NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Berbeda

Ketika Istriku Berbeda

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

"Mas kamu sudah pulang?" tanya itu sudah menjadi hal wajib ketika lelaki itu pulang dari mengajar.

Senyum wanita itu tak tersambut. Lelaki yang disambutnya dengan senyum manis justru pergi melewatinya begitu saja.

"Mas, tadi..."

Ucapan wanita itu terhenti mendapati tatapan mata tajam suaminya.

"Demi Allah aku lelah dengan semua ini. Bisakah barang sejenak kamu dan Ilyas pulang kerumah Abah."

Dinar tertegun mendengar ucapan suaminya.

Bukankah selama ini pernikahan mereka baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyusul

Perkara ia mendengar suara Dinar yang serak, Irham tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak pergi ke rumah mertuanya.

Ia kendarai mobil hadiah pernikahan dari mertuanya menuju perumahan kawasan pesantren.

Ia berhenti tepat di depan gerbang rumah mewah itu, kadang heran dengan sang istri. Ia anak orang terkenal dan kaya raya tapi mau mau saja dijodohkan dengan orang biasa sepertinya. Itulah mengapa Irham bisa langsung jatuh cinta pada Dinar. Sebab kesederhanaan wanita itu.

Irham bunyikan klakson, tak lama gerbang tinggi nan kokoh ini terbuka dengan sendirinya. Lekas ia membawa masuk mobil yang ia kendarai dan langsung turun begitu tiba di halaman rumah yang luas dan asri karena banyaknya tanaman hijau yang tertata rapi di balik gerbang.

Ia mengetuk pintu dan tak lama Ibu mertuanya muncul.

"Ham?" serunya, ketika Irham segera mencium punggung tangan beliau.

"Assalamualaikum, Umi." salamnya santun.

Ia di ajak masuk oleh Umi Zalianty. Sampai di ruang tamu terlihat begitu megah dengan lampu-lampu kristal menggantung di tengah ruangan yang begitu indah. Guci-guci berjajar, dengan ukuran yang melebihi tinggi tubuh penghuni rumah, sofa mahal, semua serba terawat yang membuat Irham teramat kagum. Berbanding terbalik dengan rumahnya yang ia tinggali bersama Dinar. Walaupun sudah bangunan permanen, tapi untuk kemewahan dan luasnya tak sebanding dengan rumah mertuanya.

Hebatnya, Dinar tak pernah mengeluh soal itu. Tak ada pelayan sebagaimana di rumah orang tuanya. Dinar sudah cukup hanya dengan dirinya saja. Itulah kenapa Irham dulu dengan suka rela melakukan ini dan itu, karena menganggap Dinar wanita yang mau diajak hidup susah. Irham sadar dia sudah begitu banyak dibantu oleh keluarga istrinya, tak mungkin ia membiarkan Dinar bekerja layaknya pelayan.

Namun sayang, ia mulai lelah dengan pekerjaan yang ia lakoni untuk membantu istrinya selama ini. Ia mulai menuntut pada Dinar untuk bisa mandiri.

Ia terus di bawa masuk semakin dalam hingga sampai di ruang makan yang tak kalah megahnya dengan ruang tamu. Ada dapur bersih yang terlihat begitu rapi, sementara ada pintu untuk menuju dapur untuk memasak yang sebenarnya.

"Irham, kenapa nggak kasih kabar kalau mau datang? Umi tidak ada persiapan untuk menyambut putra Umi?" Umi Zalianty begitu lembut memperlakukan Irham, sejak awal nikah sikapnya sudah bak seorang ibu kandung pada Irham. Sama sekali tidak memandang darimana Irham berasal.

Irham menatap tangga dimana ada kamar sang istri disana.

Umi Zalianty nampaknya paham dengan tatapan mata menantu kesayangan.

"Pergilah, Dinar sudah pamit untuk istirahat. Kalau Ilyas tadi Abah bawa ke madrasah sejak habis magrib." ucap Umi Zalianty memberitahu membuat Irham terdiam. Umi Zalianty menepuk pelan pundak menantunya itu. "Terimakasih sudah menjaga putri kecil Umi selama ini." kalimat itu terdengar lirih tapi mampu membuat hati Irham perih.

Nyatanya dia menganggap Dinar saat ini seperti sebuah beban.

Setelah dipersilahkan. Ia menaiki tangga demi tangga hingga kini langkah kakinya berhenti di depan pintu bercat putih. Di usapnya pintu itu, lalu tersenyum kecil, pintu yang masih sama sejak empat tahun lalu.

