NovelToon NovelToon
Cintaku Ditukar Siswi Kembar

Cintaku Ditukar Siswi Kembar

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Terpaksa Menikahi Murid
Popularitas:64.6k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

"Pergi kamu dari rumah" Usir Bianca, ibu tiri Sarah. Begitulah, Sarah terpaksa pergi dari rumah sendiri. Bukan hanya Bianca yang kejam, tetapi adik tiri Sarah pun selalu mengganggu hubungan percintaan Sarah dengan Rafi sang guru SMK di sekolah.

Di tengah perjalanan, Sarah bertemu dengan gadis tengil yang bernama Salma. Wajah Sarah dengan Salma mempunyai kemiripan 100 persen. Namun, jika Sarah wajahnya glowing, Salma berwajah kusam.

Rupanya, Salma pun kabur dari rumah lantaran menolak ketika dipaksa menikah dengan guru matematika yang bernama Haris. Salma lantas mempunyai ide gila, mengajak Sarah tukar tempat. Tukar tempat, itu artinya Sarah sudah siap menggantikan Salma menikah dengan Haris.

"Bagaimana kisah selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cintaku Ditukar Siswi Kembar. Bab 5

"Sarah... ayo bareng" Ucap seorang pria hendak membuka helm. Namun, Salma tidak menyadari jika pria tersebut memanggil namanya. Selain lupa nama Sarah, Salma tengah menunduk asik dengan handphone di tangan.

"Sarah..." Pria yang sudah membuka helm itu mengulangi.

"Apa, loe manggil gue?" Dahi Salma berkerut, mengamati pria dewasa di depanya. Rupanya dia benar-benar lupa jika tukar nama dengan Sarah.

"Kamu kenapa Sarah?" Pria yang di atas motor pun menatap Salma bingung. Mana mungkin Sarah tidak mengenalnya. Lagi pula wajah Sarah tidak seperti biasanya. Sang kekasih jika dipandang menyenangkan. Mendengar tutur katanya yang lembut membuat pria itu meleleh.

Tidak biasanya pula Sarah memanggilnya loe, apa lagi sambil mengulum permen karet. Mulutnya tertutup dengan balon, meninggalkan kesan tidak sopan. "Ya Allah... segitu setresnya kekasihku. Karena perlakuan ibu tirinya," pria yang tak lain adalah Rafi itu berspekulasi.

"Kenapa pria ini, lihatin gue terus?" Salma pun bertanya dalam hati. "Astagfirullah... ini kan pria yang di foto itu," Batinya berkecamuk. Segera ambil langkah seribu agar Rafi tidak curiga.

"Maaf Mas... aku pusing... barusan diomeli," Adu Salma, pura-pura memelas. Padahal baginya, Omelan ibu tirinya masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Salma memandangi Rapi lekat-lekat. "Jadi ini kekasih Sarah? Tampan juga, baik lagi, daripada Haris, guru kiler, angkuh, menyebalkan." Batin Salma.

"Aku mengerti Sarah, ayo naik. Nanti keburu Rania menyusul kamu lagi," Rafi membujuknya.

Tanpa ragu, Salma naik ke atas motor Rafi. Bagi Salma berboncengan dengan pria seperti ini sudah biasa.

"Pegangan" Rafi segera mengenakan helm. Wajah tampan yang tersembunyi di dalam helm tersebut, tersenyum bahagia. Selama ini mengajak Sarah berboncengan susah sekali. Tetapi pagi ini, mengiyakan tanpa ragu.

"Masih setengah tujuh, bagaimana kalau kita sarapan di warung depan sana," Rafi ambil kesempatan, berharap Sarah tidak menolak.

"Boleh juga Mas," Salma tentu mengangguk cepat, karena pagi ini belum sarapan. Tadi subuh dibangunkan agar membuat nasi goreng tetapi malas. Jika memasak untuk mamanya sendiri, seburuk-buruknya Salma masih mau. Tetapi untuk mama dan adik tiri Sarah. Oh tidak. Sebab, menurut cerita Sarah, walaupun sudah capek memasak. Minta imbalan sepiring nasi pun harus mencuci setumpuk pakaian tanpa mesin cuci.

Rafi parkir motor di depan warung makan sederhana, tanpa berkata-kata mengait jemari Salma mengajaknya masuk.

Salma terkejut, hampir menghempas tangan Rafi, tetapi dia segera sadar jika ini bagian dari sandirawara. Selama ini memang kebanyakan teman-temannya pria, tetapi jika mereka berani pegang-pegang bisa-bisa dia tendang.

Di meja paling pinggir mereka duduk di kursi plastik. Jika Salma memesan omled mie instan, Rafi memesan bubur. Sambil menunggu pesanan, Rafi melirik Salma yang tengah senyum-senyum mantengin handphone.

"Kamu sudah dapat kiriman handphone dari Papa kamu?" Sudah berapa kali Rafi menawarkan handphone agar memudahkan dirinya untuk berkomunikasi, tetapi Sarah beralasan menunggu kiriman papa.

