NovelToon NovelToon
BERMALAM DENGAN CEO

BERMALAM DENGAN CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Romansa
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: SariRani

Tak disangka, Alfano Yudhistira seorang CEO angkuh terkena jebakan musuhnya yang memiliki dendam karena lelaki itu telah menghancurkan bisnisnya dengan memberikan obat yg menyebabkan Alfano bermalam bersama gadis yang tidak ia kenal.

Disisi lain, gadis itu merupakan karyawan swasta yang baru saja dipecat dari perusahan besar yang tak lain adalah perusahaan Alfano karena dikhianati oleh pacar sekaligus partner kerja. Ia bernama Asmara Raniata, gadis desa yg berhasil merantau di ibukota tapi naas, kegadisannya diambil oleh CEO mantan perusahaan tempat dia bekerja.

Apakah dari hubungan semalam itu menumbuhkan benih kehidupan dan membuat ikatan antara kedua manusia tak saling kenal menjadi takdir hidup bersama ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bercak merah di jok mobil

Asmara telah membersihkan dirinya dengan guyuran air di tubuh namun belum mampu menghilangkan noda kotor yg dia rasa.

Mendudukan tubuhnya dengan rambut yg masih ia keringkan dengan handuk, tiba - tiba teringat dengan cek yg ia terima atas mahkota yg telah diambil.

Buru buru Asmara menghentikan tangannya untuk mengeringkan rambut dan segera menuju di keranjang baju kotor depan kamar mandi.

Ia merogoh saku blazer untuk mengambil cek itu.

"Apa yang harus kulakukan dengan cek baj***an itu?" lirih Asmara sambil memegang sebuah cek bertuliskan 500 juta.

Asmara adalah lulusan ekonomi dan sebelumnya dia juga bekerja di bagian finance perusahaan besar, jadi mencairkan sebuah cek bukan masalah baginya.

"Aku akan membuatnya menyesal telah melakukan hal itu dan bertanggung jawab dengan uang!" tekadnya seketika muncul.

"Aku akan mencairkannya. Ini juga uangku. Aku tidak akan menyia nyiakan pengorbananku!" seru Asmara.

Ia pun duduk di kursi kamar yg didepannya ada meja untuk menulis. Asmara mengambil sebuah buku tulis dan mulai menganggarkan penggunaan uang itu karena saat ini dirinya pengangguran.

Rincian yang ditulis ;

100 juta - ayah dan ibu

100 juta - sekolah adik adik (Rian dan Rani)

200 juta - modal usaha

100 juta - deposito

"Aku akan membukakan Ayah dan Ibu tabungan khusus untuk ini jika sewaktu waktu mereka butuh uang dan Rian Rani masing2 50 juta. Lalu aku akan membuka usaha di Kota Bandung agar agak jauh dari rumah tapi masih 1 wilayah. Sisanya akan aku simpan di deposito aja biar aman" jelas Asmara menyakinkan dirinya bahwa keputusan menggunakan uang itu benar.

"Tapi gimana kartu identitasku semuanya ada di mobil baj***an itu. Hmm aku harus mengambilnya" kata Asmara sambil menutup tulisannya.

Ia segera memakai baju yg proper untuk datang ke mantan perusahaannya itu demi mengambil barang pentingnya. Asmara mengabaikan rasa lelah pada tubuhnya karena ia tidak suka menunda nunda rencana.

.

Hari semakin siang dan di sebuah kantor CEO, Alfano mengerjakan tugas tugasnya dengan tenang dibantu dengan Jaka. Ketika Jaka datang ke kantor tadi, ia tidak sempat membahas kejadian semalam di club sehingga baru jadi ini waktunya membahas.

"Bos" panggil Jaka.

"Hmm" deheman Alfano membalas panggilan terhadapnya.

"Tadi malam anda tidak bersama wanita kan?" tanya menjebak Jaka.

"Aku bersama wanita. Dia sudah kubayar 500 juta" jawab enteng Alfano tanpa dosa.

"Apa!!!" pekik Jaka.

"Gak usah teriak gitu!" seru Alfano dengan lirikan sinis kepada asistennya itu.

"Maaf maaf, saya terkejut bos. Dia benar benar berhasil menjebak anda" kata Jaka membuat Alfano memicingkan matanya.

"Apa katamu? Siapa yg menjebak siapa?" tanya heran Alfano.

"Anda dijebak seseorang, bos. Tadi malam anda dikasih obat perangsang oleh bartender yang melayani anda kemarin. Jake sudah menyelidikinya. Ia akan segera mencari tau siapa dalangnya itu" jelas Jaka.

"Kurang ajar! Braaak!" teriak Alfano sambil memukul meja kerjanya.

"Aku akan memberi dia pelajaran!" cecar Alfano tanpa tau siapa yg telah menjebaknya.

"Tunggu informasi dari Jake, bos" kata Jaka.

Tidak lama kemudian suasana jadi hening tapi terasa penuh amarah dari Alfano dan tiba tiba ponsel Jaka berdering.

"Ini dari Jake, semoga dia memberikan kita info" ucap Jaka.

"Halo Jake. Gimana udah nemuin dalang jebakan Alfano tadi malam?" tanya Jaka to the point.

"Ternyata yg jebak tuh Parmana Cokro, mantan kolega ayah Alfano yg sekarang udah bangkrut. Mungkin dia balas dendam karena Alfano tidak mau bantu dia" jelas Jake.

"Kurang ajar! Memang Parmana harus diberi pelajaran!" seru Jaka yg ikut tersulut emosi setelah mengetahui dalangnya.

"Oke, thanks ya Jake. Nanti ku traktir minum di barmi sendiri" lanjut Jaka langsung mematikan teleponnya.

Jaka memasukkan hpnya ke saku dan mendekati Alfano.

"Bos, Parmana Cokro dalangnya. Orang tua itu minta main main sama anda" lapor Jaka.

"Hahahahhaa, emang ya orang tua gak tau diri. Udah bangkrut masih aja cari gara2. Oke, kita beri dia pelajaran. Aku serahkan padamu, Jaka. Beri dia hukuman" perintah Alfano.

"Baik, Bos" sahut Jaka.

Kring kring kring

Suara telepon kantor Alfano berbunyi, pasti dari receptionist. Jaka sebagai asistennya pun menjawab "Halo ada apa?" .

"Pak Jaka, ada mantan karyawan kita dari departemen finance ingin bertemu dengan Bapak Alfano katanya terkait kejadian semalam" kata receptionist menyampaikan jujur maksud tujuan wanita didepannya yg tidak lain adalah Asmara. Receptionist itu tau bahwa Asmara pernah bekerja di perusahaan Batu Bara.

Jaka mencerna omongan receptionist itu dengan baik lalu menjawab "baiklah, saya akan menemuinya dulu di lobby, suruh dia duduk" .

Alfano yang masih terbakar emosi mengingat Parmana telah menjebaknya pun tak menghiraukan panggilan Jaka dengan receptionist itu.

"Bos aku turun sebentar , sepertinya wanita yg bermalam denganmu semalam adalah mantan karyawan sini. Dia datang entah karena apa" jelas Jaka apa adanya.

Alfano yg tadi terlihat sangat marah berubah ekspresi menjadi heran mendengar omongan Jaka.

"Mau apa dia kesini? Udah aku kasih 500 juta apa kurang dan ingin membuat penawaran lagi untukku?" tanya Alfano.

"Saya tidak tau, bos. Saya coba temui dia dulu, jika nanti dia memberikan ancaman atau memeras anda, saya akan meminta kuasa hukum untuk mengurusnya" kata Jaka menyakinkan.

"Kamu memang bisa diandalkan, pergilah" kata Alfano sambil merebahkan tubuhnya di kursi.

Saat ini Jaka sudah berhadapan dengan Asmara di lobby.

"Oh dia, wanita semalam yg bersama bos. Cantik juga" batin Jaka.

"Saya kesini ingin meminta bantuan anda untuk mengambil tas milik saya yg tertinggal di mobil lelaki brengsek itu" kata Asmara langsung kearah tujuan.

Jaka mencoba mengerti perasaan wanita yg telah bermalam dengan bosnya itu, pasti bosnya yg memaksa karena terkena jebakan Parmana.

"Jaga bicaramu, nona" tegus Jaka namun tidak dihiraukan Asmara.

"Anda sudah dibayar 500 juta untuk semalam, jadi jangan menghina bos disini" lanjut Jaka meskipun ia mencoba mengerti posisi Asmara namun juga tidak membenarkan wanita itu mengumpat pada bosnya.

"Haha, emang kacung Alfano!" kata Asmara sambil terkikih.

Jaka hanya diam karena omongan Asmara pun tidak salah.

"Saya tidak ingin ada masalah diantara kita. Saya akan segera mengambil tas anda lalu anda harus pergi dari hadapan kami. Jangan sampai menyulitkan bos" ujar Jaka mengingatkan.

"Tenang. Aku tidak menjadi wanita pemeras harta seorang baj*****" sahut Asmara yg masih berani mengumpat.

Jaka pun berdiri lalu berkata "Saya pegang omonganmu, Nona. Sebentar saya ambil kunci mobil bos dulu" kata Jaka sambil melangkahkan kakinya menuju lift menuju ruangan CEO.

"Dasar asisten sama aja dengan bosnya, gak punya hati" gerutu Asmara.

Beberapa saat kemudian, Jaka kembali turun ke lobby dan menghampiri Asmara yg terlihat cantik dari jauh meskipun tanpa senyuman di bibir wanita itu. Namun bagi Jaka , Alfani jauh lebih cantik dan menggoda.

"Ikut aku" kata Jaka langsung ketika berhadapan dengan Asmara.

Asmara pun berdiri dari duduknya dan mengikuti Jaka menuju lift. Mereka akan turun ke parkiran.

Ketika lift terbuka, Asmara melihat mantan kekasih yg telah mengkhianatinya kemarin berada di lift bersama seorang wanita yg jelas - jelas Asmara ketahui bahwa wanita itu memang berakal licik.

Arman, mantan Asmara terdiam kaku melihat Asmara lagi di perusahaan ini padahal kmrn sudah ia buat dipecat. Asmara pun sok cuek dan tak menghiraukan kehadiran mantan serta wanita yg disamping lelaki itu, sepertinya kedua orang itu menjalin hubungan.

Ting

Suara lift sudah sampai tujuan Jaka dan Asmara, merekapun keluar meninggalkan Arman dan Viola yg masih berada di dalam lift entah mereka mau kemana sebenarnya.

"Sialan! Kenapa wanita itu masih disini? Apa kita dilaporkan?" tanya Arman kepada Viola karena ide licik untuk menyingkirkan Asmara dari departemen finance adalah wanita berakal buruk itu yang tidak lain adalah manager department finance.

"Tenang sayang, dia tidak berani mengusik kita" sahut Viola dengan tenang. Tadi awalnya mereka juga berniat turun diparkiran karena ingin memadu kasih di mobil Arman, namun mereka urungkan karena melihat Asmara bersama asisten CEO perusahaan turun.

Mereka tidak mau macam - macam mencari gara gara dengan Jaka karena mereka tau kekuatan Jaka diperusahaan seperti apa meskipun terlihat hanya sebagai asisten CEO saja.

Arman dan Viola pun naik lagi ke lantai dimana kantin perusahaan berada.

Jaka dan Asmara sudah sampai mobil mewah yg menjadi saksi bisu kejadian panas semalam.

"Aku bukakan mobilnya, segeralah ambil barang-barangmu dan jangan ada sisa" kata Jaka sinis.

Asmara pun tak menjawab , ia langsung membuka pintu penumpang dimana tadi malam dia masih ingat ditarik oleh Alfano dari sisi itu.

Melihat tasnya tergeletak dibawah yang berisi semua barang pentingnya seperti kartu kartu identitas dan atm serta handphonenya yg telah lowbat sejak semalam.

