapannya. Alvaro hendak berbicara namun dia tidak mampu membuka mulutnya.
“apa dia tidak memberi bisu. Tusukannya sangat sakit.” Batin Alvaro karena terbangun oleh rasa sakit jahitan.
Karena tidak tahan dengan sakitnya Alvaro kembali pingsan.
“akhirnya selesai juga.” Ucap Moa membalut luka Alvaro dengan kasa bersih wajahnya penuh dengan kringat yang bercucuran.
“tinggal memantau keadaanya nanti. Jangan sampai demam.” Ucap Moa. Moa pun pergi membereskan barang – barangnya. Kemudian membersihkan diri.
“semoga saja dia besok sadar dan aku bisa mengirimnya kembali ke keluarganya.” Guman Moa sambil mandi.
“nona apa kau tidak tau di mana pemilik ponsel ini?” tanya tuan Arsen.
“tidak tuan, saya hanya menemukan ponselnya yang tergeletak.” Jawab Linda.
“baiklah kalau begitu terima kasih. Ini sedikit rasa terima kasih saya.” Tuan Arsen memberikan uang kepada Linda.
“tidak prlu tuan, saya hanya menemukan ponsel dan kewajiban saya mengembalikannya.” Ucap Linda menolak.
Namun tuan Arsen tetap memaksa akhirnya Linda menerima uang yang di berikan oleh tuan Arsen.
“akhirnya hari ini telah usai aku lelah.” Guman Moa sambil mengeringkan rambutnya.
“setelah ini aku akan melihat keadaan pria tersebut dan kemudian pergi tidur.” Ucap Moa.
Moa berjalan menuju kamar kakaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments