NovelToon NovelToon
KEISHAKA : You'Re My Melody

KEISHAKA : You'Re My Melody

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Anak Kembar / Murid Genius / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ziadaffi Ulhaq

Dia, lelaki dengan prestasi gemilang itu tidak sesempurna kelihatannya. Sayang sekali kenapa harus Nara yang menyaksikan rumitnya. Namanya Yesha, menyebalkan tapi tampan. Eh? Bukan begitu maksud Nara.

Dia, gadis ceroboh yang sulit diajak bicara itu sebenarnya agak lain. Tapi Yesha tidak tahu bahwa dia punya sisi kosong yang justru membuat Yesha penasaran tentang sosoknya. Namanya Nara, tapi menurut Yesha dia lebih cocok dipanggil Kei. Tidak, itu bukan panggilan sayang.

Jatuh cinta itu bukan salah siapa. Pada akhirnya semesta berkata bahwa rumitnya bisa dipeluk dengan hangat. Dan kosongnya bisa dipenuhi dengan rasa.

Oh, tenang saja. Ini hanya masalah waktu untuk kembali bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ziadaffi Ulhaq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KOTA BARU

KEINARRA Allea susah payah menyeret koper besarnya dengan sisa tenaga setelah perjalanan panjang selama berjam jam diatas pesawat. Gadis itu menghela napas sekali lagi, lalu mulai menyeret koper beserta tas jinjing—yang juga besar—miliknya melewati keramaian bandara. Dengung suara manusia memenuhi langit langit, satu dua orang sama sepertinya, menyeret koper besar, sambil bertelepon, terlihat sibuk. Satu dua lainnya memilih beristirahat di bangku bangku yang ada. Anak kecil merengek pada ibunya yang sibuk membenahi barang, memeriksa memastikan tidak ada yang tertinggal didalam pesawat. Astaga, kepala Nara ikut pusing melihatnya. Entah sepusing apa ibu ibu itu, Nara tidak mau memikirkannya.

Nara tiba di lobi. Matanya dengan cepat menangkap dua sosok perempuan yang celingukan mencari dirinya. Aduh, kaki Nara pegal sekali sekarang, masa harus dia juga yang menghampiri mereka?

“NARA!”

Akhirnya, dua orang itu menemukan posisi Nara berdiri dengan kaki nyaris gemetar. High heels di kaki jenjangnya sedikit merepotkan.

Nara tersenyum cerah, melambaikan tangan, membuat dua orang perempuan tadi segera mendekat ke arahnya dengan wajah penuh haru.

“Aduh, Ra! Akhirnya ketemu juga! Makin cantik aja deh adik gue!”

Perempuan yang segera memeluk Nara erat erat itu adalah kakaknya, Serenna Agatha. Dengan selisih usia lima tahun dengan Nara. Terakhir mereka bertemu adalah sebulan yang lalu saat pemakaman papa mereka, itupun setelah empat tahun tidak bertemu.

Agatha mengurai pelukan, memeriksa kondisi Nara dari ujung kepala hingga ujung kaki, memastikan gadis itu baik baik saja. “Gimana penerbangannya? Lancar? Kamu gak pusing atau apa gitu?”

Nara menggeleng cepat, “Nggak, Kak, aku nggak apa apa, cuma pegel aja.”

“Syukur kalau gitu.” Agatha menghela napas lega.

Nara beralih pada satu gadis lain disebelah Agatha, itu sepupu sekaligus teman bermain Nara saat masih kecil, sebelum ikut papanya pindah. Alzetta Tasyara. Teman sebaya Nara, sepupu yang menyenangkan. “Halo, Sya.” Segera Nara memberikan pelukan, hampir tertawa karena Tasya terlihat menyeka pipi, dia terharu bertemu lagi dengan Nara setelah sekian lama.

“Gue kangen banget sama lo, Ra. Long time no see, sepupu cerewet gue…”

“I miss you too, Sya, udah dong jangan nangis.” Nara tertawa kecil.

“Aduh, sorry, mengharukan banget lagian.”

Mereka mengurai pelukan.

Agatha mengambil alih koper besar Nara, dan Tasya mengambil tas jinjingnya. “Sini biar kita yang bawain, kamu pasti capek. Habis ini kita langsung pulang, mama masak makanan kesukaan kamu dirumah.” Kata Agatha.

Mata Nara berbinar, “Oh ya?”

Tasya mengangguk membenarkan, “iya tahu, kita udah disuruh jemput lo cepet cepet, biar bisa makan malam bareng,”

“Lah kamu gak pulang, Sya?” Tanya Agatha.