Tanpa sengaja ia juga masih menemukan bercak darah kering di jok mobil itu. Tapi, Asmara biarkan.

Setelah mengambil tasnya, ia segera keluar dari mobil.

"Sudah? Tidak ada yg tertinggal?" tanya Jaka.

"Sudah. Tapi masih ada yg tertinggal" jawab Asmara dengan seringai.

"Apa yang tertinggal? Kenapa gak kamu ambil sekalian? Merepotkan!" gerutu Jaka.

"Darah mahkotaku yg mengering di jok mobil bosmu ini, semoga dia mengalami hal buruk karena berani mengambil hal berhargaku dengan paksa" sahut Asmara dengan senyuman sinis dan raut muka serius.

"Damn!" seru Jaka langsung membuka kembali pintu mobil disisi penumpang dan melihat darah yg dimaksud secara nyata. Jok mobil mewah itu dominan hitam namun di bagian untuk duduk diberikan warna berbeda yaitu warna abu - abu sehingga bercak merah itu jelas terlihat meskipun tidak banyak.

Asmara yg melihat Jaka membuka pintu mobil untuk mengecek tersenyum smirk. Lalu tanpa menunggu Jaka selesai memeriksa kondisi mobil, ia berjalan keluar parkiran tanpa menaiki lift dan memilih keluar basement parkiran berjalan kaki.

Jaka yg sudah kesal melihat kelakuan bos angkuh itu ditambah wanita yg bermalam dengan bos, menutup pintu mobil dengan kencang.

"Mereka se-type! Tidak tau malu!" gerutu Jaka lagi lagi. Tidak melihat keberadaan Asmara di sekitarnya , membuat Jaka berfikir wanita itu sudah pergi.

"Aku harus menelepon Alfano untuk membawa mobilnya ke cuci mobil. Bahaya jika nyonya besar atau Alfani sampek tau. Alfano bisa kena masalah besar" kata Jaka sambil mengeluarkan hanphonenya untuk menelepon Alfano.

Tidak lama berdering, telepon Jaka diangkat oleh Alfano.

"Halo bos maaf. Mobil anda harus segera dicuci kan karena ada bukti pergulatan panas anda semalam dengan wanita itu" kata Jaka membuat Alfano membelalakan matanya.

"Apa? Masih ada saja darah itu!" seru Alfano diruangannya.

"Mungkin anda terlalu ganas bos" kata Jaka mulai menggoda.

"Aku gak peduli! Sana bawa mobilku, bersihkan sampek tuntas!" sahut Alfano dengan nada tinggi.

Setelah itu Alfano menutup telepon Jaka dan menyandarkan tubuhnya lagi di kursi.

"Apakah aku sejahat itu dengan wanita semalam?" lirih Alfano sambil menutup matanya dengan 1 lengan.

Jaka pun langsung membawa mobil Alfano di tempat cuci mobil langganannya.

1
Sulas Tri
ikut bahagia punya mertua baik seperti Bu laras
Sulas Tri
kasian kau mara
Sulas Tri
tidak ku sangka kau alfano bisa bucin juga
Sulas Tri
ya g mungkin menakutkan lah mara malah mengenakkan ha ha ha
Sulas Tri
lanjut tor
Sulas Tri
sungguh keluargd
Sulas Tri
ada aja kamu bunga
Sulas Tri
ya g mungkin ngegosip Jaka rahul2
Sulas Tri
asmara sudah mulai Deket sama alfano jadi kalo di tinggal sebentar aja sudah merasa kehilangan
nadya_hime
Gw kutuk Al, lu ntar yg bucin bulol ke Mara
Sulas Tri
sungguh keluarga yg bisa di tiru
Sulas Tri
akhirnya mara dan Fino saling berprlukan
Sulas Tri
lanjut
Sulas Tri
ok lanjut
Sulas Tri
mulai deh
Sulas Tri
asik
Sulas Tri
ha ha ha fano2
Sulas Tri
tambah menarik dan lucu tor
Sulas Tri
mulai deh nakalnya
Sulas Tri
cieeee akhirnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!