Gagal menikah dengan calon tunangannya tidak membuatnya putus asa dan tetap kuat menghadapi kenyataan.
Kegagalan pertunangannya disebabkan karena calon suaminya ternyata hanya memanfaatkan kebaikannya dan menganggap Erina sebagai wanita perawan tua yang tidak mungkin bisa hamil.
Tetapi suatu kejadian tak terduga membuatnya harus menikahi pemuda yang berusia 19 tahun.
Akankah Erina mampu hidup bahagia dengan pria yang lebih muda darinya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 28
Kedua tangannya sudah dipegang oleh beberapa pasukan ibu-ibu berdaster sehingga tidak bisa lari dan bergerak leluasa lagi.
“Bu Siti, kamu kan yang menyebar gosip tidak benar kalau Erina dan Shaka terpaksa menikah karena Erina hamil duluan!?” Bu Ani langsung mencecar Bu Siti si biang kerok dan gosip di kampung Mekarjaya.
“Itu pasti benar dan kami yakin kalau kamulah yang menyebar fitnah keji dan menyebarkan berita isu tidak jelas itu kan!?” Bu Reni mendorong tubuh sedikit tambung milik Bu Siti.
“Baiklah saya akan berkata jujur, saya hanya disuruh oleh Bu Ranti dengan anaknya Nafisah untuk menyebar gosip kalau menantunya ibu Ulfa sudah hamil empat bulan makanya buru-buru dinikahkan,” jelas Bu Siti.
Bu Siti terdorong ke belakang hingga dia sampai keceplosan karena ketakutan dikeroyok oleh ibu-ibu.
Bu Reni dan Bu Ani tersenyum smirk,” pasti ibu dibayar kan!? Nggak mungkin lah kau melakukan pekerjaan itu tanpa mendapat imbalan,” tuduhnya Bu Ani.
“Saya tidak dibayar,” Bu Siti berkelik.
“Mana mungkin lah kamu ikhlas dan sukarela melakukannya? Kayak kami gak kenal siapa kamu saja,” sarkasnya Bu Reni.
Raut wajahnya seketika pias, pucat pasi ketakutan karena terdesak oleh kedua perempuan yang tidak lain adalah istri dari sepupunya pak Raffi.
“Alah kenapa harus bohong segala, kamu itu selalu jadi biang rusuh di kampung kita ini. Kamu tidak pernah takut kalau apa sudah kamu perbuat adalah dosa besar!” Bu Tia menambahkan.
“Kenapa kamu doyang banget menyebar berita fitnah dan hoax? Jelas-jelas itu perbuatan tidak terpuji dan dosanya besar pula,” Bu Reni melotot.
Ibu-ibu lainnya hanya menjadi penonton dan tidak berniat untuk melerai mereka karena Bu Siti sudah seringkali berbuat meresahkan masyarakat sekitar.
Bu Reni, Bu Ani dan Erina serta Bu Ulfa saling pandang sambil tersenyum penuh arti. Bu Ulfa tidak ikut berkomentar karena semua ucapan dari ibu-ibu sudah mewakili kemarahannya yang ada di dalam pikiran dan hatinya.
“Baiklah, kalau Ibu Siti tidak mau mengakui kesalahan yang sudah ibu perbuat baiklah saya akan menghubungi atasan saya yang di Kapolda dan mengatakan kalau ibu telah melakukan tindakan kejahatan!” ancamnya Erina sambil memainkan ponselnya untuk merekam pengakuan dari Bu Siti.
“Ke-na-pa harus menelpon Pak Kapolda segala sedangkan saya tidak bersalah,” Bu Siti masih menyangkal segalanya.
Erina berjalan mendekat ke arah Bu Siti,” melakukan pencemaran nama baik secara lisan diancam pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak Rp10 Juta.”
Bu Reni berpura-pura terkejut,” astaga Bu Siti apa punya uang sebanyak itu untuk membayar dendanya? Kalau saya mah pasti sudah ketakutan mau dapat dimana uang sebanyak itu apalagi suami ibu cuma tukang ojek,”
Erina menatap Bu Siti dengan senyuman smirknya. Bu Siti mulai gemetaran ketakutan mendengar ancaman berupa hukuman yang akan dia dapatkan karena telah melakukan pencemaran nama baik secara sengaja.
Tangannya tremor menahan ketakutannya, “Ini namanya rugi di Aku saja, mereka malah enak-enak nunggu hasil sedangkan aku cuma digaji oleh mereka sejuta, tapi bayar dendanya lebih gede sepuluh kali lipat. kalau suami ku mengetahuinya, aku bisa dicerainya,” batinnya Bu Siti.
Erina tersenyum smirk melihat reaksi Bu Siti,” Saya juga bisa meminta kepada hakim untuk memutuskan bahwa tindakan yang ibu lakukan adalah fitnah tak berdasar!”
Semakin lama semakin banyak pula orang-orang berdatangan melihat apa yang terjadi di dalam kerumunan.
“Ngaku saja Ibu, tidak perlu lagi berbohong untuk menutupi kenyataan yang sesungguhnya,” ucap Pak Bayu tukang parkir.
“Iya, apa sih untungnya Bu Siti? Anda tidak mau berkata jujur padahal berkata yang sebenarnya bisa meringankan hukumannya ibu,” sahutnya Bu Rita.
Ibu Siti semakin terdesak oleh keadaan, apalagi banyak orang-orang yang sudah standby dengan kamera ponsel mereka masing-masing untuk mengabadikan kejadian tak terduga ini. Tidak ada jalan lain kecuali berbicara jujur apa adanya. Maju kena mundur kena, sudah jatuh tertimpa tangga pula.
