NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Istri Buta Sang CEO

Transmigrasi Ke Istri Buta Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:86.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Nova Spire, seorang ahli medis dan racun jenius, tewas tragis dalam ledakan laboratorium saat mencoba menciptakan obat penyembuh paling ampuh di dunia. Tapi kematian bukan akhir baginya—melainkan awal dari kehidupan baru.

Ia terbangun dalam tubuh Kaira Frost, seorang gadis buta berusia 18 tahun yang baru saja meregang nyawa karena dibully di sekolahnya. Kaira bukan siapa-siapa, hanya istri muda dari seorang CEO dingin yang menikahinya demi tanggung jawab karena membuat Kaira buta.

Namun kini, Kaira bukan lagi gadis lemah yang bisa diinjak seenaknya. Dengan kecerdasan dan ilmu Nova yang mematikan, ia akan membuka mata, menguak kebusukan, dan menuntut balas. Dunia bisnis, sekolah elit, hingga keluarga suaminya yang penuh tipu daya—semua akan merasakan racun manis dari Kaira yang baru.

Karena ketika racun berubah menjadi senjata … tak ada yang bisa menebak siapa korban berikutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mabuk

Malam itu, Kaira baru saja selesai membersihkan diri. Rambutnya yang panjang masih setengah basah, dan tubuhnya terbungkus jubah mandi berwarna putih. Ia melangkah tenang ke arah tempat tidur, namun langkahnya terhenti ketika ia merasakan hawa aneh di kamarnya.

“Kau bisa keluar sekarang sebelum aku berteriak,” ujar Kaira tenang namun dingin.

Meski tak bisa melihat, Kaira tentu bisa merasakan jika ada seseorang yang telah memasuki kamarnya.

Tak ada jawaban.

Namun dalam hitungan detik, seseorang mendekat cepat lalu mendorong tubuhnya ke dinding.

Grep!

Brugh!

Kaira menahan nafas, aroma alkohol menyengat tercium dari napas orang itu.

“Leonel?” ucap Kaira rendah.

“Kenapa … kenapa kau pergi bersama Sky, hah?” suara Leonel berat, penuh emosi yang tak terkendali. “Kau ... istri aku, bukan miliknya. Tapi kenapa kau selingkuh dengannya.”

Leonel terlihat meracau, sepertinya Leonel setengah mabuk apalagi kejadian pesta tadi membuat Leonel merasa malu, marah dan cemburu menjadi satu. Apa lagi, Leonel tidak bisa menerima Kaira pergi bersama Sky.

Kaira menoleh pelan, wajahnya tenang meski tubuhnya menegang. “Lepaskan aku.”

Namun Leonel tidak menggubris. Ia meraih Kaira, mencoba mendekatkan wajahnya, dan meracau, “Kita suami istri … Kau marah karena aku bersama Clarissa? Tapi kau malah lebih parah, menggandeng Sky seperti—”

Plak!

Brugh!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Leonel. Disusul dengan dorongan kuat yang membuat pria itu kehilangan keseimbangan.

“Aku memperingatkanmu,” ujar Kaira tegas, suaranya tak bergetar sedikit pun. “Satu langkah lagi dan aku tak segan mematahkan tulangmu.”

Leonel, masih mabuk, mencoba mendekat lagi, Leonel mencoba mencium Kaira yang akhirnya membuat Kaira geram. Kali ini Kaira mengayunkan sikunya ke dada Leonel, membuat pria itu terhuyung.

Dugh!

Bugh!

Satu pukulan keras di rahang dan Leonel akhirnya terjatuh ke lantai, terengah-engah, lalu diam tak bergerak.

Kaira menatapnya dengan napas teratur. “Kau sudah melewati batas, Leonel Frost.”

Kaira lalu menekan tombol interkom di kamarnya. “Panggil pengawal. Suruh mereka seret keluar lelaki mabuk dari kamar saya.”

Tak lama, dua pelayan dan pengawal datang, terkejut melihat keadaan Leonel yang tergeletak pingsan.

“Buang dia ke kamarnya. Dan kunci pintu saya.”