Ia mengetuk, namun tak ada sahutan. Ia memberanikan diri untuk membukanya. Irham melongok, melihat situasi kamar yang luas, Tapi tampak sepi, sebuah sofa panjang yang enak untuk tidur berada tak jauh dari ranjang utama, di dalam kamar itu juga ada kamar mandi, akhirnya Irham masuk perlahan.

Ia melangkahkan kaki menuju ranjang king size yang teramat empuk dan nyaman saat di tiduri.

Di sana ada seorang wanita yang ia nikahi empat tahun silam. Dinar tengah terlelap di atas kasurnya. Wajah cantiknya berkilau karena pantulan lampu tidur. Irham perlahan duduk, lalu menatap dan memperhatikan setiap lekuk tubuh wanitanya.

Sesaat ia meraih jari-jari sang istri dan merasakannya, jari-jari itu tak selembut dulu ketika di genggam pertama kali. Dulu, tepatnya ketika Irham baru menggandengnya sebagai seorang istri.

Perlahan Irham mengangkat jari itu untuk di kecup. Dan perbuatannya mengusik tidur Dinar. Ia lekas bangun dengan wajah paniknya.

Dinar menjauh membuat Irham mengerutkan keningnya heran. "Kenapa?" Dinar menggelengkan kepalanya. " kok kamu menghindar?" tanyanya lagi. Irham mengulurkan tangannya, hendak mengusap pipi sang istri yang pernah tergores mainan Ilyas, namun Dinar buru-buru berpaling seolah ia menolak sentuhan itu. "Yank!" panggil Irham seperti frustasi.

"Mas, kamu kok disini?" Irham menghela nafas, paham betul istrinya masih merajuk.

"Apa aku tak boleh ke rumah mertuaku sendiri?" Irham menyapukan pandangannya melihat sekeliling kamar yang tak pernah berubah dari awal menikah dulu. Kamar sejarah sebab sebagai saksi penyatuan awal mereka.

"Bukan itu maksudku." Dinar terlihat canggung. Dimata Irham bukan seperti Dinarnya. Dinar yang ia kenal suka heboh hanya karena hal hal kecil. Yang Irham tahu Dinar akan selalu memeluknya erat tiap kali dia dekati, padahal hanya di tinggal mengajar saja seolah begitu lama tak jumpa. Tapi, malam ini... Bahkan dua hari mereka tak bertemu, tapi, Dinar tak menyambut kedatangannya seperti dulu. Sedikit membuat hati Irham kecewa.

"Kamu tak suka aku di sini ya?" pertanyaan itu sukses membuat Dinar menatapnya penuh luka. Tapi kemudian menunduk dengan tangan di genggam erat. "Yank ..."

"Kamu sudah lelah hidup denganku, kan, Mas?" Mata itu nanar menatap lelaki yang teramat di cintainya. "Itulah mengapa aku disini, atas perintah darimu, atas keinginanmu, izinkan aku disini sampai kamu kehilangan lelah sebab hidup denganku."

Bibir Irham terbungkam, sebab, jawaban Dinar.

"Dinar..."

"Pulanglah, Mas. Aku disini atas keinginanmu, dan tidak akan pernah kembali ke rumah kita sampai rasa lelah mu itu hilang."

"Dinar, lelah bukan berarti aku membiarkanmu terus berada di rumah orang tuamu."

"Benar, tapikan waktu itu mas irham sendiri yang memintaku pulang kerumah Abah." jawab Dinar dengan senyum kecil namun mampu membuat jantung Irham tertancap pisau.

Dinar, aku..."

"Kamu lelah, Mas. Dan sekarang kamu sudah tidak perlu lelah lagi. Biarkan aku disini, Mas bisa mengunjungi kami kapan saja, Mas Irham boleh menyesal menikah denganku, tapi jangan sampai terbesit sedikitpun di hati Mas Irham menyesali kehadiran Ilyas di tengah-tengah kita. Di sini aku yang salah, aku yang nggak bisa menjadi istri yang baik untukmu. Ilyas adalah anugerah yang Gusti Allah titipkan pada kita, menyesali kehadirannya sama dengan kufur nikmat kepada sang Khaliq."

Irham laki-laki yang cuek, itulah mengapa Dinar bersikap agresif. Bukankah dalam rumah tangga harus saling melengkapi, dan Dinar sudah berusaha untuk menjadi pelengkap.

Irham berubah sangat jauh. Terlampau jauh hingga Dinar seolah tak bisa lagi menahan langkah lelaki itu. Tapi Dinar sadar, manusia memang mudah berubah-ubah. Dinar sebagai istri hanya berusaha mempertahankan rumah tangganya. Toh, Irham tidak berniat menceraikannya. Atau kah belum?

