Alvaro Javier Wiguna tumbuh menjadi seorang lelaki tampan, dan juga sukses memimpin perusahaan di usia 29 tahun. Tapi sayang dalam urusan percintaan Alvaro tidak seberuntung. Karena di usianya yang sekarang ia belum juga menemukan tambatan hati.
Banyak wanita diluar sana yang ingin menjadi kekasihnya. Bahkan ada juga yang menggunakan cara licik untuk mendapatkan cintanya. Tapi nggak ada yang berhasil. Bagi Alvaro, wanita itu makhluk yang sangat bawel.
Adakah yang mampu menaklukkan hati Alvaro. Yuk kepoin langsung 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon feby_mb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Uneg-uneg Bintang
Alvaro menjadi pendengar terbaik. Ia mendengarkan Bintang bercerita dari tadi. Sesekali wajahnya berubah menjadi tegang saat mendengar cerita gadis cantik itu.
" Dia bisa menghina saya sesuka hatinya, tapi jangan pernah menghina ibu saya. Karena saya tidak akan diam saja kalau itu sudah menyangkut ibu saya"
" Saya mengerti perasaan kamu. Dan saya yakin, semua orang akan melakukan hal yang sama jika ada orang yang menghina ibu mereka"
" Terus bagaimana dengan orang tua calon tunangan kamu"
" Nggak tau, yang jelas saya sudah katakan kalau saya tidak ingin melanjutkan pertunangan ini lagi"
Entah kenapa ada perasaan bahagia di hati Alvaro saat mendengar Bintang membatalkan pertunangannya. Apakah ia jahat karena bahagia di atas derita orang lain.
" Oh iya, kenapa tuan bisa ada di halte juga?"
" Saya hanya kebetulan lewat, dan saya melihat kamu seperti orang frustrasi. Jadi saya menghentikan mobil saya. Apa kamu frustrasi nggak jadi bertunangan dengan laki-laki itu"
" Tidak sama sekali. Justru saya senang bisa membatalkan pertunangannya. Pernikahan tidak akan bahagia kalau tidak ada cinta di dalamnya"
" Kamu benar"
" Cewek yang tadi sore itu pacar tuan ya?"
" Nggak, dia sahabat saya"
" Kenapa tuan tidak pacaran saja sama dia?"
" Saya tidak menyukainya. Dan saya lebih nyaman jika bersahabat saja dengannya"
" Tapi sepertinya cewek itu sama tuan"
" Iya, dia juga sudah beberapa kali menyatakan cinta pada saya"
Bintang kaget mendengar ucapan Alvaro. Ia tidak menyangka kalau lelaki itu akan di tembak sama cewek. Bahkan yang sering ia lihat, cowok lha yang nembak cewek. Ini kenapa malah terbalik. Wajar sih, lelaki itu memang tampan.
" Apa cewek itu nggak merasa sedih saat tuan menolaknya?"
" Saya tidak tau, karena sampai saat ini saya lihat, dia baik-baik saja"
" Itukan kata tuan. Siapa tau di dalam hatinya ia sangat sedih karena di tolak terus sama tuan"
Alvaro memang tidak pernah memikirkan itu. Karena baginya setelah menolak sahabatnya itu. Sahabatnya akan kembali normal lagi. Dan ia pun tidak pernah bertanya.
" Entahlah. Saya juga sering bilang sama dia, kalau saya akan selalu menganggap di sebagai sahabat, dan tidak akan pernah lebih dari itu. Dia pantas bahagia dengan laki-laki yang mencintainya"
Bintang menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Sama halnya dengan ia dan Arga. Mereka tidak akan pernah bahagia kalau tetap memaksakan keinginan orang tua laki-laki sombong itu.
" Kamu nggak membawakan makanan untuk ibu kamu?"
" E-emang boleh tuan, saya bawa makanan untuk ibu saya"
" Tentu saja boleh. Kamu pesan apa saja makanan yang ibu kamu suka"
Bintang kaget mendengar ucapan laki-laki tampan itu, kenapa dia sebaik ini. Padahal mereka bertemu karena cuma beberapa kali. Tapi laki-laki itu selalu membantunya.
" Saya pesan sekarang ya tuan"
" Silakan"
Alvaro memang sudah pernah mendengar dari Bintang sendiri, kalau ia sering membawa makanan bekas para pembeli. Dan itu sangat membuat hatinya terenyuh.
Bintang meminta salah satu pelayan untuk membungkus makanan untuk ibunya. Dan pelayan itu dengan senang hati melayani Bintang.
" Mau lauk apa aja nona?"
Bintang pun bingung mau membelikan ibunya lauk apa. Tapi ia pernah mendengar ibunya ingin sekali memakan cumi. Ia pun memesan cumi dan juga lauk yang lainnya.
