NovelToon NovelToon
Gadis Kecil Dan CEO Dingin Nisa And Rey

Gadis Kecil Dan CEO Dingin Nisa And Rey

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Syari_Andrian

Pengingat bahwa Aku tidak akan pernah kembali padamu. "Nico kamu bajing*n yang hanya menjadi benalu dalam hidupku. aku menyesal mengenal dan mencintai mu."

Aku tidak akan bersedih dengan apa yang mereka lakukan padaku. "Sindy, aku bukan orang yang bisa kamu ganggu."

Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku kembali

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syari_Andrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kita harus

Malam itu, vila dipenuhi dengan ketenangan yang tegang. Rey terus memantau pergerakan tim keamanan melalui layar monitor di ruang kontrol. Nisa berusaha tenang, meskipun hatinya penuh dengan kekhawatiran. Dia tahu bahwa Sindy pasti akan membuat langkah besar dalam waktu dekat.

Di dalam vila, Rina membantu menyiapkan peralatan komunikasi dan memeriksa ulang semua jalur keluar masuk. Dia ingin memastikan bahwa jika sesuatu terjadi, mereka bisa segera merespons. Nisa menghampirinya.

"Rina, terima kasih sudah membantu," kata Nisa dengan lembut.

Rina tersenyum tipis. "Ini tanggung jawab kita semua sekarang. Aku ingin memastikan kita semua aman."

Sementara itu, di sisi lain kota, Sindy dan kelompoknya bersiap-siap untuk melancarkan serangan. Dengan identitas barunya, Sindy bisa dengan mudah menyusup tanpa dicurigai. Dia merencanakan langkah demi langkah, memastikan tidak ada yang terlewat.

"Pastikan kalian mengikuti rencana dengan tepat. Tidak ada ruang untuk kesalahan," perintah Sindy kepada kelompoknya.

Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh besar, bertanya, "Apa yang harus kita lakukan jika mereka melawan?"

Sindy menyeringai. "Kita sudah siap untuk itu. Kita akan membuat mereka tidak berdaya sebelum mereka sempat melawan."

Kembali di vila, Rey merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia memperhatikan pola pergerakan di sekitar vila melalui kamera pengawas. Ada beberapa pergerakan yang tidak biasa di hutan sekitar vila.

"Nisa, kita perlu berbicara," Rey memanggilnya ke ruang kontrol.

Nisa segera bergabung dengan Rey. "Ada apa?"

Rey menunjukkan layar monitor. "Lihat ini. Ada pergerakan aneh di hutan. Aku rasa Sindy mulai bergerak."

Nisa menatap layar dengan serius. "Kita harus siap. Mereka pasti akan menyerang malam ini."

Rey mengangguk. "Aku akan mengerahkan tim ke area itu untuk memastikan kita tidak disergap."

Nisa memegang tangan Rey. "Kita akan melewati ini. Aku yakin kita bisa."

Rey membalas genggaman itu. "Kita harus."

Di tengah malam yang gelap, ketegangan di vila mencapai puncaknya. Semua orang bersiap di posisi masing-masing, menunggu saat-saat yang menentukan. Sindy, dengan rencananya yang matang, mendekati vila tanpa disadari oleh sebagian besar orang. Namun, dia tidak tahu bahwa Nisa dan Rey sudah siap untuk menghadapi apapun yang datang.

Beberapa saat kemudian, suara langkah kaki yang lembut terdengar di sekitar vila. Tim keamanan Rey segera bersiaga, mengarahkan senjata mereka ke berbagai arah. Nisa dan Rey berdiri di ruang kontrol, memperhatikan layar dengan cermat.

"Kita harus tetap tenang," kata Rey kepada timnya melalui radio. "Jangan bertindak sampai aku memberi perintah."

Nisa menggigit bibirnya, menahan rasa cemas yang merayap. Dia tahu Sindy sangat berbahaya, terutama dengan dendam yang membara di hatinya.

