NovelToon NovelToon
Tangan Kasar Suamiku

Tangan Kasar Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Selingkuh / Pelakor
Popularitas:387.3k
Nilai: 5
Nama Author: Linda Pransiska Manalu

Laura, adalah seorang menantu yang harus menerima perlakuan kasar dari suami dan mertuanya.

Suaminya, Andre, kerap bertangan kasar padanya setiap kali ada masalah dalam rumah tangganya, yang dipicu oleh ulah mertua dan adik iparnya.

Hingga disuatu waktu kesabarannya habis. Laura membalaskan sakit hatinya akibat diselingkuhi oleh Andre. Laura menjual rumah mereka dan beberapa lahan tanah yang surat- suratnya dia temukan secara kebetulan di dalam laci. Lalu laura minggat bersama anak tunggalnya, Bobby.

Bagaimana kisah Laura di tempat baru? Juga Andre dan Ibunya sepeninggal Laura?

Yuk, kupas abis kisahnya dalam novel ini.
Selamat membaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Pransiska Manalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab, 5. Rahasia yang terbongkar.

"Saat hati telah kehilangan nurani

Dusta lah yang akan bertahta.

Semua untuk kebahagiaan semu

Dari waktu ke waktu akan berlalu sia- sia."

"Laura, mulutmu memang benar-benar keterlaluan. Tidak menghargai suami dan selalu membantah!" Andre menyiramkan segelas air putih ke wajah Laura.

"Makanya jadi istri jangan suka ngeyel terus. Mulut tidak punya etika, memang pantas digitukan. Masih untung pake air putih, gimana kalau air comberan.Tau rasa lo, sekarang 'kan?" cibir Bu Maya.

Laura mengusap wajahnya dengan telapak tangannya. Sorot matanya begitu datar seolah semua perlakuan suaminya tidak mempengaruhi mentalnya lagi.

"Iya, karena memang air comberan itu pantasnya buat pelakor, Bu."

"Maksud kamu itu apa, Clara!" sentak Andre dengan mata merah menahan amarah.

"Ah, sudahlah bang. Aku tau abang tidak sebodoh itu, sampai tidak mengerti perkataanku. Aku sudah lelah dengan semua sikap masa bodohmu, yang selalu berusaha membodohiku."

Laura berlalu dari meja makan. Muak melihat tampang suaminya yang tampak kebingungan.

Laura pergi ke ruang dapur, untuk mengambil sendok. Lebih baik dia menyuapi putranya, daripada makan semeja dengan manusia berhati laknat itu.

Selesai sarapan, Laura mencuci piring kotor. Saat itulah Irina mendatanginya berpura-pura mau membantu.

"Aku bantu ya, kak?" ucap Irina semanis mungkin. Laura melengos mengabaikan ucapan, Irina. Merasa diabaikan, Irina bukannya diam malah berusaha mengajak Laura ngobrol.

"Maaf ya Kak Laura. Sepertinya kedatangan saya membuat masalah dengan keluarga kakak." Irina mengambil piring yang telah disabun Laura dan membilasnya.

"Tidak perlu sok baik dan peduli denganku. Katakan saja apa yang hendak kau bicarakan. Manis saja mulutmu itu berbasa-basi." Laura tidak bisa menyembunyikan kemarahannya.

"Kak Laura kok tajam kali bicara. Pantasan bang Andre sering marah dan gampang naik tensi."

"Apa pedulimu dengan ucapanku yang tajam. Daripada mulut kamu yang manis tapi berbisa."

"Maksud kak Laura apa sih? Aku cuma mau berteman dengan kakak, tapi ucapan kakak kok setajam silet." ucap Irina sok polos dengan mimik sedih.

"Aku tidak butuh orang seperti kamu dalam sirkel kehidupanku. Aku tau apa tujuan kamu kemari, kamu jauh lebih busuk dari air comberan." Laura meninggalkan piring yang masih teronggok di wastafel. Mencuci tangannya dan pergi .

Irina tersenyum licik. Sepertinya pancingannya mulai berhasil. Tinggal setahap lagi, aku akan berhasil menyingkirkan perempuan kampungan itu. Monolog Irina.