" Ada lagi nona?"
" Tidak itu saja "
Pelayan itupun memasukkan makanan yang sudah di pesan sama Bintang ke dalam kantong plastik.
" Totalnya enam puluh tujuh ribu lima ratus, nona"
" Nanti yang bayar cowok tampan yang di sana ya mbak"
Pelayan itupun menoleh kearah orang yang di maksud sama Bintang. Ia kaget melihat lelaki tampan itu.
" Nona ini mau menipu saya"
" Apa maksud mbak?"
" Saya tau kelakuan orang-orang seperti nona. Mereka akan bilang, ' yang bayarnya orang itu ya. Nona pikir saya akan tertipu. Trik murahan seperti itu nggak mempan sama saya nona. Cepat bayar"
" Eh mbak dengerin ya, yang akan membayar pesanan saya ini cowok tampan itu. Dan saya tidak bercanda, kalau mbak nggak percaya tanya saja sama cowok itu"
" Alah!, alasan nona saja. Kalau nggak punya uang kenapa nekad makan di warung. Emang nona pikir jualan di warung seperti ini nggak pakai modal!. Cepat bayar!"
Bintang menghela nafasnya. Wanita yang ada di hadapannya ini sangat keras kepala. Dan ia hanya melihat penampilan orang dari luar saja. Apa wajahnya seperti tampang penipu.
" Ada apa ini?"
" Ini Pak, nona ini sudah memesan lauk untuk dibungkus. Tapi dia nggak mau bayar"
" Anda ini bagaimana nona, kalau tidak punya uang kenapa nekad masuk kedalam warung"
Alvaro melihat Bintang seperti di marahi seorang laki-laki. Ia segera beranjak dari tempat duduknya, dan pergi menyusul Bintang.
" Ada apa Bintang?"
Pelayan wanita itu kaget saat melihat lelaki tampan yang duduk di gazebo tadi sudah berada di hadapannya. Tatapan laki-laki itu sangat dingin.
" Mbak ini nggak percaya kalau tuan mau membayarkan makanan pesanan saya. Dan saya malah dibilang penipu"
" Bu..bukan begitu tuan. Karena kemarin ini ada kejadian yang sama kayak nona ini. Makanya saya nggak percaya saat dia bilang tuan yang bayar"
" Tadi sudah saya bilang sama mbak untuk tanya kan langsung sama orangnya. Eh mbak malah bilang saya penipu dan juga pembohong"
" Emang berapa biaya semua makanan ini?"
" Enam puluh tujuh ribu lima ratus, tuan"
" Cuma segitu?"
" Iya tuan"
" Hanya karena uang segitu, kalian malah menuduh orang penipu"
" Ma..maaf tuan"
Alvaro mengambil dompetnya. Ia mengeluarkan lima lembar uang seratus ribu. Kemudian ia memberikan pada wanita itu.
" Ini uang untuk membayar semua pesanan wanita cantik ini"
Bintang kaget melihat banyaknya uang yang diberikan Alvaro pada pelayan itu.
" Lain kali jangan seperti ini lagi. Bisa-bisa pembeli kalian bisa kabur karena sikap kasar kalian pada pembeli"
" I--iya tuan, saya minta maaf"
" Anda tidak punya salah sama saya, jadi untuk apa anda meminta maaf pada saya"
" Ma..maafkan saya nona"
Sebelum Bintang menjawab, Alvaro sudah menarik tangannya ke luar dari warung makan itu.
" Tuan"
" Hhmmm"
" Sampai kapan tuan mau memegang tangan saya"
" Ah, maaf"
" Tuan kenapa menarik saya keluar. Kan saya belum ngomong"
" Nggak usah berlama-lama di sana"
" Iya, tapi makanan yang saya pesan tadi ketinggalan di sana "
" Kok bisa!"
" Lha kan tuan keburu menarik tangan saya"
" Ya sudah, nanti beli di tempat lain saja"
" Jangan!, tuan sudah membayar mahal untuk makanan tadi. Tunggu disini, saya mau jemput makanan tadi"
Baru saja mau kembali ke warung tadi, pelayan yang tadi datang membawa kantong plastik. Dan Bintang yakin isi kantong plastik itu pasti makanannya tadi.
" Nona pesanan anda tadi "
" Makasih ya mbak"
" Sama-sama nona"
Setelah memberikan kantong plastik itu, pelayan tadi pun pamit undur diri. Ia tidak ingin berlama-lama di dekat cowok tampan yang mempunyai tatapan dingin itu. Bisa-bisa dia menjadi es batu.
To be continue.
Happy reading 😚😚