Di luar, Sindy memimpin kelompoknya dengan hati-hati mendekati vila. Mereka mengenakan pakaian hitam, berbaur dengan kegelapan malam. Sindy memberikan isyarat kepada salah satu anggotanya untuk menyusup ke sistem keamanan vila.

"Pastikan kita bisa masuk tanpa terdeteksi," bisik Sindy, matanya penuh kebencian.

Pria itu mengangguk dan mulai bekerja dengan alat-alat canggihnya. Dalam beberapa menit, dia berhasil membobol sistem pengawasan. Layar di ruang kontrol vila tiba-tiba mati.

"Rey, kita kehilangan gambar," kata Rina dengan panik.

Rey mengerutkan kening. "Mereka sudah dekat. Nyalakan protokol darurat."

Rina segera menekan tombol yang mengaktifkan sistem cadangan. Namun, sebelum sistem sepenuhnya berfungsi, pintu depan vila terdengar dipukul keras. Tim keamanan segera berlari ke arah suara itu, senjata di tangan.

Rey menarik Nisa ke tempat yang lebih aman. "Kita harus tetap di sini. Ini belum waktunya untuk keluar."

Nisa mengangguk, meskipun hatinya ingin membantu tim yang berada di garis depan. Dia memegang lengan Rey erat-erat, mencari kekuatan dalam kehadirannya.

Di luar, Sindy dan kelompoknya berhasil masuk ke halaman vila. Mereka bersembunyi di balik semak-semak, menunggu momen yang tepat untuk menyerang. Namun, mereka tidak tahu bahwa tim keamanan Rey telah menempatkan jebakan di seluruh area.

Saat Sindy melangkah lebih jauh, dia memicu salah satu jebakan. Suara ledakan kecil terdengar, dan beberapa anggota kelompoknya terlempar ke tanah.

"Jebakan!" teriak Sindy dengan marah. "Mundur! Kita harus mencari cara lain untuk masuk."

Tetapi sebelum mereka sempat bergerak lebih jauh, tim keamanan Rey menyerang balik dengan tembakan peringatan, memaksa Sindy dan kelompoknya mundur ke tepi hutan.

Rey melihat semua ini melalui monitor yang perlahan mulai kembali berfungsi. "Mereka terjebak. Ini saatnya kita menggiring mereka keluar."

Nisa memandang Rey dengan mata penuh keyakinan. "Kita harus menang malam ini."

Rey mengangguk, matanya penuh determinasi. "Kita akan menang, Nisa. Aku janji."

Dia memberi isyarat kepada tim keamanannya untuk mulai mengepung Sindy dan kelompoknya. Dengan taktik yang telah direncanakan matang, mereka mulai mempersempit ruang gerak para penyusup, memaksa mereka ke dalam posisi yang semakin tidak menguntungkan.

Sindy menyadari bahwa mereka telah kalah taktik. "Kita harus kabur sekarang, sebelum mereka menangkap kita," bisiknya pada anggota kelompoknya yang tersisa.

Namun, Rey sudah mengantisipasi langkah ini. Dia memerintahkan penutupan semua jalan keluar dari vila, memastikan bahwa Sindy tidak bisa melarikan diri dengan mudah. Tim keamanan yang terlatih mulai bergerak lebih dekat, melumpuhkan satu per satu anggota kelompok Sindy.

Nisa, meskipun merasa tegang, tetap berusaha menjaga ketenangannya. Dia tahu bahwa kemenangan bukan hanya soal kekuatan fisik, tetapi juga mental. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdegup kencang.

Sementara itu, Rey terus memantau situasi dengan cermat. "Pastikan kita menangkap Sindy hidup-hidup. Aku ingin tahu siapa lagi yang ada di belakang ini," katanya melalui radio.

Di luar, Sindy semakin terpojok. Dalam hatinya, dia mulai merasakan kepanikan. Dia tidak menyangka bahwa Rey dan Nisa akan sedemikian siap. Dengan gerakan cepat, dia mencoba melarikan diri ke arah hutan, tetapi tim keamanan Rey sudah menunggu di sana.