"Sudah lama," Jawab Salma cuek.

"Sudah lama?" Rafi kaget, punya handphone sudah lama, tetapi mengapa ketika dia minta nomor tidak pernah dikasih.

"Oh maksudnya kemarin. Iya kemarin... hihihi... lupa," Salma cekikikan hanya untuk mengusir rasa gugup.

Rafi lantas diam, sesekali menoleh Salma. Dia kesal, momen seperti ini yang selalu ditunggu-tunggu, tetapi rupanya Sarah tidak menggunakan kesempatan ini dengan baik. Menyibukkan jempol entah apa yang diketik.

Satu mangkok bubur dan satu gulungan omled sudah tersedia di hadapan mereka. Rafi segera makan, tetapi Salma masih asik dengan handphone.

"Sarah... simpan dulu handphone kamu, cepat sarapan. Nanti terlambat," Rafi mencoba untuk bersabar.

"Oh iya, makanannya sudah datang," Salma tertawa.

Tidak menanggapi lagi, Rafi segera menyuap bubur. Pandanganya tertuju pada omled di piring Salma. Belum ada lima menit sudah tidak ada. Lalu melirik Salma, tampak pipinya menggelembung penuh dengan omled. Bahkan menelan pun sampai mendelik.

Rafi menarik napas berat, menyugar rambutnya ke belakang. Kenapa dengan sarah? Segera dia ambil teh hangat memberikan kepada Salma. "Minum" titahnya. Melihat gaya makan Salma sebenarnya sudah malas untuk melanjutkan makan, tetapi jika tidak dihabiskan tentu saja mubazir.

"Terimakasih," Jawab Salma, dengan mulut penuh. Lalu menyeruput teh sedikit. Ya. Sarah memang putri Asyima, wanita berkelas. Tetapi Salma tidak pernah belajar cara makan yang benar. Sebagai single parent, Asyima sibuk mencari uang di luar, berangkat ketika Salma belum bangun, dan pulang ketika Salma sudah tidur.

"Sudah?" Rafi menyingkap kemeja, melihat arloji di pergelangan tangan. Pagi ini tentu tidak banyak waktu lagi untuk berduaan.

"Ayo" Salma pun beranjak menggendong ransel berwarna hitam, sambil menggigit handphone. Ia tidak menyadari jika Rafi melihat tingkahnya. Namun begitu, Rafi memaklumi, mungkin saja Sarah sedang senang-senangnya mempunyai hp baru.

Pandangan Rafi beralih pada minuman Salma, teh hangat kesukaan Sarah hanya diminum sedikit. "Teh kamu tidak dihabiskan Sar?" Tanyanya kemudian.

"Aku tidak suka teh Mas," Jawab Salma sambil berlalu.

Rafi memandangi Salma dari belakang. Tidak suka teh? Sejak kapan, Sarah tidak suka teh? Selama setahun mengenal Sarah, Rafi tahu apa yang pacarnya suka, dan tidak dia suka. Tetapi ya sudahlah, Rafi segera menyusul. Bersama Salma kurang lebih 30 menit, Rafi dibingungkan dengan banyak hal. Kebiasaan Sarah jelas tidak demikian.

"Kalau lagi naik motor, handphone sebaiknya jangan kamu pegang Sarah," Rafi yang sudah menyalakan motor mengingatkan.

"Tenang saja Mas, ada yang berani macam-macam sama gue... tendang," Jawabnya sambil menggerakkan kaki.

"Hup..." Merasa Rafi menatapnya bingung. Salma menutup mulut dengan telapak tangan karena keceplosan. Menjadi orang lain itu ternyata berat baginya. Tidak ada bedanya seperti mengerjakan soal matematika yang membuat kepalanya mau pecah.

"Sudahlah..." Rafi starter motor, terasa berat bagian belakang, kemudian melesat pergi. Kira-kira beberapa meter dari sekolah, ia berhenti.

"Kamu mau turun disini apa di depan?" Rafi ingat jika Sarah tidak mau hubungannya dengan dirinya diketahui teman-temannya.

"Di sini saja," Salma pun akhirnya turun. Sebelum Rafi melanjutkan perjalanan mendekatkan telapak tangannya ke arah Salma.

"Ngapain?" Dahi Salma berkerut.

"Salim dong... jika tadi kita sebagai kekasih. Saat ini aku gurumu," Rafi terkekeh. Salma menuruti perintah Rafi, yakni mencium punggung tangannya. Lagi-lagi Salma kaget merasa kepalanya diusap, tetapi kendaraan Rafi sudah menjauh.

"Haduuhh... Jangan-jangan... Sarah suka dipegang-pegang begini," Monolognnya, lalu melanjutkan perjalanan.

