NovelToon NovelToon
Diam-diam Cinta

Diam-diam Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: SariAdja

#Saquel : Gairah Sang Konglomerat

Baca dulu Gairah Sang Konglomerat !!

Tentang Dirga yang hatinya untuk Rosalin tetapi tubuhnya menginginkan Tiara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariAdja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Sore ini Tiara baru selesai mencuci piring. Seperti karyawan baru pada umumnya, di satu minggu pertama pekerjaan wajib yang harus ia kerjakan adalah pekerjaan terberat di dapur.

Seminggu yang sangat melelahkan, untung saja ada Vida yang membantu mengerjakan tugas kuliah.

“Sudah belum?” tanya Febi yang merupakan kepala koki. Ia menandai Tiara karena cara kerjanya yang lamban. Alasan kedua karena Tiara lebih cantik dan lebih muda darinya.

“Sudah Bu!” jawab Tiara mengakhiri kegiatannya dengan mengeringkan kedua tangannya yang basah.

“Apa pekerjaan ini terlalu berat untukmu Tiara?” tanya sang kepala koki. Mengamati wajah Tiara dengan kening yang basah oleh keringat.

“Lumayan Bu,” jawabnya menunduk lebih dalam.

“Jangan panggil Bu, panggil aku Mbak!” serunya. Panggilan Bu membuat Febi marah.

“Iya Mbak! Ada lagi yang bisa aku lakukan?” tanya Tiara.

“Bersihkan kamar mandi! Sepuluh menit lagi, kembali ke pantry, ada briefing sebelum tamu VVIP datang!” titah Febi memberikan tambahan pekerjaan untuk Tiara.

“Bisakah aku istirahat sebentar!” pinta Tiara seraya mengusap keningnya dengan keringat.

“Tidak bisa Tiara, kalau kamu manja seperti ini banyak pekerjaan yang akan delay dan kamu bisa pulang terlambat!” sahut Febi. “Jangan mengeluh daan lakukanlah, kamu masih training kalau kamu terus membantah aku tidak akan memperpanjang kontrak kerjamu! Nasibmu di tanganku!” Sang kepala koki menunjukkan kuasanya.

“Baik!” Tiara menunduk dan segera pergi ke toilet, tidak lupa membawa ember dan alat pel.

Tiara mulai membersihkan toilet yang berada di samping dapur.

“Ssssttt … Sssst …,” desis Tini di belakang Tiara.

“Apa?” bisik Tiara.

“Aku bantu,” tawar salah satu temannya yang lain. Tini juga masuk kerja di hari yang sama dengan Tiara, tetapi kepala koki memperlakukannya biasa saja. Tidak memperlakukannya seperti Tiara, hampir selama delapan jam kerja ia tidak perbolehkan istirahat.

“Jangan!” tolak Tiara. “Kamu kembali saja ke dapur, nanti Mbak Febi marah!” pintanya. Tini terlihat lebih muda dan lebih penakut, satu teriakan dari sang kepala koki. Tiara tidak ingin, dia dimarahi.

“Baik!” Tini menurut, lalu Tiara menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, setelah itu ia baru akan kembali ke dapur.

Sementara itu semua karyawan sudah berkumpul menanti kehadiran tamu VVIP.

“Febi apa semua karyawan sudah berkumpul?” tanya Pak Darno yang merupakan mananjer cabang yang memberitahu Febi bahwa sore ini ada tamu VVIP yang yang sudah membooking Kafe ADC selama dua jam ke depan.

“Sudah semua Pak!” sahutnya dengan suara lantang.

“Pak Dirga, semua karyawan sudah berkumpul sesuai keinginan Anda,” ucap Pak Darno menunduk hormat. Sang pemilik Kafe, meminta Pak Darno melayani tamu VVIP hari ini dengan sempurna. Kalau bisa, berkesan dan tidak ada kekurangan sama sekali.

Dirga berdiri dan mulai mengamati semua karyawan, di baris pertama tidak ada Tiara. Pun begitu di baris kedua. Tiara tidak ada di sana.

“Tiara tidak ada di sini,” bisiknya pada Tomi yang berdiri di sebelahnya.

“Iya, Tuan! Nona, tidak ada!” sahutnya.

“Apa benar semua karyawan sudah berkumpul di sini?” Tomi mengeraskan suaranya, menambah ketegangan suasana di sana.

Tap.

Tap.

Tap.