Tiba-tiba, suara tembakan terdengar, dan salah satu anggota kelompok Sindy jatuh ke tanah. Itu adalah peringatan terakhir bagi mereka. Sindy mengangkat tangannya, tanda menyerah.

"Jangan tembak! Aku menyerah!" teriaknya.

Rey segera keluar dari vila, diikuti oleh Nisa. Mereka berjalan mendekati Sindy, yang kini berlutut di tanah, wajahnya penuh amarah dan kekalahan.

"Permainan sudah selesai, Sindy," kata Rey dengan suara dingin. "Kamu tidak akan bisa melukai siapa pun lagi."

Nisa berdiri di samping Rey, matanya menatap Sindy dengan tegas. "Dan ini baru awal dari apa yang akan kamu hadapi," katanya dengan nada yang tidak biasa dari dirinya, mencerminkan kekuatan yang tumbuh dalam dirinya selama ini.

Sindy hanya menatap mereka dengan kebencian yang mendalam, tetapi dia tahu bahwa kali ini, dia telah kalah total.

Setelah Sindy dan kelompoknya diamankan oleh tim keamanan, Rey dan Nisa kembali ke vila. Situasi mulai mereda, tetapi ketegangan masih terasa di udara.

Di dalam vila, Nisa duduk di sofa dengan Rey di sisinya. Dia menatap Rey dengan perasaan campur aduk. "Apa kita benar-benar aman sekarang, Rey? Sindy mungkin sudah ditangkap, tapi aku yakin ada lebih banyak orang di balik semua ini."

Rey mengangguk pelan. "Aku tahu, Nisa. Ini mungkin baru permulaan. Tapi yang penting, kita telah menunjukkan bahwa kita tidak akan menyerah tanpa perlawanan. Aku akan memastikan kita terus waspada."

Nisa menunduk, mencoba menyusun pikirannya. "Aku masih tidak percaya semua ini terjadi. Dari awal bertemu Sindy sampai sekarang, rasanya seperti mimpi buruk yang tak berujung."

Rey meraih tangan Nisa, memberinya kekuatan dan rasa aman. "Kamu sudah sangat kuat, Nisa. Lebih kuat dari yang kamu bayangkan. Kita akan melalui ini bersama."

Tiba-tiba, suara ketukan di pintu membuat mereka berdua terkejut. Salah satu anggota tim keamanan masuk, wajahnya penuh kecemasan. "Tuan Rey, ada kabar dari tim di luar. Mereka menemukan bukti bahwa Sindy bekerja sama dengan seseorang dari luar negeri. Ini lebih besar dari yang kita duga."

Rey berdiri, ekspresinya berubah serius. "Siapa yang mereka temukan? Dan apa bukti yang mereka miliki?"

"Sepertinya ada koneksi dengan sebuah sindikat internasional. Kami menemukan dokumen yang mengarah ke mereka, dan nama-nama yang kami temukan tidak asing dalam dunia bawah."

Nisa merasa darahnya mendingin. "Ini... ini bukan hanya soal dendam pribadi. Ini jauh lebih besar."

Rey mengangguk, memandang Nisa dengan penuh tekad. "Kita harus siap untuk apa pun yang akan datang. Dan kita akan membutuhkan semua bantuan yang bisa kita dapatkan."

Nisa menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Baik, Rey. Apa langkah kita selanjutnya?"

Rey menatap keluar jendela, ke arah hutan di sekitar vila, seolah-olah mencari jawaban di balik pepohonan yang gelap. "Kita harus menghubungi kontak-kontakku. Ini saatnya melibatkan lebih banyak orang yang bisa kita percaya. Kita akan berhadapan dengan sesuatu yang lebih besar dari kita, tapi aku yakin kita bisa mengatasinya."

Nisa menggenggam tangan Rey lebih erat, merasa lebih kuat dengan kehadirannya. "Aku siap, Rey. Apapun yang terjadi, kita akan menghadapi ini bersama."

1
Ellsya
Lumayan
Guillotine
Nyesel kalo gak baca.
thalexy
Thor, masih ingat sama penggemar yang gak sabar nungguin kelanjutan ceritanya?
Regrater
Kepayang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!