Kaira membalikkan badan dan menutup pintu dengan tenang. Ia menghela napas panjang, lalu menatap dirinya di cermin.

“Aku tidak akan pernah ingin disentuh oleh bajingan sepertimu,” bisiknya pada bayangannya sendiri.

🍃🍃🍃🍃

Pagi itu, cahaya matahari menerobos masuk melalui celah tirai kamar Leonel. Ia terbangun dengan tubuh yang terasa remuk. Setiap sendi seperti menjerit, mengingatkan akan peristiwa semalam.

Perlahan, ingatan demi ingatan menyusup ke dalam pikirannya. Wajah Kaira, sorot matanya yang dingin, dan pukulan keras yang mendarat di wajahnya.

Leonel mendengus pelan, lalu bangkit dari tempat tidur dengan canggung. Ia duduk di pinggir ranjang, menunduk, lalu mengusap wajahnya yang masih terasa ngilu.

“Apa yang sudah kulakukan?” gumamnya lirih, penuh penyesalan yang mulai tumbuh.

Meski ia sadar mereka masih suami istri, ia juga tahu apa yang dilakukannya semalam tak bisa dibenarkan. Kaira telah menolak, dan ia telah melampaui batas.

Dengan langkah tergesa, Leonel keluar dari kamarnya dan langsung menatap pintu kamar Kaira yang masih tertutup rapat. Ia hendak melangkah mendekat, namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara langkah kaki dari arah koridor.

Sky muncul dari ujung lorong, mengenakan setelan kasual berwarna gelap. Wajahnya tenang, namun sorot matanya tajam begitu melihat Leonel berdiri di depan kamar Kaira.

“Pagi-pagi begini, kau sudah berdiri di depan kamarnya?” tanya Sky dengan suara datar namun penuh tekanan. “Apa yang kau lakukan di sini, Leonel?”

Leonel menoleh pelan, kemudian tersenyum miring. Ia menyilangkan tangan di dada. “Apa menurutmu aneh jika seorang suami keluar dari kamar istrinya sendiri?”

Mata Sky menyipit, nadanya dingin. “Jadi kau memang tidur di sana?”

Leonel melirik pintu kamar yang masih tertutup, lalu kembali menatap Sky. “Bukan urusanmu, sepupu. Tapi aku akan katakan satu hal sebaiknya kau berhenti mengejar istri orang.”

Wajah Sky mengeras. “Kau tidak pantas menyebut Kaira sebagai istrimu jika yang kau lakukan hanyalah menyakitinya.”

Leonel tertawa kecil, namun tak ada tawa di matanya. “Dan kau pikir dirimu penyelamat? Kaira hanya tersesat sejenak. Cepat atau lambat, dia akan kembali ke pelukanku.”

Sky melangkah maju satu langkah, kini jaraknya dengan Leonel hanya beberapa jengkal. “Kalau kau menyakitinya lagi, aku bersumpah, hubungan darah kita tidak akan menyelamatkanmu.”

Leonel membalas tatapan itu tanpa gentar. “Kita lihat saja nanti, Tuan Dalton.”

Keduanya saling menatap tajam, udara di koridor terasa menegang. Namun sebelum ketegangan itu meledak, pintu kamar Kaira berderit pelan terbuka. Kaira berdiri di ambang pintu, masih mengenakan seragam sekolahnya, wajahnya tenang namun tegas.

"Apa yang kalian lakukan di depan kamarku sepagi ini?" tanyanya, kedua alisnya bertaut.

Sky langsung melangkah maju satu langkah, menatap Kaira dengan sorot khawatir. "Kaira … apa kau tidur bersama Leonel semalam?"

Mendengar pertanyaan itu, Leonel tersenyum sinis dan melirik Sky dengan tatapan mengejek. Namun Kaira hanya mendengus pelan lalu bersandar ringan di kusen pintu.

"Kalau memang tidur bersama, mungkin wajahnya tidak akan terlihat seperti habis dihajar semalaman," ujar Kaira dingin, menunjuk Leonel dengan dagunya. "Dia pulang dalam keadaan mabuk dan menyerangku. Aku menghajarnya sampai pingsan. Dasar pria mesum."