******

Irham kalang kabut ketika Dinar mengusirnya dengan halus. Hal ini membuatnya lupa tujuan ia datang.

Dinar berubah cuek, nggak kayak biasanya yang suka bermanja dengannya. Dinar sekarang lebih pendiam dan ketika bicara langsung menyudutkan.

Irham berusaha menghilangkan perasaan tak nyaman itu. Tapi sulit, wajah Dinar tidak menunjukkan kebahagiaan sejak kedatangannya, Wanita itu justru terlihat menghindar seolah jijik.

Ah, apalah otak ini....

######

Test...

Masihkah ada yang menunggu kelanjutannya??

1
Cinta Salsabila
saya suka ceritanya 👍👍👍👍
nietta harry
sholat berjamaah berdua?? bukankah Dinar dlm masa nifas setelah melahirkan...???
Lilan
pernah ada d posisi Dinar.. kuat Dinar kami bisaa
Lilan
sampai bab ini nyesek banget, ngebayangin ada diposisi Dinar mungkin aku gak sanggup.🙏🙏
Hera
wuuiih sad ending Dinarnya 😢😭
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Tri Utari Agustina
Ceritanya bagus banget Thor semoga bermanfaat novel bagi pembaca
Sandisalbiah
𝚋𝚎𝚗𝚎𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚍 𝚎𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐...
Sandisalbiah
𝚍𝚞𝚕𝚞 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚢𝚐 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚜𝚎𝚐𝚊𝚕𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚔𝚎𝚓𝚊𝚖 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚞𝚓𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒𝚗𝚢𝚊.. 𝚔𝚒𝚗𝚒 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗, 𝚊𝚙𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚔𝚞𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚒𝚋𝚞 𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊? 𝚔𝚘𝚗𝚏𝚕𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚞𝚑² 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚔𝚎𝚌𝚎𝚕𝚊𝚔𝚊𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚒𝚗𝚒.. 𝚍𝚛 𝙸𝚛𝚑𝚊𝚖 𝚍𝚊𝚗 𝙸𝚕𝚢𝚊𝚜..
Dewa Rana
kok dinar gak pegang uang sedikitpun
Tri Utari Agustina
Bikin emosi aja Irham rasakan suami Ratih datang dengan emosi
Tri Utari Agustina
Rasakan Eliyas istri pergi gimana rasanya istrinya
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚙𝚞𝚝𝚞𝚜𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛, 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚗𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚓𝚊𝚍𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑, 𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚐𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚍𝚎𝚔𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊
Sandisalbiah
𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚛𝚞𝚋𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚊𝚜𝚒𝚕 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚐𝚎𝚐𝚎𝚛 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚙𝚘𝚗𝚍𝚘𝚔 𝚙𝚎𝚜𝚊𝚗𝚝𝚛𝚎𝚗.. 𝚑𝚎𝚋𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚐𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔.. 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚕𝚊𝚐𝚒.. 𝚍𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚕𝚒𝚔 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚜𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚢𝚊𝚑 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛.. 𝚑𝚊𝚒𝚜𝚑𝚑
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊𝚊𝚗 𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚢𝚐 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚗𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚍𝚐𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚖𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚝𝚙 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚃𝚑𝚘𝚛... 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚔𝚊𝚝𝚊² 𝚍𝚕𝚖 𝚑𝚊𝚍𝚒𝚜𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝙵𝚒𝚛𝚖𝚊𝚗 𝙰𝚕𝚕𝚊𝚑, 𝚔𝚞𝚍𝚞 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚞𝚝𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚊𝚛𝚝𝚒 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝚏𝚊𝚔𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚛𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝² 𝚝𝚛𝚜𝚋𝚞𝚝.. 𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚝𝚑𝚘𝚛
Sandisalbiah
𝚊𝚔𝚞 𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚙𝚘 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝚝𝚞𝚕𝚒𝚜𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛, 𝚔𝚘𝚔 𝚐𝚊𝚔 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚝𝚊𝚞 sih😔
Sandisalbiah
𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚝𝚙 𝚔𝚛𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚛𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚜𝚞𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚎𝚍𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚝𝚞𝚙𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊
Sandisalbiah
𝚏𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚝 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚔𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛... 𝚑𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊 𝚒𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚛𝚞𝚖𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚔𝚎𝚌𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝
Fitri Yah
ya Allah semoga novel ini sampai kepembaca yg lain, jujur saja Thor beberapa hr ini sy baca smua novel membosankan udh lama off dr novel tp Alhamdulillah sy Nemu yg bener" bagus islami yg g terlalu fanatik ada lucu dikit
linanda eneste
dy belajar agama kan ya? tugas suami ya direpotkan istri lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!