Laura, menghempaskan pantatnya ditepi tempat tidur. Kesal dengan ulah Irina, yang berpura-pura polos padahal dirinyalah yang membuat suasana di rumahnya kian panas.

Setelah apa yang dia perbuat dengan suamiku semalam, bagaimana dia dengan tenang tanpa rasa bersalah melihatku. Mau berteman katanya. Huh! Dasar manusia laknat. Batin Laura geram.

Dia harus tau, apa sebenarnya hubungan Irina dengan suaminya. Apakah dia memang sengaja menggoda suaminya atau mereka sebenarnya sudah menjalin hubungan sejak lama.

Kenapa ibu mertuanya nampak akrab sekali. Ibu mertuanya bilang kemarin kalau mereka ada masih kerabat. Entah kerabat jauh atau dekat. Laura merasa ibu mertuanya menyimpan sebuah rahasia.

Apa yang harus dia lakukan untuk mengungkap rahasia itu. Tidak mungkin menanyakan secara langsung ke Andre. Dia pasti akan marah duluan atau malah berdusta dengan dalih macam-macam, yang ujung-ujungnya malah mengumpat dirinya.

Menimpakan semua kesalahan padanya.

Laura merasa kalau jawaban dari rahasia itu ada didalam kamar Irina. Namun bagaimana cara dia masuk kesana tanpa ketahuan.

Irina lebih sering mengurung diri di kamarnya. Entah apa saja yang dia lakukan. Dia hanya keluar kalau ibu mertuanya memanggil untuk makan atau ada keperluan lain.

Bahkan, ibu mertuanya malah sering masuk kekamar Irina. Bisa seharian mereka berdua di dalam kamar.

"Laura!" tiba-tiba suara mertuanya memanggil namanya dan menggedor pintu kamar. Pasti mulut kotor Irina telah mengadu pada mertuanya. Bisa juga karena piring kotor yang belum dia cuci seluruhnya.

"Ada apa, Bu?"

"Ada apa, ada apa? Ngapain sih kamu didalam kamar. Piring kotornya belum juga selesai dibersihkan."

"Iya, Bu. Bentar lagi Laura bersihkan. Aku lagi bersih-bersih di kamar." jelas Laura.

"Aku dan Irina mau belanja. Kamu mau nitip apa. Biar ibu belikan, tapi jangan asal mesan. Kamu harus tau, nyari duit itu gak gampang." cerocos Bu Maya membuat Laura malas mendengarnya.

"Ibu, belikan saja keperluan, Bobby." sahut Laura datar. Belum ngomong apa- apa sudah dibatasi. Mending tidak usah. Pikir Laura geram.

Toh, sekarang dia sudah bisa beli sendiri kebutuhan pribadinya, dari hasil menulis. Lagi pula dia bukan orang yang suka belanja.

"Baguslah, kalau begitu. Selama ibu pergi, kamu jangan kemana-mana." perintah Bu Maya tegas.

"Memangnya Laura, mau kemana, Bu?"

"Siapa tau aja, kamu keluyuran." Bu Maya, mengakhiri ucapannya saat melihat Irina telah keluar dari kamarnya.

"Aduh, kamu cantik sekali, Irina. Kamu memang pintar berdandan dan merawat diri." puji Bu Maya.

"Tapi sayang semua itu dia lakukan untuk menggoda suami orang," guman Laura lirih.

"Kamu ngomong apa, barusan Laura?" tanya Bu Maya. Dia jelas mendengar gumanan Laura. Hanya saja tidak tau apa yang dia gumankan.

"Tidak apa-apa, Bu. Sebaiknya Ibu pergi saja, aku mau mengunci pintu." usir Laura halus. Laura sudah tak sabar untuk memasuki kamar Irina. Ingin tau rahasia apa yang dapat dia bongkar di kamar itu.

Setelah mertuanya dan Irina pergi, Laura bergegas ke kamar tamu. Tapi sayang pintu kamar itu terkunci rapat.

"Huh! Sialan! Bisa-bisanya dia mengunci pintu kamar ini. Apa memang Irina menyembunyikan sesuatu di kamar ini?Jika tidak, buat apa coba dia mengunci pintu kamarnya. Apa dia takut aku mencuri barang berharganya?