Semua tersenyum lega karena ibu Siti akhirnya mau jujur menceritakan segalanya. Ada beberapa anak muda yang langsung mengunggah dan menyiarkan secara langsung pernyataan Bu Siti tanpa disensor sedikitpun.
Berita itu langsung dalam sekejap mata menjadi trending topik utama dan viral di media sosial dalam. Bahkan sudah menjadi pencarian paling dicari oleh orang-orang dan berita terpanas hari ini.
“Tidak mungkin kau melakukannya dengan sukarela tanpa ada imbalannya,” tebak Bu Reni.
“Iya, kami yakin dan percaya kalau bi Siti itu pasti digaji oleh mereka,” terka Bu Ani.
Bu Siti pasrah saja dengan nasibnya nanti yang terpenting saat ini dia tidak diamuk oleh massa. Apalagi sudah kepalang tanggung. Tidak ada gunanya terus-terusan menyangkal penyebab kekacauan yang diperbuatnya.
“Saya digaji oleh mereka satu juta agar menghancurkan reputasi dan citra baik Bu Ulfa dan Pak Raffi karena mereka marah perjodohan antara Nafisah dan Nak Arshaka dibatalkan sedangkan anak Arshaka dinikahkan dengan perempuan dari kota,” ngaku Bu Siti akhirnya juga.
“Itu baru bagus Bu Siti, makasih banyak sudah jujur dan mereka sudah merekam semua apa yang ibu katakan bahkan mereka sudah menyebarkan pengakuan kejujuran ibu-ibu di sosmed,” ujarnya Erina.
“Semoga kamu bisa merenungi semua perbuatan yang kamu perbuat dan kami tidak melaporkan kalian ke pihak berwajib karena kami masih ada rasa iba kepada anak-anakmu yang masih kecil-kecil,” ucap Bu Ulfa sebelum pergi.
Bu Ulfa dan Erina berjalan meninggalkan tempat tersebut. Begitupun juga dengan orang lain. Mereka ingin menyelesaikan pembayaran biaya pakaian daster yang dibelinya di toko bi Rita yang belum sempat dibayarnya.
Kekacauan itu sampai ke telinga Bu Ranti dan Nafisah, mereka semakin dibuat pusing setengah hidup. Apalagi suaminya dipenjara dan jabatannya sudah digantikan oleh PLTD sementara sebelum dilakukan pemilihan kepala desa yang baru untuk periode selanjutnya.
Keduanya histeris melihat berita yang menggemparkan tersebut, membuat Bu Ranti kembali jatuh pingsan tak sadarkan diri untuk kedua kalinya dalam sehari ini.
Sore harinya…
Erina melipat beberapa pakaiannya ke dalam lemari, daster yang baru dibelinya ketika berbelanja di pasar.
“Mas Shaka, kapan kita jalan-jalan ke balai-balai yang ada di tengah sawah? Masa lusa kita sudah balik ke kota tapi belum ke sana?” Tanyanya Erina sambil melanjutkan pekerjaannya menyusun pakaiannya ke dalam lemari.
Shaka yang sedang mengerjakan tugasnya di laptopnya menolehkan kepalanya ke arah Erina yang duduk melantai di atas karpet bulu.
“Bagaimana kalau habis nyelesain tugasnya Mas kita ke sana. Kamu setuju nggak?” tanyanya Arshaka.
Erina tersenyum bahagia mendengar ucapan suaminya,” kita di sana berapa hari dan bawa apa saja?”
Arshaka tersenyum aneh,” kamu jangan lupa bawa daster yang baru beli sama pakaian dinas malam hadiah dari Esra jangan sampai terlupakan, karena itu adalah barang paling penting dan kudu harus ada. Masukan ke dalam tas ransel yang ada di atas lemari.”
Erina tersipu malu-malu mendengar pakaian dinas malamnya hadiah pemberian dari kedua adiknya.
Erina tidak berani menatap ke arah suaminya,” apa aku wajib pakai gak boleh ngga? Aku malu pakai itu loh Mas soalnya.”
Arshaka terkekeh melihat reaksinya Erina wanita dewasa yang malu-malu memakai pakaian lingerie seksi.
“Apa kamu enggak mau dapat pahala besar? Kalau kamu pakai itu insha Allah, kamu bisa raih pahala yang berlipat-lipat ganda banyaknya karena berhasil bahagiakan suami brondongmu ini,” Arshaka malah menaik turunkan alisnya.
Erina reflek mendongak mendengar kata pahala besar,” apa benar kalau aku pakai pakaian gitu di depannya suamiku, dapat pahala besar? Apa jangan-jangan cuma akal-akalannya saja Mas Shaka.”
Arshaka berjalan ke arah istrinya, ia langsung memeluk tubuhnya Erina dari belakang dalam posisi jongkok.
”Allah SWT, jamin surga kalau setiap istri itu dapat membahagiakan suaminya dengan cara yang baik. Masa sih suamimu ini membohongi istriku sendiri.”
Erina malah melebarkan kelopak matanya karena ada sesuatu dibawah sana dari arah belakang yang menusuk-nusuk bokongnya.
“Ahhh Mas king kobranya Mas berdiri!” Teriak histeris Erina reflek mendorong tubuh Arshaka.
Arshaka terdorong ke belakang saking kuatnya sehingga terjengkang ke belakang.
"Mampir Baca Novel aku yang lain judulnya Menjadi Istri Kedua Om Komandan"
Janganlah berbuat kejam pada Elma pak dokter karna naluri seorang ibu itu biar apapun yg terjadi akan selalu melindungi anaknya dari marabahaya..
Kamu ga tau hal apa aja yg menimpa Elma semasa mengandungkan putramu.. Ùh sesak dadaku author.. 😭😭😭😭😭
Sabarlah pak dokter..