Tasya cemberut, dia diusir. “Ish kak Gatha, aku ikut makan lah, orang tadi tante juga ngajak aku.”

Agatha dan Nara tertawa, Agatha hanya bercanda. “Oke, sorry, bercanda.”

Tasya menggerutu tidak jelas.

Mereka lantas berjalan beriringan meninggalkan bandara, menuju rumah masa kecil Nara ditengah ibu kota.

...*** ...

“Hei, akhirnya putri bungsu mama pulang! Ya ampun sayang, mama kangen sekali sama kamu, Ra…”

“Ra juga kangen sama mama…”

Acara peluk pelukan haru antara Nara dan Varida sang mama tidak bisa dihindari. Varida terlihat begitu bahagia bisa menyambut lagi putri bungsunya di rumah. Wanita yang hampir separuh baya itu sibuk memeluk Nara lama, menciumi wajahnya, menangis terharu, membuat Nara ikut menyeka pipi, menangis bahagia.

“Apa kabar sayang? Sehat, Nak?”

Nara mengangguk mantap, memegang tangan mamanya lembut. “Nara sehat, ma, baik baik aja kok, semuanya lancar. Mama gimana?”

“Ah, mama masih begini begini aja, tapi sekarang bahagia, akhirnya anak mama pulang, mama bisa bebas lihat kamu setiap saat sekarang, gak perlu repot telpon telpon, habisin kuota.”

Semua orang kompak tertawa renyah.

“Mama udah ngerti kuota sekarang?”

Tanya Agatha.

“Aduh, Gatha, begini begini mama-mu ini update, mama gaul,”

Tawa kembali terdengar hangat.

“Sudah, sudah ketawanya, ayo duduk semua, mama udah masak makanan enak malam ini. Ayo Ra, Tasya juga duduk, Nak, makan bareng kita.”

Tasya memasang gaya hormat bendera. “Siap tante! Laksanakan!”

“Gatha tolong ambil piring piringnya didapur, sekalian minumnya tadi sudah mama siapkan.” Suruh Varida.

“Siap ma!” Agatha bergegas ke dapur.

Makan malam berlangsung menyenangkan. Diselingi percakapan dan tawa hangat. Tasya memberitahu bahwa Nara bisa mulai sekolah besok pagi di SMA yang sama dengannya. Semua dokumen sudah diurus oleh papa Tasya dan Nara sudah dapat kelas, besok tinggal datang saja.

Obrolan pindah membahas tempat Nara tinggal selama empat tahun terakhir. Sekolahnya disana, teman temannya, tempat wisata, bahkan pacar Nara. Semua orang sibuk menggodanya, menyuruh lelaki pujaan Nara itu untuk berkunjung kerumah, membuat Nara kerepotan mengalihkan topik pembicaraan.

Susah payah Nara loncat ke topik lain, kali ini membahas tentang Agatha dan kuliahnya. Bertanya banyak hal, sesekali juga menggoda Agatha tentang pacarnya. Juga topik berganti obrolan seputar Tasya dan sekolahnya, orang yang Tasya taksir disekolah, bergantian saling menggoda. Meja makan ramai oleh tawa diatara dentingan suara sendok dan piring.

Makanan makanan tandas. Agatha membenahi alat makan, membawanya ke dapur. Tasya dan Nara gotong royong membawa koper dan tas jinjing ke lantai dua, tempat kamar Nara berada, membenahi isi koper kedalam lemari.

Pukul sembilan malam. Tasya pamit pulang, bilang besok akan menjemput Nara untuk pergi sekolah bersama. Lalu sepeninggal Tasya, Varida menyuruh Nara segera naik, beristirahat, besok dia harus langsung masuk sekolah. Nara menurut, naik ke kamarnya, membersihkan diri.

Lima belas menit setelahnya. Dengan keadaan tubuh yang letih, Nara segera naik keatas kasur, dengan cepat terlelap.

Tidak ada waktu untuk memikirkan apapun lagi. Termasuk bagaimana sekolah barunya besok. Atau siapa saja yang akan Nara temui keesokan hari.

Malam ini Nara tidur nyenyak, tanpa tahu bahwa besok, dan hari hari selanjutnya dalam hidup Nara tidak akan lagi sama.

...*** ...

1
NurAzizah504
Hai, ceritanya keren
Beatrix
Serius thor, kamu mesti lebih cepat update. Agar aku nggak kehabisan tisu ☹️
Ludmila Zonis
Mengharukan
Devan Wijaya
Hahahaha aku baca dari tadi sampe malam, mana next chapter nya thor?!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!