Kembali Laura memutar-mutar handel pintu. Masih tetap terkunci.

"Apa yang harus aku lakukan, ini adalah kesempatan bagiku unyuk memeriksa kamar itu. Laura teringat sesuatu, bergegas dia ke teras samping. Memeriksa apa jendela kamar Irina terkunci atau tidak.

Ternyata terbuka. Laura memeriksa jendela apa dia bisa masuk. Kebetulan jendela itu tidak memiliki jerjak. Memudahkan Laura untuk masuk.

Laura memeriksa laci meja rias, tidak ada apa-apa. Beralih ke lemari dan untunglah kunci lemari tergantung disana. Laura tidak menemukan apapun yang dia cari.

Laura sudah putus asa, keringatnya sudah bercucuran membasahi pakaiannya karena tegang! Takut, jikalau mertua dan Irina mendadak pulang.

Laura melihat koper yang teronggok disudut kamar. Laura membukanya dan menemukan tas kecih berisi berkas.

Laura memeriksanya satu persatu. Astaga! Hampir saja Laura menjerit, melihat beberapa foto suaminya dan Irina saat bermesraan. Laura terus memeriksa dan menemukan sebuah foto suaminya sedang melaksanakan pernikahan.

Laura memotret foto dan berkas penting lewat ponselnya. Setelah dia rasa cukup, Laura menyusun kembali berkas itu, dan merapikannya. Lalu, Laura keluar dari kamar itu dan melanjutkan membersihkan piring kotor yang dia tunda tadi, gegara Irina.

Sekarang jelaslah sudah, bagi Laura. Kalau kedatangan Irina kerumahnya bukan sekedar tamu. Irina adalah mantan pacarnya Andre, suaminya.

Jelaslah sudah, kenapa Andre sempat menolak untuk menikahinya dulu.*****

1
Nurhasanah
Luar biasa
Anna Wong
Lumayan
Anna Wong
Luar biasa
Katherina Ajawaila
kasihan luna, semoga bertobat ya lun, biar yg lalu du buang jauh 2 . hidup baru.
Katherina Ajawaila
kasihan luna,
Katherina Ajawaila
pasti di Terima kalau ingin berubah ya thour🤗🤗🤗
Katherina Ajawaila
ya nasip seseorang yg tau hanya yg kuasa 🤔🤔🤔
Katherina Ajawaila
semoga Ryan, mau berbagi dgn luka ya thour 🤭🤭🤭🤭
Katherina Ajawaila
cepat sembuh Thour, ceritanya bagus, sukses selalu
Katherina Ajawaila
bertobat Luna, biar Tuhan jamah doa mu
Katherina Ajawaila
bagus juga sih bu maya msh punya harga diri, walau sdh terpuruk. luna tuh suruh kerja ya wajar. buat utus ortu. jgn nge jablai. aja. 🤫🤫🤫
Katherina Ajawaila
pecat aja, pak umar, itu mafia jelas teri modal lendir doank
Katherina Ajawaila
bego mark ms ngk berasa itu ulah pelacur, liat HP istri mu donk siapa yg tlp,
Katherina Ajawaila
dasar pembantu lacur. mark si h tutup cerita dr suami
Katherina Ajawaila
org hamil di ksh obat tidur, pengaruh ngk thour sm baby nya🤭🤭🤭
Katherina Ajawaila
jadi PSK aja kalau mau dpt duit banyak dan hanya jual apem basi kan🙄🙄🙄
Katherina Ajawaila
dasar belatung nangka ngk tau diri, murahan. biar tau rasa di pecat dgn tidak hormat😫😫😫😫
Katherina Ajawaila
Ratih ngk tau diri juga, dulu di usir dr tmp kerja karna godain majikan, skrng mau coba lg, mmg dasar ngk tau diri
Katherina Ajawaila
ada aja, pelakor yg rendahan, udh di tolong punya niat jahat. mmg lah
Katherina Ajawaila
jenguk dede baby dulu donk, kaya cowok deh babynya😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!