Gedung berlantai tiga, sudah banyak murid-murid di sana. Itulah sekolah Kartini. SMK negeri di mana Salma menggantikan Sarah. Tidak ada yang dia kenal walaupun berpapasan dengan anak-anak, tetapi Salma melangkah percaya diri. Ada juga satu dua siswa siswi yang menegur, Salma hanya tersenyum.

"Sarah... tumben sih... loe kesiangan?" Tanya Mela sahabat Sarah, sudah menunggu di depan kelas.

Salma tersenyum, walaupun belum mengenal Mela, tetapi sudah diberi tahu Sarah, tentang ciri-ciri sahabatnya. "Biasa... gue nyuci dulu." Jawabnya sambil berjalan. Dua tangannya memegang sisi tali ransel cara berjalannya tidak ada anggun-anggunya sama sekali. Tentu berbeda dengan Sarah sahabatnya. Bukan hanya Rafi yang merasa aneh, tetapi Mela pun sama.

"Sarah... tumben sih? Loe ngomongnya loe gue?" Cecar Mela, mengikuti langkah Salma yang masih bingung mencari meja.

"Kan loe yang ajarin," Salma tertawa ngakak.

"Eh, eh! Loe mau kemana Sarah? Tempat duduk kita kan di sebelah sana,"

...~Bersambung~...

1
Kakak Shanuum
akhirnya buna muncul lagi...selalu semangat ya kak
Buna Seta: Cuuss karya baru kak
total 1 replies
Asih Asih
lho...lho kok sdh tamat
terimakasih kembali author
ditunggu karya selanjutnya
Buna Seta: Mampir yang baru kak
total 1 replies
Dewi Anggya
udah mampiir akuuuu😊
Buna Seta: Terimakasih
total 1 replies
Hana Roichati
lanjut kak sukses selalu 👍👍
Buna Seta: Mampir ya
total 1 replies
Eka elisa
nah.. loh. ko.. wess tamat tho mak... bru wingi bocone koyone mak..
Buna Seta: Kak aku sudah up tude karya baru, segera baca ya
Buna Seta: Aamiin
total 4 replies
Eka elisa
syukurlah lok mrasa trsindir brarti bnar kn.... kmu ibu bp egoiss..
Eka elisa
wah. autho syok tu bp ibu rafi ktika mliht ke akrabn kluarga salma... mreka akrab nya cumn marah"....aja.. 😁😁😁
Kakak Shanuum
seharusnya jangan calon menantu bu marini tapi menantu kesayangan...ya kok tamat buna.kan salma belum dilamar aa rafi
Buna Seta: Hahaha... kelamaan khawatir bosan kak
total 1 replies
Dewi Anggya
semangat selalu thooor semoga sukses selalu dlm karyanya 😘😘😘
Buna Seta: Aamiin... terimakasih. Semoga dirimu juga sehat selalu.
total 1 replies
Dewi Anggya
waaah barengan dtgnya sm emak songong nihhhh🤭
Buna Seta: Kwek kwek kwek
Aditya HP/bunda lia: banguninnya di guyur pake air satu tong yah atau masukin ajah ke dalem tongnya ... 😂😂😂
total 5 replies
Dewi Anggya
ikut senang aja klo Bianca udh sadar... tggal nunggu emaknya si raffi 🤭moga aja gk buat keributan 🤭
Eka elisa
mng... salma di luar negri tah.. mak...?
Buna Seta: Keinginan Bayu sama Beining kek nya, tapi sudah aku revisi
total 1 replies
Eka elisa
kn baron byk uang kaya rasa skarang mknya mau rujuk kmbali... 😁😁😁😁😁lok gk kaya mah mna mau... dia.. /Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful//Sneer/
Buna Seta: Positif thinking heee 🤣🤣🤣
total 1 replies
Eka elisa
knpa komplen rafi ma salma tau nya kau nikh ma bp rafi juga beda jauh... kan... 😁😁😁😁malu... tu mknya lngsung trik slimut.. bobo.. /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Buna Seta
Maafkan reader, bab ini aku nulis banyak typo dan acak-acakkan. Maklum, hari ini kurang enak badan, tetapi aku nggak mau kalian kecewa. Makanya aku paksakan menulis tetapi hasilnya nggak sesuai 😭
Inay
jakarta kali, riau jg masih Indonesia, othor nya perlu aqua 😅
Buna Seta: Oh iya, kenapa ane jadi oleng? Terimakasih kereksinya kak, otw revisi. 🤣
total 1 replies
Eka elisa
mknya lok nilai orang jgn dri luar nya bu... gilirn tau asli nya malu kn.. /Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful/
Buna Seta: Benar benar
total 1 replies
Eka elisa
kn skrang slma byk yg pratiin gk kyk kmrin amburadol... se enak jidat nya mo ngapain aja kn..
Dewi Anggya
jd pengen tau mpe dmn songongnya si emaknya raffi.... 🤭🤭✌
Buna Seta: Benar kak
total 1 replies
Lee
astaga sllu ngakak klakuan Salma ya Allah 🤣🤣
iklan mendarat y kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!