Terdengar suara langkah kaki pelan. Tiara berjalan pelan seraya menundukkan kepala, tidak tahu bahwa Dirga sudah menunggunya. Berdiri dengan jarak sekitar 10 meter darinya.

“Sialan Tiara!” umpat Febi pelan, tetapi Tomi dan Dirga mendengarnya. “Maaf Pak, itu karyawan baru namanya Tiara, aku sengaja memberikannya tambahan pekerjaan untuk mendisiplinkannya.”

Dirga mendengus kesal. Ia terlihat marah. Ia memperhatikan Tiara dan sang istri terlihat sangat lelah. Baju hitam putih, seragam kerjanya tampak lusuh. Ia semakin meradang melihat ada luka di jari telunjuk wanitanya.

“Tiara! Cepat kemari!” teriak Febi. Ia benar-benar tidak ingin kredibilitasnya turun karena ulah karyawan baru.

Teriakan itu mengejutkan Tiara, ia segera berlari dan menghampiri Febi.

“Maaf, Mbak!” lirihnya.

“Dari mana saja kamu, lelet banget! Kamu mau aku hukum lagi!” ancamnya.

Tiara menunduk lebih dalam.

Tomi yang melihat adegan itu ingin memarahi Febi, tetapi Dirga mencegahnya. Ia menarik tangan Tomi. “Aku saja!” ujar Dirga.

“Febi aku ingin kamu segera minta maaf pada Tiara atau kamu akan kehilangan pekerjaanmu!” tawar Dirga, benar-benar tidak suka melihat Tiara di bentak di hadapannya.

“Tapi, Pak!” protes Febi tidak terima.

Pak Darno selaku atasan Febi menyuruhnya, agar minta maaf.

“Tiara aku minta maaf!” ucapnya terpaksa. Tiara mengangguk dan melirik ke arah Tomi, menahan diri untuk tidak melihat Dirga.

“Pak Darno, saya hanya ingin dilayani oleh Tiara!” pinta Dirga.

Tiara menggelengkan kepala cepat.

“Maaf Pak, tapi Tiara masih baru, dia masih belajar, biar karyawan yang lain yang sudah senior,” usul Pak Darno.

“Saya bukan hanya sudah membooking kafe ini, tapi saya sudah membelinya! Sejak siang tadi, kafe ini sudah beralih pemilik!” jelas Dirga, tidak memikirkan berapa uang yang telah ia keluarkan hanya untuk membuat Tiara tunduk.

“Apa?” lirih Febi melongo.

“Selain Tiara, silakan kembali ke dapur!” titah Pak Darno. Ia bergerak ke samping Tiara. “Dia pemilik Kafe yang baru, jangan membuat kesalahan!” bisiknya pada karyawan baru yang hanya beberapa kali dilihatnya.

“Baik, Pak!”

Tiara mengatupkan bibirnya, dan masih enggan menatap Dirga. Sementara Tomi masih bertanya-tanya kesalahan apa yang diperbuat sang bos, hingga Tiara tidak mau melihatnya seperti itu.

“Pak Dirga, berikut adalah menu makan dan minuman, apa yang harus kami hidangkan untuk Anda?” tawar Tiara. Masih menghindari tatapan mata Dirga.

Karyawan yang lain, termasuk Pak Darno menyaksikan dari dapur. Harap-harap cemas, berharap Tiara tidak membuat kesalahan.

“Saya tidak ingin makan apa-apa!” jawab Dirga. Tomi memilih pergi memberikan privasi bagi Dirga untuk bicara berdua dengan istrinya.

“Bagaimana dengan minumannya Pak, kami memiliki varian baru untuk minuman kopi, ada robusta dan Arabica dari Temanggung, ada …,” ucapan Tiara terhenti.

“Saya tidak ingin minum, saya hanya ingin kamu duduk di sini Tiara!” titah Dirga.

Tiara menurut dan duduk di hadapan Dirga.

“Kenapa Kamu pulang terlebih dahulu! Kanapa kamu kabur! Kenapa kamu menghindari ku Tiara!” tanya Dirga.

“Tidak ada yang perlu di jelaskan, Anda sudah sembuh dan secepatnya pernikahan kontrak ini harus segera di akhiri!” sahut Tiara. Melihat ke arah lain, kadang menunduk karena tidaka ingin membalas tatapan mata sang suami. Ya, saat ini Dirga masih sah menjadi suaminya.