Sky yang mendengarnya langsung terdiam beberapa detik, lalu mengembuskan napas lega. Senyum kecil muncul di wajahnya. "Syukurlah. Aku sempat khawatir .…"

Namun senyum itu berubah jadi seringai tajam. Sky menoleh ke Leonel dan berkata santai, "Dengar, Leonel. Kau itu sudah bekas Clarissa. Sedangkan aku … masih segel."

Leonel mendongak dengan tatapan membunuh. "Apa kau bilang barusan?"

"Sudah kuduga, pendengaranmu tajam," balas Sky sambil melipat tangan. "Aku hanya berkata yang sebenarnya."

Wajah Leonel memerah karena amarah. "Kurang ajar!"

Keduanya saling melangkah maju, siap beradu fisik seperti di pesta malam sebelumnya.

Namun sebelum hal itu terjadi, Kaira mengangkat sebelah kakinya dan tanpa ragu melepas sepatu sekolah berhak rendah yang dipakainya. Dalam sekejap, ia memukulkan sepatu itu ke kepala Sky dan Leonel secara bergantian.

Plak!

Plak!

"Kalian ini kenapa selalu ribut seperti anak kecil yang rebutan mainan?" serunya kesal. "Aku baru ingin berangkat ke sekolah dan belum sarapan. Bisa tidak kalian berhenti bertingkah seperti bocah berotot tapi otaknya kopong?"

Sky dan Leonel sama-sama mengaduh pelan sambil memegangi kepala mereka.

"Kalau kalian ingin berkelahi, silakan ke arena tinju. Bukan di depan kamarku!" tegas Kaira lalu kembali masuk ke kamar dan membanting pintu tanpa menoleh.

Keduanya terdiam, masih memegangi kepala masing-masing. Sky melirik Leonel dengan senyum miring.

"Rasanya tidak seburuk pukulanmu semalam."

Leonel melotot sebal. "Diam."

1
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
kek kucing dan anjing aja sllu bertengkar g ada abis nya

seirinh wktu berjlan kira2 kpn keira akan bis melihat yaaa
Siti Nurjanah
panas2in terus ya kaira... aku gk sabar nunggu km bisa liat lg pake mata novaa
Ririn Santi
kepala ditimpuk sepatu. enak rasanya?
ika yanti naibaho
/Determined//Determined//Determined/
beybi T.Halim
panas..panas...panas...dada ini..,pusing..pusing..pusing...😅😅
beybi T.Halim
mampus..,pedes gak tuu..,😅😅
Pandagabut🐼
rejeki durian nomplok nih dapat mertua seperti nyonya Claudia....
vj'z tri
🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🫰🫰🫰🫰🫰 dapet lampu hijau dari ibu ratu 🥳🥳😘😘😘dah deg deg ser aku loh 🤭🤭🤣🤣
Wanita Aries
Hareedang euyyyy 🤣🤣🤣
azka aldric Pratama
baru x ini ada seorang ibu yg setuju anaknya rebut bini orang,apa LG bini sepupunya 🤣🤣🤣saking takutnya anaknya GK doyan perempuan....
Wanita Aries
Aww awww kalah lagi kau maura dan sonia
Susilawati
tuan Langit udah kebelet mau kawin 🤭🤭🤭
@emak aisyah
pansa nggk,,panas nggak,,
ya panaslah masa enggak kaira tinggl di rumah keluarga fros aja panas padahal tau kalo kaira di sana tidak di anggap,apa lagi ini bukan cuma panas tapi MELEDAK,,,,,,
Tiara Bella
kapok kan tuh Maura sm Natalie .
sya sya_23
hohoho nyonya Claudia mendukung anak nya jadi pembinor asalkan anaknya normal 🤣🤣🤣
Lyvia
hahahahahahha... puas deh panas g kedua orang itu yg ada kebakaran tu hati mkin deh bencinya ma kaira
vj'z tri
pendukung sky merapatttt barisannn 🥳🥳🥳🥳🥳🫰🫰🫰😘😘😘😘
@emak aisyah
ya memuaskan, seperti karya kaka author sll memuaskan😘😘
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
mama_im
hahaha... akting yg keren 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!