“Berani sekali kau Tiara! Pulanglah bersamaku dan masih banyak yang harus kita bicarakan!” perintah Dirga. Tidak ingin dibantah.

“Tidak Tuan! Aku sudah bekerja di sini, aku lebih baik bekerja di sini dari pada pulang ke rumah Anda!” jawabnya tanpa rasa takut. Dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan Tiara akin bisa segera melupakan Dirga dan semua luka yang sudah pernah ditorehkan pria itu.

“Berani sekali kau!” Dirga yang semula berniat menjinakkan Tiara kembali meradang. Bagaimana bisa ia punya keberanian untuk menolaknya..

“Jika sudah tidak ada yang ingin Anda bicarakan saya akan segera kembali ke dapur! Masih banyak pekerjaan yang harus saya lakukan!” kilah Tiara. Ingin segera pergi dari hadapan Dirga.

Dirga meraih dagu Tiara. Menuntun, agar berada lurus dan sejajar agar pandangan mereka bertemu. “Apa aku tidak salah dengar Tiara! Kafe ini sudah menjadi milikku, aku bisa memecat mu kapan saja! Tapi kamu masih berani mengacuhkan ku!” protes Dirga. Ia melirik ke jari telunjuk Tiara, ada luka sayatan mungkin terkena pisau. Dirga meneguk saliva. Wanita yang sangat ia pedulikan ingin sekali menghindarinya.

“Tuan, aku tidak bisa pulang saat ini!” tegas Tiara, tidak berniat pulang ke rumah Dirga. Dalam waktu dekat atau dalam jangka waktu yang lama. “Beri saya libur Tuan,” dalihnya.

“Aku ini masih suamimu Tiara! Dan ini perintah!” mendengus kesal karena marah.

“Sampaikan maafku pada Mama, aku tidak bisa pulang saat ini! Aku masih ingin bekerja! Kalau Anda masih memaksa saya untuk pulang, saya benar-benar tidak ingin pulang lagi!” ucap Tiara.

“Jadi kapan kamu mau pulang ke rumah! Kamu tidak lupa dengan kontrak pernikahan dan semua kewajibanmu kan!” Dirga mencoba bersabar, mengikuti scenario dari Tiara.

“Satu bulan! Beri aku waktu libur satu bulan!” pintanya.

“Tidak! Satu minggu lagi!”

“Baik, satu minggu lagi aku akan pulang ke rumah, Tuan!” tegas Tiara.

“Baiklah! Aku setuju!”

“Tapi, selama satu minggu ini aku harap Anda tidak datang ke sini untuk menemui ku!” Tiara mengajukan syarat.

“Lalu apalagi,” Dirga mencoba menuruti Tiara. Sudah lelah ia mencari, dia hanya perlu membujuk Tiara agar mau pulang ke rumah.

“Sudah itu saja Tuan!”

“Baik, Deal, kalau kamu mengingkarinya kamu tahukan konsekuensi apa yang akan kamu dapat!” Dirga menatap dalam. Ia sungguh merindukan Tiara, tetapi ia menahan diri untuk tidak mengutarakannya.

“Iya Tuan, saya tahu, saya tidak akan mengingkarinya! Asal Anda juga tidak menemui saya!” pintanya.

Dengan berat hati Dirga mengangguk setuju. Sekali lagi ia mengamati Tiara. “Ini,” Dirga memberikan plester untuk menutup luka di jari telunjuk Tiara.

1
SariAdja
Ayok di baca
dika edsel
bagus thor..aku suka ceritanya, gk berbelit-belit sat set das des..!! tiara yg lemah lembut baik hati vs dirga yg kaya raya dan gengsinya selangit..,sukses ya thor semangat..!!!
dika edsel
yasalam..,semoga perkataan mu yg terakhir itu didengar oleh tiara..heran gk jelas nih abang2 kyk bunglon ye kelakuannya..., setelah ini apakah dirga akan menyanyi kalau sudah tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga..
Laila Isabella
ngaku aja deh tuan dirga kalau udh jatuh cinta..😍😍
dika edsel
hadeeeh abang dirga ini sok2an dingin ye pdhl dia ingin...?? namanya juga diam2 cinta ya gengsi dong mau ngungkapin bner gk bang?? yok lebih digedein lagi gengsinya bang..
Laila Isabella
sudah mampir di sini thor..🤭🤭
SariAdja: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!